JAKARTA, KOMPAS.TV Sekretaris Kementerian BUMN periode 20052010, Said Didu dan Pengamat BUMN, Herry Gunawan sempat berbeda pendapat soal Presiden RI, Prabowo Subianto, yang mengizinkan warga negara asing (WNA) menjabat sebagai bos BUMN.
"Kalau semua setan sudah bersatu maka yang diusulkan adalah setan. Dahulu, ketika saya masuk, yang boleh mengusulkan direksi adalah komisaris. Maka saya bikin aturan, semua eselon I harus mendaftar. Jadi, jangan terpaku dengan aturan," ujar Sekretaris Kementerian BUMN periode 20052010, Said Didu.
Sementara itu, Pengamat BUMN Herry Gunawan menyebut, ketika WNA masuk ke BUMN, dikhawatirkan prosedur pengangkatan direksi yang sudah ada akan dilanggar.
#prabowo #bumn #danantara
Pro dan kontra warga negara asing jadi bos BUMN mencuat, usai presiden Prabowo menyebut telah mengubah regulasi, dan mengizinkan ekspatriat memimpin BUMN. Harapannya, membawa BUMN go global dan berstandar bisnis internasional. Nyatanya, sudah ada 2 WNA ditunjuk duduk di jajaran direksi Garuda Indonesia.
Apa kelebihan dan kekurangan merekrut warga asing menjadi pimpinan perusahaan pelat merah? Apakah merekrut ekspatriat solusi membenahi karut marut tata kelola BUMN?
Simak pembahasannya dalam BOLA LIAR, episode "POLEMIK PRABOWO IZINKAN WNA JADI BOS BUMN" Jumat, 24 Oktober 2025 pukul 20.30 WIB, LIVE di KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/625281/debat-said-didu-vs-pengamat-herry-soal-presiden-prabowo-izinkan-wna-jadi-bos-bumn-bola-liar