Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Apa yang harus dipertimbangkan Indonesia sebelum mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza, Palestina?

Bagaimana melihat konstelasi konflik di Gaza, termasuk sikap setengah hati Hamas terkait pengiriman pasukan internasional di bawah bendera PBB?

Pembahasan dilakukan bersama Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, dan anggota Komisi I DPR Fraksi PKB, Oleh Soleh.

Baca Juga Terbaru! Israel Klaim Temukan Peluncur Roket di Garis Kuning Gaza | KOMPAS PETANG di https://www.kompas.tv/internasional/632779/terbaru-israel-klaim-temukan-peluncur-roket-di-garis-kuning-gaza-kompas-petang

#gaza #pbb #israel #breakingnews

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/632788/bahas-pertimbangan-indonesia-kirim-pasukan-perdamaian-gaza-dpr-pakar-hi-sorot-peran-israel-as
Transkrip
00:00Lalu apa yang harus ditimbang Indonesia sebelum mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza, Palestina?
00:04Bagaimana melihat konstelasi konflik di Gaza, termasuk sikap setengah hati Hamas,
00:10terkait pengiriman pasukan internasional di bawah bendera PBB?
00:14Petang ini kita bahas bersama Guru Besar Hukum Internasional UI,
00:17Hikmahanto Juwana, dan juga anggota Komisi 1 DPR fraksi PKB.
00:21Oleh Soleh Bapak-Bapak, selamat petang semua.
00:28Bapak-Bapak mendengar suara saya?
00:30Oke, Mas Dipo.
00:32Baik, saya ingin ke Pak Ole terlebih dahulu, Pak Ole,
00:34bahwa Presiden berkomitmen mengatakan siap mengirimkan pasukan kita ke Gaza,
00:39tapi dari DPR sendiri melihat apa yang harus diperhatikan pemerintah dalam pengiriman pasukan ini.
00:45Pada dasarnya DPR mendukung terhadap rencana Pak Presiden
00:51dalam rangka ikut serta menjaga perdamaian dunia,
00:56dan terus konsisten sebagaimana yang disampaikan dalam forum PBB.
01:03Namun demikian, perkembangan situasi di Gaza, terutama terhadap plan-plan-nya daripada Netanyahu,
01:16juga yang diseponsori oleh Amerika.
01:19Tentu ini kita harus berhati-hati di mana ISF yang diinginkan oleh Israel adalah bahwa di bawah kendalinya Netanyahu.
01:35Nah, ini kan menjadi sumir ya.
01:38Dia yang berkonflik dengan Palestina, tetapi dia juga yang ingin memimpin ISF itu sendiri.
01:46Nah, tentu di sini adalah ada politik ganda tentunya.
01:52Dan saya yakin bahwa jika Israel ini tidak komitmen, apalagi kalau dia sebagai komando daripada ISF,
02:02saya yakin perdamaian di Timur Tengah, terutama di Palestine, ini tidak akan tercipta.
02:10Malah kami memandang bahkan punya asumsi seolah-olah ini juga akan dijadikan alat untuk Israel untuk menguasai daripada Gaza.
02:24Nah, oleh sebab itu, tentu DPR selain mendukung atas keterlibatan untuk menciptakan perdamaian,
02:32tetapi kita juga perlu hati-hati atas perubahan sikap dan situasi politik yang dilakukan oleh Israel maupun oleh Amerika.
02:42Oke, saya ingin ke Prof. Hikmanto bahwa tadi sudah disebutkan sikap politik Israel ini perlu diwaspadai.
02:48Anda melihat saat ini sudah tepat pengiriman pasukan kita ke Gaza? Prof. Hikmanto?
02:54Sebenarnya masalahnya bukan tepat atau tidak tepat ya.
02:57Karena resolusi Dewan Keamanan terkait dengan masalah ini sudah disetujui,
03:03meskipun ada dua negara yang abstain, tapi itu tidak merupakan veto ya,
03:07yaitu Rusia dan Tiongkok ya?
03:11Satu lagi, Tiongkok, Cina.
03:14Ya, betul.
03:14Nah, namun demikian, kan ISF ini secara umum saja disebutkan di dalam resolusi.
03:19Kita tidak tahu secara detail.
03:21Nah, tadi Pak Oleh juga sudah menyampaikan, kita harus melihatnya ini secara detail.
03:26bagaimana peran dari PBB.
03:30Karena ini sudah dibuat dalam konteks peacekeeping operations, PKO.
03:35Ya, bukan dalam konteks misalnya coalition of the willing yang tidak didasarkan pada mandat dari PBB.
03:41Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa ketentuan-ketentuan tentang peacekeeping operations,
03:48ini harus dipatuhi.
03:51Dan kita tahu yang berkonflik ini kan antara Israel dengan Hamas.
03:54Jadi, kalau misalnya ada suara-suara yang mengatakan Israel akan mempunyai komando,
04:02tentu itu harus ditentang oleh kita, pemerintah Indonesia, dan harus tidak dibenarkan.
04:07Karena apa?
04:08Masa mereka yang berkonflik, seperti tadi Pak Oleh katakan, tapi dia memegang komando.
04:13Jadi, ini tidak mungkin.
04:15Oleh karena itu, ini harus dibicarakan.
04:18Dan kemudian juga kalau misalnya Israel menetapkan syarat yang kita dengar beberapa waktu yang lalu,
04:25Netanyahu mengatakan, boleh masuk pasukan, tapi harus mengakui dulu Israel sebagai negara.
04:30Tidak benar itu.
04:31Tidak benar.
04:32Tidak ada syarat-syarat seperti itu.
04:33Nah, ini yang detail-detail kayak begini, ini yang harus kita perhatikan.
04:38Di samping memang kita harus sudah menyiapkan, menyiagakan pasukan kita untuk kapan mereka siap dideploy.
04:46Sepanjang segala sesuatu yang detail-detail, ini tugas dari Dubes kita di New York,
04:51dan kemudian juga Kementerian Luar Negeri untuk melakukan fine-tuning terhadap mandat dari ISF.
05:02Mandat yang harus di dalam konteks peacekeeping operations-nya Perserikatan Bangsa-Bangsa.
05:07Seperti itu.
05:08Oke, saya ingin ke Pak Oleh lagi.
05:09Pak Oleh, pembahasan antara DPR dengan Kementerian Pertahanan terkait dengan pengiriman pasukan ini sudah sejauh mana?
05:16Saya rasa belum dilakukan secara spesifik ya.
05:23Belum dilakukan ya, Pak Oleh ya?
05:25Belum, belum.
05:26Oke.
05:26Tapi kalau diantar pimpinan mungkin sudah terkonfirmasi barangkali.
05:31Tetapi secara spesifik dengan Komisi 1 baru akan dilaksanakan.
05:36Kalau tidak hari Senin, mungkin hari Selasa depan.
05:40Dan tentu Komisi 1 akan menyinggung juga soal perencanaan
05:45terkait pengiriman pasukan perdamaian ini.
05:49Kami tentu dan secara khusus saya secara praksi PKB
05:55pada dasarnya mendukung 100% terhadap persiapan Pak Presiden dalam rangka
06:02mengirimkan pasukan perdamaian.
06:05Tetapi timingnya harus pas.
06:07Jangan sampai di sana kita malah diperalat
06:11untuk memperkuat rencana ataupun misi daripada Netanyahu.
06:19Nah, kita tidak boleh.
06:20Oleh sebab itu, perlu dipastikan dulu melalui porum PBB
06:24bahwa apa yang disetujui pada porum PBB itu ya harus tegak lurus
06:30pada kesepakatan itu.
06:33Maka tidak boleh lagi ada dualisme apalagi standar ganda
06:38baik dari Israel maupun dari Amerika.
06:41Saya rasa harus clear dulu
06:42bahwa misi perdamaian ini betul-betul
06:46untuk menciptakan perdamaian
06:48untuk mengamankan kedua negara.
06:51Bukan untuk menjajah salah satu negara.
06:55Oke, saya ingin ke Profi Kemanto.
06:56Apakah kemudian porum PBB ini
06:58dalam tanda kutip mampu melawan Amerika ataupun Israel?
07:01Karena kita tahu juga Dewan Perdamaian ini dipimpin secara langsung
07:04oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
07:06Ya, Dewan Perdamaian ini ketuanya penasehat,
07:11ketua penasehatnya memang Donald Trump.
07:14Yang masih belum pasti itu adalah
07:15kepala pemerintahan sementaranya itu siapa.
07:18Oke.
07:18Saya sudah berulang kali bahwa
07:20saya mengusulkan warga negara Indonesia
07:22dan saya sudah memunculkan nama Pak JK
07:25karena beliau punya pengalaman di pemerintahan,
07:28beliau sangat concern terhadap isu Palestina
07:31dan kemudian juga beliau tahu masalah ekonomi
07:35karena apa yang dibutuhkan nanti pemerintahan sementara itu
07:39adalah menggerakkan perekonomian di Gaza.
07:42Nah, oleh karena itu,
07:44boleh saja ketua Dewan Penasehatnya itu Presiden Trump.
07:48Tapi yang penting itu adalah kepala pemerintahan.
07:51Karena kepala pemerintahan yang melakukan proses day-to-day.
07:54Kalau kepala penasehat itu kan
07:56kumpulan dari penasehat-penasehat
07:59lalu kemudian memberikan arahan.
08:01Tapi yang akan menjalankan segala sesuatunya
08:04adalah kepala pemerintahan.
08:06Dan kepala pemerintahan ini
08:07yang seharusnya punya komando terhadap pasukan
08:11yang menjaga perdamaian.
08:14Sehingga tidak ada serangan dari Israel ke Gaza lagi.
08:17Tapi juga harus kita yakinkan
08:19bahwa tidak akan lagi ada serangan dari Gaza yang ke Israel.
08:24Jadi ini pentingnya
08:25kepala pemerintahan itu dipegang oleh
08:28warga negara Indonesia.
08:29Dan saya yakin Bapak Presiden bisa
08:31melobi negara-negara yang
08:33disebut sebagai grup New York.
08:36Artinya mereka yang pada waktu setelah pidato
08:39itu berkumpul, dipimpin oleh Presiden Trump
08:42untuk memastikan ya bahwa
08:45pemimpin dari kepala pemerintahan sementara
08:48adalah warga negara Indonesia.
08:50Dengan alasan bahwa
08:51kita ada di luar kawasan.
08:53Dan yang kedua adalah
08:55kita memiliki politik luar negeri yang bebas aktif.
08:59Seperti itu.
09:00Oke baik.
09:01Tentu kita tunggu langkah selanjutnya dari pemerintah
09:04terkait dengan pengiriman pasukan TNI kita
09:06ke Gaza, Palestina.
09:07Terima kasih Prof. Hikmanto dan juga Pak Olesoleh
09:10atas jawabannya telah bergabung di Kompas Petang.
09:13Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan