Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Densus 88 Antiteror Polri mengungkap lebih dari 110 anak-anak terpapar paham radikal akibat perekrutan kelompok teror melalui media sosial dan gim online di tahun 2025. Mereka yang menjadi korban tersebar di 23 provinsi di Indonesia.

Bagaimana modus perekrutan anak-anak oleh kelompok terorisme lewat gim online, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut?

Kita akan berbincang dengan Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana.

Baca Juga Mabes Polri Ungkap 110 Anak dari 23 Provinsi Diduga Terlibat Jaringan Terorisme di https://www.kompas.tv/nasional/631594/mabes-polri-ungkap-110-anak-dari-23-provinsi-diduga-terlibat-jaringan-terorisme

#densus88 #radikal #kelompokteror

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/631983/full-densus-88-beberkan-cara-kelompok-teror-intai-anak-via-medsos-gim-online
Transkrip
00:00Intro
00:01Kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Jumat 7 November lalu
00:22Menyita perhatian publik
00:24Isu keamanan dan keselamatan siswa jadi sorotan
00:27Karena terjadi di sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak
00:32Terduga pelaku diketahui merupakan siswa yang juga menjadi korban ledakan
00:37Detasmen khusus 88 anti-teror mulai menelusuri dugaan penyebaran paham radikal
00:43Melalui platform digital yang diduga berkaitan dengan aksi ledakan di SMA Negeri 72
00:51Dan sus 88 menemukan lebih dari 110 anak-anak dan pelajar terpapar paham radikal
00:57Sejak akhir 2024 hingga November 2025
01:00Dan tersebar di 23 provinsi
01:04Dan sus 88 juga telah menangkap lima tersangka
01:08Lewat tiga kali pengungkapan di periode yang sama
01:12Mundusnya berkomunikasi melalui pesan singkat saat bermain game online
01:17Kemudian beralih ke grup yang lebih khusus
01:20Ada beberapa kegiatan yang dilakukan anak-anak kita ini ya
01:29Permain game online
01:30Nah disitu mereka juga ada sarana komunikasi chat gitu ya
01:36Ketika disana terbentuk sebuah komunikasi
01:40Lalu mereka dimasukkan ke dalam grup yang lebih khusus
01:44Yang lebih terinskripsi
01:47Yang lebih tidak bisa terakses oleh umum
01:51Sementara itu Komdigi juga menemukan jaringan teroris yang aktif merekrut anak-anak
01:59Lewat media sosial dan game online
02:01Kementerian Komdigi belum bisa menyebutkan game apa saja
02:06Yang dijadikan media perekrutan anak
02:08Dalam kelompok radikal karena tengah dalam proses investigasi
02:11Namun Komdigi memastikan
02:14Indonesia memiliki regulasi tentang tata kelola penyelenggaran sistem elektronik
02:18Dalam perlindungan anak
02:20Harusnya dia berada di risiko tinggi
02:23Tapi kemudian dia menyatakan bahwa produk dia itu adalah risiko rendah
02:27Dan kemudian dalam pelaksanaannya kita menemukan
02:31Bahwa ternyata dia adalah risiko tinggi
02:33Tetapi dia tetap memberikan akses kepada anak
02:35Ada pesan si administrasi yang kita bisa berikan
02:37Itu mulai dari surat teguran
02:40Sampai kepada pemutusan akses
02:42Pemutusan akses berarti dia tidak boleh beroperasi di Indonesia
02:46Butuh pengawasan ekstra
02:50Agar anak tidak terpapar konten radikal di media digital
02:53Komisi Perlindungan Anak Indonesia
02:56Meminta orang tua secara berkala mengecek ponsel anak
02:59Sebagai langkah mencegah anak terpapar paham radikalisme
03:03Orang tua harus punya komunikasi yang baik dengan anak
03:06Kaitannya dengan jangan abai dengan anak berteman dengan siapa di media sosial
03:11Yang kedua
03:13Cek anak bergabung dengan grup apa saja di media sosialnya
03:18Apakah grup itu punya irisan dengan anak
03:22Karena grup irisan keluarga atau irisan terkait dengan sekolah
03:26Atau pendidikan atau les gitu ya
03:27Kalau enggak berarti tentu perlu menjadi kewaspadaan
03:31Mengantisipasi paparan radikal pada anak
03:35Alarm kewaspadaan tak hanya jadi tugas orang tua
03:38Tapi semua pihak
03:39Agar anak-anak tumbuh di lingkungan yang aman dan sehat
03:43Tim Liputan Kompas TV
03:46Bagaimana modus perekrutan anak-anak oleh kelompok teroris melewat Kim Online
03:54Dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut
03:57Kami saat ini sudah bersama dengan jurubicara Densus 88 Anti-Terror Polri
04:03AKBP Maindra Eka Wardana
04:06Selamat malam Pak Maindra
04:07Selamat malam Mas Ibrahim
04:10Pema Indra 110 lebih anak-anak ini terpapar radikal melalui Kim Online dan juga media sosial
04:16Mengapa anak-anak ini rentan jadi target Pema Indra?
04:21Ya yang pertama anak-anak cenderung tidak bisa membedakan
04:25Mana sesuatu yang mungkin sudah keluar daripada batas norma, nilai, kemudian hukum
04:32Ataupun ideologi ya
04:35Bagi mereka itu terlalu berat untuk memahami mana ruang-ruang batas
04:41Yang boleh dan tidak terkait beberapa indikator yang tadi saya sampaikan
04:47Kemudian anak juga memiliki banyak prioritas ya di dalam hukum
04:56Misalnya prioritas yang saya maksudkan adalah
05:00Anak itu dilindungi di dalam hukum
05:03Artinya seluruh proses hukum yang berjalan itu harus
05:06Memikirkan masa depan anak, kebaikan anak, dan privasi anak ini
05:14Jadi disitulah rentannya, celahnya yang membuat kemudian anak menarik untuk direkrut oleh para ideolog ini
05:22Pak Maindra ini kan modusnya berbagi pesan terlebih dahulu di game online
05:27Kemudian berganti ke platform media sosial
05:31Sebetulnya yang dilakukan oleh para perekrut ini
05:34Seperti apa sehingga anak bisa ikut terbuai?
05:38Apakah ada keresahan yang sama atau apa?
05:40Jadi ideolog ini pastinya sudah mantap dengan keyakinannya
05:48Lalu memang dia punya misi untuk menyebarkan
05:50Nah kemudian kita pahami kalau bicara dengan kelompok teror yang kekinian ini
06:00Kita bisa sebut begitu
06:01Atau kelompok teror yang kontemporer
06:04Itu mereka juga bertransformasi ya dari pola rekrutmen konvensional
06:10Menggunakan pertemuan-pertemuan offline gitu
06:14Kemudian sekarang ada media sosial yang lebih ter-encrypsi
06:20Lebih cepat, lebih mudah
06:24Kemudian memberikan fasilitas anonymity juga
06:27Jadi banyak kebutuhan-kebutuhan itu yang memang terjawab dengan adanya perkembangan dunia komunikasi saat ini
06:36Jika ini terjadi di sepanjang tahun 2023, Pak Mainra, 110 anak
06:442025
06:45Eh, maaf, 2025 maaf
06:47Ini mengapa tidak bisa langsung diblokir atau ditutup aksesnya
06:53Baik itu game online ataupun juga media sosial
06:56Informasi yang diperoleh Densi 88 mengapa ketika sudah berkoordinasi soal ini?
07:00Terkait dengan platform
07:03Jadi kita yakin sudah ada syarat dan ketentuan ya
07:08Untuk bisa kemudian beroperasi di media sosial gitu
07:12Nah, mereka tentunya juga sudah memberikan batasan
07:15Misalnya dalam menggunakan platform ini
07:19Wajib berusia sekian
07:22Kemudian hal-hal yang tidak boleh dilakukan ABCD gitu ya
07:26Diuraikan
07:27Kemudian juga dipersyaratkan
07:29Apabila memiliki gawai atau device
07:33Itu juga ada pendaftaran registrasi yang mempersyaratkan umur gitu
07:39Sehingga ketika kita mendownload aplikasi
07:42Mendownload media sosial dan lain-lain itu
07:46Terfilter oleh persyaratan umur ini
07:49Nah, pertanyaan kita seberapa banyak
07:53Atau mungkin seberapa kita mengabaikan aturan-aturan tersebut gitu ya
08:00Jadi, apakah di sini memang pihak pengguna sendiri yang menyalahgunakan
08:07Ini yang menjadi pertanyaan
08:09Jadi, kita tidak serta-merta bisa memukul rata
08:12Karena memang ini ada permasalahan seperti ini
08:15Lalu semua dipukul rata di latar gitu ya
08:19Mungkin ini masalah pembatasan saja
08:20Karena ada yang juga bisa mengakali sistem soal umur ya
08:23Pak Maendra, nah kalau bicara soal dampaknya
08:26Dengan angka yang begitu besar
08:27110 lebih anak yang terpapar
08:29Ini dampak yang dikhawatirkan
08:31Bagaimana menurut Densus 88?
08:34Karena tentu ini Jakarta dan Jawa Barat loh
08:37Yang banyak itu banyak yang khawatir
08:41Ya, benar sekali mas
08:43Jadi, kalau dampak
08:44Wah, ini bisa kemana-mana mas ya
08:46Artinya namanya keamanan sebuah negara
08:49Itu bergantung kepada potensinya
08:52Potensi kerawanannya
08:53Lalu kemudian kita bicara terorisme
08:57Jaringan global yang memang
08:59Efeknya bisa kemana-mana
09:01Karena itu ketika terjadi
09:03Aksi-aksi teror dan itu masif
09:07Tentunya berpengaruh ke investasi
09:09Ke ekonomi dan lain-lain ya
09:11Karena memang bagaimanapun
09:14Keamanan sebuah negara itu
09:16Bergantung kepada
09:17Bagaimana kita selaku aparatur itu
09:22Bisa mengelola tantangan-tantangan tersebut
09:25Jadi, kalau untuk dampak
09:27Apalagi ini anak-anak
09:29Jadi, kita bisa proyeksikan
09:31Bahwa ini bukan permasalahan jangka pendek
09:33Kalau dibiarkan
09:34Bisa menjadi masalah jangka panjang
09:36Baik
09:36Seperti itu mas
09:38Semoga ini menjadi alarm
09:39Baik pemerintah
09:41Yang punya regulator juga
09:42Termasuk juga orang tua
09:43Dan juga sekolah
09:44Agar memperhatikan
09:45Bagaimana leluh lintas
09:47Game online dan juga media sosial
09:49Bagi anak-anak
09:49Terima kasih
09:50AKBP Mainra Eka Wardana
09:52Jurubicara Densus 88
09:54Anti-Terror Polri
09:56Telah bergabung di program
09:57Kompas Malam hari ini
09:58Terima kasih Mas Ibrahim
10:00Selamat menikmati

Dianjurkan