Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - KPU DKI Jakarta serahkan salinan ijazah Jokowi pada Pakar Kebijakan Publik Bonatua Silalahi dan penunding ijazah Jokowi, Dokter Tifauzia Tyassuma pada Senin (13/10/2025).

Ini adalah salinan ijazah yang diberikan Jokowi kala mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2012.

Dokter Tifa mengungkap beberapa keanehan yang ia temukan di salinan ijazah Jokowi.

''Di sini, yang konsisten keanehan, ketidaklaziman'', ujarnya sambil menunjuk salinan ijazah Jokowi.

Baca Juga Roy Suryo Blak-blakan Usai Terima Salinan Ijazah Jokowi dari KPU DKI Jakarta: Ini Bukti Baru di https://www.kompas.tv/nasional/622733/roy-suryo-blak-blakan-usai-terima-salinan-ijazah-jokowi-dari-kpu-dki-jakarta-ini-bukti-baru

#ijazahjokowi #doktertifa #jokowi

_

Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/622757/breaking-news-dokter-tifa-ungkap-keanehan-salinan-ijazah-jokowi-yang-diterima-dari-kpu-dki
Transkrip
00:00Terhadap yang punya ijajah, sehingga ini dihilangkan, disembunyikan.
00:07Kalau secara sejauh memang biasanya kalau di undang-undang KIP itu dihitamkan, tapi ini dihapus.
00:16Jadi dengan ini nanti kita serahkan ini ke timbu RRT ya.
00:22Kalau saya kan hanya tujuannya untuk memastikan ada atau tidak ijajah, salinan ijajah resmi tersebut.
00:30Saya tidak menganalisis lebih lanjut.
00:33Kebetulan Bu, tiba-tiba ada, selanjutnya saya serahkan juga sekalian di sini.
00:39Silahkan di analisis Bu.
00:40Ini adalah perjuangan Pak Dr. Bonatua Silalahi ya, kita apresiasi ya.
00:45Beliau maju sendiri sebagai warga, dan jelas ya kami RRT maupun Dr. Bonatua ini juga punya legal standing yang jelas ya Pak.
00:53Kita dilindungi oleh undang-undang dasar 1945 pasal 28F, dan kita juga legal standing kita jelas, undang-undang keterbukaan informasi publik.
01:02Nah, Alhamdulillah puji Tuhan ya, melalui perjuangan Dr. Bonatua bersama dengan kami,
01:07karena kami sama-sama ini paralel untuk melanjutkan surat yang sama ke KPU Pusat yang sudah dijawab,
01:13kemudian KPUD Jakarta dan KPUD Solo.
01:16Ini KPUD Solo yang saat ini masih belum lagi kami dorong, minggu lalu kami ke Solo juga.
01:22Nah, jadi Alhamdulillah, ini dengan demikian maka kami sudah mendapatkan salinan fotokopi hijazah dari Jokowi Dodo
01:30yang maju pada gubernur DKI Jakarta tahun 2012.
01:35Kemudian kami juga mendapatkan salinan fotokopi hijazah yang untuk diajukan Pilpres tahun 2015.
01:43Nah, habis ini selesai di KPUD Jakarta, kami akan ke KPU Pusat untuk menagih janji,
01:49karena KPU Pusat menjanjikan kepada kami untuk memberikan salinan fotokopi hijazah Jokowi Dodo
01:55untuk maju Pilpres tahun 2014.
01:58Nah, ini juga sebuah sejarah ya Pak Bona Tua ya.
02:00Kalau kami sudah mendapatkan keempat spesimen tersebut,
02:03ini adalah sebuah artefak yang sudah bisa secara legal dan secara metodologis kami akan lakukan penelitian
02:11dengan menggunakan telematika, digital forensik, dan neuromolitika.
02:15Jadi, ini sudah tidak terbantahkan lagi ya.
02:19Sebelum kami mendapatkan salinan dari KPUD Jakarta ini maupun KPU Pusat,
02:24sebetulnya secara metodologi riset sudah jelas ya.
02:29Kijazah Jokowi Dodo secara metodologi riset 99,9% palsu.
02:36Nah, ditambah lagi dengan bukti yang sangat akurat dari KPUD Jakarta maupun KPUD Pusat.
02:43Maupun KPU Pusat.
02:45Ada pertanyaan?
02:47Bapak, mungkin kalau dibandingkan dengan yang kemarin itu yang sudah Bapak ambil di KPU Pusat,
02:52ada yang beda, angka legalis atau gimana?
02:54Semua ada dokter.
02:56Sekilas sepertinya ini sama, ya.
02:59Bedanya cuma yang warna ini, yang berwarna.
03:02Kalau yang di sana kan warnanya hijau agak biru ya.
03:06Dan itu pengesahannya dari pihak yang berbeda.
03:11Itu dokter Budi waktu itu.
03:13Kalau sekarang dokter Naim ya.
03:14Ini di tahun ini, begini ya.
03:19Jadi penjelasannya ya.
03:21Ini saya sebagai alumni UGM yang pernah juga minta legalisir ijazah ya.
03:26Jadi sebenarnya legalisir ijazah ini agak, ini juga agak kita perlu bandingkan ya.
03:32Karena secara lazim legalisir ijazah UGM itu biasanya vertikal begini.
03:38Ya, tapi ini kan tercantalah.
03:40Ya, nanti kita perlu minta spesimen-spesimen lain lagi untuk kita bandingkan.
03:44Sehingga kita punya akurasi, punya validasi.
03:47Apakah memang legalisasi yang seperti ini dengan warna merah ini memang sesuai dengan kelaziman dari UGM ya.
03:57Kemudian kedua yang menarik adalah pada spesimen yang kami dapatkan dari KPU Pusat,
04:02itu selain capnya beda warna, ya, biru capnya, kemudian namanya itu kurang jelas ya.
04:10Kita meraba-raba saja namanya ya Pak Bonato ya.
04:12Kalau ini jelas ya, jelas.
04:14Ini yang melegalisir adalah Papa Profesor Doktor Insinyur Muhammad Naim M. Agraria ya.
04:21Jadi petugas yang berhak untuk melakukan tanda tangan legalisasi adalah dekan.
04:25Maka kami akan menunut, apakah betul Pak Profesor Muhammad Naim pada waktu tahun 2010 ya, ini?
04:342012 ya, 2012.
04:35Ketika Jokowi Dodo maju ke Gubernur itu apakah memang betul?
04:38Dekanya beliau, dan ya saya sudah mengenal beliau, dan beliau juga termasuk institusi internal dari UGM yang speak up
04:48tentang masa lalu dari Jokowi Dodo ketika.
04:53Dan beliau juga termasuk yang mempertanyakan tentang keakurasian dari pada masa Jokowi Dodo itu kuliah.
05:02Beliau yang jelas menyebutkan bahwa soal sarjana muda, soal sarjana itu Profesor Muhammad Naim itu adalah narasumber primar kami ya.
05:10Nah kemudian yang aneh itu ya, ini kok ada konsistensi keanehan ya.
05:14Jadi yang konsisten itu keanehan aja, yang ketidak laziman dan aneh sekali ya, itu adalah bahwa pada beberapa hal di ini,
05:24pada beberapa artefaknya di dalam ijazah ini kan kenapa bisa ditutupi gitu loh.
05:31Untuk apa ditutupi ya?
05:32Ini kan suatu keanehan, karena nggak jelas.
05:34Ya misalnya seperti tanda tangannya Profesor Yaakob sebagai rektor waktu itu,
05:39tanda tangan dan materai dari Profesor Dr. Rusunardi sebagai Dekan UGM,
05:45ya termasuk materainya juga di blok seperti ini.
05:48Kemudian nama yang bersangkutan juga di blok, padahal kita juga tahu kan,
05:52kita minta kan namanya Jokowi Dodo.
05:54Ini apa namanya, nomor mahasiswanya juga di blok, untuk apa gitu ya.
05:59Kemudian tidak, sekali lagi konsistensi keanehan adalah tidak ada nomor induk mahasiswa yang sebelah kanan.
06:06Ini nomor induk mahasiswa sesuai dengan urutan universitas.
