Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPASTV - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan respons cepat terhadap masuknya 250 ton beras impor ilegal di Sabang, Aceh.

Amran mengaku menerima laporan tersebut saat ia dalam kondisi kelelahan dan sedang terpasang infus di rumah sakit, tetapi langsung mengambil tindakan tegas.

"Mulai tadi, setelah infus dicabut sebelum infus dicabut malah, infus masih terpasang, aku telepon satu-satu. Dirjen siapa yang meloloskan. Seandainya ada Dirjen meloloskan, hari ini berakhir jabatannya," tegas Amran, Minggu (23/11/2025).

Amran menegaskan bahwa seluruh pejabat yang terkait harus mematuhi arahan Presiden yang sebelumnya melarang impor beras karena stok nasional sedang berada pada posisi tertinggi.

Ia mengungkapkan telah berkomunikasi langsung dengan Kapolda, Menteri Perdagangan, Bappenas, serta Deputi dan Dirjen terkait.

"Kami telepon Menteri Perdagangan, beliau katakan tidak ada izin. Kapolda juga kami telpon satu-satu, kami ingin tahu," katanya.

Amran juga menyinggung persoalan moral dan nasionalisme di balik upaya memasukkan beras dari luar negeri di tengah ketersediaan beras nasional yang melimpah.

"Ini nasionalismenya di mana? Ini kehormatan bangsa kalau kita bisa berdaulat pangan," tuturnya.

Amran memastikan kasus ini akan diusut hingga tuntas dan beras yang sudah masuk tidak akan dilepas dari penyegelan.

Di akhir pernyataan, Amran menegaskan alasan bergerak cepat meski kondisi sedang tidak fit.

"Kami kelelahan dari daerah, tetapi kami langsung bangun mendengar berita ini. Ini nasionalismenya dipertanyakan. Sudah tahu kita banyak beras, kenapa mengambil beras dari negara lain? Ini merah putihnya dipertanyakan," katanya.

Sahabat KompasTV, bagaimana pendapat kalian terkait berita ini, tulis di kolom komentar ya!

Video Editor: Lintang

#mentan #imporberas #ilegal

Baca Juga Longsor Putus Akses Jalan, Bupati Bantul: Tanggap Darurat Bencana Selama 2 Pekan | BERITA UTAMA di https://www.kompas.tv/regional/633034/longsor-putus-akses-jalan-bupati-bantul-tanggap-darurat-bencana-selama-2-pekan-berita-utama



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/633041/cerita-mentan-amran-cabut-infus-kala-dengar-impor-ilegal-lewat-sabang
Transkrip
00:00Mulai tadi, setelah impus dicabut, aku telepon, sebelum impus, impus masih terpasang, aku telepon satu-satu.
00:07Dirjen, siapa yang meloloskan?
00:10Terima kasih telah menonton!
00:40Ada dirjen meloloskan, hari ini berakhir jabatannya, aku pastikan itu, kalau dia tidak patuh pada presiden kita.
00:51Tapi, Alhamdulillah, ternyata deputi dirjen patuh, mengikuti instruksi Bapak Presiden, kemudian kami sampaikan selama ini, mereka patuh.
01:04Ada yang lain?
01:05Oh, sudah. Kami langsung telpon Menteri Perdagangan.
01:14Jadi, kami koordinasi. Kami telpon Menteri Perdagangan tadi, langsung beliau katakan bahwa tidak ada, tidak rejik.
01:21Jadi, kabar ekskrim, kami kapoldanya, kami langsung telpon.
01:29Satu-satu, kami ingin tahu.
01:31Kemudian, Bapak Nas, deputi-deputi, Sestama, aku undang dirjen, dirut bulok, yang menyampaikan juga, perlu juga diketahui bahwa beras kita di sana cukup besar.
01:44Ada hampir 100 ribu ton, ya?
01:47Ya, 402 ton.
01:48400?
01:50Untuk tiga bulan, siap.
01:52Jadi, stok kita banyak.
01:55Ini, nasionalismenya di mana?
01:59Ini adalah kehormatan bangsa, kalau kita bisa berdaulat pangan.
02:02Kita kan sudah, Alhamdulillah, insya Allah sedikit lagi.
02:05Kita bisa, kan masih ada, hari ini tanggal 2 ting.
02:13Berarti, masih ada 1 bulan, 1 minggu.
02:16Kita bisa sampaikan bahwa Indonesia sudah suasembada.
02:20Jangan diganggu lagi.
02:22Kalau ada, pasti kita usut.
02:24Pasti kita usut.
02:25Nanti, apa keputusan di pengadilan?
02:37Itu kan panjang.
02:38Tetapi, yang jelas tidak boleh keluar.
02:40Apakah kita,
02:44kalau dulu pernah terjadi,
02:46jagung,
02:482017,
02:49kalau tidak salah,
02:50kami dapatkan
02:52barangnya sudah rapat di Surabaya,
02:57tetapi izinnya belum keluar
02:58dari pertanian.
03:01Langsung kami
03:02suruh balik semua.
03:03Kalau tidak salah,
03:044 kapal waktu itu.
03:07Dulu pernah terjadi seperti ini.
03:08Ini mirip.
03:09Ijinnya sudah keluar,
03:10baru geresak-gerusuk minta izin di pusat.
03:13Nah, ini tidak benar.
03:15Oke?
03:16Cukup?
03:17Ada yang lain?
03:20Suasta, Pak.
03:24Suasta.
03:27Suasta untuk sementara.
03:29Ini kan sudah ada polisi lainnya.
03:31Saya kira tidak diganggu lagi.
03:34Ada yang lain?
03:34Cukup?
03:37Apa itu tadi?
03:39PT MSQ, Bapak.
03:41Multazam Sabang Group.
03:44Multazam Sabang Group.
03:45Kita telusuri.
04:02Sekarang ini,
04:03langsung,
04:04tadi Pak Kepolda,
04:05langsung mengatakan kami tindak lanjut.
04:07kami khawatir
04:09ini,
04:11kenapa kami langsung umumkan,
04:12supaya
04:13jangan ada yang melakukan hal serupa.
04:18Ini hari libur kami langsung rapat.
04:21Jujur kami kurang,
04:22kami kelelahan dari daerah.
04:25Tetapi,
04:27kami langsung
04:28bangun,
04:30mendengar
04:30berita ini.
04:32Ini
04:33nasionalismenya dipertanyakan.
04:36sudah tahu
04:38bahwa kita banyak beras.
04:40Kenapa
04:40mengambil beras
04:42dari negara lain?
04:44Ini
04:44merah putihnya dipertanyakan.
04:47Oke?
04:47Makasih.
04:48Makasih semua ya.
04:50Makasih.
04:50Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
04:52Saya masih tertarikan.
05:04Saksikan program-program Kompas TV
05:06melalui siaran digital,
05:08VTV,
05:08dan media streaming lainnya.
05:10Kompas TV,
05:11independen,
05:12terpercaya.
05:13selamat menikmati.
05:14Hai.
05:14Terima kasih.
05:15Terima kasih.
05:15Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan