Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah perayaan penting umat Hindu Bali yang dirayakan setiap 210 hari dalam kalender Pawukon. Galungan menandai kemenangan Dharma atas Adharma, sementara Kuningan—sepuluh hari setelahnya—menjadi hari penghormatan terakhir sebelum para leluhur kembali ke alam suci.
Akar sejarah perayaan ini berasal dari tradisi kerajaan Bali kuno, yang tercatat dalam lontar seperti Sundarigama. Galungan menggambarkan keberhasilan manusia mengatasi kekacauan batin, sedangkan Kuningan melambangkan kemurnian, kebijaksanaan, dan rasa syukur.
Dalam praktik budaya, Galungan–Kuningan memperlihatkan kekayaan seni Bali. Penjor menjadi simbol estetika dan kemakmuran; tari-tarian ritual, gamelan, dan kerajinan janur hidup kembali di setiap banjar. Tradisi ini juga memperkuat adat dan hubungan sosial: persiapan upacara dilakukan secara gotong royong, memperkuat identitas komunal masyarakat Bali.
Dari sisi ekonomi, Galungan–Kuningan memberi dampak besar pada UMKM lokal melalui meningkatnya permintaan bahan upacara, kuliner tradisional, busana adat, dan kerajinan. Sementara itu, wisatawan dapat menyaksikan Bali dalam suasana budaya paling otentik: penjor berjejer di jalan, pura dihias meriah, dan prosesi adat yang hidup.
Di tengah arus budaya asing dan tekanan ekonomi global, Galungan–Kuningan menjadi kekuatan pelestari budaya. Perayaan ini bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi penjaga identitas, kreativitas, dan ketahanan ekonomi masyarakat Bali.
00:00Hai teman-teman pernah lihat jalanan di Bali penuh dengan hiasan bambu melengkung yang cantik itu namanya penjor dan itu tandanya perayaan besar sedang berlangsung hari raya galungan dan kuningan tapi apa sih sebenarnya makna dibalik perayaan suci ini yuk kita bahas lebih dalam
00:21galungan dan kuningan adalah dua perayaan sakral bagi umat Hindu di Bali yang dirayakan setiap 210 hari intinya ini adalah perayaan kemenangan Dharma atau kebaikan melawan adharma yaitu kejahatan menurut sejarah dalam lontar kuno galungan adalah momen saat manusia berhasil mengatasi kekacauan batin dan para leluhur turun ke bumi untuk memberkati keturunannya
00:4910 hari setelah galungan ada hari raya kuningan ini adalah hari perpisahan saat para leluhur kembali ke alam niskala persembahan saat kuningan biasanya didominasi warna kuning yang melambangkan kesucian kemakmuran dan kebijaksanaan jadi seluruh rangkaian ini adalah simbol harmoni antara manusia alam dan para leluhur perayaan ini juga punya dampak luar biasa pada seni dan budaya Bali
01:17lihat saja penjor yang menghiasi setiap rumah ini bukan sekadar hiasan tapi karya seni yang menunjukkan kreativitas dan keterampilan yang diwariskan turun-temurun selain itu ada tradisi ngelawang dimana barong menari dari rumah ke rumah untuk mengusir roh jahat
01:36suara gamelan pun terdengar dimana-mana menjaga seni musik tradisional tetap hidup dari sisi sosial
01:43galungan dan kuningan memperkuat ikatan masyarakat persiapan upacara mulai dari membuat banten sampai memasak lawar dilakukan bersama-sama secara gotong royong
01:55inilah yang membuat komunitas di Bali tetap solid meskipun zaman terus berubah nah yang menarik di era modern ini galungan dan kuningan juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal
02:08permintaan bahan upacara busana adat dan makanan tradisional meningkat drastis yang tentunya membantu UMKM dan pasar pasar tradisional
02:17bagi wisatawan perayaan ini menjadi atraksi budaya yang sangat unik dan spiritual yang membuat Bali berbeda dari destinasi lainnya jadi galungan dan kuningan bukan cuma ritual keagamaan
02:31ini adalah warisan budaya yang hidup yang menjaga seni adat dan ekonomi Bali tetap berdenyut dibalik setiap penjor yang melambai dan doa yang terucap
02:41ada kekuatan tradisi yang membuat Bali tetap menjadi pulau yang indah dan penuh makna
02:47terima kasih sudah menonton jangan lupa subscribe untuk konten menarik lainnya seputar budaya Indonesia
Be the first to comment