- 5 jam yang lalu
- #pahlawan
- #soeharto
- #haripahlawan
- #muhammadiyah
- #mui
KOMPAS.TV - Sebanyak 40 nama telah diusulkan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Lalu, apa saja syarat utama dalam penentuan tokoh kepahlawanan nasional di Indonesia?
Untuk membahasnya, simak dialog KompasTV bersama Doktor Makroen Sanjaya, selaku Pimpinan Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, dan Kyai Haji Arif Fahrudin, selaku Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia.
Sahabat KompasTV, bagaimana pendapatmu soal berita ini? Tulis di kolom komentar ya!
Baca Juga Jelang Penetapan 10 Pahlawan Nasional, Mensesneg Ungkap Isi Ratas di Kertanegara | KOMPAS MALAM di https://www.kompas.tv/nasional/629334/jelang-penetapan-10-pahlawan-nasional-mensesneg-ungkap-isi-ratas-di-kertanegara-kompas-malam
#pahlawan #soeharto #haripahlawan #muhammadiyah #mui
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/629375/full-soeharto-gus-dur-jadi-pahlawan-nasional-begini-penjelasan-muhammadiyah-mui
Lalu, apa saja syarat utama dalam penentuan tokoh kepahlawanan nasional di Indonesia?
Untuk membahasnya, simak dialog KompasTV bersama Doktor Makroen Sanjaya, selaku Pimpinan Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, dan Kyai Haji Arif Fahrudin, selaku Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia.
Sahabat KompasTV, bagaimana pendapatmu soal berita ini? Tulis di kolom komentar ya!
Baca Juga Jelang Penetapan 10 Pahlawan Nasional, Mensesneg Ungkap Isi Ratas di Kertanegara | KOMPAS MALAM di https://www.kompas.tv/nasional/629334/jelang-penetapan-10-pahlawan-nasional-mensesneg-ungkap-isi-ratas-di-kertanegara-kompas-malam
#pahlawan #soeharto #haripahlawan #muhammadiyah #mui
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/629375/full-soeharto-gus-dur-jadi-pahlawan-nasional-begini-penjelasan-muhammadiyah-mui
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Saudara Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan pemerintah akan mengumumkan tokoh yang menerima gelar pahlawan nasional tahun 2025 pada Senin besok atau bertepatan dengan Hari Pahlawan.
00:13Mensos menilai semua presiden yang pernah menjabat di Indonesia layak menerima penghargaan tertinggi sebagai pahlawan nasional.
00:20Termasuk presiden kedua Republik Indonesia Soeharto dan presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gusdur.
00:27Menurutnya pemberian gelar pahlawan nasional merupakan penghargaan bangsa atas jasa dan pengabdian para mantan presiden kepada negara.
00:36Dirinya pun menyebut tiap pemimpin negara pasti memiliki kelebihan serta kekurangan di masa jabatannya.
00:43Angkut gelar pahlawan tentu pada saatnya akan diumumkan semua proses telah dilalui berjenjang mulai dari bawah sampai ke atas.
00:53Siapapun nanti yang diputuskan oleh presiden semuanya telah dinyatakan memenuhi syarat.
01:00Itu dulu. Soal pengumumannya kapan? Tunggu saja.
01:03Ya Pak Presiden Soeharto memenuhi syarat. Presiden Abdurrahman Wahid memenuhi syarat.
01:10Pejuang buruh Marsina memenuhi syarat.
01:12Sehona Kholil Bangkalan juga memenuhi syarat.
01:17Dan banyak lagi ya pejuang-pejuang, pahlawan-pahlawan yang diusulkan dari berbagai provinsi.
01:25Itu banyak sekali.
01:26Ya nanti kita tinggal tunggu siapa yang akan mendapatkan gelar pahlawan tahun ini.
01:31Senada dengan Menteri Sosial, Menteri ASDM yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia,
01:38mengusulkan agar seluruh mantan Presiden Indonesia diberikan gelar pahlawan nasional.
01:42Bahlil menyebut setiap Presiden Indonesia memiliki peran yang penting dan kontribusi yang terbaik bagi negara.
01:48Kalau kita membicara tentang manusia yang sempurna, kesempurnaan itu cuma Allah SWT kok.
01:58Semua masih ada place minus.
01:59Udahlah yang baik ya kita harus hargai semua para pendiri dan para tokoh bangsa.
02:06Bila perlu kami menyarankan semua tokoh-tokoh bangsa yang mantan-mantan Presiden ini,
02:11kalau bisa dapat dipertimbangkan untuk diberikan gelar pahlawan nasional.
02:14Saudara 40 nama telah diusulkan untuk mendapatkan gelar pahlawan,
02:19lalu apa saja yang menjadi syarat utama penentuan tokoh kepahlawanan nasional di Indonesia.
02:24Untuk membahasnya saat ini sudah bersama kami di studio,
02:26Dr. Makrun Sanjaya, selaku pimpinan Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah,
02:31dan ada pula Kiai Haji Arief Fahruddin, selaku wakil sekjen Majelis Ulama Indonesia.
02:36Matmahala Bapak, Assalamualaikum.
02:37Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
02:39Eka Pak Makrun dulu, Pak dari pendangan Muhammadiyah,
02:42tadi kan Pak Mensah sudah menyinggung soal pahlawan nasional ini.
02:46Besok juga katanya akan diumumkan dari sejumlah tokoh yang sudah diseleksi begitu kira.
02:50Nah, dari Muhammadiyah sendiri, kategori yang bisa dimasukkan menjadi seorang tokoh,
02:56menjadi seorang pahlawan nasional, menurut Muhammadiyah apa asalnya?
02:58Ya, jadi Muhammadiyah sudah mengkaji ya, dari sisi ketokohan beliau sebagai Presiden kedua.
03:05Kita melihat, menilai sosok seseorang itu harus secara komprehensif ya,
03:13tidak bisa sepotong-sepotong.
03:15Dan setelah kita teliti juga, sejak zaman revolusi kemerdekaan,
03:20beliau-beliau ini sudah memberikan bagaimana kontribusinya terbesar bagi bangsa.
03:25Ya, jadi kalau kita menyinggung sosok, misalnya Presiden kedua RI, Pak Suharto itu,
03:33sejak tahun 1946 sudah melakukan, apa ya, berkontribusi kepada yang waktu itu sejarah mencatat,
03:40ada semacam kudeta yang dilakukan oleh kelompok kiri ya,
03:43dan Pak Harto sebagai militer bisa menanggulangi hal itu tersebut.
03:47Belum lagi ketika serangan umum 1 Maret di Yogyakarta,
03:51yang kemudian menjadi salah satu episode sejarah bangsa yang bagaimana kita mempertahankan kemerdekaan.
03:56Sampai kemudian, G30 SPKI, beliau sebagai tokoh utama yang bisa menyelesaikan persoalan itu,
04:03dan ketika beliau menjabat itu,
04:06dunia mengakui salah satunya adalah ketika kita bisa mencapai sebuah pencapaian ya,
04:13di mana kita mencapai suasana dapatkan.
04:16Dan itu diaku di dunia, sampai beliau pidato di forum FAO ya.
04:19Oke, itu tadi Pak Harto, tapi kalau kita bicara tokoh nasional dan presiden, mantan presiden,
04:24ada juga nama Abdurrahman Waid atau Gus Dur.
04:27Kalau bicara ketokohan dan juga kategori yang sudah diseleksi oleh Mensos,
04:33bagaimana sosok Gus Dur ini bisa menjadi pahlawan nasional?
04:36Saya kira sama, dan saya sependapat apabila kita dalam memperlakukan pimpinan,
04:41ada filosofi Jawa yang menurut saya sangat elegan kita coba kaji,
04:47yaitu Mikul Dur Menemceru.
04:49Tidak ada manusia yang sempurna.
04:52Tapi kalau kita sebagai bangsa,
04:54hanya mencari-cari kesalahan,
04:56hanya mencari-cari kekurangan,
04:57mengudal-udal apa yang masa lalu,
04:59tentu kita tidak akan maju ke depan.
05:02Jadi kita mungkin kaca sepion,
05:04di sebarat orang nyetir ya,
05:06kaca sepion itu perlu untuk sebagai pebelajaran,
05:08sebagai apa yang hikmah kita ambil.
05:10Tapi ke depan kita harus tatap.
05:11Dan saya terinspirasi juga misalnya ketokoannya Nelson Mandela ya,
05:17yang kemudian pejuang di Afrika Selatan,
05:20dia bertahun-tahun dipenjara oleh rejim apartheid,
05:23begitu keluar,
05:25dia melakukan rekonstilasi,
05:27memaafkan tapi tidak melupakan.
05:29Nah itu penting.
05:30Jadi sebagai pembelajaran buat juga generasi muda yang akan datang.
05:33Saya ke Yai Arief,
05:34Yai kalau bicara soal pahlawan,
05:37misalnya ketokohan dan pahlawan,
05:38definisi pahlawan bagi negara Indonesia ini menurut Yai apa sih?
05:42Dari pandangan Yai?
05:43Ya, jadi pahlawan itu kan pada umumnya itu kan mereka yang banyak jasa ya.
05:50Berjasa satu, kepada bangsa, negara.
05:53Yang kedua adalah mereka yang rela mengorbankan
05:57segala apa yang dia punya,
06:00demi satu tujuan bersama,
06:01yaitu tujuan mendirikan negara bangsa ini.
06:04Nah jadi kata kuncinya dua itu.
06:06Satu dia berjasa,
06:07yang kedua rela berkorban.
06:10Ya maka sesungguhnya pahlawan itu ya bisa
06:12kembali kepada masa prakemerdekaan
06:15yang berkontribusi pada negara
06:17atau pada waktu modern ini juga bisa banyak pahlawan.
06:21Gitu loh.
06:22Jadi kayak misalkan tenaga kerja kita itu kan juga pahlawan devisa.
06:27Jadinya dia yang dedikasinya,
06:30nah kemudian integritasnya itu diserahkan sepenuhnya untuk kemajuan bangsa dan negara ini.
06:36Indonesia ini sebenarnya kan negara dengan multireligi,
06:41multiras, multisuku, multibudaya.
06:43Tapi sekarang kita tarik ke kacamata Islam misalnya.
06:46Dapatkah Anda berbagi contoh misalnya ya dari sejarah Islam atau perjuangan kemerdekaan Indonesia
06:51di mana bangsa menunjukkan penghormatan terhadap jasa pemimpin dan para pahlawan?
06:56Ya tentu misalnya dalam konteks Indonesia ya itu kan Indonesia sebagai negara bangsa itu kan memang relatif baru ya ketika sudah diproklamasikan,
07:06diproklamirkan oleh pendiri negara ini yaitu Sukamahata.
07:11Namun kan sebelum berdirinya nation state itu,
07:15tentu sudah banyak peristiwa-peristiwa yang menggugah emosi dan membuat engagement bersama untuk kita menciptakan satu bangsa.
07:23Kayak Sumpah Pemuda,
07:25kemudian lahirnya perkumpulan-perkumpulan nasionalis,
07:29religius sebelumnya.
07:31Jadi itu tentu bibit-bibit ya,
07:32bibit-bibit untuk menuju common sense bersama yang namanya negara kesatuan Republik Indonesia.
07:37Itu juga tentu menjadi hal yang tidak bisa kita lupakan.
07:41Saya juga menanyakan hal yang sama.
07:43Ada dua nama mantan presiden kita,
07:45ada presiden kedua Republik Indonesia,
07:46Pak Harto,
07:47dan presiden keempat,
07:49Abdurrahman Wahid.
07:50Nah, melihat dua sosok tokoh ini,
07:53mantan presiden ini,
07:54yang akan di,
07:55kemungkinan besar akan menjadi pahlawan nasional bagaimana?
07:58Ini menarik,
07:59karena dua sosok ini,
08:01dua tokoh ini,
08:03menggambarkan dua situasi yang cukup berbeda,
08:06tapi dalam satu frame yang sama.
08:08Perbedanya misalnya begini,
08:09Pak Harto,
08:11itu kan tadi Pak Makrun juga sudah menyebutkan,
08:13kontribusi beliau itu sebelum,
08:15bahkan dimulai di era revolusi kemerdekaan ini,
08:18merebut kemerdekaan.
08:19Kemudian di masa transisi,
08:22dan sampai kemudian beliau itu menjadi pimpinan di ABRI,
08:28Pangkostra,
08:28dan sebagainya,
08:29sampai kemudian menjadi presiden.
08:31Jadi,
08:31era sebelum kemerdekaan,
08:33walaupun sebentar,
08:34kemudian kemerdekaan,
08:36dan menjadi presiden 32 tahun.
08:38Kalau Gus Dur itu identik dengan,
08:40jasa jasa beliau itu kan,
08:41selain beliau punya trah ya,
08:42trah ulama-ulama besar,
08:44yang itu semua adalah pendiri negara ini,
08:46mulai Menteri Agama pertama,
08:48Gizi Wadasyim Abahnya,
08:49sama kakeknya,
08:51Khadratul Sheikh,
08:52Gizi Wadasyim Ash'ari,
08:53yang menggelorakan resolusi jihad.
08:55Jadi,
08:56trahnya,
08:57memang trah pahlawan pejuang negara,
08:59dan di masa kemerdekaan ini,
09:00atau aktivitas Gizi Wadasyim Abah itu kan,
09:03tokoh civil society,
09:05tokoh penggerak,
09:05nahatul ulama yang,
09:07luar biasa kontribusinya,
09:08untuk negara ini di aspek pendidikan agama,
09:10pesantren,
09:11kemudian pemberdayaan civil society,
09:13dan tadi,
09:14pluralitas,
09:15menghargai pluralitas,
09:17itulah ikon dari Gus Dur.
09:19Saya kembali ke Pak Makrun,
09:22kalau bicara pahlawan,
09:24seorang pahlawan itu adalah teladan bangsa,
09:26Pak Makrun,
09:27menurut Bapak seperti apa yang bisa dilanjutkan dalam pembangunan bangsa kita sampai ke depan,
09:33bahwa pahlawan ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua,
09:37terutama anak muda,
09:38yang sekarang sepertinya tidak seperti dulu,
09:42kalau kita sangat-sangat menghargai pahlawan,
09:44sekarang agak pudar,
09:45bagaimana Anda juga menanamkan hal-hal ini kepada anak-anak muda,
09:48bahwa pahlawan ini sebenarnya bisa diteladani sampai masa yang tidak bisa ditentukan sebetulnya.
09:53Ya kalau saya membaca kategorisasi ya pahlawan itu,
09:58di dalam undang-undang yang kita gunakan itu adalah,
10:01minimal ada dua bentuk yang bisa dilihat,
10:04bisa dibuktikan,
10:05bisa dirasakan,
10:06bisa dilanjutkan,
10:07yaitu,
10:08kesediaan berkorban.
10:10Untuk bangsa,
10:11untuk negara,
10:12untuk masyarakat,
10:12untuk kehidupan,
10:13untuk kemanusiaan.
10:14Yang kedua adalah dia mencapai sebuah prestasi atau capaian tertentu,
10:19yang kemudian bisa menjadi role model ya.
10:22Kemudian ada jejaknya,
10:23kemudian mungkin dapat rekognisi,
10:25baik dari regional maupun internasional.
10:28Saya kira di era kini,
10:30generasi muda juga harus,
10:32tidak boleh melupakan sejarah.
10:34Dan,
10:36kalau kita belajar sejarah,
10:37juga membentuk sejarah yang baru.
10:39Bahwa yang namanya pengorbanan,
10:41bahwa yang namanya pencapaian, prestasi,
10:43itu harus terus digaungkan,
10:46dilanjutkan,
10:47dengan bentuk yang berbeda tentu.
10:48Kalau zaman,
10:49zaman 45 sampai ke 65 misalnya kan,
10:53penuh dengan pergolakan politik dan militer ya.
10:55Tapi kalau sekarang,
10:57tentu untuk mencapai,
10:58misalnya pembangunan bangsa,
11:00meningkatkan sumber daya manusia,
11:02sehingga kita bisa bersaing secara global,
11:04tentu anak-anak muda saat ini ya,
11:06adik-adik kita,
11:07anak-anak saya mungkin,
11:08juga harus memiliki semangat yang sama.
11:10Dia harus mampu berkorban,
11:11merelakan dirinya berkorban untuk sesuatu yang tujuan baik,
11:15untuk membangun masyarakat,
11:16juga dia mencapai prestasi.
11:19Jangan bahasa sekarang,
11:21jangan cuma omong-omong kira-kira gitu ya.
11:23Jadi harus konkret,
11:24harus ada prestasi,
11:25harus ada capaian,
11:26dan itu role model banyak sebenarnya.
11:29Dan antara lain dicerminkan dari oleh para pahlawan,
11:32oleh para pemimpin kita,
11:33tokoh-tokoh kita,
11:34para pejuang-pejuang kita,
11:35sudah betul-betul mendermamakan dirinya
11:38untuk bangsa dan negara,
11:40untuk masyarakat,
11:41dan untuk kemanusiaan secara universal.
11:43Oke.
11:43Sesuai dengan topik kita malam hari ini,
11:44bangsa besar menghormati jasa pemimpin dan para pahlawan.
11:48Saya ingin bertanya juga dalam konteks ini.
11:51Menurut Anda,
11:52mengapa penghormatan terhadap jasa pemimpin,
11:55jasa pahlawan terdahulu,
11:56ini menjadi salah satu ciri bangsa yang maju dan beradab?
11:58Ya, saya kira memang di era informasional sekarang ini ya,
12:05komunikasi, informasi itu banjir.
12:08Banjir, banjir, abundansi istilahnya.
