- 2 jam yang lalu
- #menkeupurbaya
- #bankbumn
- #purbaya
JAKARTA, KOMPAS.TV - Dua bulan sudah sejak Kementerian Keuangan mengucurkan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank nasional, performa emiten Himbara masih terpantau loyo.
Penempatan dana ini diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 276 Tahun 2025.
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa bilang, kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perbankan agar kredit dapat tumbuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Purbaya juga menjelaskan, dengan penempatan dana pemerintah di perbankan, pemerintah ingin agar perbankan bisa memanfaatkan uang negara yang nganggur untuk menggerakkan aktivitas perekonomian melalui penyaluran kredit.
Kita langsung bergabung dengan Praska Putrantyo, CEO Edvisor Provina Visindo, untuk membahas kinerja saham bank BUMN.
Baca Juga Danantara Minta Tenor Dana Pemerintah Rp200 T di Himbara Lebih Lama dan Bunga Lebih Rendah di https://www.kompas.tv/ekonomi/622993/danantara-minta-tenor-dana-pemerintah-rp200-t-di-himbara-lebih-lama-dan-bunga-lebih-rendah
#menkeupurbaya #bankbumn #purbaya
_
Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/629406/ceo-edvisor-bongkar-penyebab-saham-bank-bumn-masih-loyo-meski-ihsg-cetak-rekor-all-time-high
Penempatan dana ini diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 276 Tahun 2025.
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa bilang, kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perbankan agar kredit dapat tumbuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Purbaya juga menjelaskan, dengan penempatan dana pemerintah di perbankan, pemerintah ingin agar perbankan bisa memanfaatkan uang negara yang nganggur untuk menggerakkan aktivitas perekonomian melalui penyaluran kredit.
Kita langsung bergabung dengan Praska Putrantyo, CEO Edvisor Provina Visindo, untuk membahas kinerja saham bank BUMN.
Baca Juga Danantara Minta Tenor Dana Pemerintah Rp200 T di Himbara Lebih Lama dan Bunga Lebih Rendah di https://www.kompas.tv/ekonomi/622993/danantara-minta-tenor-dana-pemerintah-rp200-t-di-himbara-lebih-lama-dan-bunga-lebih-rendah
#menkeupurbaya #bankbumn #purbaya
_
Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/629406/ceo-edvisor-bongkar-penyebab-saham-bank-bumn-masih-loyo-meski-ihsg-cetak-rekor-all-time-high
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Sudah hari Senin, Saudara saatnya Kompas Bisnis menyajikan informasi seputar market untuk Anda dan judul besarnya adalah di belakang saya ini.
00:08Usai 2 bulan diguyur 200 triliun rupiah, saham Bank BUMN ini masih loyo.
00:152 bulan sudah sejak Kementerian Keuangan mengucurkan dana pemerintah sebesar 200 triliun rupiah ke Bank Nasional, performa emiten Himbara masih terpantau loyo.
00:25Penempatan dana ini diatur dalam keputusan Menteri Keuangan nomor 276 tahun 2025.
00:33Menteri Keuangan Purbaya Yudhisa Dewa bilang kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perbankan agar kredit dapat tumbuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
00:42Purbaya juga menjelaskan dengan penempatan dana pemerintah di perbankan, pemerintah ingin agar perbankan bisa memanfaatkan uang negara yang nganggur untuk menggerakkan aktivitas perekonomian
00:55melalui penyaluran kredit.
00:59Lalu saudara, dengan semua target penyaluran dana dari pemerintah ini harusnya menjadi katalis positif bagi performa emiten Bank BUMN.
01:08Namun kenyataannya seperti apa? Kita lihat data berikut ini.
01:11Nah ini dia, ini ada porsi dana ke Bank BUMN.
01:18Sebelum kita beranjak ke performa emiten Himbara, kita bahas dulu porsi dana di perbankan.
01:23Dana pemerintah sebesar 200 triliun rupiah, ini disalurkan ke 5 bank milik pemerintah, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan juga BSI.
01:34Ada pun porsinya karena Bank Mandiri, dan juga BRI ini, dan juga termasuk BNI, termasuk kategori bank berdasarkan modal inti, atau KBMI 4.
01:45Ketiganya mendapatkan kucuran dana masing-masing sebesar 55 triliun rupiah.
01:51Kemudian ada juga BTN, dimana disini BTN masuk KBMI 3, maka mendapatkan porsi lebih sedikit, yakni sebesar 25 triliun rupiah.
02:00Demikian juga dengan BSI yang mendapatkan kucuran dana paling sedikit, yaitu 10 triliun rupiah.
02:07Lalu saudara pertanyaannya, apakah dana yang dikucurkan ke masing-masing bank oleh pemerintah sudah diserap dengan baik?
02:15Kita ulas di data berikutnya untuk Anda.
02:19Nah ini dia serapan dana ke Bank BUMN.
02:21Seperti yang dipaparkan Kementerian Keuangan, hingga 22 Oktober 2025, tercatat dari total 200 triliun rupiah penempatan dana pemerintah,
02:31Bank Mandiri, dan juga BRI telah menyerap 100% biaya yang disalurkan, yaitu masing-masing sebesar 55 triliun rupiah.
02:43Sementara saudara, BNI ini terpantau baru berhasil menyerap 68% dan BTN ini dengan serapan yang paling kecil, yaitu 41% dan terakhir ada BSI di 99% serapan.
02:58Sehingga apabila ditotalkan jumlah realisasi penyaluran dana tersebut mencapai 84% atau 167,6 triliun rupiah.
03:08Lalu saudara, seperti pertanyaan di awal, apakah penyaluran dana 200 triliun dari pemerintah betul-betul menjadi katalis positif bagi emiten himbar di pasar saham?
03:20Jawabannya ada di data berikutnya.
03:23Nah ini dia, jika dilihat performa sejak dana 200 triliun rupiah dikucurkan pada 2 bulan lalu atau 12 September 2025,
03:31hingga penutupan bursa pekan kemarin terpantau yang tumbuh positif alias menghijau adalah bank mandiri.
03:39Harga sahamnya naik sebesar 5,08% sementara sisanya masih loyo.
03:45Seperti yang kita lihat BMRI positif di 5,08%, sementara itu BBRI minus 4,7%, BBNI minus 0,44%, BTN minus 12,7%.
04:01Ini penurunan yang paling besar diantara semua bank BUMN dan juga terakhir ada BRIS di minus 6,69%.
04:13Namun tentu saudara, sentimen soal pengucuran dana 200 triliun rupiah ke Himbara bukanlah satu-satunya yang menjadi katalis naik turunnya saham.
04:22Perlu dilihat juga bagaimana dana asing yang masuk dan juga keluar seperti yang bisa kita lihat di data selanjutnya.
04:30Nah, dari data Bursa Efek Indonesia selama sebulan terakhir yang mencatatkan net buy asing terbesar diperoleh oleh BMRI dan juga BBRI seperti yang Anda lihat saat ini.
04:42Meski demikian, net sel asing atau yang keluar justru lebih besar secara rinci angkanya berikut ini.
04:49BMRI ada 9,5 triliun rupiah yang masuk, sementara yang keluar ada 10 triliun.
04:58Dan BBRI ini yang masuk juga 9,3 triliun rupiah, sementara yang keluar lebih besar lagi yaitu 11,5 triliun rupiah.
05:08Dibandingkan dengan BMRI dan juga BBRI dan tadi Mandiri dan juga BRI, BNI termasuk yang lumayan karena net buy lebih besar dibandingkan yang keluar dengan selisih dana yang masuk sebesar 95,8 miliar rupiah.
05:27Sementara BBTN dan BRIS selama sebulan terakhir juga lebih banyak dana asing yang masuk dibandingkan yang keluar.
05:34Perlu diperhatikan juga saudara, selalu ada pergerakan investor yang mempengaruhi harga saham perbankan setelah keluar laporan keuangan.
05:44Bagaimana laba bersih lima bank BUMN hingga bulan September 2025?
05:49Berikut kita lihat datanya lebih lengkap.
05:51Nah ini labanya, hingga September 2025, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar 37,7 triliun rupiah, turun 10,25 persen secara tahunan di periode yang sama tahun 2024, sebesar 42,01 triliun rupiah.
06:11Hingga kuartal 3,2025 BRI juga mengalami penurunan laba sebesar 9,01 persen secara tahunan.
06:20BRI mencetak laba 41,23 triliun rupiah tahun lalu di periode yang sama sebesar 45,36 triliun rupiah.
06:30Laba bersih BNI juga turun saudara, ini sebesar 7,32 persen pada September tahun ini dengan besaran 15,12 triliun rupiah.
06:41Sementara September lalu mencatatkan laba sebesar 16,42 triliun rupiah.
06:47Berbeda dengan tiga bank sebelumnya, ini BTN dan BSI justru mencatatkan pertumbuhan laba secara tahunan pada September tahun ini yang masing-masing tumbuh ini sebesar 10,6 persen dan juga 9,04 persen.
07:04Dan saudara, apalagi sentimen yang membuat emiten himbara di pasar saham Indonesia masih loyo, apa penyebabnya?
07:11Dan apakah ini saatnya borong atau tahan dulu?
07:15Susah jeda, Kompas Bisnis akan kembali untuk Anda.
07:20Saudara, soal saham bank BUMN yang masih loyo, kita bahas dengan Praska Putrianto, CEO Advisor Provina Visindo untuk membahas kinerja saham bank BUMN lebih lengkap lagi.
07:34Mas Praska, selamat pagi.
07:36Ya, selamat pagi.
07:37Mas Praska, ini mengapa ya kebanyakan saham perbankan ini masih loyo padahal terpantau IASG sudah menyentuh all time high pada pekan lalu?
07:47Ya, baik. Jadi kalau kita lihat kinerja saham perbankan itu relatif bisa dikatakan masih wait and see ya secara pergerakan.
07:56Karena kalau kita lihat kan sini kan rilis data kinerjanya per kuartal tiga ini mayoritas mengalami perlambatan.
08:05Contoh misalnya Bank Mandiri, Bank BRI, Bank dan juga Bank BNI ya itu sama-sama mencatatkan perlambatan pertumbuhan penjualan
08:15dan namun mengalami penurunan pencatatan laba ya.
08:20Jadi laba operasional atau laba persis mengalami penurunan dibanding periode sama tahun lalu.
08:25Nah, meskipun demikian harga saham dari bank-bank persero tersebut, Bank BUMN setelah sentimen diguyur likuiditas ya dari Menteri Keuangan
08:36itu saham-saham Bank Himbara mulai melonjak ya diantara seperti BRI, Mandiri ya dan juga BPNI itu dalam satu bulan terakhir
08:46sudah mencatatkan kinerja bahkan di atas 5 persen.
08:49Bahkan kalau kita bicara BNI dan Bank Mandiri naik lebih dari 10 persen seperti itu.
08:54Nah, jadi saham perbankan yang masih loyo ini menurut saya secara kumulatif memang tampaknya belum terlalu terangkat ya.
09:02Nah, jadi membuat, jadi katakan untuk kinerja ke depannya, saham perbankan ini berpeluang untuk kembali naik
09:12karena secara valuasi dan juga secara prospek kinerja dengan sentimen rilis likuiditas tersebut sekitar 200 triliun
09:21yang serapannya sudah hampir 100 persen ya kalau kita bicara di Mandiri dan BRI itu membuat prospek kinerjanya akan kembali meningkat di akhir tahun ini.
09:30Oke, selain Bank Mandiri, Bank Himbara lainnya juga ini terpantau selama 2 bulan terakhir ini minus begitu di pasar saham.
09:39Mungkin ini bisa ditayangkan grafisnya terkait dengan performa kinerja saham BUMN selama 2 bulan terakhir
09:46terpantau begitu Bank Mandiri selama 2 bulan ini positif ataupun bertumbuh begitu sebesar 5 persenan lebih begitu.
09:55Menurut Anda, apakah uang ataupun dana pemerintah sebesar 200 triliun yang telah dikucurkan ke Bank BUMN ini menjadi katalis positif yang kuat untuk mengerek saham
10:06atau sebaliknya karena memang hingga saat ini terpantau masih loyo?
10:09Kemudian apabila demikian, sebetulnya sentimen apa saja yang mempengaruhinya?
10:14Baik, jadi kalau saya melihat ya memang katalis pertama yang membuat sambang Himbara contohnya misalnya BRI Mandiri ya
10:24dan BRI itu melonjak tentu saja karena huyuran negeritas tersebut sebesar 200 triliun.
10:30namun sedikit melambat karena rilis kinerjanya yang kurang memuaskan menurut saya
10:37jadi mengalami masih mengalami perlambatan
10:39tapi yang menjadi katalis positif adalah kita melihat cara data makro dulu ya
10:44data pertumbuhan penyeluruhan kredit atau loan growth kita itu tampak mulai membaik
10:49dari Juli yang mentok di sekitar 7 persen sekarang di September sudah mulai 7,7
10:53dan kalau tidak salah berbarengan dengan perseguian pencairan untuk likuiditas tersebut di bulan September
10:58jadi harapannya di bulan Oktober sampai Desember nanti di akhir tahun ini
11:02harusnya dengan adanya kucuran likuiditas tersebut yang difokus kepada bank-bank Himbara ya
11:07yang diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit
11:11itu bisa meningkatkan performa emitenya yang mana sampai liris per Q3 masih kurang bagus
11:16jadi otomatis nanti dampaknya ke depan adalah ke arah kinerja harga saham
11:22yang harusnya bisa mengalami window tracing di nanti bulan Desember seperti itu
11:26oke seperti yang tadi Mas Praska sebutkan ataupun bahas terkait dengan laporan keuangan
11:30yang sudah dirilis di kuartal ketiga terkait dengan laba bank BUMN hingga September
11:35ini juga turun secara tahunan kecuali BTN dan juga BSI
11:39apakah ini menurut Anda menjadi katalis utama terkait dengan kinerja saham bank BUMN di pasar saham?
11:46ya jadi kalau saya lihat sebenarnya positif
11:52positifnya catatan laba dari BTN dan BRIS ini memang menjadi harapan jangka pendek ya
12:00karena kalau kita bicara bank-bank seperti BTN dan juga BRIS ini kan masih relatif secara kinerja itu masih sideways ya
12:08kalau saya bilang ya dalam jangka pendek menengah seperti itu
12:12sehingga dengan positifnya catatan di kuartal 2 dan 3 ini bisa mendorong kenaikan harga saham dari BTN dan juga BRIS itu sendiri
12:21yang mana kalau BRIS ini bahkan secara year to date pun masih negatif ya
12:24tapi kalau BBTN sepanjang year to date itu sudah positif bahkan dari 5 bank Imbara termasuk BRIS ya
12:32itu cuma BBTN dan BBNI yang secara year to date sudah positif
12:37sementara BBRI, Bank Mandiri dan BRIS masih negatif seperti itu
12:41oke melihat trennya secara year to date dan juga banyaknya katalis termasuk katalis positif dan juga negatif
12:47menurut Anda saat ini harga saham Bank Imbara di market begitu
12:54menurut Anda bagi investor saatnya untuk borong atau justru tahan dulu?
13:00buat saya masih optimis waktu borong, waktunya untuk memborong, kenapa?
13:04karena satu catatan saya dari investor aset sudah mulai melirik banyak catatan net buy ya
13:08sebagai contoh kalau dari catatan saya ini kita bicara Bank BRI pun sudah dalam satu apa namanya
13:15sekitar satu minggu terakhir itu sudah tercatat surplus net buy asing ya
13:21demikian juga untuk kita bicara Bank Mandiri sudah net buy asing
13:25sekitar satu minggu terakhir 318 miliar ya di pasar reguler
13:29artinya sudah mulai ada nih fund flow asing termasuk juga tentu ke bank-bank lainnya
13:33nggak cuma pada bank Imbara ya misalnya BBCA dan bank-bank suasana yang cukup besar lainnya
13:38artinya outlook positif buat sektor perbankan sudah meningkat
13:41tapi dengan adanya peningkatan konsumen likuiditas dikokuskan pada bank Imbara
13:46tentu saja ini menjadi cukup menurut saya cukup apa seksi ya
13:49ke prospek kedepannya di tengah valuasi yang masih menarik
13:53contoh misalnya BNI, BRI ya kan dan Bank Mandiri ini masih atraktif
13:58masih single digit PI ratio dan juga prospek energi yang bagus
14:01sehingga waktunya buat saya tuh untuk bisa mengakumulasi
14:05serta dividend yield dan juga masih atraktif
14:07kira-kira seperti itu
14:08oke kalau kita melihat bisa dijelaskan lebih detail
14:10mas Praska terkait dengan key statistik dan juga fundamental dari masing-masing bank BNN
14:15ya baik jadi kalau kita mulai dulu dari bank BNI ya
14:21dari bank BNI sendiri memang secara performance-nya
14:24tadi ya itu kan masih menceritakan perlambatan per Q3
14:27namun hal ini menurut saya sudah apa namanya
14:30terefleksi dari koreksi harga saham bank Presero kemarin ya
14:34yang sampai cukup dalam ya rata-rata di atas lebih dari 20%
14:39kalau saya hitung dari titik tertinggi ya seperti itu
14:43namun dengan adanya suntikan likuiditas tersebut ya
14:47dari bulan Oktober ketengahan itu mampu bangkit lagi nih
14:51hampir semua bank Imbara ya termasuk BNI juga
14:53naik lebih dari 10% contoh kalau BNI dari 3800 sampai 4500
14:58dan itu masih ada peluang kenaikan
14:59dan secara statistik tadi namanya valuasi istilahnya
15:03bank BNI itu masih single digit P-E ratio masih sekitar 8,24 kali
15:07dan book value masih price to book value masih sekitar 0,97 kali
15:11artinya secara daya tarik valuasi masih menarik
15:15secara fundamental dan juga secara kinerja harga saham
15:19masih belum banyak terapresiasi
15:20demikian juga kalau saya lanjut kepada bank BRI ya
15:24bank BRI juga sama kondisinya seperti bank BNI dan juga bank mandiri ya
15:28dimana per kira atau 2 dan 3 ini mengalami perlambatan
15:30tapi tetap secara valuasi juga masih positif
15:34dimana bank mandiri P-E ratio masih sekitar 8,7 kali
15:38ya kan dan juga harga sahamnya pun masih bisa dikatakan
15:41belum mencatat kinerja positif ya sepanjang ya turut
15:44artinya masih bahkan minusnya paling dalam bank mandiri ini
15:47minus 16% artinya ada peluang kenaikan lebih lanjut
15:51daripada bank mandiri sendiri plus tadi bank BRI yang terakhir
15:55menurut saya disini juga secara year to rate kan juga masih minus ya
15:582,45% dan valuasi juga masih cukup relatif atraktif
16:02meskipun sudah tidak single digit lagi tapi masih sekitar 10 kalian
16:07artinya kalau kita compare dengan performa rata-rata jangka panjang
16:11bank BRI ini masih menarik dan juga dividend yieldnya yang cukup tinggi
16:15di atas 5% jadi ada bank mandiri, bank BRI itu 2 saham bank imbar yang mempunyai dividend yield
16:22statistiknya yang cukup atraktif yaitu di atas 5% bahkan terakhir
16:26kalau tidak salah saya lihat disini bank BRI masih di atas sekitar 9%
16:318,5% untuk dividend yieldnya
16:34Mas Proska terakhir singkat saja hingga akhir tahun bagaimana proyeksi anda terhadap harga saham
16:40Bank BUMN apakah berpotensi naik seiring dengan target Menteri Keuangan agar IHSG to the moon ke Rp9.000?
16:47Ya baik, dari saya sendiri saya masih optimis bank B, bank-bank imbara masih berpulang naik ya
16:54diantaranya kalau kita bicara bank B ini masih ada peluang untuk bisa sampai kembali kepada level Rp5.000
16:59sementara kalau bank mandiri ada peluang masih bisa kembali ke tutup gap di level Rp5.500an
17:05sementara kalau untuk saham BBRI ya disini masih ada peluang untuk kembali ke level resistance sebelumnya
17:11di level Rp4.400an Rp1.000 masih ada peluang-peluang kenaikan lanjutan dalam jangka pendek ini
17:16yang bisa menopang IHSG pada akhirnya membuat IHSG ini bisa paling tidak tutup di all new time high lagi
17:23kira-kira seperti itu
17:24Oke berarti ruang tumbuh bagi saham-saham bank BUMN ini masih ada begitu ya
17:30sehingga memang seperti Mas Kakak bilang tadi apabila ingin borong juga memang masih menarik
17:36meskipun valuasi ataupun ada perlambatan dan secara statistik juga terbilang masih menarik begitu ya
17:41Terima kasih Praska Putriantio, CEO Advisor Provina Hissindo atas waktunya bersama kami di Kompas Bisnis
17:48sehat selalu
17:49Terima kasih, selamat pagi
Dianjurkan
12:10
|
Selanjutnya
3:33
1:31
2:26
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
1:46