00:00Testimun yang terakhir nih, Ngarso Dalem, dari Pak Mahfud MD.
00:05Saya tidak tahu bagaimana mengenalkan Bapak ini, karena tiap minggu kami ketemu wawancara di layar kaca.
00:11Mahfud, monggo, bisa sebagai Ketua Paramporo Projo, bisa sebagai Ketua Dewan Bakar Kagama, bisa sebagai orang Madura yang Jogja banget.
00:18Monggo Pak.
00:19Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:23Ngarso Dalem, dengan Ibu Ratu Hemas dan keluarga dan hadirin sekalian.
00:28Dan pertama saya minta maaf, saya minta Mas Rizal meneruskan meskipun ada adan.
00:36Karena menjawab adan itu hukumnya wajib kifayah.
00:41Boleh diwakili orang yang tidak ada di ruangan ini, yang di sana sudah ada yang jawab, sudah cukup.
00:46Ini pelajaran saya dulu dari Gus Dur, kalau diskusi berhenti terus, yang adan di sana, di sana, di sana, kapan berhentinya?
00:53Ya katanya, sudah di sana, sudah ada yang jawab masing-masing.
00:57Secara hukum tidak salah, tidak berdosa.
01:00Satu.
01:01Nah, saya termasuk salah seorang yang beruntung bisa belajar ke Jogja.
01:07Sama dengan adik dari BEM tadi, yang dari Sumatera Barat.
01:11Saya dari Madura itu selalu terngiang-ngiang kata Jogja sebagai kota pelajar, kota istimewa, ibu kota republik yang kedua.
01:22Sehingga saya ingin suatu saat sekolah ke Jogja.
01:26Alhamdulillah, saya sudah sekolah di Jogja, ya mendapat hal-hal yang jauh saya bayangkan.
01:36Pertama, saya cukup dekat dengan keluarga Ngarso Dalem.
01:44Saya sering makan bersama beliau di Dalem Kilen, dengan Bu Ratu di Jakarta juga, di rumah, bukan di tempat ini.
01:53Karena kalau untuk berdiskusi, beliau selalu terbuka.
01:58Bahkan Ibu Ratu tahu ini, apa namanya, lodeh kesukaannya Pak Mahfud.
02:04Kita tahu beliau.
02:06Ini buah, beliau bisa menerangkan berbagai buah.
02:08Ini buah ini Pak Mahfud dari sini, ini kopi ini dari sini, kopi ini, teh ini bisa menjelaskan beliau.
02:16Jadi saya berterima kasih.
02:17Dan satu yang menakjubkan bagi saya, ketika suatu saat Ngarso Dalem.
02:28Apa? Minta ketemu saya.
02:32Saya ditelepon oleh sekretaris beliau.
02:37Ngarso Dalem, oh iya saya mau datang kemana?
02:39Tidak, katanya. Ngarso Dalem yang mau ketemu.
02:44Saya datang ke kampus, lalu Ngarso Dalem datang.
02:46Ngarso Dalem, mestinya saya yang ke sana.
02:49Saya menghadap.
02:50Enggak, uang saya kok yang perlu.
02:53Jadi saya yang datang.
02:56Itulah ceritanya.
02:58Saya oleh beliau diminta menjadi ketua para anggota dulu.
03:05Anggota dulu, anggota Paramporo-Porojo.
03:08Itu semacam Dewan Pertimbangan, teman diskusi Ngarso Dalem.
03:13Sesuai dengan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta.
03:17Nah, disitu saya kaget.
03:20Ini kan keraton Yogyakarta.
03:23Masa Dewan Penisihatnya orang Madura?
03:27Orang Madura gitu.
03:28Disitu saya tajuk.
03:31Karena ini keindonesiaan.
03:34Yang ditunjukkan oleh Ngarso Dalem.
03:37Kepada kita semua.
03:38Dan memang saya merasa senang juga lulus dari Yogyakarta.
03:42Karena kalau Yogyakarta itu kira-kira kalau dibandingkan itu.
03:45Lulusan Yogyakarta itu intelektualnya tampak anggun.
03:49Sehingga saya senang kalau kemana-mana ini lulusan Yogyakarta.
03:54Setiap kota itu punya jiri sendiri.
03:56Kalau UI misalnya itu biasanya cermat serius gitu.
04:02Kalau ITB tangkas terukur gitu.
04:06Kalau UNER misalnya merakyat egaliter gitu.
04:10Meskipun kiri intelektualitasnya sama aja sebenarnya substansinya.
04:14Tapi penampilannya itu.
04:15Kalau Yogyakarta itu tampak lebih anggun.
04:17Kalau intelektual dari Yogyakarta gitu.
04:19Nah terakhir saya menghayati betul bersama Ngarso Dalem ini.
04:31Tentang betapa Yogyakarta ini meskipun dikatakan warisan feodal.
04:37Tapi sebenarnya warisan budaya.
04:40Feodalisme sebagai budaya.
04:43Menjaga keruntunan, kesantunan, kehalusan budi dan sebagainya.
04:49Tapi sebenarnya kalau di dalam struktur politik ketatanegara ini sangat demokratis.
04:55Inilah kota yang sangat banyak melahirkan pejuang-pejuang demokrasi.
04:59Dari kampus UGM itu banyak yang berlanglang buana kemana.
05:07Di berbagai daerah itu ketua-ketua DPR, bupati dan sebagainya.
05:12Banyak lahir dari sini.
05:13Yang hebat-hebat di Jakarta juga banyak lahir dari sini.
05:17Di bidang budayawan, seneman, intelektual, politisi, penegak hukum dan sebagainya.
05:26Semuanya lahir dari sini dengan sangat menyenangkan.
05:30Nah, sehingga betul tadi yang dikatakan, Jogja itu warisan feodal.
05:38Tapi feodalisme budaya.
05:39Budaya itu hasil daya cipta, rasa, dan karsa.
05:45Inovasi, kreatif, kata siri Sultan tadi.
05:53Sehingga kebebasan berpendapat dari sini.
05:56Bahkan Yogyakarta berkali-kali.
05:58Daerah istimewa Yogyakarta.
05:59Bukan hanya sekali.
06:01Tapi berkali-kali mendapat anugerah sebagai penyelenggara demokrasi terbaik dari Kemenkopol Hukam.
06:09Sejak jauh sebelum saya jadi Kemenkopol Hukam.
06:11Bukan karena Kemenkopol Hukam.
06:14Zaman Pak Wiranto itu sudah berkali-kali di sini.
06:16Diundang untuk mendapat anugerah.
06:18Negara yang indeks demokrasinya tinggi.
06:22Atas nama rakyat, Ngarso Dalem, perantauan dari berbagai daerah yang datang dan pernah bertugas di sini, kami mengucapkan terima kasih atas keramahan Jogja dan keluarga Ngarso Dalem.
06:36Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
06:38Terima kasih.
06:40Terutama Pak Maksud terakhir mewakili kita semua.
06:43Orang-orang yang selalu kangen Jogja.
06:45Tadi ucapan terima kasih, Ngarso Dalem.
06:47Terima kasih.