00:00Oke, saya akan jawab sedikit-sedikit aja ya, yang bisa saya jawab, yang enggak bisa enggak akan saya jawab.
00:07Sebagian tertulis nanti.
00:08Dari PDIP, Pak Andreas, menanyakan apakah ada macam-macam kan?
00:20Yang utama adalah, apakah kita di-invest, di-peningkatkan efisiensi?
00:26Kalau dipupukan, kita sudah akan invest di pupuk ya, dan kelihatannya sudah akan membaik.
00:32Tapi begini, saya monitor proposal-proposal di Danantara, setiap ada yang berhubungan dengan efisiensi, pengurangan kos, segala macam,
00:42saya selalu akan memen kalau bisa.
00:47Tapi sampai sekarang juga proposal-proposal juga enggak terlalu jelas-jelas amat.
00:50Jadi kelihatannya ini arena Anda diskusi dengan Danantara semalam, jadikan ajang curcol Danantara ke Anda ya, untuk menekan saya kelihatannya.
01:00Enggak apa-apa.
01:01Yang jelas gini, tadi apakah untuk energi terbarukan ada dari Pak Endikan?
01:07Ini kan jangka panjang sekali kan.
01:09Kebetulan saya beberapa minggu terakhir rapat dengan Pak Presiden dan Menteri SDM,
01:16ada desain untuk membuat PLTS menggantikan listrik yang ada sekarang.
01:23Anggap apa, investasi cukup besar, bisa mungkin sekitar 75 miliar dolar, kalau jadi.
01:29Tapi pada waktu diskusi pertama, saya melihat kosnya masih tinggi, masih 9 sen dolar per KWH.
01:35Saya bilang kalau gitu sih, subsidi saya nambah.
01:39Tapi mereka sedang berusaha terus dan kemarin sudah ada berita bagus,
01:42pada saat sekarang harganya bisa 6 sen dolar per KWH.
01:47Saya bilang kalau itu betul, matangkan, kita kalau perlu PMN, PMN.
01:54Karena pada akhirnya akan hilang itu subsidi yang terlalu besar untuk listrik.
01:57Jadi kita enggak diam aja, Pak siapa lagi itu ya, yang nyanyi tentang energi baru terbarukan.
02:07Jadi saya selalu amatin semua proposal yang beredar di kementerian-kementerian itu,
02:15setiap termasuk dalam tarea, setiap ada yang bisa mengurangi biaya, kami akan ini secepatnya.
02:25Tapi kelemahan yang utama memang saya sadari juga.
02:29Di sini waktu saya, ini saya kan baru minggu ketiga ya, ya enggak tahu semuanya sekaligus kan.
02:35Tapi saya tahu bahwa ketika mereka bilang ke saya, subsidi ditendang ke tahun depan pembayarannya, maksudnya?
02:43Kompensasi.
02:44Kalau subsidi kita bayar ya, yang kompensasi, kita tendang ke tahun berikutnya.
02:49Maksudnya apa? Ada proses yang lama, ini itu, ini itu.
02:55Kan saya juga pernah di private sector kan, saya ingat juga itu cost of capital untuk perusahaannya jadi tinggi.
03:03Tapi saya baru tak lihat beberapa, satu minggu terakhirlah.
03:07Kedepan saya akan percepat, jangan sampai kita telat bayar lagi.
03:12Kalau bisa sebulan langsung bayar.
03:13Kenapa? Karena uang saya juga nganggur di BI tuh.
03:17Kalau gitu kan masuk ke sistem cepat, musuhnya danantara harusnya lebih cerdas lagi.
03:24Ketika mood saya seperti itu, langsung dia menghadap saya, minta apa, minta apa.
03:28Ini kan dia menghadap anda langsung kan, bapak-bapak, ibu-ibu.
03:32Padahal sama saya, teman, saya pengawas danantara, awas besok.
03:36Kenapa mereka menghadap saya?
03:40Nah ini kan penting, Pak. Menteri ini paten ini.
03:43Ini bagus, ini bagus, saya pikir korek seperti ini.
03:45Tapi yang saya, saya, dia udah tahu, saya punya uang banyak.
03:49Saya baru taruh cuma 200, masih ada 250 lagi di sana.
03:53Kenapa dia menghadap saya?
03:55Jadi pada dasarnya begitu masuk akal, kita akan ini cepat-cepatnya.
04:00Kita akan review proses yang tadi, 3 bulan tadi, kelamaan menurut saya juga.