12:12Tentu kadang-kadang itu bisa mengikis ya,
12:14karena kita ini cenderung globalisasi ini,
12:17nilai-nilai yang sebenarnya kita anut,
12:19yang kita pertahankan dengan diajarkan oleh para sesepu kita,
12:23para orang tua kita,
12:25agak mengalami pergeseran.
12:26Nah, ini mungkin saat ini masyaratan sisi ya,
12:30dari sisi budaya, dari sisi pemikiran.
12:32Saya kira faktor yang paling penting adalah bagaimana
12:38tetap mengikat anak-anak kita,
12:40generasi muda,
12:41dan menyadarkan negara ini ada
12:44karena perjuangan para pendahulu kita.
12:47Gak mungkin kita negara ini eksis
12:49kalau tanpa perjuangan para pendahulu kita.
12:52Jadi ini harus ditanamkan terus-terus,
12:53dan tugas kita adalah membangun ke depan,
12:55menjadi lebih baik lagi seperti yang diwariskan oleh para pimpinan kita.
12:59Oke.
13:00Yayi, saya juga ingin bertanya soal satu hal ya.
13:04Pemerintah kita kan sering menggaungkan yang namanya Indonesia Emas 2045, kira-kira.
13:09Nanti setelah jadah saya akan tanyakan ke Yayi,
13:11bahwa apa tagline ini,
13:13atau Indonesia yang sedang menuju Indonesia Emas 2045 ini,
13:17hal apa saja yang sebenarnya bisa dipetik
13:19dari nilai-nilai kepahlawan,
13:20terutama kita besok juga akan menghadapi hari pahlawan,
13:23termasuk yang akan ditetapkan,
13:24tokoh-tokoh nasional yang akan ditetapkan,
13:25termasuk Presiden ke-2 dan ke-4 Republik Indonesia
13:28yang akan ditetapkan menjadi pahlawan nasional.
13:30Saya akan tanyakan hal itu nanti setelah jadah,
13:32sampai Indonesia malam,
13:33tetap bersama kami.
13:34Kami lanjutkan tema malam hari ini,
13:46menyebut hari pahlawan besok,
13:48dengan memperbincangkan bangsa yang besar,
13:50bangsa yang bisa menghargai pemimpin dan pahlawannya.
13:54Tadi saya, sebelum saya lanjutkan dialog ini,
13:58saya akan bacakan pernyataan dari Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi,
14:02yang bilang bahwa Presiden Prabowo Subianti besok akan mengumumkan nama tokoh
14:06yang ditetapkan sebagai pahlawan besok,
14:09dan Mensesnek sebut ada 10 nama yang akan diumumkan.
14:24Kurang lebih 10 nama.
14:32Ya, masuk.
14:40Dan sekali lagi,
14:42sebagaimana kemarin juga kami sampaikan,
14:44itu kan bagian dari bagaimana kita menghormati para pendahulung,
14:51terutama para pemimpin-pemimpin kita yang apapun,
14:54sudah pasti memiliki jasa yang luar biasa kepada bangsa dan negara.
15:02Tadi sebelum jeda, saya bertanya ke Yai Arief,
15:05bahwa saat ini pemerintah terus menggaungkan Indonesia Emas 2045.
15:09Nah, berkaitan dengan konteks itu,
15:11saya bertanya juga,
15:12sebenarnya hal apa yang bisa dipetik menuju Indonesia Emas 2045,
15:16dikaitkan dengan konteks hari pahlawan ini?
15:19Hal apa saja yang bisa dipetik,
15:20termasuk keteladanan dari nilai-nilai kepahlawan di Indonesia?
15:23Ya, baik.
15:25Jadi, Indonesia Emas 2045 itu kan suatu target ya,
15:30capaian,
15:30dan sekaligus di situ ada harapan.
15:33Untuk harapan itu kan diciptakan,
15:35ada ukuran-ukuran yang logik dan ilmiah gitu.
15:37Nah, memang dalam agama,
15:39khususnya dalam Islam itu memang disebutkan bahwa,
15:42dalam setiap 100 tahun itu,
15:44pasti ada tokoh,
15:45ataupun ada semangat,
15:47yang sifatnya itu pembaruan.
15:49Nah, mungkin kalau kita hitung dari perjalanan bangsa ini ya,
15:53dari mulai merdeka,
15:55itu kan dalam proses kemerdekaan yang menuju ke 100 tahun ini.
15:59Nah, itu tentunya bisa kita ambil di sana adalah,
16:02bagaimana kita pertama mensyukuri dulu,
16:05mensyukuri semua generasi ini,
16:07terutama yang milenial tadi,
16:09yang Genzi, yang Alpa.
