Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 2 hari yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi tantangan Gubernur Jawa Barat Dedi Muyadi terkait dana Pemda yang mengendap di bank.

Hal ini disampaikan Purbaya saat ditemui di Kementerian Keuangan pada Selasa (21/10/2025).

Purbaya mengatakan data yang disampaikan bersumber dari Bank Indonesia.

"Tanya saja ke Bank Sentral. Itu kan data dari sana. Kemungkinan besar anak buahnya juga ngibulin dia, loh. Jadi jangan Pak Dedi nyuruh saya kerja," ujar Purbaya.

Diketahui, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi langsung melakukan kroscek data ke Kementerian Dalam Negeri dan Bank Indonesia.

Dedi membantah ada dana Pemda Jabar yang mengendap di Bank.

Video Editor: Laurensius Galih

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/624799/bicara-tantangan-dedi-mulyadi-dana-mengendap-menkeu-purbaya-jangan-pak-dedi-nyuruh-saya-kerja
Transkrip
00:00Pak Soal Kang Dedy Mulyadi, Pak, kan Bapak ditantangin buat buka data yang dana mengendap itu, Pak.
00:06Kang Dedy katanya udah ngecek deposito jabar, nggak ada, Pak, dana mengendap ke sana.
00:12Tanya aja ke Bank Sentral, itu kan data dari sana.
00:15Harusnya dia cari, mungkin bisa anak banyak juga ngibulin dia, loh.
00:19Kalau itu kan dari laporan perbankan, kan, data Pemda, Sekia, Nesekian, Nesekian.
00:24Sepertinya data saya sama dengan data Pak Tito, waktu saya ke Pak Tito kemarin, tuh.
00:30Kan Pagi Pak Tito jelaskan, kan, data di perbankan ada berapa, angkanya mirip kok.
00:36Jadi, Pak Dedy tau semua Bank, kan dia hanya tau jabar aja, kan.
00:40Saya nggak pernah describe data jabar, kan.
00:44Kalau dia bisa turunkan sendiri, saya nggak tau dari mana datanya.
00:47Dia debat sama dia sendiri.
00:50Saya nggak tau.
00:50Jadi, saya nggak pernah bilang jabar segit berapa, kan.
00:54Saya bilang data di perbankan sekian punya Pemda.
00:57Dan data itu dari laporan, bukan laporan, apa sih.
01:02Sistem keuangan Bank Sentral, dia ada.
01:04Saya lupa namanya.
01:06BI, apa sih.
01:07Di situ ada tuh, ada flagnya.
01:09Punya Pemda, Sekian.
01:10Punya Pemda Pusat, Sekian.
01:12Even punya Pemda Pusat juga, orang saya masih nggak percaya segitu.
01:15Saya kan masih suruh periksa lagi.
01:17Itu uang apa sebetulnya.
01:18Pak, tapi kan dari Pak Dedy bilang, itu nggak ada disimpan depositor.
01:22Tapi dia nggak menjelaskan secara langsung disimpan di mana.
01:24Apakah nanti akan ada koordinasi, misalnya, apa khusus nih.
01:27Jadi, dia udah bilang kayak gitu.
01:29Apakah dari kemengkir akan khusus melihat data uang Pemdanya si Jabar atau ditaruh ke mana gitu?
01:35Saya bukan pegawai Pemda Jabar.
01:37Kalau mau dia periksa, periksa aja sendiri.
01:39Jadi, itu data dari sistem monitoring BI yang dilaporkan oleh perbankan setiap hari kali ya.
01:48Setiap berapa minggu sekali, itu seperti itu datanya.
01:51Dan di situ ada flag, ada contrengan nih.
01:53Data punya siapa, punya siapa, punya pemda, depositornya, jenisnya apa, deposito, giro, dan lain-lain.
02:00Jadi jangan Pak Dedy nyuruh saya kerja.
02:02Pak Dedy nyuruh saya kerja.
02:32Disimpulkan oleh BI atau datanya disediakan.
02:36Atau kalau kita bisa dapat akses data bank sentral, setiap saat bisa lihat kok.
02:42Dan itu kenapa bisa beda 19?
02:45Karena Pak Tito kan lihat dari laporan keuangannya.
02:50Dari masing-masing mungkin bagian kas pemda ya.
02:54Kan gak semua nyebut tuh.
02:55Ada yang mungkin lupa, mungkin ini, mungkin itu.
02:57Saya gak tau, double check aja.
02:58Karena di banknya seperti itu, dan tercatat seperti itu diperbankan.
03:02Ada yang terbaru gak sih ke pemda, Pak?
03:04Kalau misalnya anggarannya, tapi kan sebelumnya Bapak bilang bakal ditarikkan ya Pak.
03:08Atau dikurangin, digunakan untuk pusat.
03:10Nah, ada himbauan terbaru gak sih, Pak?
03:14Alasan pemda apa sih, Pak?
03:16Kenapa mereka masih menyimpan uangnya?
03:18Udah gak sih tau, Pak?
03:20Saya gak tau.
03:21Mereka bilang, katanya, kalau kata Pak Tito...
03:24Efisiensi gak apa, Pak?
03:25Bukan efisiensi.
03:26Mereka untuk menyediakan uang di awal tahun, di bulan 1, 2.
03:32Supaya ada tabungan.
03:33Kalau saya bilang, tahun ini gak bisa diapakan kan itu.
03:38Kalau saya kembangkan sistem di mana transfer uang dari pemerintah ke pemerintah cepat,
03:43di mana awal tahun saya bisa mulai kirim tanggal 2 misalnya.
03:47Perlu gak buffer?
03:48Kan gak perlu.
03:49Uangnya bisa dihabisin.
03:50Ada seratus puluhin tambah, seratus puluhin uang bisa dibelanjakan itu di daerah.
03:53Ini kita sudah selesai.
04:14Mendapat penjelasan dari Bank Indonesia.
04:18Bank Indonesia ini adalah bank sentral.
04:20Jadi jangan sampai ada pertanyaan atau ada pernyataan,
04:24Kang Deddy datangnya ke Bank Sentral, bukan ke Bank Indonesia.
04:27Nah, jadi ada gak duit yang 4,1 triliun yang deposito?
04:33Tidak ada, Pak.
04:34Tidak ada?
04:35Tidak ada.
04:36Yang ada adalah pelaporan keuangan di tanggal 30 September,
04:43ada dana yang tersimpan di kas daerah dalam bentuk giro sebesar 3,8 triliun.
04:53Sisanya dalam bentuk deposito BLUD di luar kas daerah yang menjadi kewenangannya BLUD masing-masing.
05:03Jadi, uang yang diendapkan itu tidak ada.
05:08Karena uang yang 3,8 triliun ini, hari ini sudah dipakai untuk bayar proyek, gaji pegawai, belanja perjalanan dinas, belanja bayar listrik, belanja bayar air, belanja para pegawai outsourcing.
05:23Jadi, saya merasa gak enak nih, soalnya tadinya mau ada lowongan sekda, sekarang ya tidak ada.
05:33Jadi, ada gak duit 4,1 triliun tersimpan?
05:37Saat ini tidak ada, Pak.
05:38Tidak ada.
05:38Jadi, apa yang dinyatakan bahwa uang yang ada di kas daerah hari ini adalah 2,5 triliun, kemarin 2,3, kemarinnya lagi 2,4, itu yang benar.
05:53Jadi, dan tidak ada pengendapan atau penyimpanan uang pemerintah provinsi disimpan di dana deposito untuk diambil bunganya.
06:03Tidak ada.
06:04Tidak ada ya?
06:05Awas ya, sudah lihat.
06:07Begitu ya.
06:08Terima kasih.
06:08Saya Rizka Klarissa, saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital, pay TV, dan media streaming lainnya.
06:25Kompas TV, independen, terpercaya.
06:28Terima kasih.

Dianjurkan

3:01
Selanjutnya