Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat dan Reformasi Kepolisian, Komjen Pol (Purn) Ahmad Dofiri mengenang Sultan Hamengku Buwono X tak ingin diistimewakan saat membuat laporan polisi.

Saat itu, kenang Dofiri, Sultan HB X membuat laporan mengenai hoaks dirinya yang beredar di media sosial terkait pemilu di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dofiri menilai tindakan tersebut merupakan teladan bahwa semua warga negara sama di hadapan hukum.

Hal itu disampaikan Ahmad Dofiri dalam acara Dialog Kebangsaan untuk Indonesia Damai bersama Sultan Hamengku Buwono X di Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Yogyakarta, Minggu (26/10/2025) kemarin.

"Beliau turun langsung berada di ruangan sepetak diperiksa oleh petugas pembuat laporan. Seorang raja menunjukkan komitmen bahwa di hadapan hukum itu semua sama," ujarnya.

Baca Juga Mahfud MD Sebut Yogyakarta Lahirkan Banyak Pejuang Demokrasi di https://www.kompas.tv/nasional/627549/mahfud-md-sebut-yogyakarta-lahirkan-banyak-pejuang-demokrasi

#ahmaddofiri #sultanhbx #yogyakarta

Video Editor: Rizal

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/627551/ahmad-dofiri-kenang-sultan-hb-x-tak-ingin-diistimewakan-saat-buat-laporan-polisi
Transkrip
00:00Berikutnya Ibu Bapak sekalian, testimoni keempat akan disampaikan oleh
00:05General Polisi Pernawirawan Datrandes Ahmad Doviri, MSI.
00:11Beliau sekarang adalah penasehat khusus Presiden Bidang Keamanan dan Ketertiban
00:15serta Reformasi Kepolisian.
00:17Pernah cukup lama tugas di Jogja terakhir menjadi Kapolda D.I.E.
00:21Monggo Pak Doviri.
00:23Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:26Selamat siang, salam jahtera baik-baik sekalian.
00:29Shalom, Om Swastiastu, Namo Muda, Ya Salam Kebajikan.
00:33Yang terhormat dan kami banggakan, Ngarso Dalam, Seri Sotanamu Kebohono ke-10.
00:38Yang kami hormati, Ibu Gusti Kajang Ratu Hemas, Bapak Ibu hadirin sekalian.
00:44Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih, saya berikan kesempatan untuk menyampaikan testimoni.
00:50Pak Moderator tadi di awal, yang hadir di sini masuk dua kategori.
00:56Yang pertama tokoh yang memang sengaja diundang, dan yang kedua orang yang kangen dengan Yogyakarta.
01:02Sepertinya saya kategori yang kedua orang yang memang kangen dengan Yogyakarta.
01:06Bapak Ibu sekalian, saya berdinasi kepolisian hampir 36 tahun.
01:14Dan sepanjang waktu itu, dibandingkan dengan daerah-daerah lain, paling banyak waktu saya habiskan bertugas di Yogyakarta.
01:23Saya pernah menjabat sebagai Kapolda Bus Yogyakarta, pernah menjabat Wakap Polda Yogyakarta, dan terakhir menjadi Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta.
01:31Kurang lebih tiga setengah tahun.
01:33Yang konon katanya, sampai dengan sekarang ditelisik, Kapolda yang paling lama bertugas di Yogyakarta.
01:42Bapak Ibu sekalian, pelajaran pertama di Akademi Kepolisian, ketika dimanapun kita bertugas, ada giyum, dimana bumi terpijak, disitu lamik jungjung.
01:54Itu teori dasar pertama dimanapun kita bertugas.
01:57Oleh karena itu, ketika saya bertugas di Yogyakarta, yang saya petik dan pelajari dulu adalah terkait bagaimana karakteristik wilayah sekaligus kerawanan dari daerah itu.
02:10Saya sangat ingat betul, karena kebetulan kalau dilihat dari sebutannya, Yogyakarta itu kota pelajar, kota pariwisata, kota budaya, sekaligus juga miniatur Indonesia.
02:25Itu yang membekas dan ada di benak kepala kami semua.
02:29Dan yang lebih penting lagi, saya kaget ketika tahun 2017, kita ingat tahun 2023, filosofi sumbu Yogyakarta itu diakui oleh PBB menjadi warisan budaya dunia.
02:43Tepetangan, Bapak Ibu sekalian.
02:44Apa yang kami selami di situ, yaitu terkait dengan sumbu filosofi Yogyakarta, yaitu dari mulai kerapiak, panggung kerapiak, kemudian keraton, sampai tunggu golong diling.
02:57Itu semua menunjukkan dimensi spiritual dan dimensi sosial.
03:02Jadi kalau tadi di awal disampaikan, ada namanya sangkan paraning tumadi, manung galing kaula kusti, ha memayu hayu ling baono.
03:12Bagaimana mungkin saya orang Jawa Barat, tiba-tiba harus paham dengan istilah-istilah itu.
03:18Dan kami petik di dalamnya rupanya simple sekali.
03:22Yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Tuhannya, bagaimana hubungan manusia dengan sesama manusia, dan bagaimana hubungan manusia dengan alam.
03:31Dalam konteks teologi, Bapak Muhasim tadi disampaikan,
03:35Hablu Minallah, Hablu Minannas, dan Rahmatan Lila Alamin.
03:40Itu semua ada di Yogyakarta, dan itu tercermin dari arsitektur keraton yang kemudian kita namakan sumbu filosofi Yogyakarta.
03:50Tepuk tangan untuk Yogyakarta.
03:54Kemudian, apakah itu memang hanya simbol filosofi?
03:57Bapak Ibu sekalian, saya sampaikan tadi, tiga setengah tahun saya bertugas dan mendampingi Ngarasul Dalam.
04:05Kalau kita lihat apa yang disampaikan beliau, tutur katanya, sikap dari beliau itu mencerminkan filosofi itu ada pada diri seorang gubernur sekaligus seorang Raja Yogyakarta.
04:17Kadang-kadang kami kalau berdialog dengan beliau bisa satu jam, bisa dua jam, bisa tiga jam.
04:24Dan kadang-kadang, mohon maaf Ngarasul Dalam, disaking asiknya, tehnya pun tidak pernah kami sentuh.
04:29Karena Ngarasul Dalam tidak pernah menawarkan untuk diminum.
04:31Tetapi menariknya Bapak Ibu sekalian, apa yang kemudian kita refleksikan dalam tugas sehari-hari itu tercermin.
04:42Kalau saya ceritakan terkait bagaimana sikap beliau menyikapi hal-hal yang kemudian tercermin dari tindakan beliau, itu mungkin kalau kita tuliskan dalam buku akan tebal sekali.
04:55Saya contohkan, ketika itu ada pemilu di Jakarta, di mana waktu itu muncul kemudian di media online terkait seolah-olah pernyataan dari gubernur DIA yang mendeskritkan etnis tertentu.
05:14Wah, sangat ribut sekali.
05:16Saya matur ke beliau, Ngarasul Dalam mohon izin bagaimana menyikapi, karena di media sosial dan media mainstream waktu itu digoreng sedemikian rupa.
05:24Beliau dengan jawaban yang cukup simpel, tenang, gampang baka Polda, tinggal saya bikin laporan saja, enggak perlu saya membantah di media.
05:34Ini sangat menarik.
05:37Kemudian kami kaget lagi ketika kami menyampaikan Ngarasul Dalam, kalau begitu biar nanti staff kami yang datang saja ke tempat Ngarasul Dalam.
05:44Enggak, saya sendiri yang akan datang ke Polda DIA.
05:49Begitu datang beliau ke Polda DIA, kami temui Ngarasul Dalam, biar nanti membuat laporan polisinya di ruangan ini saja.
05:58Enggak, biar sekaligus saya juga melihat kayak apa sih kalau bikin laporan polisi.
06:03Beliau turun langsung, berada di ruangan yang sepetak itu, diperiksa oleh petugas pembuat laporan.
06:12Seorang raja menunjukkan komitmen bahwa di hadapan hukum itu semua sama.
06:19Ini pelajaran yang menarik dan sangat berharga.
06:22Dalam hati saya ke anggota bilang, enggak usah repot-repot memposisikan bagaimana penegakan hukum.
06:26Ngarasul Dalam sudah mencontohkan itu semua, bagaimana semua masyarakat patuh ada di hadapan hukum.
06:34Yang kedua, Bapak-Ibu sekalian, tahun 2019 kita ingat betul, waktu itu politik bampir terbelah.
06:41Karena apa? Itu masalah syarat.
06:44Dan kita tahu, Pak Mahfud MD waktu itu Menko Polkam baru saja membubarkan organisasi HTI, Pak Mahfud.
06:51Nah, tiba-tiba muncullah kegiatan di Yogyakarta, yaitu di Masjid Keraton.
07:06Nah, waktu itu konon direpresentasikan, kegiatan itu merupakan penjelmaan dari organisasi HTI tadi.
07:16Sehingga timur pertentangan, se-Indonesia, namanya kegiatan Muslim United itu menjadi keger.
07:24Waktu itu, saya ingat betul Gusti Condro dengan Gusti Hayu datang ke tempat saya.
07:31Pado Wiri, itu gimana?
07:33Tendanya mau berdiri loh, padahal kan harus dalam enggak mengizinkan.
07:37Sepanjang karir kepolisian saya, baru kali itu saya dihadapkan deg-deg rasanya.
07:42Bagaimana mungkin, sudah tidak diizinkan oleh Ngarso Dalem, kok mereka maksa?
07:49Alasannya apa?
07:50Kan Masjid itu yang mengizinkan cukup dari DKM-nya saja.
07:55Waduh, jadi memang memaksa, acaranya kan nanggung-nanggung.
07:59Tiga hari, tiga malam.
08:02Saya matur ke Gusti Hayu dengan Gusti Condro, bisa enggak?
08:04Saya matur nanti untuk menghadapkan Ngarso Dalem.
08:07Maksudnya, saya ingin menjelaskan ke beliau bahwa secara aturan hukum, ini tidak boleh, akan kami tindak.
08:16Bapak-Ibu itu kebayang, yang tidur di masjid kagungan dalam keraton itu, itu ribuan orang.
08:22Acaranya dibuka hari Jumat siap.
08:26Bagaimana mungkin nanti kalau Ngarso Dalem mengizinkan, ya Pak Kapolda memang langgar aturan dibubarkan saja.
08:31Saya dengan Danrem waktu itu, Pak Danrem, saya ingin menghadapkan Ngarso Dalem.
08:35Saya akan mengubarkan kegiatan itu, kalau memang Ngarso Dalem mengizinkan, tolong saya di backup.
08:41Saya tidak pernah berpikir nanti mengubarkan itu model coro seperti apa.
08:45Saya ingin menghadapkan Ngarso Dalem.
08:47Ngarso Dalem mau izin, ternyata mereka nekat untuk melakukan kegiatan tiga hari.
08:52Jumat, Sabtu, dan Minggu.
08:56Dan tiap di siang sudah dibuka.
08:57Mau izin, ini melanggar ketentuan.
09:00Kalau diperkenankan, saya akan membubarkan kegiatan tersebut.
09:04Jawaban yang tidak terduga oleh beliau.
09:07Pak Kapolda, saya tidak mau ribut-ribut.
09:11Sudah biarkan saja.
09:13Tapi mestinya, orang punya moral itu, ya paham.
09:18Bahwa itu tempat yang punya tidak mengizinkan.
09:20Kok maksa?
09:21Saya berbicara panjang lembar sampai akhir jam 11.
09:24Menjelang jam 12, saya pamit ke beliau.
09:27Saya teringat.
09:29Sebenarnya, ada-ada dulu Bapak Ibu?
09:35Moga Pak, dilanjut.
09:37Terus saja Pak.
09:38Arahan Pak Mahfud diteruskan.
09:39Oh, terus saja.
09:40Saya ikut Pak Mahfud.
09:42Pak Mahfud.
09:43Kami lanjutkan, Bapak Ibu.
09:46Jadi, waktu itu, kami bagaimana caranya?
09:51Sementara Ngarso Dalem yang punya tempat tidak mengizinkan dan mereka memaksa.
09:56Terus bagaimana untuk menghentikan itu?
09:59Saya ingat kata-katanya beliau.
10:01Mestinya mereka kalau punya moral, akan paham.
10:03Saya datangin ke panitianya malam hari itu juga.
10:07Di tengah orang, ribuan orang masih tidur di dalam masjid.
10:11Saya hanya menyampaikan kepada panitia.
10:13Saya malam hari ini datang bukan sebagai Ahmad Doviri.
10:16Kan panitianya kenal semua, Bapak.
10:18Sama saya.
10:19DKM-nya kenal, tokoh-tokohnya juga kenal.
10:22Saya datang ke sini bukan untuk membubarkan acara ini.
10:25Saya hanya ingin menyampaikan persan dari Ngarso Dalem.
10:28Kok kegiatan tidak diizinkan sama yang punya tempat?
10:34Tetapi kok maksa?
10:36Lah moralnya seperti apa?
10:38Saya mohon maaf.
10:39Kita ini orang muslim.
10:41Apa pantas memaksakan seperti itu?
10:45Alhamdulillah, Bapak-Ibu sekalian.
10:47Itu manjur.
10:48Besoknya kegiatan itu dipindah dari masjid Kagungan Dalam Keraton ke masjid Joko Karyan.
10:55Bisa dipersingkat, Pak Doviri.
10:56Ilmu kepolisian tidak ada untuk menyelesaikan pola-pola seperti itu.
11:01Tetapi lagi-lagi, kebesaran hati beliau, kebijakan beliau mampu untuk menuluh lantakan itu semua.
11:09Suro diro jaya ningrat, lebur dening bangas tuti.
11:12Begitu kan?
11:13Luar biasa.
11:14Terima kasih, Pak Doviri.
11:15Terima kasih, Hindo Yoko.
11:16Bukti selalu kangen dengan Jogja.
11:19Terima kasih, Pak.
11:20Terima kasih, Pak Doviri.

Dianjurkan

1:41