Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menjawab pertanyaan anggota Komisi XI DPR RI terkait subsidi hingga persoalan Danantara saat rapat kerja di DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Selasa (30/9/2025).

Purbaya mengatakan bahwa dirinya selalu monitor efisiensi hingga pengurangan cost di Danantara.

"Saya monitor proposal-proposal di Danantara setiap ada yang berhubungan dengan efisiensi, pengurangan cost segala macam, saya akan main-main kalau bisa. Proposal juga enggak jelas-jelas amat. Jadi kelihatan ini arena Anda diskusi dengan Danantara semalam dijadikan ajang curcol Danantara ke Anda untuk menekan saya, enggak apa-apa," ujar Purbaya.

Ia mengaku merasa heran mengapa Danantara tidak menghadap dirinya melainkan ke Komisi XI DPR RI.

"Padahal saya pengawas Danantara, awas besok," ucapnya.

Baca Juga Menkeu Purbaya Beberkan Alasan Tunda Pajak Pedagang Online di E-Commerce di https://www.kompas.tv/nasional/620015/menkeu-purbaya-beberkan-alasan-tunda-pajak-pedagang-online-di-e-commerce

#menkeupurbaya #purbayayudhisadewa #dpr #danantara

Produser: Ikbal Maulana
Thumbnail: Aqshal

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/620351/full-menohok-menkeu-purbaya-jawab-komisi-xi-dpr-soal-danantara-hingga-subsidi-apbn-2025
Transkrip
00:00Oke, saya akan jawab sedikit-sedikit aja ya, yang bisa saya jawab, yang enggak bisa enggak akan saya jawab.
00:07Sebagian tertulis nanti.
00:08Dari PDIP, Pak Andreas, menanyakan apakah ada macam-macam kan?
00:20Yang utama adalah, apakah kita di-invest, di-peningkatkan efisiensi?
00:26Kalau dipupukan, kita sudah akan invest di pupuk ya, dan kelihatannya sudah akan membaik.
00:32Tapi begini, saya monitor proposal-proposal di Danantara, setiap ada yang berhubungan dengan efisiensi, pengurangan kos, segala macam,
00:42saya selalu akan memen kalau bisa.
00:47Tapi sampai sekarang juga proposal-proposal juga enggak terlalu jelas-jelas amat.
00:50Jadi kelihatannya ini arena Anda diskusi dengan Danantara semalam, jadikan ajang curcol Danantara ke Anda ya, untuk menekan saya kelihatannya.
01:00Enggak apa-apa.
01:01Yang jelas gini, tadi apakah untuk energi terbarukan ada dari Pak Endikan?
01:07Ini kan jangka panjang sekali kan.
01:09Kebetulan saya beberapa minggu terakhir rapat dengan Pak Presiden dan Menteri SDM,
01:16ada desain untuk membuat PLTS menggantikan listrik yang ada sekarang.
01:23Anggap apa, investasi cukup besar, bisa mungkin sekitar 75 miliar dolar, kalau jadi.
01:29Tapi pada waktu diskusi pertama, saya melihat kosnya masih tinggi, masih 9 sen dolar per KWH.
01:35Saya bilang kalau gitu sih, subsidi saya nambah.
01:39Tapi mereka sedang berusaha terus dan kemarin sudah ada berita bagus,
01:42pada saat sekarang harganya bisa 6 sen dolar per KWH.
01:47Saya bilang kalau itu betul, matangkan, kita kalau perlu PMN, PMN.
01:54Karena pada akhirnya akan hilang itu subsidi yang terlalu besar untuk listrik.
01:57Jadi kita enggak diam aja, Pak siapa lagi itu ya, yang nyanyi tentang energi baru terbarukan.
02:07Jadi saya selalu amatin semua proposal yang beredar di kementerian-kementerian itu,
02:15setiap termasuk dalam tarea, setiap ada yang bisa mengurangi biaya, kami akan ini secepatnya.
02:25Tapi kelemahan yang utama memang saya sadari juga.
02:29Di sini waktu saya, ini saya kan baru minggu ketiga ya, ya enggak tahu semuanya sekaligus kan.
02:35Tapi saya tahu bahwa ketika mereka bilang ke saya, subsidi ditendang ke tahun depan pembayarannya, maksudnya?
02:43Kompensasi.
02:44Kalau subsidi kita bayar ya, yang kompensasi, kita tendang ke tahun berikutnya.
02:49Maksudnya apa? Ada proses yang lama, ini itu, ini itu.
02:55Kan saya juga pernah di private sector kan, saya ingat juga itu cost of capital untuk perusahaannya jadi tinggi.
03:03Tapi saya baru tak lihat beberapa, satu minggu terakhirlah.
03:07Kedepan saya akan percepat, jangan sampai kita telat bayar lagi.
03:12Kalau bisa sebulan langsung bayar.
03:13Kenapa? Karena uang saya juga nganggur di BI tuh.
03:17Kalau gitu kan masuk ke sistem cepat, musuhnya danantara harusnya lebih cerdas lagi.
03:24Ketika mood saya seperti itu, langsung dia menghadap saya, minta apa, minta apa.
03:28Ini kan dia menghadap anda langsung kan, bapak-bapak, ibu-ibu.
03:32Padahal sama saya, teman, saya pengawas danantara, awas besok.
03:36Kenapa mereka menghadap saya?
03:40Nah ini kan penting, Pak. Menteri ini paten ini.
03:43Ini bagus, ini bagus, saya pikir korek seperti ini.
03:45Tapi yang saya, saya, dia udah tahu, saya punya uang banyak.
03:49Saya baru taruh cuma 200, masih ada 250 lagi di sana.
03:53Kenapa dia menghadap saya?
03:55Jadi pada dasarnya begitu masuk akal, kita akan ini cepat-cepatnya.
04:00Kita akan review proses yang tadi, 3 bulan tadi, kelamaan menurut saya juga.
04:03Yang memastikan bahwa program PSO kami tidak mengganggu cash flow dari perusahaan Pertamina dan PLN dan lain-lain.
04:15Tapi nanti saya lihat, kalau nggak untung juga, awas.
04:20Kalau nggak kosnya diturunkan, jangan main-main mereka.
04:24Tapi yang tadi, saya janji akan betulnya tadi, proses di sini, kita akan percepat.
04:31Berapa lama anda bisa betulnya?
04:33Dulu itu setahun sekali, Pak.
04:34Ya, jangan setahun sekali, Pak.
04:35Dulu itu setahun sekali, sudah kita bergerak 3 bulan.
04:37Yang nentuin siapa?
04:39Kita.
04:40Kita yang nentuin.
04:41Sebulan selesai ya?
04:42Sebulan selesai, Pak.
04:44Nanti kalau nggak, ya saya pindahin.
04:46Ini alhamdulillah ini, kalau Menteri Keuangannya bergerak cepat begini, Pak.
04:50Kita bersyukur ini, Pak.
04:51Sebenarnya saya lagi mikir, gimana ngawarin uang itu?
04:53Masih banyak di sana, masih numpun.
04:55200 triliun, positif tanggapannya, tapi banyak yang ribut juga, kan?
05:00Wah, ini itu, ini itu.
05:01Saya mesti cari tools yang lain.
05:03Jadi kalau ini, tambah lagi.
05:07Daripada uang kita numpuk di sana, utangnya, bunganya dibayar, impactnya ke ekonominya kurang.
05:13Saya nunggu sebenarnya penyalur-penyalur yang cepat apa.
05:15Makanya saya sisirin, saya sisirkan tuh kementerian-kementerian.
05:21Saya ancam, yang nggak bisa sampai Oktober nanti,
05:24kalau Anda nggak bisa propose dengan clear, seperti apa, sampai akhir tahun, saya ambil uangnya.
05:29Nah, kalau Dantara punya tagian seperti ya, langsung hadap saya harusnya.
05:34Nanti saya tanya kalau rapat, saya sebagai apa?
05:37Pengawas Dantara.
05:40Awas.
05:41Awas, ya kan?
05:42Terus tentang apa, tepat sasaran, apa nggak?
05:46Oh, satu lagi.
05:49Subsidi energi naik terus dari tahun ke tahun.
05:53Energinya kan, kalau itu namanya ya, BBM kan?
05:58BBM tuh solar, diesel, itu impor.
06:01Banyak impor, Pak.
06:03Kita banyak impor, nyampe puluhan miliar dolar setahun.
06:06Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut?
06:09Sudah puluhan tahun kan.
06:11Kita pernah bangun kilang baru nggak?
06:13Nggak pernah.
06:14Sejak kritis sampai sekarang, nggak pernah bangun kilang baru.
06:17Jadi nanti Bapak-Bapak, kalau Ibu-Ibu ketemu dan antara lagi,
06:20minta Pertamina bangun kilang baru.
06:23Saya pernah, waktu saya di maritim,
06:27saya pernah tekan mereka tahun 2018 untuk bangun kilang.
06:31Mereka janji mereka akan bangun tujuh kilang baru dalam waktu lima tahun.
06:36Sampai sekarang kan nggak ada satupun.
06:39Jadi Bapak tolong kontrol mereka juga.
06:41Jadi saya kontrol dari Bapak-Bapak juga kontrol,
06:43karena kita rugi besar.
06:45Karena kita impor dari mana?
06:46Dari Singapura.
06:49Minyak, produk-produk minyaknya.
06:50Pak Bipupuk juga.
06:55Jadi, pada dasarnya kalau gitu sekarang,
06:59saya bukan jurubayar saja.
07:01Saya akan masuk.
07:02Saya akan lihat mereka jalankan apa nggak proyek-proyek yang diusulkan.
07:06Kalau nggak kita potong uangnya juga, Pak.
07:08Saya kan pengawas, saya ganti aja dirutnya.
07:11Artinya timbal balik.
07:13Jadi ini saya pikir masukkan yang bagus sekali dari DPR.
07:18Gimana caranya kita memproduksi,
07:20tadi Pak Khair Limam juga memperbaiki alat-alat produksi,
07:25termasuk menyediakan alat produksi yang baru yang selama ini kita gagal membangun.
07:30Jadi kilang itu,
07:31bukan kita nggak bisa bikin atau kita nggak bisa bikin proyeknya,
07:36cuma pertaminannya males-malesan saja.
07:38Saya pernah kasih ke mereka, biar aja karena mereka jelek-jelekkan saya kemarin kan.
07:45Saya pernah kasih tawaran ke mereka,
07:46kalau nggak bisa bikin yaudah,
07:48ini ada investor dari Cina,
07:50mau bangun kilang,
07:51Anda perlu beli 30 tahun,
07:52setelah 30 tahun Anda dapat kilangnya gratis.
07:54Pertamina bilang,
07:57kami keberatan dengan usul tersebut,
08:00karena kami sudah over capacity.
08:03Waktu saya kaget, over capacity apa?
08:05Kami sudah rencana bangun tujuh kilang baru,
08:08satu pun nggak jadi kan.
08:10Mereka bilang,
08:11iya tapi seke depan akan jadi,
08:12sampai sekarang nggak jadi.
08:13Yang ada malah beberapa dibakar kan.
08:16Jadi,
08:17tolong dari Parlemen juga mengontrol Pertamina untuk hal tersebut.
08:21Jadi kita kerjasama,
08:23tujuan kita sama sebetulnya mengurangi subsidi
08:26dan membuat subsidi yang ada pun lebih murah dan tepat sasaran.
08:33Jadi,
08:35untuk subsidi gimana nature-nya?
08:41Subsidi sebetulnya,
08:42kalau bisa nggak subsidi,
08:43subsidi,
08:44nggak subsidi kan.
08:45Cuman karena ekonomi ketumbuhnya nggak cukup bagus,
08:49masyarakat yang paling bawah
08:50belum bisa bertahan ketika
08:52harus menghadapi harga pasar.
08:54Dikeluarkan dari subsidi supaya
08:56mereka bisa hidup terus dan sejahtera,
08:59agak sejahtera lah ke depan.
09:00Tapi,
09:01kunci utamanya adalah
09:03menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
09:08Jadi,
09:09kita akan mencoba meningkatkan kejahteraan
09:11semuanya sehingga mereka semua kuat pada satu titik,
09:15nggak harus sepedi lagi.
09:16Jadi,
09:17langkah itu ke depan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
09:19Makanya,
09:19saya setuju banget dengan
09:21ambisi Pak Prabowo untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi 8%.
09:25walaupun susah mengingkatkan kejahhteraan,
09:27tapi selama kita bergerak ke arah sana dan bukan ke arah bawah seperti sebelumnya,
09:32harusnya cita-cita lama-lama akan tercapai juga.
09:36Jadi,
09:37saya mohon Komis 11 mendukung saya dalam hal itu,
09:40bersama saya menciptakan tadi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
09:45Terus,
09:45untuk data,
09:48gimana tepat sasarannya,
09:49itu kita punya detesen ya tadi ya.
09:52Ini sudah siap,
09:54sudah dipakai oleh Menteri Sosial ya,
09:56Kemensos,
09:57tapi belum dipanfaatkan oleh Menteri ESDM.
10:01Kami akan diskusi dengan mereka,
10:02supaya mereka betul memakai data sen tersebut ke depan.
10:05Tapi sama juga,
10:09selama ini rupanya,
10:10kita nggak bisa ngikutup,
10:11nggak pernah ngawat monitor ya.
10:12Belum pernah survei dan sebagainya.
10:14Saya akan minta BPKP untuk mensurvey,
10:16gimana pelaksanaan subsidi itu.
10:19Dan saya akan minta betul mereka jalankan,
10:22jadi kalau ada yang menyeleweng-nyeleng,
10:23hati-hati aja nanti.
10:25Jadi,
10:25selama ini rupanya belum dijalankan.
10:28Apa lagi?
10:33Jadi,
10:34gini Pak Mawan Cik Asan,
10:37dengan tadi,
10:40perubahan,
10:41peraturan tadi dalam waktu sebulan ya,
10:43sebulan ya,
10:45harusnya carryover,
10:46nggak akan banyak lagi.
10:48Mudah-mudahan paling map,
10:49mepet-mepet harusnya Januari bisa dibayar,
10:50kalau mepet kalau ada persiapan kan,
10:53abisnya kan Desember,
10:56Desember kan nggak bisa langsung bayar kan,
10:57paling Januari harus dibayar.
10:58Jadi,
10:59nggak lama-lama amat itu carryover-nya.
11:02Saya pikir itu.
11:03ada tadi,
11:13tapi bukan dengan subsidi itu,
11:14tadi Pak Mas Bakan udah jelaskan bahwa
11:17ada Rp1.300 triliun sudah langsung ke masyarakat.
11:21Jadi,
11:22subsidi seolah-olah berkurang itu nggak berkurang betul,
11:25sebetulnya ada program-program pemerintah langsung,
11:27yang langsung menunjang kehidupan masyarakat.
11:33Ini tahun 2020,
11:34subsidi kompensasi energi belum sepenyata pasatan.
11:38Ini,
11:40ada Bansos,
11:41Rp137,5 triliun,
11:43ada MBG,
11:44Rp335 triliun,
11:46ada subsidi kompensasi energi,
11:48Rp29,4 triliun.
11:50Jadi,
11:51selain subsidi itu,
11:52let's say,
11:54yang itu jangan ditunggu lagi kompensasi ya.
11:56Jadi,
11:56ada Rp137,335 triliun yang langsung disampaikan ke masyarakat.
12:01Nanti itu kalau yang atas tadi memang kurang,
12:04kita akan bisa tambah sesuai dengan kebutuhan.
12:07Jadi,
12:07kami tidak pernah
12:09melupakan
12:10beban yang dihadapi oleh masyarakat,
12:14utamanya ketika ekonominya
12:16sulit seperti kemarin.
12:18Mudah-mudahan ke depan semuanya bisa membaik lagi.
12:21Saya mohon dukungan dari
12:23Komis 11,
12:25agar betul-betul
12:26fiskal kami betul-betul bisa menjadi
12:29shock absorber yang efektif
12:31ketika
12:32ekonomi sedang turun.
12:35Saya sudah jelasin,
12:36apa itu shock absorber?
12:37Kira-kira seperti
12:38kontrol siklikal.
12:41Kalau ekonomi lagi bagus,
12:42ya mungkin masyarakat punya uang banyak,
12:44ya tidak apa-apa.
12:45Belanja sendiri.
12:46Tapi,
12:46kalau ekonomi sedang turun,
12:50pastikan banyak pengangguran.
12:51Semua masyarakat akan terkena
12:53yang atas sampai yang bawah
12:54ketika ekonomi turun.
12:56Tapi yang paling menderita adalah
12:57yang bawah.
12:59Ya, kami
12:59perkuat
13:01subsidi atau
13:02dana bantuan
13:03untuk orang miskin dan lain-lain.
13:05Termasuk menjaga tadi
13:06supaya misalnya
13:08harga BBM di pasar
13:09tidak naik terlalu tinggi,
13:10supaya ekonominya bisa tahan.
13:12Dan kalau sudah recover
13:13atau global kondisi
13:16membaik
13:17sehingga harga minyak
13:18tidak terlalu tinggi,
13:19baru kami sesuaikan lagi.
13:20Jadi,
13:22shock absorber kami adalah
13:24tadi kontrol siklikal.
13:26Ketika ekonomi lambat,
13:28kami kasih stimulus lebih.
13:30Tapi ketika
13:30ekonomi tumbuh terlalu cepat
13:32atau cepat,
13:33kami kurangi stimulusnya.
13:34itu mungkin
13:36jawaban singkat dari kami.
13:38Pak, terima kasih.
13:39Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
13:40Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
13:43Tadi paper terakhir
13:44menarik, Pak, datanya.
13:45Ada Rp901 triliun
13:48subsidi dan
13:50bantuan sosial yang
13:51dialokasikan di APBN kita
13:54untuk masyarakat.
13:56Rp901 triliun.
13:58Dan itu
13:59pesan yang sangat kuat
14:00kehadiran negara
14:01untuk masyarakat.
14:02Itu juga berdekas
14:04bimbingan Komisi Sebelah juga
14:06sehingga kita bisa
14:06menyalurkan sebesar itu.
14:10Kalau dukungan
14:11enggak usah diragukan, Pak.
14:13Kita akan selalu memberikan
14:14penguatan, dukungan
14:16selama itu
14:17untuk kepentingan masyarakat.
14:18Dan selama ini
14:19pemerintah selalu hadir
14:20untuk rakyatnya, Pak.
14:21Terima kasih, Pak.
14:22Mohon dukungnya terus, Pak.
14:24Kita sudah mendengarkan
14:26jawaban dan penjelasan
14:28Menteri Keuangan.
14:28Kita masuk ke tahapan berikutnya
14:30yaitu
14:31rancangan kesimpulan.
14:37Rancangan kesimpulan
14:38rapat
14:40selamat menikmati.

Dianjurkan