16:11Saya itu ada kekhawatiran,
16:12kalau tidak pandai menghargai jasa
16:16para pahlawan pendiri bangsa ini,
16:18atau siapapun yang telah berkontribusi kepada negara ini,
16:22maka ya,
16:23dia tidak akan pandai bersyukur dengan adanya negara ini.
16:25Padahal di negara ini,
16:27kita semua itu bernafas,
16:29ada oksigennya.
16:30Dari negara ini,
16:31kita itu bisa makan,
16:32apa,
16:33sumber daya alamnya,
16:34apa,
16:35namanya tanaman-tanamannya,
16:36airnya.
16:37Nah, kalau kita tidak bisa mensyukur itu ya,
16:40siap-siap saja,
16:41nanti 2045 kita tidak bisa meraih Indonesia emas.
16:44Malah yang terjadi,
16:46yang diharapkan adanya bonus demografi itu,
16:49malah jadi generasi yang kurang maksimal itu ya.
16:54Nah, ini yang perlu diantisipasi.
16:55Makanya,
16:56dalam Islam itu kan disebutkan bahwa,
16:58siapa yang pandai bersyukur,
16:59maka nikmat itu akan ditambah oleh Tuhan.
17:02Dan kalau tidak pandai bersyukur,
17:04nah, nanti banyak sekali cobaan ujian untuk bangsa kita ini.
17:07Ini termasuk bersyukur,
17:08kita memiliki pahlawan-pahlawan yang sebelumnya pernah memperjuangkan bangsa dan negara.
17:12Pak Makrun,
17:14ini kan sebenarnya dari 10 nama yang akan ditetapkan besok,
17:18itu sebenarnya sebelumnya ada 40 nama.
17:21Dan terus mengerucut hingga ke 10 nama.
17:23Dari 40 nama hingga sekarang 10 nama,
17:25kira-kira Anda melihat ada kriteria khusus yang bisa dikerucutkan,
17:30sehingga 10 nama ini nantinya akan ditetapkan menjadi pahlawan nasional yang baru?
17:34Ya, sebenarnya kalau saya pelajari, saya riset tadi,
17:38dari 40 ini sebenarnya layak semuanya.
17:40Oke.
17:41Cuma mungkin ya,
17:42nggak mungkin ya,
17:43seketika 40 jadi pahlawan,
17:46seketika mungkin nanti pada tahap-tahap berikutnya.
17:49Tetapi,
17:50saya lihat,
17:51kembali kepada kriteria kepahlawanan tadi,
17:54dikaitkan dengan juga generasi muda saat ini,
17:56bahwa,
17:58yang namanya kriteria,
18:00berani,
18:01sedia,
18:02berkorban,
18:03mengorbankan apa saja yang dia punya,
18:05untuk kepentingan masyarakat,
18:09kepentingan bangsa negara,
18:10kalau dia dalam tataran,
18:12apa,
18:12tataran di struktur gitu ya.
18:15Dan yang kedua adalah,
18:16bagaimana,
18:16mencapai prestasi,
18:20ada capaian,
18:21ada alat ukur,
18:22ada KPI-nya,
18:23seseorang yang bisa disebut pahlawan itu apa?
18:26Tentu tidak bisa untuk diri sendiri sebagai pahlawan,
18:29mungkin hanya untuk keluarga,
18:31tapi bagaimana,
18:32pencapaian ini bisa berpengaruh kepada masyarakat.
18:35Nah,
18:36ini ada kaitannya tadi,
18:37dengan pertanyaan yang kepada Pak Yai,
18:39saya pikir,
18:40kalau anak-anak muda sekarang ini,
18:42tidak mencerminkan,
18:44dua kriteria tadi,
18:45maka,
18:46Indonesia emas ini,
18:48agak mengkhawatirkan,
18:49kalau semuanya selfish ya,
18:51sebagai,
18:51sebagai individu anak bangsa,
18:53selfish,
18:54hanya mementingkan diri,
18:55kemudian,
18:56ya sudah,
18:56kita mencapai begini,
18:57ya sudah begini-begini saja.
18:59Saya kira,
18:59ini momentum juga ya,
19:02tinggal berapa tahun ini?
19:03Tinggal,
19:0420 tahun lagi.
19:06Jadi yang sekarang ini,
19:08kira-kira umur 10 tahun,
19:1015 tahun,
19:11mereka inilah yang akan,
19:12memegang tampuk,
19:14tampuk masyarakat bangsa kita,
19:16di masa mendatang.
19:17Makanya,
19:17tahun 2045 ya,
19:19sebagai tahun Indonesia emas,
19:22itu bisa digenjok dari sekarang,
19:24dan perlu kita gerakan penyadaran,
19:26itu tadi,
19:27kalau mau disebut pahlawan,
19:28dan harus bersumbangsi kepada bangsa dan negara,
19:31itu tadi,
19:31harus ada semangat berkorban,
19:33dan harus ada mencapai prestasi tertentu.
19:35Nah,
19:3610 orang yang,
19:37akan ditetapkan menjadi pahlawan nasional ini kan,
19:40akan menjadi memori nanti,
19:42di kemudian hari,
19:43terutama bagi anak-anak muda,
19:44termasuk anak-anak sekolah.
19:45Saya bertanya ke Pak Makron,
19:46seperti,
19:47sebagai,
19:48sebagai,
19:48Muhammadiyah juga,
19:49sebagai lembaga pendidik juga,
19:51kira-kira strategi pendidikan,
19:53yang bisa diterapkan,
19:54untuk menanamkan nilai penghormatan,
19:55terhadap jasa pemimpin,
19:56dan juga,
19:57para mantan presiden,
19:58para pahlawan,
19:59apa yang kira-kira bisa diterapkan?
20:01Saya kira,
20:03teladan yang,
20:04yang terus-menerus diterapkan.
20:06Saya juga guru,
20:07saya juga dosen ya.
20:09Ketika saya mengajar,
20:10kalau hanya memberikan ilmu,
20:11tanpa memberikan nilai-nilai ya,
20:13soft skill-nya,
20:14nggak kita bangun,
20:15tidak memberikan contoh,
20:16contohnya dalam disiplin.
20:17Ini tantangan berat kita,
20:19saya 5 tahun ini jadi dosen,
20:21merasakan betul,
20:22bagaimana,
20:23pada awal-awal itu,
20:24sulit sekali.
20:25Tetapi dengan metode tertentu,
20:27saya harus,
20:28saya itu punya target,
20:29misalnya begini contohnya,
20:30untuk mendidik anak-anak,
20:31supaya disiplin.
20:32Karena disiplin ini penting.
20:33Pekerjaan apapun,
20:34kalau tidak memiliki disiplin yang baik,
20:36itu integritasnya akan tersorong.
20:38Bagaimana,
20:39saya harus mendalui,
20:40masih sewa,
20:41sebelum masih sewa datang.
20:42Bila perlu.
20:43Jadi saya,
20:44lomba-lomba itu.
20:45Nah jadi,
20:46keteladanan ini penting,
20:48dan parah toko-toko,
20:49yang baik besok yang diumumkan 10,
20:51maupun yang 40,
20:53itu saya kira,
20:54sudah memberikan,
20:55sebuah keteladanan,
20:57yang berbagai bidang kan.
20:58Ada guru,
20:59ada guru,
21:00ada mungkin tentara,
21:02ada pemimpin bangsa.
21:03Itu semuanya patuh kita tiru,
21:06dan,
21:07keteladanan itu penting.
21:09Makanya,
21:09para pemimpin kita juga sekarang,
21:11ditantang untuk memberikan,
21:12teladan yang baik kepada,
21:13dan kenderasi.
21:13Dan,
21:13dan kelemimpinan itu,
21:15dicontohkan dari skup yang paling kecil dulu.
21:16Betul,
21:17dari lingkungan yang paling kecil dulu.
21:18Dulu baru,
21:19apa,
21:19berjenjang ke tingkat yang lebih tinggi.
21:21Terakhir saya ke,
21:22Ya Arief,
21:23sebenarnya,
21:25keberhasilan yang bisa dipetik,
21:28dari para mantan presiden,
21:29yang masuk dalam usulan pahlawan ini.
21:31Misalnya,
21:32suasembanda pangan,
21:34atau macan Asia,
21:35dan sebagainya.
21:35Apa saja sih kira-kira,
21:36Ya I?
21:38Yang,
21:38yang sudah dikontribusikan,
21:40oleh calon apa,
21:42penerima gelar pahlawan ini kan,
21:44dari para presiden kita itu.
21:45Kita kan punya tagline masing-masing lah.
21:47Masuk juga,
21:48Presiden Soeharto,
21:49Presiden 4 juga,
21:50Gus Dur gitu.
21:51Jadi memang,
21:52di dalam Islam itu,
21:53atau di santri itu,
21:54ada asilah gini,
21:56liku lima koma kol,
21:57dalam setiap era itu ada tokohnya.
22:00Dan setiap tokoh punya eranya.
22:02Nah,
22:03jadi misalnya,
22:04apa yang baik-baik itu,
22:06tentulah yang harus bisa dipetik dengan seksama,
22:10dipelajari,
22:11kemudian dijadikan legasi,
22:13untuk generasi berikutnya.
22:14Maka kan dalam tuntunan Al-Quran itu kan,
22:17manusia itu diseru,
22:19lihatlah masalah lumuh,
22:20untuk masa depanmu.
22:22Jadi memang tantangan sekarang itu,
22:23mentransmisikan ya,
22:24mentransmisikan,
22:27capaian-capaian kebaikan,
22:28yang sudah di,
22:29legasikan oleh para presiden kita sebelumnya itu,
22:32untuk di,
22:33kita transmisikan kepada,
22:34dan transformasikan kepada generasi sekarang ini.
22:36Tantangannya memang lumayan,
22:37karena saya katakan tadi,
22:40jamannya sudah berubah,
22:41sudah berbeda sekarang.
22:42Jamannya sudah zaman,
22:43apa,
22:44digital,
22:45ya,
22:46semuanya,
22:47apa,
22:48tantangannya di situ juga,
22:49dan sekaligus tidak hanya tantangan juga,
22:51itu menjadi peluang juga,
22:52bagaimana,
22:53mereaktualisasikan penghormatan,
22:56kepada orang yang berjasa pada negara ini,
22:58sesuai dengan kondisi,
22:59dan tantangan yang ada di era gini.
23:01Oke,
23:02nah,
23:02balik lagi,
23:03bicara soal anak muda yang juga harus meneladani para pahlawan.
23:07Anak muda sekarang ini kan,
23:08perlu contoh begitu ya,
23:09perlu,
23:10apa namanya,
23:10sikap yang harus bisa dilihat terlebih dahulu.
23:13Singkat saja,
23:14kira-kira dampak positif bagi bangsa,
23:15jika kita secara konsisten,
23:17menghormati,
23:18jasa pemimpin,
23:19dan juga para pahlawan,
23:20apa saja?
23:20Itu sangat luar biasa sekali ya,
23:22bangsa ini tidak akan survive,
23:24kalau dia mengalami ketercerabutan budaya.
23:27Jadi,
23:28pentingnya mengapa kita,
23:30generasi sekarang dan masa depan itu,
23:32untuk selalu mengingat,
23:34melihat pada generasi sebelumnya,
23:37dalam hal ini kontribusi para pendiri bangsa kita,
23:39atau para presiden kita itu,
23:41supaya,
23:42apa,
23:43culture,
23:43kemudian DNA bangsa ini tidak tercerabut.
23:46Kalau sudah tercerabut,
23:47artinya bangsa ini tidak bisa menghargai,
23:50capaian-capaian positif yang dihasilkan oleh anak bangsanya sendiri.
23:53Ini bencana,
23:55bencana kenegaraan dan bencana kebangsaan.
23:58Kita,
23:58anak-anak kita,
24:00atau generasi ke depan,
24:01mengalami alienasi.
24:02Nah,
24:03ini yang saya khawatirkan dan disebutkan dalam Al-Quran tadi.
24:06Kalau kau pandai bersyukur,
24:08akan ditambah nikmatnya.
24:10Tapi kalau tidak pandai bersyukur,
24:11lupa dengan siapa yang berjasa di negara ini.
24:14Siap-siap nanti,
24:15cobaan dan ujian bangsaan kita,
24:16wah,
24:17lumayan berat ke depan.
24:18Artinya kesimpulan kita hari ini,
24:20dalam perbincangan kita hari ini,
24:22terutama untuk anak-anak kuda,
24:23untuk menjadi bangsa yang besar,
24:24sekali lagi,
24:24hormati jasa para pahlawan,
24:26hormati para pemimpin,
24:28dicaya kita juga bisa
24:29mendapatkan keteladanannya,
24:31kira-kira.
24:31Baik, terima kasih,
24:32Kiai Haji Arifah Rudin,
24:34dari Wakil Seketjen Majelis Ulama Indonesia,
24:37dan juga Pak Makrun Sanjaya,
24:38Pemimpinan Majelis Pustaka,
24:39dan Informasi PP Muhammadiyah,
24:41telah berbagi perspektifnya malam hari ini.
24:43soalan yang berlaluan.
24:43Oke.
Dianjurkan
3:58
|
Selanjutnya
2:26
1:31
3:33
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
1:46
12:10