Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya membuka dialog dengan generasi muda untuk menghindari terjadinya jarak antar generasi.

Hal itu disampaikan Sultan Hamengku Buwono X dalam acara Dialog Kebangsaan untuk Indonesia Damai di Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Yogyakarta, Minggu (26/10/2025) kemarin.

"Harapan saya, usai saya terlalu berbeda banyak dengan anak-anak muda sekarang. Saya mencoba belajar untuk menyelami keinginan anak-anak muda. Bukan anak-anak muda itu mengikuti pola pikir saya, pasti ada jarak, tapi saya mencoba menerjuni untuk berdialog dengan anak-anak yang lebih muda dengan harapan bisa mengerti," ujarnya.

Baca Juga Sultan Hamengku Buwono X: Saya Pergi Tanpa Patwal, Lampu Merah Ya Berhenti di https://www.kompas.tv/nasional/627543/sultan-hamengku-buwono-x-saya-pergi-tanpa-patwal-lampu-merah-ya-berhenti

#sultanhbx #yogyakarta #dialogkebangsaan

Video Editor: Rizal

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/627545/sultan-hamengku-buwono-x-tekankan-pentingnya-dialog-dengan-anak-muda-hindari-terjadi-gap
Transkrip
00:00Bapak-Ibu sekalian, tibalah saatnya kita untuk mendengarkan semacam closing message dari Ngarso Dalam.
00:06Kalian silahkan Ngarso Dalam untuk menyampaikan pidato terakhir kurang lebih 10 sampai 15 unit.
00:13Monggo.
00:14Terima kasih.
00:16Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:20Bapak-bapak, ibu semua saya terima kasih sekali.
00:26Jadi, dialuh dalam kesempatan ini biarpun waktu terbatas, mungkin juga saya punya kekurangan.
00:40Yang sebetulnya kalau mau suruh terbuka, saya tidak bisa terbuka.
00:45Karena terlalu banyak tahu.
00:48Jadi, daripada nanti ada kesalahpahaman, lebih baik saya bisa menata kalimat.
00:58Kira-kira itu.
01:02Karena juga banyak pers.
01:04Yang kedua adalah, berdialuh itu bagi saya penting.
01:16Karena komunikasi itu paling menentukan untuk tidak seling suruh.
01:24Dalam tingkatan apapun.
01:27Saya kira begitu.
01:28Yang ketiga, ini harapan saya.
01:36Usia saya terlalu berbeda banyak dengan anak-anak muda yang ada sekarang.
01:44Saya mencoba belajar untuk menyelami keinginan anak-anak muda.
01:52Bukan anak-anak muda itu mengikuti pola pikir saya.
01:58Pasti ada jarak.
02:01Tapi saya mencoba menerjuni untuk berdialuh dengan anak-anak yang lebih muda.
02:10Dengan harapan mau bisa mengerti terhadap perbedaan-perbedaan.
02:16Karena juga zaman lahirnya juga berbeda.
02:20Sehingga tidak di dalam hal ini kalau mengambil kebijakan untuk tidak ada gap.
02:29Ini maunya orang tua, bukan maunya kami semua.
02:33Itu akan menimbulkan masalah di dalam kita membangun kepersamaan dengan seluruh warga yang ada.
02:43Sehingga harapan saya yang tua itu mau mendengar yang muda, syukur bisa menyesuaikan untuk pola pikirnya.
02:54Kalau yang muda suruh ngikutin saya, enggak bisa.
03:00Karena dia tidak punya pengalaman seperti pengalaman bagi orang yang lebih tua.
03:06Jadi saya hanya ingin ingatkan bagi para pejabat dan sebagainya, bahwa antargenerasi itu bisa membawa konsekuensi pemahaman yang berbeda atau tidak didialogen lebih jauh.
03:24Karena tuntutan demokratisasi, keterbukaan dan sebagainya.
03:32Dengan berpendidikan yang lebih baik, mestinya punya harapan, dialog itu ada kesetaraan.
03:46Biarpun mungkin dalam kebijakan akan berbeda.
03:49Yang penting jangan sampai terjadi gap, nanti kalau ada demontrasi baru kaget, kan gitu.
04:00Yang sebetulnya sebelum demontrasi itu, sebetulnya ini masih menyangkut hal-hal, ingin tahu saja.
04:09Karena pola pikir yang muda itu akan berbeda.
04:14Saya bisa memberi contoh, pada waktu zaman Pak Arto, zaman teman-teman saya dari Golkar, itu generasi yang lebih muda setelah Pak Darmono, kan gitu.
04:33Ya menteri-menteri ini karena generasi muda, begitu dipanggil presiden.
04:39Saya di telpon, tadi presiden ngomong begitu, itu artinya apa, kan gitu.
04:49Berarti kan ada gap pemahaman antar generasi tua sama generasi yang muda, sedangkan itu menteri-menterinya, kan gitu.
05:01Ya, sebetulnya dari pengalaman itu, saya yang lebih tua harus menyesuaikan, mendengar aspirasi yang muda-muda itu.
05:15Kalau itu terjadi pada waktu itu, sebetulnya reformasi tidak perlu ada.
05:20Peristiwa reformasi, hanya karena masalah gap, pola pikir yang tua sama yang muda, tapi tidak pernah dikomunikasikan dengan baik, gitu.
05:32Sehingga tidak nyambung, gitu.
05:36Saya tidak mau hal seperti itu terjadi, gitu.
05:41Sehingga yang penting, kami harus menjaga bagaimana masyarakat merasa aman dan nyaman saja, gitu.
05:48Ya, semoga saja dialog-dialog seperti ini bisa terjadi, bisa merambat di tempat lain, kan gitu.
06:00Untuk membangun tidak sekedar keterbukaan, tapi belajar untuk berdialog yang baik dalam upaya kita semua untuk punya kewajiban untuk menjaga.
06:13Bagaimana masyarakat itu punya harapan untuk masa depan yang lebih baik, tapi juga tetap dalam keadaan kepastian yang nyaman dan aman.
06:29Saya terima kasih.
06:31Dengan kekurangannya saya mohon maaf, tapi semoga dialog-dialog begini bisa terjadi dalam segala lapisan di masyarakat Yogyakarta.
06:41Terima kasih.
06:43Maturna masangat, Ngarso Dalam.
06:45Waalaikumsalam.
06:47Ibu bapak sekalian, closing remarks dari Ngarso Dalam tadi, menjadi gong atau pemuncak dari diskusi dialog kebangsaan kita pada hari ini.
06:57Semoga ini memberikan inspirasi bagi banyak pihak, bagi kita semua, dan bagi Indonesia.
07:01Perkenakan saya menutup acara ini dengan membaca.
07:04Alhamdulillah, ya Rabbil Alhamdulillah.
07:05Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
07:07Terima kasih.

Dianjurkan