00:00Intro
00:01Kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Jumat 7 November lalu
00:22Menyita perhatian publik
00:24Isu keamanan dan keselamatan siswa jadi sorotan
00:27Karena terjadi di sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak
00:32Terduga pelaku diketahui merupakan siswa yang juga menjadi korban ledakan
00:37Detasmen khusus 88 anti-teror mulai menelusuri dugaan penyebaran paham radikal
00:43Melalui platform digital yang diduga berkaitan dengan aksi ledakan di SMA Negeri 72
00:51Dan sus 88 menemukan lebih dari 110 anak-anak dan pelajar terpapar paham radikal
00:57Sejak akhir 2024 hingga November 2025
01:00Dan tersebar di 23 provinsi
01:04Dan sus 88 juga telah menangkap lima tersangka
01:08Lewat tiga kali pengungkapan di periode yang sama
01:12Mundusnya berkomunikasi melalui pesan singkat saat bermain game online
01:17Kemudian beralih ke grup yang lebih khusus
01:20Ada beberapa kegiatan yang dilakukan anak-anak kita ini ya
01:29Permain game online
01:30Nah disitu mereka juga ada sarana komunikasi chat gitu ya
01:36Ketika disana terbentuk sebuah komunikasi
01:40Lalu mereka dimasukkan ke dalam grup yang lebih khusus
01:44Yang lebih terinskripsi
01:47Yang lebih tidak bisa terakses oleh umum
01:51Sementara itu Komdigi juga menemukan jaringan teroris yang aktif merekrut anak-anak
01:59Lewat media sosial dan game online
02:01Kementerian Komdigi belum bisa menyebutkan game apa saja
02:06Yang dijadikan media perekrutan anak
02:08Dalam kelompok radikal karena tengah dalam proses investigasi
02:11Namun Komdigi memastikan
02:14Indonesia memiliki regulasi tentang tata kelola penyelenggaran sistem elektronik
02:18Dalam perlindungan anak
02:20Harusnya dia berada di risiko tinggi
02:23Tapi kemudian dia menyatakan bahwa produk dia itu adalah risiko rendah
02:27Dan kemudian dalam pelaksanaannya kita menemukan
02:31Bahwa ternyata dia adalah risiko tinggi
02:33Tetapi dia tetap memberikan akses kepada anak
02:35Ada pesan si administrasi yang kita bisa berikan
02:37Itu mulai dari surat teguran
02:40Sampai kepada pemutusan akses
02:42Pemutusan akses berarti dia tidak boleh beroperasi di Indonesia
02:46Butuh pengawasan ekstra
02:50Agar anak tidak terpapar konten radikal di media digital
02:53Komisi Perlindungan Anak Indonesia
02:56Meminta orang tua secara berkala mengecek ponsel anak
02:59Sebagai langkah mencegah anak terpapar paham radikalisme
03:03Orang tua harus punya komunikasi yang baik dengan anak
03:06Kaitannya dengan jangan abai dengan anak berteman dengan siapa di media sosial
03:11Yang kedua
03:13Cek anak bergabung dengan grup apa saja di media sosialnya
03:18Apakah grup itu punya irisan dengan anak
03:22Karena grup irisan keluarga atau irisan terkait dengan sekolah
03:26Atau pendidikan atau les gitu ya
03:27Kalau enggak berarti tentu perlu menjadi kewaspadaan
03:31Mengantisipasi paparan radikal pada anak
03:35Alarm kewaspadaan tak hanya jadi tugas orang tua
03:38Tapi semua pihak
03:39Agar anak-anak tumbuh di lingkungan yang aman dan sehat
03:43Tim Liputan Kompas TV
03:46Bagaimana modus perekrutan anak-anak oleh kelompok teroris melewat Kim Online
03:54Dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut
03:57Kami saat ini sudah bersama dengan jurubicara Densus 88 Anti-Terror Polri
04:03AKBP Maindra Eka Wardana
04:06Selamat malam Pak Maindra
04:07Selamat malam Mas Ibrahim
04:10Pema Indra 110 lebih anak-anak ini terpapar radikal melalui Kim Online dan juga media sosial
04:16Mengapa anak-anak ini rentan jadi target Pema Indra?
04:21Ya yang pertama anak-anak cenderung tidak bisa membedakan
04:25Mana sesuatu yang mungkin sudah keluar daripada batas norma, nilai, kemudian hukum
04:32Ataupun ideologi ya
04:35Bagi mereka itu terlalu berat untuk memahami mana ruang-ruang batas
04:41Yang boleh dan tidak terkait beberapa indikator yang tadi saya sampaikan
04:47Kemudian anak juga memiliki banyak prioritas ya di dalam hukum
04:56Misalnya prioritas yang saya maksudkan adalah
05:00Anak itu dilindungi di dalam hukum
05:03Artinya seluruh proses hukum yang berjalan itu harus
05:06Memikirkan masa depan anak, kebaikan anak, dan privasi anak ini
05:14Jadi disitulah rentannya, celahnya yang membuat kemudian anak menarik untuk direkrut oleh para ideolog ini
05:22Pak Maindra ini kan modusnya berbagi pesan terlebih dahulu di game online
05:27Kemudian berganti ke platform media sosial
05:31Sebetulnya yang dilakukan oleh para perekrut ini
05:34Seperti apa sehingga anak bisa ikut terbuai?
05:38Apakah ada keresahan yang sama atau apa?
05:40Jadi ideolog ini pastinya sudah mantap dengan keyakinannya
05:48Lalu memang dia punya misi untuk menyebarkan
05:50Nah kemudian kita pahami kalau bicara dengan kelompok teror yang kekinian ini
06:00Kita bisa sebut begitu
06:01Atau kelompok teror yang kontemporer
06:04Itu mereka juga bertransformasi ya dari pola rekrutmen konvensional
06:10Menggunakan pertemuan-pertemuan offline gitu
06:14Kemudian sekarang ada media sosial yang lebih ter-encrypsi
06:20Lebih cepat, lebih mudah
06:24Kemudian memberikan fasilitas anonymity juga
06:27Jadi banyak kebutuhan-kebutuhan itu yang memang terjawab dengan adanya perkembangan dunia komunikasi saat ini
06:36Jika ini terjadi di sepanjang tahun 2023, Pak Mainra, 110 anak
06:442025
06:45Eh, maaf, 2025 maaf
06:47Ini mengapa tidak bisa langsung diblokir atau ditutup aksesnya
06:53Baik itu game online ataupun juga media sosial
06:56Informasi yang diperoleh Densi 88 mengapa ketika sudah berkoordinasi soal ini?
07:00Terkait dengan platform
07:03Jadi kita yakin sudah ada syarat dan ketentuan ya
07:08Untuk bisa kemudian beroperasi di media sosial gitu
07:12Nah, mereka tentunya juga sudah memberikan batasan
07:15Misalnya dalam menggunakan platform ini
07:19Wajib berusia sekian
07:22Kemudian hal-hal yang tidak boleh dilakukan ABCD gitu ya
07:26Diuraikan
07:27Kemudian juga dipersyaratkan
07:29Apabila memiliki gawai atau device
07:33Itu juga ada pendaftaran registrasi yang mempersyaratkan umur gitu
07:39Sehingga ketika kita mendownload aplikasi
07:42Mendownload media sosial dan lain-lain itu
07:46Terfilter oleh persyaratan umur ini
07:49Nah, pertanyaan kita seberapa banyak
07:53Atau mungkin seberapa kita mengabaikan aturan-aturan tersebut gitu ya
08:00Jadi, apakah di sini memang pihak pengguna sendiri yang menyalahgunakan
08:07Ini yang menjadi pertanyaan
08:09Jadi, kita tidak serta-merta bisa memukul rata
08:12Karena memang ini ada permasalahan seperti ini
08:15Lalu semua dipukul rata di latar gitu ya
08:19Mungkin ini masalah pembatasan saja
08:20Karena ada yang juga bisa mengakali sistem soal umur ya
08:23Pak Maendra, nah kalau bicara soal dampaknya
08:26Dengan angka yang begitu besar
08:27110 lebih anak yang terpapar
08:29Ini dampak yang dikhawatirkan
08:31Bagaimana menurut Densus 88?
08:34Karena tentu ini Jakarta dan Jawa Barat loh
08:37Yang banyak itu banyak yang khawatir
08:41Ya, benar sekali mas
08:43Jadi, kalau dampak
08:44Wah, ini bisa kemana-mana mas ya
08:46Artinya namanya keamanan sebuah negara
08:49Itu bergantung kepada potensinya
08:52Potensi kerawanannya
08:53Lalu kemudian kita bicara terorisme
08:57Jaringan global yang memang
08:59Efeknya bisa kemana-mana
09:01Karena itu ketika terjadi
09:03Aksi-aksi teror dan itu masif
09:07Tentunya berpengaruh ke investasi
09:09Ke ekonomi dan lain-lain ya
09:11Karena memang bagaimanapun
09:14Keamanan sebuah negara itu
09:16Bergantung kepada
09:17Bagaimana kita selaku aparatur itu
09:22Bisa mengelola tantangan-tantangan tersebut
09:25Jadi, kalau untuk dampak
09:27Apalagi ini anak-anak
09:29Jadi, kita bisa proyeksikan
09:31Bahwa ini bukan permasalahan jangka pendek
09:33Kalau dibiarkan
09:34Bisa menjadi masalah jangka panjang
09:36Baik
09:36Seperti itu mas
09:38Semoga ini menjadi alarm
09:39Baik pemerintah
09:41Yang punya regulator juga
09:42Termasuk juga orang tua
09:43Dan juga sekolah
09:44Agar memperhatikan
09:45Bagaimana leluh lintas
09:47Game online dan juga media sosial
09:49Bagi anak-anak
09:49Terima kasih
09:50AKBP Mainra Eka Wardana
09:52Jurubicara Densus 88
09:54Anti-Terror Polri
09:56Telah bergabung di program
09:57Kompas Malam hari ini
09:58Terima kasih Mas Ibrahim
10:00Selamat menikmati