06:10Di sini juga di blok, seharusnya ini ada kan, Anda lihat ya, tapi ini di blok.
06:15Jadi ini aneh sekali.
06:18Untuk apa KPUD Jakarta melakukan hal ini itu untuk apa?
06:21Karena spesimen seperti ini secara lengkap sudah pula kita dapatkan.
06:26Ya, RRP sudah dapatkan spesimen ijasa ini, ya, lengkap pada waktu tahun 2022, Oktober 2022,
06:35di mana Dekan Fakultas Kehutanan UGM sendiri, ya, itu sudah menunjukkan salinan fotokopi yang tidak ada ditutup-tutupi seperti ini.
06:46Kemudian, baris krim pun tanggal 22 Mei 2025, itu juga sudah mengeluarkan salinan fotokopi ijasa tersebut, ya.
06:56Jadi ini kan ngapain gitu ya, untuk apa KPUD ini menutup-nutupi seperti juga yang terjadi pada KPU Pusat.
07:05Itu tidak perlu, sangat tidak perlu ya, gitu ya.
07:09Ini akan apa-apa.
07:10Kalau belum ada keterangan dari KPU, baik itu KPU Pusat, Bukun KPUD Jakarta terkadang penutupan?
07:15Penutupan ya, nah itulah hari ini kami bersurat kepada KPU Pusat untuk mempertanyakan soal minggu lalu kan kami sudah dapat spesimen yang ditutupi juga.
07:24Nah, ini kan tidak lazim, ya, bahkan kalau menutup-nutupi informasi itu melanggar undang-undang justru mereka kan, melanggar undang-undang, maka kami hari ini bersurat kepada KPU Pusat, bersurat kepada KPUD Jakarta untuk mempertanyakan untuk apa menutup-nutupi spesimen ijasa yang sudah diberikan kepada kami ini.
07:46Ini kenapa kalau misalnya dari salinan ini kan akhirnya dikirimkan kepada RRT, kenapa harus melalui Pak Penutupan?
07:58Saya kan doktornya S1, S2, S3 saya dari Kepidangan Publik, saya tidak punya kompetensi ke situ.
08:06Saya hanya berputar pada publik domainnya.
08:09Nah, jadi, kan sudah dapat barangnya, saya proler dengan memakai peraturan kebijakan publik, ya, undang-undang pelayanan publik, undang-undang peterbukan informasi publik.
08:21Jadi, memang sebaiknya saya merasa beliau-beliau yang lebih kompetensi untuk menjawab ini, ya, menganalisis ini.
08:29Tentunya ini kan akan melalui serangkaian analisis-analisis, misalnya foto, ya, bentuk wajah, macam segala, huruf, macam segala, itu termasuk kegiatan-kegiatan yang tidak saya kuasai.
08:39Kenapa nggak langsung dari RRT, Jim?
08:42Oh, kami juga. Jadi, ini sebetulnya pekerjaan semesta ini, ya.
08:46Jadi, RRT juga sudah bersurat, dan kami juga sudah mendapatkan spesimen yang sama.
08:51Di sisi lain, secara paralel, Pak Dr. Bonatua itu juga mengajukan surat yang sama, di waktu yang sama.
08:58Ini adalah semesta mendukung.
08:59Artinya apa? Sekarang ini RRT tidak sendiri lagi, sudah dikawani oleh Dr. Bonatua Silalahi, dan Pak Sumahan Palal, dan banyak insan-insan akademisi dan ilmuwan yang sudah tergerak.
09:12Sudah berani keluar dari belenggu ketakutan, kekhawatiran, dan sebagainya, ya.
09:16Ini saya apresiasi sekali, Pak Bonatua. Terima kasih banyak atas inisiatifnya, ya, membantu kami.
09:21Nah, yang lucu, ini menarik, ya. Jadi, RRT sudah cukup lama menyampaikan surat, ya, melalui tim puasa hukum kami, tim pembela penegak keadilan, dan juga tim AKK, ya, advokasi anti-kriminalisasi akademisi dan aktivis, ya, gitu.
09:38Tapi, ternyata yang lebih direspon, lebih cepat, satu minggu lebih cepat, itu adalah Pak Bonatua.
09:44Artinya apa? Kami melihat ketakutan pada KPU pusat, KPU daerah terhadap kami, RRT.
09:50Nah, makanya ini Tuhan yang maafuasa, yang membantu kami, ya.
09:55Jadi, dengan Pak Bonatua itu sudah mendapatkan spesimen yang sama-sama kami minta, ini sangat membantu, dan Pak Bonatua sudah menyerahkan kepada kami, tapi kami tetap minta, ya.
10:05Jadi, jawaban atas surat yang kami sampaikan itu sudah jelas, kami akan tetap meminta.
10:11Dan sekaligus, adalah kami paralel untuk masuk kepada persoalan riwayat pendidikan Gibran.
10:20Ya, dan termasuk juga ini, bersama dengan ini, KPU kami minta, KPU pusat dan KPU di Solo, ya, kalau ini kaitannya dengan Gibran, kami sudah bersurat untuk minta salinan dari surat keterangan yang dipakai oleh Gibran untuk maju wali kota, maupun maju untuk wakil presiden.
10:40Ini penting sekali, ya.
10:41Sebab kalau sampai terkuti bahwa ternyata Gibran itu menggunakan surat keterangan yang oleh pihak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pun juga perlu dipertanyakan, ya.
10:54Karena Pak Menteri sendiri sudah sampaikan bahwa itu adalah pekerjaan Menteri yang lalu, ya, ya, by WA kepada Pak Roy.
11:03Nah, artinya beliau tidak mau tanggung jawab terhadap surat keterangan yang dipakai oleh Gibran tersebut, gitu ya.
11:10Ya, jadi ini paralel, ya, saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kita ini paralel, RRT dan partner, sini Pak Dodor, Bonatua, Pak Sikwan Pal, dan semua pihak yang sekarang ini sudah bersama dengan kami, ini kami paralel untuk berjuang terus, ya, sampai 100% kita bisa pastikan soal perihal Jokowi-Dodo, dan juga 100% kita juga bisa pastikan perihal Gibran Raka Bumi.
11:34Ya, mau konfirmasi lagi, Bu, tadi berarti mau minta lagi ke KPU di Solo, gitu ya?
11:39Ya, ya, untuk kedua hal tersebut, ya.
11:42Ya, untuk ijazah Pak Jokowi juga pakai.
11:43Oh, iya, dong. Karena ijazah Pak Jokowi-Dodo ini kan juga dipakai di KPU di Solo.
11:49Kemudian Gibran juga pakai surat keterangan itu untuk Maju Wali Kota.
11:54Jadi dua itu surat sudah disiapkan oleh Tunggung Kosa Hukum kami.
11:57Belum dikirimkan?
11:58Sudah dikirimkan dan kita akan dorong lagi.
12:00Saudara, baru saja Anda mendengar pernyataan dari Bonatua Silalahi dan juga Dr. Tifa terkait dengan penyerahan dokumen salinan ijazah Jokowi-Dodo
12:13kepada kedua pemohon yakni Bonatua Silalahi dan juga Dr. Tifa oleh KPU DKI.
12:20Di mana ini adalah salinan ijazah yang diberikan oleh Jokowi-Dodo kalah mencalonkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta tahun 2012.
12:32Dan hingga saat ini dengan apa yang mereka terima salinan ini nantinya akan diselidiki secara pribadi
12:39untuk nantinya untuk melihat apakah dugaan terkait dengan dugaan ijazah palsu yang dimiliki oleh Jokowi
12:47sesuai dengan yang mereka katakan atau tidak.
12:51Ini yang masih kita tunggu terus informasinya dan kita akan terus kabarkan kepada Anda terkait dengan informasi tersebut.
12:59Dan saudara, hingga saat ini Anda masih bisa menyaksikan informasi terkait ini di program Kompas TV lainnya.
13:04Saya Marius Orang pamit untuk diri, sampai jumpa.
13:09Terima kasih telah menonton!
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan