Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Parampara Praja, Mahfud MD mengatakan meskipun Yogyakarta dikatakan sebagai warisan feodalisme namun telah melahirkan banyak pejuang demokrasi untuk Indonesia.

Menurutnya, struktur politik ketatanegaraan Yogyakarta justru demokrasi, sehingga wasiran feodalisme di Yogyakarta menitikberatkan nilai-nilai budaya.

Hal itu disampaikan Mahfud dalam acara Dialog Kebangsaan untuk Indonesia Damai bersama Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X di Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Yogyakarta, Minggu (26/10/2025) kemarin.

"Yogya ini meskipun dikatakan warisan feudal tapi sebenarnya warisan budaya, feodalisme sebagai budaya. Menjaga keruntunan, kesantunan, kehalusan budi dan sebagainya. Tapi sebenarnya kalau di dalam struktur politik ketatanegaraan sangat demokratis. Inilah kota yang sangat banyak melahirkan pejuang demokrasi," ujarnya.

Baca Juga Sultan Hamengku Buwono X Tekankan Pentingnya Dialog dengan Anak Muda: Hindari Terjadi Gap di https://www.kompas.tv/nasional/627545/sultan-hamengku-buwono-x-tekankan-pentingnya-dialog-dengan-anak-muda-hindari-terjadi-gap

#mahfudmd #yogyakarta #dialogkebangsaan

Video Editor: Rizal

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/627549/mahfud-md-sebut-yogyakarta-lahirkan-banyak-pejuang-demokrasi
Transkrip
00:00Testimun yang terakhir nih, Ngarso Dalem, dari Pak Mahfud MD.
00:05Saya tidak tahu bagaimana mengenalkan Bapak ini, karena tiap minggu kami ketemu wawancara di layar kaca.
00:11Mahfud, monggo, bisa sebagai Ketua Paramporo Projo, bisa sebagai Ketua Dewan Bakar Kagama, bisa sebagai orang Madura yang Jogja banget.
00:18Monggo Pak.
00:19Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:23Ngarso Dalem, dengan Ibu Ratu Hemas dan keluarga dan hadirin sekalian.
00:28Dan pertama saya minta maaf, saya minta Mas Rizal meneruskan meskipun ada adan.
00:36Karena menjawab adan itu hukumnya wajib kifayah.
00:41Boleh diwakili orang yang tidak ada di ruangan ini, yang di sana sudah ada yang jawab, sudah cukup.
00:46Ini pelajaran saya dulu dari Gus Dur, kalau diskusi berhenti terus, yang adan di sana, di sana, di sana, kapan berhentinya?
00:53Ya katanya, sudah di sana, sudah ada yang jawab masing-masing.
00:57Secara hukum tidak salah, tidak berdosa.
01:00Satu.
01:01Nah, saya termasuk salah seorang yang beruntung bisa belajar ke Jogja.
01:07Sama dengan adik dari BEM tadi, yang dari Sumatera Barat.
01:11Saya dari Madura itu selalu terngiang-ngiang kata Jogja sebagai kota pelajar, kota istimewa, ibu kota republik yang kedua.
01:22Sehingga saya ingin suatu saat sekolah ke Jogja.
01:26Alhamdulillah, saya sudah sekolah di Jogja, ya mendapat hal-hal yang jauh saya bayangkan.
01:36Pertama, saya cukup dekat dengan keluarga Ngarso Dalem.
01:44Saya sering makan bersama beliau di Dalem Kilen, dengan Bu Ratu di Jakarta juga, di rumah, bukan di tempat ini.
01:53Karena kalau untuk berdiskusi, beliau selalu terbuka.
01:58Bahkan Ibu Ratu tahu ini, apa namanya, lodeh kesukaannya Pak Mahfud.
02:04Kita tahu beliau.
02:06Ini buah, beliau bisa menerangkan berbagai buah.
02:08Ini buah ini Pak Mahfud dari sini, ini kopi ini dari sini, kopi ini, teh ini bisa menjelaskan beliau.
02:16Jadi saya berterima kasih.
02:17Dan satu yang menakjubkan bagi saya, ketika suatu saat Ngarso Dalem.
02:28Apa? Minta ketemu saya.
02:32Saya ditelepon oleh sekretaris beliau.
02:37Ngarso Dalem, oh iya saya mau datang kemana?
02:39Tidak, katanya. Ngarso Dalem yang mau ketemu.
02:44Saya datang ke kampus, lalu Ngarso Dalem datang.
02:46Ngarso Dalem, mestinya saya yang ke sana.
02:49Saya menghadap.
02:50Enggak, uang saya kok yang perlu.
02:53Jadi saya yang datang.
02:56Itulah ceritanya.
02:58Saya oleh beliau diminta menjadi ketua para anggota dulu.
03:05Anggota dulu, anggota Paramporo-Porojo.
03:08Itu semacam Dewan Pertimbangan, teman diskusi Ngarso Dalem.
03:13Sesuai dengan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta.
03:17Nah, disitu saya kaget.
03:20Ini kan keraton Yogyakarta.
03:23Masa Dewan Penisihatnya orang Madura?
03:27Orang Madura gitu.
03:28Disitu saya tajuk.
03:31Karena ini keindonesiaan.
03:34Yang ditunjukkan oleh Ngarso Dalem.
03:37Kepada kita semua.
03:38Dan memang saya merasa senang juga lulus dari Yogyakarta.
03:42Karena kalau Yogyakarta itu kira-kira kalau dibandingkan itu.
03:45Lulusan Yogyakarta itu intelektualnya tampak anggun.
03:49Sehingga saya senang kalau kemana-mana ini lulusan Yogyakarta.
03:54Setiap kota itu punya jiri sendiri.
03:56Kalau UI misalnya itu biasanya cermat serius gitu.
04:02Kalau ITB tangkas terukur gitu.
04:06Kalau UNER misalnya merakyat egaliter gitu.
04:10Meskipun kiri intelektualitasnya sama aja sebenarnya substansinya.
04:14Tapi penampilannya itu.
04:15Kalau Yogyakarta itu tampak lebih anggun.
04:17Kalau intelektual dari Yogyakarta gitu.
04:19Nah terakhir saya menghayati betul bersama Ngarso Dalem ini.
04:31Tentang betapa Yogyakarta ini meskipun dikatakan warisan feodal.
04:37Tapi sebenarnya warisan budaya.
04:40Feodalisme sebagai budaya.
04:43Menjaga keruntunan, kesantunan, kehalusan budi dan sebagainya.
04:49Tapi sebenarnya kalau di dalam struktur politik ketatanegara ini sangat demokratis.
04:55Inilah kota yang sangat banyak melahirkan pejuang-pejuang demokrasi.
04:59Dari kampus UGM itu banyak yang berlanglang buana kemana.
05:07Di berbagai daerah itu ketua-ketua DPR, bupati dan sebagainya.
05:12Banyak lahir dari sini.
05:13Yang hebat-hebat di Jakarta juga banyak lahir dari sini.
05:17Di bidang budayawan, seneman, intelektual, politisi, penegak hukum dan sebagainya.
05:26Semuanya lahir dari sini dengan sangat menyenangkan.
05:30Nah, sehingga betul tadi yang dikatakan, Jogja itu warisan feodal.
05:38Tapi feodalisme budaya.
05:39Budaya itu hasil daya cipta, rasa, dan karsa.
05:45Inovasi, kreatif, kata siri Sultan tadi.
05:53Sehingga kebebasan berpendapat dari sini.
05:56Bahkan Yogyakarta berkali-kali.
05:58Daerah istimewa Yogyakarta.
05:59Bukan hanya sekali.
06:01Tapi berkali-kali mendapat anugerah sebagai penyelenggara demokrasi terbaik dari Kemenkopol Hukam.
06:09Sejak jauh sebelum saya jadi Kemenkopol Hukam.
06:11Bukan karena Kemenkopol Hukam.
06:14Zaman Pak Wiranto itu sudah berkali-kali di sini.
06:16Diundang untuk mendapat anugerah.
06:18Negara yang indeks demokrasinya tinggi.
06:22Atas nama rakyat, Ngarso Dalem, perantauan dari berbagai daerah yang datang dan pernah bertugas di sini, kami mengucapkan terima kasih atas keramahan Jogja dan keluarga Ngarso Dalem.
06:36Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
06:38Terima kasih.
06:40Terutama Pak Maksud terakhir mewakili kita semua.
06:43Orang-orang yang selalu kangen Jogja.
06:45Tadi ucapan terima kasih, Ngarso Dalem.
06:47Terima kasih.

Dianjurkan