04:03Yang memastikan bahwa program PSO kami tidak mengganggu cash flow dari perusahaan Pertamina dan PLN dan lain-lain.
04:15Tapi nanti saya lihat, kalau nggak untung juga, awas.
04:20Kalau nggak kosnya diturunkan, jangan main-main mereka.
04:24Tapi yang tadi, saya janji akan betulnya tadi, proses di sini, kita akan percepat.
04:31Berapa lama anda bisa betulnya?
04:33Dulu itu setahun sekali, Pak.
04:34Ya, jangan setahun sekali, Pak.
04:35Dulu itu setahun sekali, sudah kita bergerak 3 bulan.
04:37Yang nentuin siapa?
04:39Kita.
04:40Kita yang nentuin.
04:41Sebulan selesai ya?
04:42Sebulan selesai, Pak.
04:44Nanti kalau nggak, ya saya pindahin.
04:46Ini alhamdulillah ini, kalau Menteri Keuangannya bergerak cepat begini, Pak.
04:50Kita bersyukur ini, Pak.
04:51Sebenarnya saya lagi mikir, gimana ngawarin uang itu?
04:53Masih banyak di sana, masih numpun.
04:55200 triliun, positif tanggapannya, tapi banyak yang ribut juga, kan?
05:00Wah, ini itu, ini itu.
05:01Saya mesti cari tools yang lain.
05:03Jadi kalau ini, tambah lagi.
05:07Daripada uang kita numpuk di sana, utangnya, bunganya dibayar, impactnya ke ekonominya kurang.
05:13Saya nunggu sebenarnya penyalur-penyalur yang cepat apa.
05:15Makanya saya sisirin, saya sisirkan tuh kementerian-kementerian.
05:21Saya ancam, yang nggak bisa sampai Oktober nanti,
05:24kalau Anda nggak bisa propose dengan clear, seperti apa, sampai akhir tahun, saya ambil uangnya.
05:29Nah, kalau Dantara punya tagian seperti ya, langsung hadap saya harusnya.
05:34Nanti saya tanya kalau rapat, saya sebagai apa?
05:37Pengawas Dantara.
05:40Awas.
05:41Awas, ya kan?
05:42Terus tentang apa, tepat sasaran, apa nggak?
05:46Oh, satu lagi.
05:49Subsidi energi naik terus dari tahun ke tahun.
05:53Energinya kan, kalau itu namanya ya, BBM kan?
05:58BBM tuh solar, diesel, itu impor.
06:01Banyak impor, Pak.
06:03Kita banyak impor, nyampe puluhan miliar dolar setahun.
06:06Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut?
06:09Sudah puluhan tahun kan.
06:11Kita pernah bangun kilang baru nggak?
06:13Nggak pernah.
06:14Sejak kritis sampai sekarang, nggak pernah bangun kilang baru.
06:17Jadi nanti Bapak-Bapak, kalau Ibu-Ibu ketemu dan antara lagi,
06:20minta Pertamina bangun kilang baru.
06:23Saya pernah, waktu saya di maritim,
06:27saya pernah tekan mereka tahun 2018 untuk bangun kilang.
06:31Mereka janji mereka akan bangun tujuh kilang baru dalam waktu lima tahun.
06:36Sampai sekarang kan nggak ada satupun.
06:39Jadi Bapak tolong kontrol mereka juga.
06:41Jadi saya kontrol dari Bapak-Bapak juga kontrol,
06:43karena kita rugi besar.
06:45Karena kita impor dari mana?
06:46Dari Singapura.
06:49Minyak, produk-produk minyaknya.
06:50Pak Bipupuk juga.
06:55Jadi, pada dasarnya kalau gitu sekarang,
06:59saya bukan jurubayar saja.
07:01Saya akan masuk.
07:02Saya akan lihat mereka jalankan apa nggak proyek-proyek yang diusulkan.
07:06Kalau nggak kita potong uangnya juga, Pak.
07:08Saya kan pengawas, saya ganti aja dirutnya.
07:11Artinya timbal balik.
07:13Jadi ini saya pikir masukkan yang bagus sekali dari DPR.
07:18Gimana caranya kita memproduksi,
07:20tadi Pak Khair Limam juga memperbaiki alat-alat produksi,
07:25termasuk menyediakan alat produksi yang baru yang selama ini kita gagal membangun.
07:30Jadi kilang itu,
07:31bukan kita nggak bisa bikin atau kita nggak bisa bikin proyeknya,
07:36cuma pertaminannya males-malesan saja.
07:38Saya pernah kasih ke mereka, biar aja karena mereka jelek-jelekkan saya kemarin kan.
07:45Saya pernah kasih tawaran ke mereka,
07:46kalau nggak bisa bikin yaudah,
07:48ini ada investor dari Cina,
07:50mau bangun kilang,
07:51Anda perlu beli 30 tahun,
07:52setelah 30 tahun Anda dapat kilangnya gratis.
07:54Pertamina bilang,
07:57kami keberatan dengan usul tersebut,
08:00karena kami sudah over capacity.
08:03Waktu saya kaget, over capacity apa?
08:05Kami sudah rencana bangun tujuh kilang baru,
08:08satu pun nggak jadi kan.
08:10Mereka bilang,
08:11iya tapi seke depan akan jadi,
08:12sampai sekarang nggak jadi.
08:13Yang ada malah beberapa dibakar kan.
08:16Jadi,
08:17tolong dari Parlemen juga mengontrol Pertamina untuk hal tersebut.
08:21Jadi kita kerjasama,
08:23tujuan kita sama sebetulnya mengurangi subsidi
08:26dan membuat subsidi yang ada pun lebih murah dan tepat sasaran.
08:33Jadi,
08:35untuk subsidi gimana nature-nya?
08:41Subsidi sebetulnya,
08:42kalau bisa nggak subsidi,
08:43subsidi,
08:44nggak subsidi kan.
08:45Cuman karena ekonomi ketumbuhnya nggak cukup bagus,
08:49masyarakat yang paling bawah
08:50belum bisa bertahan ketika
08:52harus menghadapi harga pasar.
08:54Dikeluarkan dari subsidi supaya
08:56mereka bisa hidup terus dan sejahtera,
08:59agak sejahtera lah ke depan.
09:00Tapi,
09:01kunci utamanya adalah
09:03menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
09:08Jadi,
09:09kita akan mencoba meningkatkan kejahteraan
09:11semuanya sehingga mereka semua kuat pada satu titik,
09:15nggak harus sepedi lagi.
09:16Jadi,
09:17langkah itu ke depan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
09:19Makanya,
09:19saya setuju banget dengan
09:21ambisi Pak Prabowo untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi 8%.
09:25walaupun susah mengingkatkan kejahhteraan,
09:27tapi selama kita bergerak ke arah sana dan bukan ke arah bawah seperti sebelumnya,
09:32harusnya cita-cita lama-lama akan tercapai juga.
09:36Jadi,
09:37saya mohon Komis 11 mendukung saya dalam hal itu,
09:40bersama saya menciptakan tadi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
09:45Terus,
09:45untuk data,
09:48gimana tepat sasarannya,
09:49itu kita punya detesen ya tadi ya.
09:52Ini sudah siap,
09:54sudah dipakai oleh Menteri Sosial ya,
09:56Kemensos,
09:57tapi belum dipanfaatkan oleh Menteri ESDM.
10:01Kami akan diskusi dengan mereka,
10:02supaya mereka betul memakai data sen tersebut ke depan.
10:05Tapi sama juga,
10:09selama ini rupanya,
10:10kita nggak bisa ngikutup,
10:11nggak pernah ngawat monitor ya.
10:12Belum pernah survei dan sebagainya.
10:14Saya akan minta BPKP untuk mensurvey,
10:16gimana pelaksanaan subsidi itu.
10:19Dan saya akan minta betul mereka jalankan,
10:22jadi kalau ada yang menyeleweng-nyeleng,
10:23hati-hati aja nanti.
10:25Jadi,
10:25selama ini rupanya belum dijalankan.
10:28Apa lagi?
10:33Jadi,
10:34gini Pak Mawan Cik Asan,
10:37dengan tadi,
10:40perubahan,
10:41peraturan tadi dalam waktu sebulan ya,
10:43sebulan ya,
10:45harusnya carryover,
10:46nggak akan banyak lagi.
10:48Mudah-mudahan paling map,
10:49mepet-mepet harusnya Januari bisa dibayar,
10:50kalau mepet kalau ada persiapan kan,
10:53abisnya kan Desember,
10:56Desember kan nggak bisa langsung bayar kan,
10:57paling Januari harus dibayar.
10:58Jadi,
10:59nggak lama-lama amat itu carryover-nya.
11:02Saya pikir itu.
