Skip to playerSkip to main content
  • 2 days ago
Pepatah “Air susu dibalas dengan air tuba” mengandung pesan mendalam tentang rasa budi dan balas jasa. Secara harfiah, pepatah ini menggambarkan seseorang yang membalas kebaikan dengan kejahatan — memberi racun sebagai balasan atas pemberian susu, simbol kasih dan ketulusan. Dalam kehidupan pribadi, ini mencerminkan perilaku manusia yang lupa diri, tidak tahu berterima kasih, atau bahkan menyakiti orang yang telah menolongnya.

Dalam relasi antarindividu, pepatah ini sering muncul saat seseorang merasa dikhianati oleh orang yang dulu ia bantu. Entah dalam pertemanan, keluarga, atau pekerjaan — kebaikan tidak selalu kembali dalam bentuk yang sama. Kadang justru dibalas dengan fitnah, iri hati, atau pengkhianatan. Namun di sinilah ujian moral manusia: apakah kita akan membalas kejahatan dengan kejahatan, atau tetap memilih jalan kebajikan?

Di era digital, pepatah ini semakin relevan. Dunia maya sering kali memperlihatkan betapa mudahnya seseorang menyalahgunakan kepercayaan dan kebaikan orang lain. Misalnya, seseorang membantu orang lain dengan tulus, tetapi kemudian kebaikannya disalahartikan, disebarkan tanpa izin, atau bahkan dipermalukan di media sosial. Kecepatan informasi membuat air tuba — kebencian, fitnah, dan ujaran kebencian — menyebar lebih cepat daripada air susu — niat baik dan ketulusan.

Namun, bila kita melihatnya melalui kacamata filsafat Bajra Jnana dan ajaran Hindu, pepatah ini mengajarkan tentang pengendalian diri, kesadaran, dan kebijaksanaan spiritual.
Bajra Jnana melambangkan kekuatan pengetahuan yang mencerahkan — bajra berarti petir atau kekuatan tak tergoyahkan, sedangkan jnana berarti pengetahuan sejati. Dalam konteks ini, seseorang yang memahami Bajra Jnana tidak akan mudah terguncang oleh perlakuan buruk orang lain. Ia sadar bahwa membalas keburukan dengan keburukan hanya memperpanjang lingkaran samsara — penderitaan akibat karma buruk.

Ajaran Hindu juga menekankan tat twam asi — “aku adalah engkau”. Ketika kita benar-benar memahami bahwa diri kita dan orang lain adalah satu dalam esensi ilahi, maka menyakiti orang lain sama artinya dengan menyakiti diri sendiri. Maka, walaupun kebaikan dibalas kejahatan, seorang yang bijak memilih untuk tetap berbuat baik, karena ia paham bahwa yang menabur kebaikan akan menuai kebaikan pula, entah cepat atau lambat.

Pepatah “Air susu dibalas dengan air tuba” bukan hanya peringatan tentang ketidakadilan manusia, tapi juga pengingat agar kita tetap teguh di jalan dharma — kebenaran dan kebajikan. Di dunia yang serba cepat dan penuh reaksi instan, bijaksana berarti menahan diri, berpikir jernih, dan terus menebar air susu — kasih dan kebajikan — meski dunia kadang membalasnya dengan air tuba.

Category

🗞
News
Transcript
00:00Have you ever done something good to someone, but instead they responded with something bad that hurt your heart?
00:07You helped sincerely, but what you got was betrayal.
00:11The old saying goes, milk is repaid with water from the tuba.
00:16This means that good is repaid with evil.
00:21A simple expression, but its meaning is very deep.
00:24This proverb reminds us that not everyone can appreciate kindness.
00:30Sometimes, the people we help the most are the ones who hurt us the most.
00:36However, does that mean we should stop doing good?
00:40No.
00:41In today's digital age, this phenomenon is even more pronounced.
00:45We help people, but good intentions are misinterpreted.
00:48We share stories sincerely, but instead they become gossip material.
00:54One post can change the views of many people.
00:57Kindness can disappear just like that.
01:00Covered by hatred that goes viral faster.
01:03But here is the real test.
01:06Will we repay evil with evil?
01:10or still choose to be a good person even though you are misunderstood?
01:14In Hindu teachings, there is a very beautiful philosophy.
01:17Bajrajnana, true knowledge that is steadfast like lightning illuminating the darkness.
01:25A person who has bajrajnana will not be easily shaken by the bad treatment of others.
01:31He knows that repaying evil will only add to the chain of suffering,
01:37add bad karma.
01:39And there is also the teaching of Tat Tuam Asi.
01:41I am you.
01:43If I hurt someone else,
01:45means I'm hurting myself too.
01:48So, wise people choose to keep doing good,
01:53not because other people deserve it,
01:55but because he himself wants to remain peaceful,
01:58stay clean, stay sincere.
02:01We can't control how people treat us,
02:05but we can choose how we respond.
02:09So, when your goodness is repaid with evil,
02:13don't be disappointed, don't stop.
02:15Let God repay,
02:16let time heal.
02:18You just need to keep spreading the milk,
02:21because the world is already too full of body water.
02:24Remember, sincere kindness will never be wasted.
02:29It may not be immediately apparent,
02:31but believe me,
02:32the universe never misjudges a good heart.
02:36There is a law that will respond in a fast time
02:39or instant karma,
02:41or someday,
02:42even we don't realize it.
02:44Meanwhile,
02:45You will get a reward that will be beautiful in time.
02:49Stay enthusiastic and don't get tired of doing good.
02:53The universe will definitely support you.
Be the first to comment
Add your comment

Recommended

2:55