Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Jurnalis KompasTV Dipo Nurbahagia bertemu Wakil Bupati Aceh Tamiang, Ismail. Rumahnya porak poranda pascabanjir bandang yang melanda Aceh. Bantuan lambat terdistribusi ke warga, lantaran terkendala akses.

"Banjir Tamiang ini sudah seperti tsunami. Rumah hanyut, mobil berjungkir balik, pengungsi di mana-mana, anak-anak sakit. Bahkan satu permukiman habis total," ungkapnya.

Menurutnya, dua hari sebelum banjir melanda, sinyal komunikasi dan listrik mati. BBM juga tidak tersedia, sehingga sulit untuk mendistribusikan bantuan.

Posko darurat mandiri terpaksa dibuat warga untuk saling membantu di tengah keterbatasan.

"Sampai sekarang masih tanggap darurat dan belum (ditetapkan statusnya sebagai) bencana nasional. Walaupun banyak bantuan masuk, tapi belum cukup karena infrastruktur kita rusak. 100 persen habis," katanya.

Saksikan di sini:

https://youtu.be/ZxK3E4qXL4U?si=gqSiGxQUis9t6OWS



#banjir #aceh #sumatera

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/636351/wakil-bupati-aceh-tamiang-banjir-ini-seperti-tsunami-dipo-investiga
Transkrip
00:01Kegiatan kita cukup masif, responsif, di beberapa tempat memang masih tantangan.
00:08Dengan penyumlahan dari tiga provinsi, estimasi yang diperlukan dana adalah sekian,
00:15Puan Presiden, 51,82 triliun.
00:18Benjana ini menjadi benjana nasional, karena berat sekali,
00:20kalau daerah tidak mampu menangani kebenjanaan.
00:24Kalau kami pemerintah daerah tidak mampu membersihkannya,
00:27dengan itu kami meminta pemerintah pusat, pemerintah Aceh membantu kami.
00:33Dengan kondisi kami yang sangat terbatas,
00:36maka kami mohon ulurkan tangan dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah provinsi Aceh.
00:47Setelah saya berada di Kecamatan Payabedi, Kabupaten Aceh-Tamiyang,
00:51yang menjadi lokasi dari dapur umum berada, ini adalah situasi malam sangat minim.
00:57Penerangan, tapi saya akan tunjukkan, karena lokasi dari dapur umum ini terpaut cukup jauh dengan pusat kota di Kabupaten Aceh-Tamiyang.
01:06Saya mendapatkan informasi, meskipun bisa ditunjukkan, ini sudah ada dapur umum yang kemudian disiagakan.
01:13Tapi saya tadi sudah konfirmasi kepada Wakil Bupati Aceh-Tamiyang,
01:18bahwa belum ada posko khusus untuk mengungsi.
01:24Saya akan tanyakan hal ini langsung kepada Wakil Bupati Aceh-Tamiyang,
01:31Pak Ismail, yang juga sudah berada di area posko dapur umum ini.
01:36Saya sudah bersama dengan Pak Ismail.
01:38Pak Ismail, izin Pak di PokokopasTV, Pak.
01:41Ya, terima kasih, Pak.
01:44Sebelumnya saya turut pihatin, Pak.
01:46Atas bencana yang terjadi di Kabupaten Aceh-Tamiyang, Bapak juga menjadi korban.
01:50Ya, betul, Pak.
01:52Kondisi rumah Bapak saat ini?
01:53Waduhannya sampai saat ini tidak bisa digunakan, yang selamat cuma asbest, Pak.
01:58Sementara dalamnya abis, porak-poranda, baju semua, berapa-porak itu tidak bisa digunakan lagi.
02:03Pak, saya izin tanyakan, Pak.
02:04Tentu saya mengerti bahwa Bapak dalam kondisi yang sulit, Bapak adalah korban,
02:08tapi Bapak juga harus tetap tegar untuk menyelamatkan warga Bapak.
02:12Tapi bantuan secara masif, saya belum melihat, Pak.
02:16Dan belum ada pos pengungsian. Betul demikian?
02:21Memang benar.
02:23Semenjak kejadian itu, memang kita akui pada saat banjir pertama itu, kita akses susah, Pak.
02:30Mungkin dikarenakan dengan itu, bantuan-bantuan agak lambat.
02:35Dikarenakan dua hari sebelum banjir besar itu, sinyal handphone sudah mati total.
02:42Kita tidak bisa komunikasi.
02:44Destrik juga demikian.
02:45Dan ketika banjir, hubungan darat, transportasi putus total, Pak.
02:50Dari arah Medan ke Tamiang juga tidak bisa.
02:54Juga dari arah Langsa ke Tamiang juga tidak bisa, Pak.
02:56Saya tadi melihat secara langsung situasi di Jembatan Kembar, Pak.
03:01Jembatan Tamiang.
03:03Dan daerah sekitar banyak sekali warga yang membangun akhirnya posko darurat secara mandiri.
03:08Saya juga melihat begitu banyak warga yang kelaparan, kehausan, dan butuh obat-obatan.
03:14Yang jadi polemik ataupun yang jadi kendala, apakah karena statusnya hanya tangkap darurat, bukan bencana nasional?
03:21Ya, sampai sekarang masih tangkap darurat, Pak.
03:23Dan belum bencana nasional.
03:25Apakah itu mempengaruhi proses penyaluran bantuan di sini?
03:28Sangat mempengaruhi.
03:29Walaupun banyak bantuan dari pusat masuk.
03:32Tetapi kan itu tidak mencukupi, Pak.
03:35Nah, bantuan yang masuk saat ini hanya beruntung sembako, obat-obatan, air bersih, gitu.
03:40Sementara itu, infrastruktur kita semua rusak, Pak.
03:44Infrastruktur pemerintahan semua 100% habis.
03:46Sampai sekarang juga, PLN belum hidup, kemudian, jangankan masyarakat, kami sebagai tim aja di sini, yang untuk mendistribusikan.
03:57Kami sangat kewalahan, karena BBM yang tidak ada.
04:01Karena ada beberapa SBB di Aceh Tamiang yang masih tutup, Pak.
04:04Betul.
04:04Karena rusak apa ya?
04:05Karena rusak.
04:06Ya, apakah kesulitan untuk kemudian menangani bencana di Aceh Tamiang ini juga terkendala persoalan anggaran?
04:16Mengenai anggaran ini memang kami sangat sulit.
04:18Karena di APBD itu, APBD kita kan menganggarkan dana tangkap doruan itu sekitar 2 miliar, Pak.
04:25Hanya 2 miliar?
04:261 tahun, ya. 2 miliar 1 tahun.
04:271 tahun?
04:281 tahun cuma 2 miliar, Pak.
04:30Dan itu tidak cukup?
04:31Dan kalau kayak gini keadaan, bukan tidak cukup, Pak.
04:35Jauh, sangat tidak cukup.
04:37Sangat jauh dari kecukupan itu, Pak.
04:40Apakah Bapak berharap dan menginginkan bahwa status bencana di Aceh Tamiang ini dinaikkan, termasuk di Provinsi Aceh, menjadi bencana nasional?
04:50Semestinya, ya banjir Tamiang ini kan sudah sama seperti tsunami ini, Pak.
04:55Sudah sama seperti tsunami?
04:56Sudah sama seperti tsunami.
04:57Bapak kan sudah melihat tadi, rumah hanyut, mobil berjungkir balik, masyarakat kita bagaikan, apa itu ya, udah berkubang, kayak gitu.
05:08Pengungsi di mana-mana, anak-anak sakit di mana-mana, pemukiman warga habis.
05:13Bahkan yang sudah pasti, satu pemukiman habis total.
05:17Bukan kami menyerah, Pak, ya.
05:19Bukan kami menyerah.
05:20Untuk membangun kembali infrastruktur, baik infrastruktur jalan, jembatan, dikarenakan jalan jembatan terputus dua, Pak.
05:30Kalau kami menggunakan pakai APBD, itu jauh, Pak.
05:34Maka kami sangat berharapkan, agar bencana banjir di Tamiang ini bisa dinaikkan statusnya untuk menjadi bencana nasional, Pak.
05:44Harapan, termasuk permintaan itu, bukan berarti Bapak menyerah, bukan berarti Bapak merasa tidak mampu, tapi memang kenyataannya sangat sulit.
05:54Kekurangan itu ada di setiap lini Aceh Tamiang.
05:57Kami akan berupaya sama upadu semaksimal mungkin, untuk berupaya agar untuk Tamiang ini kondusif kembali.
06:06Nah, tapi kembali ke awal tadi, jika menggunakan uang APBD, jauh dari kemungkinan.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan