Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim mengungkapkan bahwa tidak hanya deforestasi yang mengancam Pulau Sumatera, tapi ada ancaman Patahan Semangko.

Ia mengatakan cuaca ekstrem dan deforestasi menjadi penyebab bencana banjir di Sumatera.

"Sumatera itu dari ujung ke ujung satu ekosistem. Jadi kayak Taman Bukit Barisan Selatan itu membelah Pulau Sumatera dari utara sampai selatan. Misalnya tidak ada deforestasi pun hari-hari Pulau Sumatera terancam akan patahan, ada Patahan Semangko yang mulai dari Lampung sampai Aceh sana. Tanpa adanya deforestasi pun kita sudah terancam," ujar Didi, Kamis (4/12/2025).

Baca Juga Pasca Banjir di Aceh Utara, Warga Mulai Keluhkan Demam serta Infeksi Luka di https://www.kompas.tv/regional/635451/pasca-banjir-di-aceh-utara-warga-mulai-keluhkan-demam-serta-infeksi-luka

#sumatera #banjir #bencanaalam

Produser: Ikbal Maulana
Thumbnail: Aqshal

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/635457/tak-hanya-deforestasi-didi-kasim-sebut-pulau-sumatera-terancam-patahan-semangko-rosi
Transkrip
00:00Saya minta kepada Pak Menteri untuk cari tahu siapa perusahaan itu dan tolong jangan ada pohon-pohon besar lagi yang ditebangin.
00:17Hentikan semua ini, saya tidak mau kami tidak mau hanya sekedar moratorium, moratorium itu besok-besok saya hidupin lagi.
00:26Tapi dihentikan, tidak usah ada lagi itu pohon-pohon besar yang dipotong-potong.
00:33Kita setuju semua ya teman-teman ya.
00:39Terima kasih Anda masih di program ROSI.
00:43Setelah tadi di bagian sebelumnya Anda menyaksikan bagaimana pro dan kontra soal penetapan status bencana nasional untuk bencana ekologis di Pulau Sumatera.
00:53Dan di bagian berikut ini, saya ingin mengajak Anda untuk melihat sebenarnya apa yang terjadi di Pulau Sumatera.
01:00Praktek deforestasi terutama di daerah hulu Pulau Sumatera terjadi.
01:04Terjadi itu karena penyebabnya banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera.
01:11Malam ini saya bersama pemimpin redaksi National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasimbung.
01:17Didi terima kasih sudah di ROSI.
01:19Saya mulai dari pernyataan politik yang terbaru hari ini, hari Kamis 4 Desember 2025.
01:26Ibu Titi Soeharto dirapat dengar di Komisi 4 dengan Menteri Kehutanan mengatakan bahwa stop penebangan hutan.
01:34Tidak ada lagi moratorium tapi yang penting stop penebangan hutan.
01:38Sebagai seorang yang malang melintang melakukan pekerjaan kerja-kerja jurnalistik di pedalaman, melihat hutan-hutan konservasi.
01:47Bagaimana Anda melihat pernyataan politik seorang ketua Komisi 4, Didi Soeharto?
01:52Ya Mbak, tentunya apapun sikap politik yang berpihak, kami akan senang-senang sekali.
01:59Bukan kami saja, kayaknya kita semua ya yang memiliki planet ini harusnya senang dengan pernyataan itu.
02:05Tapi kan sebetulnya juga ini sudah berlaku terlalu lama gitu.
02:10Jadi degradasi hutan kita sudah puluhan tahun gitu.
02:15Jadi memang sikap keras dan sikap berpihak yang nyata itu memang hari ini yang kita tunggu.
02:20Ini adalah satu pernyataan politik yang kita rindukan.
02:23Mari kita lihat apa yang terjadi di Pulau Sumatera.
02:26Kalau tadi Bung Didi bahwa penyebab terjadi jadinya longsor banjir bandang itu ya ada soal cuaca ekstrim dan lain sebagainya.
02:37Tapi hazard is natural but disaster is about choice.
02:43Jadi soal bencana ekologis itu, itu karena pekerjaan manusia.
02:50Tadi National Geographic banyak melakukan investigasi karya-karya jurnalistik untuk melakukan ta'ah tentang apa yang terjadi pada hutan-hutan di Indonesia.
03:00Dan itu adalah karena hulu yang sudah dirusak.
03:03Mari kita lihat yang pertama kali ya adalah kecamatan Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
03:10Kita lihat perbandingan dari 2009 sampai 2024.
03:13Apa yang Anda bisa jelaskan dari pantauan ini?
03:16Ya ini kan sebetulnya nampak ya Mbak ya.
03:19Bagaimana keberpihakan kita terhadap perlindungan terhadap apa yang harus kita lindungi rasanya masih minim.
03:28Karena kita hanya baru melihatnya dari sisi pemanfaatan tata ruang.
03:32Jadi kalau kita berbicara Sumatera...
03:35Coba bagi Anda bisa menjelaskan, ini 2009 loh.
03:39Berarti kan ini masih bisa tergolong kelihatan hijau semua, pohon semua.
03:44Ya ini terbuka dengan segala macam ada perkebunan, ada pembalakan dan sebagainya.
03:49Semuanya berperan dalam satu kejadian yang kita mengatakan deforestasi gitu ya.
03:54Padahal sebetulnya Mbak, kalau misalnya kita bilang, kita misalnya kita sekarang bicara batang toru.
03:59Tapi sebetulnya Sumatera itu dari ujung ke ujung itu satu ekosistem.
04:03Jadi kayak Taman Nasional Bukit Barisan Selatan itu membelah Sumatera dari mulai utara sampai selatan.
04:10Lalu kemudian kalau misalnya tidak ada deforestasi pun, hari-hari Pulau Sumatera itu terancam akan patahan.
04:17Ada patahan semangko yang mulai dari Lampung sampai Aceh sana gitu.
04:21Jadi tanpa adanya deforestasi pun kita sudah terancam.
04:25Jadi sama seperti kejadian hari ini, ketika cuaca ekstrim, yang saya pikir cuaca ekstrim itu pun ada andil manusia.
04:31Pemanasan global dan sebagainya itu membuat anomali yang ekstrim menjadi kian ekstrim.
04:36Lalu kemudian bertemu dengan lahan yang kritis.
04:38Ya sudah itu adalah resep untuk disaster yang lebih besar gitu.
04:42Kalau kita lihat coba dari pantauan satelit Google Earth 2024, bagaimana kemudian masifnya hutan-hutan ini berubah.
04:55Apakah itu menjadi tambang, apakah itu menjadi sawit, atau juga permukiman.
05:02Dan kalau kita lihat misalnya, lahan kelapa sawit itu yang kemudian banyak dianalogikan oleh lembaga-lembaga pencinta lingkungan.
05:15Lahan kelapa sawit di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, sama dengan 57 kali besarnya kota Medan.
05:23Atau 1,5 juta hektare.
05:25Wow, apakah kemudian kita ingin mengatakan kita anti sawit?
05:34Sebetulnya saya ingin mengatakan bahwa kita besinya tidak menghitamkan energinya, kita tidak menghitamkan potensinya.
05:43Tapi yang sebetulnya yang harus kita lihat adalah bagaimana kebermanfaatan itu bisa dijalankan dengan berkesadaran.
05:51Artinya, kita juga harus menimbang daya dukung planet ini ada batasnya, Mbak.
05:56Nah, narasi yang selama ini sepertinya tidak ada di tengah pembicaraan adalah,
06:01ini kan bukan hanya soal kebun dan hutan.
06:04Di dalamnya ada sebegitu banyak umat lain ya, gajah, harimau, kupu-kupu, kunang-kunang.
06:10Jadi, dari yang mulai paling kecil sampai yang paling besar, itu adalah harusnya bagian dari pembicaraan besar itu.
06:17Kita jarang sekali menghadirkan narasi itu kepada narasi deforestasi dan tata ruang lahan.
06:23Jadi, iya, karena ini bukan buat kita. Ini semua ada isinya, Mbak.
06:27Jadi, kalau di Sumatera Utara salah satunya, Batang Toru, sebagai hulu yang tidak dirawat,
06:33dan kemudian ada cuaca ekstrim kita salahkan, itu sebenarnya bukan karena salah cuaca ekstrim.
06:38Tapi karena kita tidak merawat penyangganya.
06:40Penyangganya, sehingga ketika ada sesuatu yang anomali di cuaca, sesuatu yang tidak bisa kita kontrol,
06:47kita tidak bisa mengontrol bencananya karena apa yang bisa kita jaga selama ini sudah kita rusak.
06:53Di Sumatera Utara ada Batang Toru, coba kita masuk ke bagian berikutnya Aceh.
06:58Salah satu yang disebut dengan hulu yang juga sudah dirusak,
07:01itu adalah di pelukan dekat dengan Aluraya, kawasan ekosistem Lusar.
07:08Kelihatannya mungkin sepele ya, ah cuma dari sini ke sini, atau ah penambahannya cuma dari sini ke sini.
07:18Sekilas kelihatannya kita merasa bahwa kecil kok, enggak kenapa-kenapa.
07:23Tapi Mas Didi, kecil dalam ukuran manusia, yang sama dengan ketamakan, berapa harga yang harus dibayar?
07:33Angka yang hari ini berada di berita-berita, Mbak.
07:36Artinya kan ini adalah penyanggah.
07:41Orang sering mengatakan bahwa kota misalnya jauh dari aliran sungai, kita enggak bisa bilang begitu.
07:47Karena memang kawasan ini adalah kawasan penyanggah.
07:51Karena di dalam penyanggah itu adalah di situ rumahnya badak, di situ rumahnya orang hutan,
07:56dan mereka itu adalah yang membentuk sebuah ekosistem.
07:59Dan lereng-lereng ini adalah tempat yang harusnya menjadi penahan.
08:05Penahan tanah dengan akar-akarnya, menahan air, menyimpan air.
08:10Jadi memang pada akhirnya itu sungguh akan jatuh ke hilir.
08:14Dan itu akan pada akhirnya hit kita, jatuhnya akan ke kita.
08:18Ancaman bencana itu nyata, tak hanya di Sumatera.
08:22Malam hari ini kami juga ingin mengingatkan bahwa pulau-pulau lain di Indonesia bisa jadi mengalami hal yang serupa.
08:31Jangan sampai.
08:32Kami kembali saat lagi.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan