Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Lebih dari dua pekan berlalu, penanganan bencana di Sumatera masih terus dikebut.

Namun, belum meratanya bantuan hingga proses hukum dugaan pembalakan hutan yang menyebabkan menyusutnya kawasan hutan di Sumatera kini turut menjadi sorotan.

Sejauh mana upaya pemerintah dalam memulihkan Sumatera dari dampak bencana? Kita simak dalam ulasan Istana berikut ini.

#sumatera #bencana #ulasanistana

Baca Juga [FULL] Usut Tuntas! Update Proses Hukum 6 Polisi Tersangka Pembunuhan Debt Collector di Jakarta di https://www.kompas.tv/nasional/637295/full-usut-tuntas-update-proses-hukum-6-polisi-tersangka-pembunuhan-debt-collector-di-jakarta



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/637298/ulasan-istana-upaya-pemerintah-pulihkan-sumatera-pascabencana-kompas-malam
Transkrip
00:00Dua pekan, bencana banjir dan losor melanda Sumatera.
00:04Namun hingga kini, bantuan kepada korban masih belum merata.
00:07Upaya pemulihan warga pun masih jauh panggang dari api.
00:11Dalam rapat percepatan penanganan bencana pekan lalu,
00:14pemerintah memperkirakan biaya rehabilitasi dan rekonstruksi
00:18mencapai Rp51,81 triliun.
00:22Presiden Prabowo Subianto juga menambahkan anggaran
00:25untuk pemerintah daerah yang terdampak di Aceh, Sumatera Utara,
00:28dan Sumatera Barat mencapai Rp4 miliar.
00:31Lebih tinggi dari yang diusulkan oleh kemendagri, yaitu Rp2 miliar.
00:34Tapi pertanyaannya, apakah anggaran menjadi solusi utama penanganan bencana?
00:40Selengkapnya dalam ulasan istana.
00:48Lebih dari dua pekan, pasca bencana banjir dan tanah longsor menghantam Sumatera,
00:54para korban masih harus menghadapi kenyataan pahit
00:57karena penyaluran bantuan belum merata.
01:01Perjuangan mencari bantuan dilakukan warga kecamatan Sitahuistapanuli Tengah.
01:06Tanpa alas kaki, mereka berbondong-bondong berjalan kaki,
01:10menempuh perjalanan berat selama berjam-jam ke Tapanuli Utara.
01:15Hal itu rela dilakukan demi menjemput bantuan
01:18karena daerah mereka masih terisolasi.
01:21Bencana yang melumpuhkan akses juga membuat evakuasi korban bencana yang sakit
01:33jadi penuh tantangan.
01:35Medan yang terjal dan licin dilalui prajurit TNI
01:39demi menyelamatkan bayi dan warga yang terluka.
01:43Lambat dan belum ratanya bantuan membuat Gubernur Aceh meminta
01:47supaya bantuan kepada para korban bencana dipercepat.
01:52Gubernur Aceh, Muzakir Manaf bahkan menyebut khawatir
01:55jika nantinya ada pengungsi yang meninggal akibat kelaparan.
02:00Yang kita tahu mereka cukup banyak membutuhkan sembako semuanya.
02:06Dan belum terjamah.
02:09Di mana yang paling urjin adalah Teming,
02:12Kepatian Teming, Kepatian Tia Timur, dan Kepatian Tia Utara.
02:15Membibangkan ada mati, bukan mati banjir, mati kelaparan.
02:21Dampak bencana banjir dan tanah longsor yang menghantam Sumatera begitu masif.
02:27Perkampungan di Dusun Bidari dan Sarah Raja Aceh Utara Aceh
02:30hilang di terjang banjir bandang.
02:33Ratusan warga kini kehilangan tempat tinggal.
02:38Situasi yang sama juga terlihat di Desa Kuning, Gayo, Luwes.
02:41Puluhan rumah warga porak-poranda, pilu para korban,
02:46berharap Presiden Prabowo bisa mengembalikan rumah mereka
02:50yang tak lagi bisa mereka tempati
02:53akibat diterjang banjir dan tanah longsor.
02:56Banjir dan longsor turut meluluh lantakan sejumlah fasilitas kesehatan
03:15di tiga provinsi di Sumatera.
03:17Kementerian Kesehatan mencatat,
03:19ada 31 rumah sakit dan 156 puskesmas terdampak bencana banjir dan longsor.
03:2513 rumah sakit dan 122 puskesmas rusak di Aceh.
03:3018 rumah sakit dan 22 puskesmas terdampak di Sumatera Utara,
03:34serta 9 puskesmas terdampak di Sumatera Barat.
03:38Sejumlah sekolah di lokasi bencana juga porak-poranda.
03:41Salah satunya SD Negeri di Sibolga, Sumatera Utara.
03:45Ruang belajar dipenuhi lumpur, serta meja kursi yang rusak.
03:49Sulitnya akses menuju sekolah tak menurunkan niat siswa-siswi
03:53di Garoga Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
03:56Jalan yang berlumpur, serta tak adanya transportasi,
04:00menggerakan personel BRIMOB yang bertugas jaga di pengungsian
04:03untuk mengantar para siswa sampai ke sekolah.
04:07Di sisi lain, pasokan listrik di lokasi bencana hingga saat ini
04:10masih juga belum normal.
04:13Di Banda Aceh dan Aceh Besar,
04:15pemadaman listrik bergilir terjadi tiga malam berturut-turut.
04:18Dalam kunjungannya ke Aceh Tamiang pada Jumat siang,
04:22Presiden Prabowo Subianto meminta maaf kepada para pengungsi
04:25dan meminta para korban untuk bersabar.
04:29Prabowo memastikan pemerintah tengah berusaha
04:31mengatasi masalah di lapangan dengan maksimal.
04:34Saya minta maaf kalau masih ada yang belum,
04:38kita sedang bekerja keras,
04:40mungkin listrik yang belum ya.
04:43Sudah mulai?
04:46Ya, kita berusaha, kita tahu di lapangan sangat sulit ya,
04:52keadaannya sulit, jadi kita atasi bersama.
04:56Presiden Prabowo Subianto meninjau poskop pengungsian
04:59di Desa Gunung Takengong, Aceh Tengah pada Jumat siang.
05:01Salah satu perwakilan warga menuntut agar pemerintah
05:05percepat bantuan logistik dan hunian sementara.
05:09Mendengar aduan itu, Prabowo memastikan
05:11pemerintah akan membantu para pengungsi.
05:14Ada nanti hunian sementara,
05:18kemudian hunian tetap yang kita sudah siapkan,
05:22sudah kita rencanakan,
05:23sudah kita alokasi anggaranya,
05:26ya, tapi butuh waktu.
05:27Upaya pemerintah pulihkan bencana
05:31juga diwujudkan lewat gelontoran dana.
05:34Pemerintah memperkirakan pemulihan bencana di Aceh,
05:37Sumatera Utara, dan Sumatera Barat
05:38menelan biaya hingga Rp51,82 triliun.
05:44Dari estimasi ini, BNPB mengungkap,
05:47Aceh menjadi provinsi yang memerlukan dana paling besar,
05:50yakni Rp25,41 triliun.
05:53Lantaran lebih dari 30 ribu rumah di Aceh hancur
05:57akibat diterjang banjir dan longsor.
06:00Sementara biaya pemulihan di Sumatera
06:02memerlukan Rp12,88 triliun,
06:06dan Sumatera Barat memerlukan biaya Rp13,52 triliun.
06:12Dana ini digunakan salah satunya
06:14untuk pembangunan hunian sementara
06:16bagi para korban bencana.
06:19Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa memastikan
06:22anggaran pemulihan bencana
06:23sesuai usulan Presiden dan BNPB sudah siap.
06:37Soal anggaran rehabilitasi bencana,
06:40Presiden Prabowo juga mewanti-wanti pejabat
06:43agar tak korupsi anggaran untuk penyintas bencana.
06:47Saya tidak mau ada
06:49fiat-fiat yang menggunakan bencana ini
06:54untuk memperkaya diri.
06:57Bencana di Sumatera meninggalkan
06:59jejak pembalakan hutan besar-besaran
07:01dengan adanya temuan kayu gelondongan
07:04yang menumpuk di sejumlah lokasi.
07:06Masjid milik pondok pesantren terbesar di Aceh Tamiang,
07:09yakni pondok pesantren Darul Muhlisin
07:11di Desa Tanjung Karang,
07:13Kecamatan Karang Baru,
07:15tak luput dari kepungan tumpukan kayu gelondongan
07:18yang terbawa arus banjir dan longsor.
07:21Sebelumnya,
07:21tumpukan kayu gelondongan juga terlihat
07:23di Desa Garoga Batang Toru,
07:25Tapanuli Selatan,
07:26dan Desa Anggoli,
07:27Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
07:30Di antara tumpukan kayu tersebut,
07:32terhimpit bangkai seekor gajah
07:34di dusun Pantai Delima Menasahlok,
07:36Kecamatan Merdu,
07:37Pidijaya Aceh.
07:38Temuan tumpukan kayu gelondongan
07:41masih menimbulkan pertanyaan,
07:43dari mana asal-usul kayu tersebut?
07:45Untuk menyelidiki temuan itu,
07:47Baris Krimpolri telah mengambil
07:4827 sampel kayu
07:50dan menaikkan kasus ke tahap penyidikan.
07:53Polisi tengah menelusuri
07:54kemungkinan adanya tindak pidana
07:56di balik bencana ini,
07:58termasuk dugaan kelalaian
07:59hingga keterlibatan korporasi.
08:02Di dalam proses penyidikan itu,
08:04kami akan melakukan penyitaan,
08:05pemeriksaan saksi,
08:06kemudian ahli,
08:07membawa barang bukti itu ke lab,
08:09kemudian mencocokkan
08:10ke 110 bukaan tadi.
08:13110 bukaan itu ada perorangan,
08:16kemudian ada korporasi.
08:18Sementara itu,
08:19Menteri Lingkungan Hidup
08:20Hanif Faisal menyatakan,
08:21telah menghentikan operasional
08:23sejumlah perusahaan
08:24yang diduga berkontribusi
08:26menyebabkan bencana di Sumatera.
08:28Saya telah menghentikan semua kegiatan operasional,
08:32semua perusahaan di JAS Batang Toru ya.
08:36Kalau yang di Batang Toru,
08:37ada empat perusahaan yang kita hentikan kegiatan,
08:39tetapi tidak berhubungan dengan JAS Geruda,
08:42karena alirannya beda.
08:44Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
08:45menyebut bencana Sumatera
08:47tidak semata disebabkan oleh alam,
08:50melainkan kontribusi dari kesalahan
08:53arah keputusan politik
08:54dan perusahaan hutan.
08:55Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
08:58Ruka Somboligi bilang,
09:00negara wajib bertanggung jawab
09:02atas bencana di Sumatera.
09:04Jadi bencana di Sumatera ini
09:07bukan bencana alam,
09:09tapi bencana karena
09:11keputusan-keputusan politik.
09:14Pemberian izin,
09:16kemudian perampasan hak-hak masyarakat adat,
09:19ini bukan hanya soal negara hadir,
09:22tapi memang harus bertanggung jawab.
09:23negara ini berhutang
09:26kepada orang Aceh,
09:29orang Sumatera Utara,
09:31orang Sumatera Barat.
09:32Dari eksploitasi kekayaan alam
09:35dari sana yang sudah dikeruk selama ini,
09:39yang kemudian rakyat yang tidak berdosa,
09:43yang menjadi korban kali ini.
09:45Sementara itu,
09:47Amnesty International Indonesia menilai warga
09:50bisa menggugat negara
09:52atas perbuatan melawan hukum
09:54dalam peristiwa bencana di Sumatera.
09:57Sebagai aman,
09:59mewakili masyarakat adat
10:00dapat melakukan gugatan kepada pemerintah
10:04karena perbuatan melawan hukum.
10:06Ternah tinggal bagaimana prioritas utama penanganan bencana ini
10:11atau bencana ekologis ini,
10:13atau katakanlah kalau mau lebih keras lagi,
10:15sebenarnya ini kejahatan ekosida.
10:17Kejahatan yang bukan hanya menimbulkan penderitaan pada manusia,
10:23tapi juga kerusakan pada alam,
10:24dan juga punahnya satwa seperti harimau dan orang hutan.
10:28Jurnalisme data Harian Kompas mengungkap
10:32selama tahun 1990 hingga tahun 2024
10:36hilangnya hutan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat
10:39rata-rata mencapai 36.305 hektare per tahun
10:44atau sekitar 99,46 hektare hilang per hari.
10:49Hal ini turut berkontribusi pada peningkatan resiko banjir.
10:54Keseriusan pemerintah menindak pembalak hutan
10:57yang menimbulkan dampak bencana Sumatera ditunggu publik.
11:01Tak hanya itu, komitmen mengembalikan hutan Sumatera
11:04juga menjadi tanggung jawab negara.
11:08Pemulihan bencana tengah diupayakan oleh negara
11:11yang percepatan penanganannya dipimpin langsung
11:15oleh Presiden Prabowo Subianto.
11:17Namun, publik terlanjur meradang.
11:20Eksploitasi alam dan kesalahan arah kebijakan
11:23diduga menjadi pemicu bencana ekologis di Sumatera.
11:27Di sisi lain, polisi tengah menyedik dugaan temuan
11:30kayu gelondongan pasca banjir dan longsor di Sumatera
11:33dengan memeriksa sejumlah saksi dan alat bukti.
11:36Namun, apakah ini bisa menjadi penawar duka
11:40akibat bencana?
11:42Negara yang harus menjawabnya.
11:44Tim Liputan, Kompas TV, Jakarta.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan