Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Pasca ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta, pemerintah memastikan bahwa pemulihan korban menjadi fokus utama.

Pendampingan diberikan tidak hanya untuk pengobatan luka fisik, tetapi juga melalui program trauma healing bagi siswa, guru, dan keluarga yang terdampak.

Untuk membahas lebih lanjut tentang tragedi ledakan di SMAN 72, proses pemulihan korban, serta pentingnya ruang aman di lingkungan pendidikan, telah bergabung bersama kami Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji.

Baca Juga Deret Fakta 7 Peledak Ditemukan di SMAN 72: Tiga Tidak Meledak | KOMPAS MALAM di https://www.kompas.tv/regional/629604/deret-fakta-7-peledak-ditemukan-di-sman-72-tiga-tidak-meledak-kompas-malam

#ledakansman72 #ledakan #sman72 #jakarta

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/629605/full-koordinator-jppi-bongkar-fenomena-kekerasan-remaja-buntut-ledakan-sman-72-jakarta
Transkrip
00:00Sampai jumpa di video selanjutnya.
00:30Terkait dengan beberapa peristiwa belakang ya, khususnya terkait dengan perundungan.
00:37Jadi kami selalu melakukan pemantauan dari tahun ke tahun terkait dengan kasus kekerasan di sekolah ya.
00:46Jadi tren kekerasan di sekolah dari tahun ke tahun sampai terakhir ini 2025 belum ada tanda-tanda penurunan kasus ya.
00:57Dari tahun ke tahun jumlah kasus kekerasan di sekolah ini terus naik.
01:05Terutama kasus kekerasan perundungan ya, sama satu lagi terkait dengan kekerasan seksual gitu.
01:12Kemudian yang kedua, sampai saat ini ya berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah termasuk pendirian Satgas Pencegahan Kekerasan di Provinsi, kemudian Kabupaten Kota,
01:28sampai di sekolah-sekolah ada TPPK, tim pencegahan dan penanggulangan kekerasan,
01:33dan belum efektif untuk mencegah kasus kekerasan ini terjadi terus di lingkungan sekolah.
01:41Dan catatan kami yang ketiga adalah,
01:44Tindakan kekerasan di sekolah masih sering terjadi dan seakan-akan ini dinormalisasi gitu ya.
01:56Sehingga banyak sekali laporan-laporan dari orang tua, kemudian peserta didik terkait dengan perundungan ini,
02:04tetapi tidak mendapat respon atau tanggapan serius, baik dari pihak sekolah maupun dari pemerintah setempat.
02:13Karena itu ini mestinya jadi alarm ya, kita semua kita punya masalah yang serius, khususnya bagaimana menciptakan ruang yang aman bagi anak-anak di sekolah.
02:24Oke, nah ruang yang aman bagi siswa atau bagi anak-anak di sekolah itu harus seperti apa wujudnya, Mas Subait?
02:29Ya, ini sangat serius sekali ya, beberapa tahun JPPI melakukan survei indeks layanan pendidikan.
02:40Nah, salah satu indikator yang paling buruk adalah soal safety learning environment ya.
02:46Jadi lingkungan sekolah kita itu belum ramah terhadap anak.
02:51Nah, menurut saya yang paling utama terkait dengan bagaimana menciptakan sekolah ini menjadi ruang yang aman bagi anak-anak adalah
02:59bagaimana sekolah itu bisa lepas dari kasus kekerasan-kekerasan yang ada selama ini.
03:08Baik kekerasan fisik maupun non-fisik, baik kekerasan seksual, perundungan maupun kebijakan yang diskriminatif.
03:15Nah, menurut saya sampai saat ini belum ada TPPK di level sekolah yang menerapkan ya misalnya safety early warning system ya.
03:30Soal peringatan di ini kalau misalnya ada dugaan adanya kasus kekerasan ini dilaporkan kemana.
03:38Nah, kemudian yang kedua tidak ada juga sistem soal bagaimana perlindungan terhadap saksi dan juga korban.
03:47Seringkali ketika korban melaporkan justru mereka diintimidasi oleh pelaku ataupun pihak-pihak lain.
03:55Begitu pula saksi seringkali bungkam karena tidak ada jaminan perlindungan dari sekolah ataupun pihak-pihak terkait.
04:06Nah, menurut saya yang paling penting ini adalah soal kekerasan di sekolah ini.
04:13Seringkali ya sekolah itu menutup-nutupi.
04:17Mestinya kekerasan di sekolah ini adalah tindakan yang nyata, tindakan yang tegas dari sekolah.
04:23Bahwa kalau ada kekerasan di sekolah, sekolah harus memproses ini semua secara transparan dan akuntabel.
04:30Jadi sekolah yang care.
04:32Artinya sistem atau peraturan yang dibuat sekolah untuk kemudian bisa menjamin siswa atau anak-anak ini terhindar dari kekerasan juga sangat penting.
04:45Bagaimana dengan solusi untuk masalah kekurangan guru konseling yang juga memang menjadi salah satu penyebab begitu adanya bullying, masih banyaknya bullying?
04:55Iya, benar sekali ya.
04:59Jadi mestinya ya guru BK itu kan rasionya 1 banding 100 sampai 150 ya.
05:09Itu idealnya.
05:10Tapi kenyataannya guru BK itu paling ada satu orang ya di satu sekolah.
05:16Jadi rata-rata nasional misalnya perbandingan guru BK dengan peserta didik saat ini itu 1 banding 500 sampai 1 banding 1000.
05:29Jadi pada umumnya sekolah-sekolah kita satu sekolahan itu hanya ada satu guru BK dan itu sangat tidak ideal.
05:38Bahkan banyak juga sekolah yang tidak ada guru BK-nya ya.
05:43Jadi yang pertama karena guru bimbingan konseling ini sangat kurang.
05:49Kemudian yang kedua, kalaupun ada guru BK, banyak sekali laporan dari orang tua, wali muri, kemudian anak-anak.
05:58Justru guru BK ini tidak mampu memberikan pendampingan, perlindungan kepada anak.
06:05Nah justru guru BK ini menjadi pelaku kekerasan ya.
06:09Baik kekerasan perundungan maupun kekerasan seksual.
06:13Ini artinya apa?
06:14Selain kita kekurangan guru BK, ternyata guru BK yang ada di sekolah-sekolah itu juga kualitasnya masih rendah.
06:23Justru menjadi pemicu kasus-kasus kekerasan yang ada di sekolah.
06:27Itu yang kita hadapi hari ini.
06:29Oke perbaikan sistem di sekolah juga penting.
06:32Selain itu tadi disebutkan juga oleh Mas Ubaid, deteksi dini atau early warning penting dilakukan.
06:38Dan sekolah harus menyelesaikan, bukan membiarkan perundungan.
06:41Tapi yang juga tak kalah penting adalah bagaimana kemudian membentuk ekosistem lingkungan yang aman untuk anak, untuk siswa di sekolah.
06:48Terima kasih Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Mas Ubaid Matraji, telah bergabung bersama kami di Kompas Balam.
06:57Sehat selalu.
06:59Terima kasih.

Dianjurkan