11:03ada tadi,
11:13tapi bukan dengan subsidi itu,
11:14tadi Pak Mas Bakan udah jelaskan bahwa
11:17ada Rp1.300 triliun sudah langsung ke masyarakat.
11:21Jadi,
11:22subsidi seolah-olah berkurang itu nggak berkurang betul,
11:25sebetulnya ada program-program pemerintah langsung,
11:27yang langsung menunjang kehidupan masyarakat.
11:33Ini tahun 2020,
11:34subsidi kompensasi energi belum sepenyata pasatan.
11:38Ini,
11:40ada Bansos,
11:41Rp137,5 triliun,
11:43ada MBG,
11:44Rp335 triliun,
11:46ada subsidi kompensasi energi,
11:48Rp29,4 triliun.
11:50Jadi,
11:51selain subsidi itu,
11:52let's say,
11:54yang itu jangan ditunggu lagi kompensasi ya.
11:56Jadi,
11:56ada Rp137,335 triliun yang langsung disampaikan ke masyarakat.
12:01Nanti itu kalau yang atas tadi memang kurang,
12:04kita akan bisa tambah sesuai dengan kebutuhan.
12:07Jadi,
12:07kami tidak pernah
12:09melupakan
12:10beban yang dihadapi oleh masyarakat,
12:14utamanya ketika ekonominya
12:16sulit seperti kemarin.
12:18Mudah-mudahan ke depan semuanya bisa membaik lagi.
12:21Saya mohon dukungan dari
12:23Komis 11,
12:25agar betul-betul
12:26fiskal kami betul-betul bisa menjadi
12:29shock absorber yang efektif
12:31ketika
12:32ekonomi sedang turun.
12:35Saya sudah jelasin,
12:36apa itu shock absorber?
12:37Kira-kira seperti
12:38kontrol siklikal.
12:41Kalau ekonomi lagi bagus,
12:42ya mungkin masyarakat punya uang banyak,
12:44ya tidak apa-apa.
12:45Belanja sendiri.
12:46Tapi,
12:46kalau ekonomi sedang turun,
12:50pastikan banyak pengangguran.
12:51Semua masyarakat akan terkena
12:53yang atas sampai yang bawah
12:54ketika ekonomi turun.
12:56Tapi yang paling menderita adalah
12:57yang bawah.
12:59Ya, kami
12:59perkuat
13:01subsidi atau
13:02dana bantuan
13:03untuk orang miskin dan lain-lain.
13:05Termasuk menjaga tadi
13:06supaya misalnya
13:08harga BBM di pasar
13:09tidak naik terlalu tinggi,
13:10supaya ekonominya bisa tahan.
13:12Dan kalau sudah recover
13:13atau global kondisi
13:16membaik
13:17sehingga harga minyak
13:18tidak terlalu tinggi,
13:19baru kami sesuaikan lagi.
13:20Jadi,
13:22shock absorber kami adalah
13:24tadi kontrol siklikal.
13:26Ketika ekonomi lambat,
13:28kami kasih stimulus lebih.
13:30Tapi ketika
13:30ekonomi tumbuh terlalu cepat
13:32atau cepat,
13:33kami kurangi stimulusnya.
13:34itu mungkin
13:36jawaban singkat dari kami.
13:38Pak, terima kasih.
13:39Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
13:40Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
13:43Tadi paper terakhir
13:44menarik, Pak, datanya.
13:45Ada Rp901 triliun
13:48subsidi dan
13:50bantuan sosial yang
13:51dialokasikan di APBN kita
13:54untuk masyarakat.
13:56Rp901 triliun.
13:58Dan itu
13:59pesan yang sangat kuat
14:00kehadiran negara
14:01untuk masyarakat.
14:02Itu juga berdekas
14:04bimbingan Komisi Sebelah juga
14:06sehingga kita bisa
14:06menyalurkan sebesar itu.
14:10Kalau dukungan
14:11enggak usah diragukan, Pak.
14:13Kita akan selalu memberikan
14:14penguatan, dukungan
14:16selama itu
14:17untuk kepentingan masyarakat.
14:18Dan selama ini
14:19pemerintah selalu hadir
14:20untuk rakyatnya, Pak.
14:21Terima kasih, Pak.
14:22Mohon dukungnya terus, Pak.
14:24Kita sudah mendengarkan
14:26jawaban dan penjelasan
14:28Menteri Keuangan.
14:28Kita masuk ke tahapan berikutnya
14:30yaitu
14:31rancangan kesimpulan.
14:37Rancangan kesimpulan
14:38rapat
14:40selamat menikmati.