- 4 jam yang lalu
- #ekonomiindonesia
- #menkoperekonomian
- #airlangga
KOMPAS.TV - Ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 5,1 persen pada triwulan II 2025, ditopang sektor jasa dan ekspor tambang. Meski inflasi terkendali, konsumsi rumah tangga mulai melambat.
Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto terus menjaga daya beli kelas menengah di tengah perlambatan ekonomi Indonesia yang tumbuh sekitar 5,1 persen.
Program bantuan pangan, insentif perumahan, dan Kartu Prakerja diperkuat untuk menahan dampak inflasi serta menjaga stabilitas konsumsi domestik yang menopang pertumbuhan nasional.
Baca Juga Jelang 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Menko Airlangga: Evaluasi Sektor Ekonomi Terus Dilakukan di https://www.kompas.tv/nasional/621888/jelang-1-tahun-pemerintahan-prabowo-gibran-menko-airlangga-evaluasi-sektor-ekonomi-terus-dilakukan
#ekonomiindonesia #menkoperekonomian #airlangga
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/622889/ekonomi-perlu-digas-menko-airlangga-ganti-taktik
Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto terus menjaga daya beli kelas menengah di tengah perlambatan ekonomi Indonesia yang tumbuh sekitar 5,1 persen.
Program bantuan pangan, insentif perumahan, dan Kartu Prakerja diperkuat untuk menahan dampak inflasi serta menjaga stabilitas konsumsi domestik yang menopang pertumbuhan nasional.
Baca Juga Jelang 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Menko Airlangga: Evaluasi Sektor Ekonomi Terus Dilakukan di https://www.kompas.tv/nasional/621888/jelang-1-tahun-pemerintahan-prabowo-gibran-menko-airlangga-evaluasi-sektor-ekonomi-terus-dilakukan
#ekonomiindonesia #menkoperekonomian #airlangga
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/622889/ekonomi-perlu-digas-menko-airlangga-ganti-taktik
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Terima kasih Pak Menko, perekonomian Erlangga Hartarto menerima kami Kompas TV.
00:05Pak Erlangga, sehat selalu.
00:08Alhamdulillah.
00:09Pak, stimulus meluncur, sebenarnya ada apa sih Pak dengan ekonomi kita?
00:12Kan ekonomi kemarin juga tumbuh 5,12%, angka kemiskinan menurun, yang menarik.
00:19IHSG kita juga kan to the moon Pak, 8 ribu, kayak gitu loh Pak.
00:22Kenapa 8 plus 4 plus 5 menjadi urgent?
00:27Ya, pertama tentu kita punya rencana untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi di 5,2%.
00:36Kemarin kan kita lihat dalam 2 semester terakhir ke 5,12% dan kita butuh gas tambahan untuk ekonominya bisa meninggi.
00:47Karena ekonomi tinggi nanti baru secara year on year bisa ke angka 5,2%.
00:53Nah, kalau saya pertama mau menjelaskan bahwa indikator makro kita saat sekarang baik.
01:01Jadi, mengapanya itu sebetulnya untuk akselerasi.
01:04Dari segi makro pertumbuhan ekonomi 5,12%, IHSG tadi tembus all time high, 8.100%.
01:13Kemudian cadangan defisa itu juga tertinggi, kemarin trade balance 2,6%, defisa kita sekitar 150 billion,
01:22dia naik turun lah 148, 152, tetapi itu cukup untuk 6,5 bulan impor aman.
01:32Kemudian rasio utang kita terendah di antara G20, di bawah 40%, silahkan dicari 19 negara semuanya di atas 40%.
01:42Jadi, tidak perlu khawatir berlebih-lebihan.
01:46Kemudian juga PMI di level ekspansif lebih dari 50%, kemudian indeks keyakinan konsumen juga masih di atas 100%.
01:54Stimulus supaya daya beli masyarakat bisa terjaga, dan kemudian kita membangun fondasi untuk ekonomi di tahun 2025.
02:04Dan tentu salah satunya adalah bagaimana kita menargetkan kepada kelas menengah, atau kelas menengahnya secara khusus kita targetkan ke GENSI.
02:17Nah, makanya programnya adalah magang, lulusan, universitas yang lulusnya satu tahun.
02:25Nah, itu ada datanya, bisa dimunculkan datanya.
02:28Dan itu kemarin dipersiapkan untuk Rp20.000 akan mulai tanggal 20 Oktober ini, tetapi karena yang daftar itu lebih dari Rp200.000.
02:40Kemudian jumlah perusahaan yang sudah juga memasang demand site itu lebih dari Rp1.300.000 perusahaan.
02:50Maka kemarin arahan Bapak Presiden untuk ditingkatkan menjadi Rp100.000.
02:55Jadi batch ini Rp20.000, yang bulan Oktober, nanti batch berikutnya November Rp80.000.
03:03Dan untuk batch yang Rp80.000 itu juga terbuka untuk universitas yang di bawah Departemen Agama.
03:10Jadi IA, IN, dan yang lain bisa ikut.
03:13Dan untuk di batch kedua nanti, KL, kelembagaan pemerintah juga bisa memasang program untuk magang, termasuk Bank Indonesia yang punya kantor di seluruh provinsi.
03:28Sehingga dengan demikian terbuka kesempatan luas bagi para lulusan universitas ini untuk magang kerja 6 bulan.
03:38Nah sesudah 6 bulan tentu mereka harapannya dengan pengalaman kerja itu bisa lanjut atau bisa shifting ke perusahaan-perusahaan.
03:47Karena dari segi demand side juga perusahaannya cukup banyak yang mereka minta.
03:51Kemudian pekerja sektor parawisata, ini kan juga baru pertama kali parawisata kita injeksi juga.
03:59Yang kemarin hanya diberikan pada sektor padat karya, yaitu PPH di tanggung pemerintah sampai dengan gaji Rp10 juta.
04:09Jadi ini juga diadanya di kelas menengah, dan itu orang per bulan itu antara Rp400.000 sampai Rp600.000.000.
04:17Yang tadinya harusnya dibayar pajak, tapi pemerintah yang tanggung ya?
04:22Yang tanggung.
04:23Pak Erlang, sebentar. Sepertinya ada yang perlu dilurusan lagi ini, artinya Rp20.000 peserta adalah batch pertama hanya di Oktober ini ya Pak?
04:30Iya, nanti batch berikutnya adalah Rp80.000.000. Jadi setelah Rp100.000 ini roll, nanti kita akan roll lagi Rp100.000 berikutnya.
04:38Baik, uang sakunya Pak, itu di situ yang menarik. Kami masih memakai data kemanqiu ini pakai UMP?
04:44Upah minimum kabupaten dan kota. UMK itu berbeda dengan UMP, jadi sudah diadjust menjadi UMK.
04:53Oke, baik. Targetnya adalah Gen Z.
04:56Gen Z tadi.
04:58Apa sebenarnya perbedaannya dengan stimulus yang sebelumnya Pak?
05:02Stimulus, ini tentu beda. Kita masih ada program lagi, ini kan baru dua.
05:07Oke.
05:08Jadi ada program lagi, beras. Itu untuk keluarga penerima manfaat, PKH 18,3. Dan ini selain beras 10 kilo, yang berarti per bulan, ditambah menjadi dua bulan, 20 kilo.
05:22Ada tambahan minyak boreng, dua liter per bulan. Jadi ini berbeda dengan yang sebelumnya.
05:31Nah, kemudian juga terkait padat karya tunai, itu kita siapkan untuk Kementerian Perhubungan dan Kementerian PU.
05:41At least targetnya cash for work ini Rp215.421 pekerja.
05:46Kemudian diregulasi online single submission untuk perizinan, itu diharapkan bisa juga mendorong investasi realisasinya lebih cepat, karena izinnya lebih cepat.
06:00Dan di situ salah satunya adalah mendorong rencana daerah tata ruang, RDTR.
06:05Dan itu pemerintah juga siapkan anggaran yang besarnya Rp4 miliar untuk Rp100 RDTR, Rp4 miliar per wilayah.
06:18Oke.
06:19Nah, kemudian kita juga mau mendorong yang namanya gig ekonomi.
06:23Ekonomi berbasis digital dengan co-working space, salah satu yang akan dipiloting adalah di Jakarta, di Blok M, dan Tanah Abang.
06:32Ini kerjasama dengan pemerintah daerah, dan ini nanti Menteri Pak Ekraf akan bekerjasama dengan 15 daerah lain, seluruhnya di kota-kota besar.
06:42Sehingga dengan demikian, ini total paket yang tahun ini sekitar Rp16 triliun, dan ini akan ditambah lagi.
06:51Akan ditambah lagi, dan akan diumumkan nanti langsung oleh Bapak Presiden.
06:568 plus 4 plus 5, kenapa Bapak memakai angka itu sih?
07:00Saya penasaran, kenapa? 8 plus 4 plus 5?
07:028 tambah 4, 12 tambah 5, 17.
07:05Jadi 17, 8, 5.
07:07Kenapa nilai stimulusnya tidak digenapkan menjadi 17 saja Pak? Ini masih 16.
07:13Gini Pak, sebenarnya...
07:15Nilai stimulusnya akan ditambah lebih dari itu.
07:1816 triliun, betul. Ini angka yang luar biasa.
07:22Tetapi kalau di kita mereverse to PDB, Pak, PDB kita kan hampir 6.000 triliun.
07:28Bagaimana menjelaskan 16 triliun ini?
07:3116 triliun untuk 2 bulan.
07:332 bulan ini sangat signifikan terhadap PDB kita yang 6.000 triliun.
07:38Gimana sih Pak secara awam?
07:40Ya, tentu ini kan stimulus yang targeted.
07:43Sedangkan ekonomi kita kan terdiri dari berbagai sektor.
07:47Ada investasi, ada konsumsi, ada government spending.
07:52Dan itu yang mendorong semua, ada ekspor semua itu bagian daripada total kue, daripada PDB kita.
08:02Nah, setelahkan stimulus, kita fokus pada sektor yang desilnya katakanlah di bawah 4.
08:11Oke, baik.
08:13Pak, saya balik lagi dong, Pak, ke stimulus tenaga kerja ini, Pak.
08:18Magang National Work-Based Learning.
08:21Itu kan ya secara riset ternyata hasilnya juga sangat bagus.
08:27Tapi bisa nggak sih Bapak mendorong perusahaan melakukan MOU
08:32agar anak-anak yang magang ini pada nantinya terserap oleh perusahaan-perusahaan itu?
08:37Bisa nggak sih Pak kita mendorong itu, Pak?
08:39Ya, pertama tentu kan apabila mereka 6 bulan bekerjanya baik,
08:44secara otomatis pas perusahaan yang membutuhkan kemungkinan besar akan melanjutkan.
08:55Itu sih secara otomatis saja, karena orang kerja kan percobaan biasa 3 bulan.
09:01Jadi kalau 6 bulan kan...
09:02Provision-nya 3 bulan, ini 6 bulan gitu ya Pak?
09:04Ini 6 bulan, jadi harapannya ini bisa langsung masuk ke lapangan kerja.
09:09Kalaupun tidak di sektor itu, bisa hijrah ke sektor yang lain.
09:13Yang paling penting kan kalau orang melamar pekerjaan,
09:17ditanya lulusan mana, udah pernah kerja atau belum.
09:22Nah, biasanya sektor itu diisi sama mereka yang recycle kerja.
09:26Orang yang pernah kerja, pindah, dan yang lain.
09:28Sehingga fresh graduate ini, katakanlah, menjadi second priority bagi korporasi.
09:36Nah, sekarang kita dorong supaya ini bisa langsung masuk ke lapangan kerja.
09:42Pak, kita ke data selanjutnya, Pak.
09:44Ada yang menarik tentang makroekonomi kita.
09:47Nah, indeks keyakinan masyarakat, Pak, atas prospek ekonomi.
09:52Ini kami dapat data dari surveinya Bank Indonesia.
09:56Masih positif, Pak.
09:57Di atas 100, tetapi yang kami baca adalah bukan positif atau pesimistisnya.
10:02Melainkan adalah trennya.
10:05Keyakinan masyarakat kita atas prospek ekonomi kita menurun, Pak.
10:09Ya, menurun 1-2 poin biasa saja.
10:11Tapi kalau dibandingkan dengan awal tahun, menurunnya tidak 1-2 poin.
10:16Dan kira-kira begini, Pak.
10:18Apa yang akan Pak Erlangga lakukan?
10:20Ya, kalau ini kan selalu di awal tahun itu ada event.
10:24Ada Nataru, ada event, apa namanya, hari raya.
10:30Nah, ini didorong lagi kita ke hari raya.
10:33Karena kemarin di bulan Juni-Juli juga kita ganjel dengan,
10:36makanya naik ke 118 karena kita ganjel dengan program mau pulang sekolah.
10:41Stimulus itu, ya?
10:42Oh, makanya stimulus diskon-diskonan dipakai lagi.
10:45Karena ini salah satu buktinya lumayan lagi, sangat signifikan.
10:49Memang naik, kalau ada diskon biasanya naik.
10:51Baik.
10:52Kebanyakan yang belanya ibu-ibu, soalnya nyarinya diskon.
10:56Ibu-ibu sukanya cash transfer, Pak.
10:59Pak, kita ngomongin kelas menengah juga dong, Pak.
11:01Ada datanya kelas menengah, Pak.
11:04Next, kelas menengah.
11:05Oh, indeks ketersediaan lapangan pekerjaan dulu, Pak.
11:10Angkanya tidak mengembirakan, Pak.
11:1392.
11:14Kita kan kalau optimis, levelnya di atas 100 ya.
11:17Ini faktanya 92, Pak.
11:19Levelnya masih pesimistis.
11:22Seberapa yakin upaya Bapak, stimulus tadi, bisa menggerakkan angka ini?
11:27Setidaknya di level 100 deh, Pak.
11:29Ya, tentu pemerintah akan menyiapkan dengan berbagai program yang harapannya tentu akan menarik lapangan kerja.
11:37Kalau berdasarkan survei, biasanya yang kemarin di bulan Februari, year to year, jumlah angkatan kerja yang diserap 3,59.
11:473,59?
11:48Ya.
11:48Kemudian, biasanya di bulan Agustus ini kita punya survei sekitar 4,8.
11:55Baik.
11:56Pak, kembali ke kelas menengah lagi dong, Pak.
11:58Saya punya data kelas menengah nih, Pak.
12:02Ini dia.
12:04Jumlahnya turun, Pak.
12:06Bagaimana secara konkur?
12:08Ya, kalau di antara periode ini ada yang namanya long COVID effect.
12:12Long COVID yang pandemi.
12:14Nah, itu kan indirect, tapi ini yang harus dinormalisasi.
12:19Sebenarnya kenapa sih, Pak, bisa turun?
12:21Ya, pada waktu COVID itu memang terjadi penurunan.
12:25Penurunan dan tidak semua bisa recover dengan cepat.
12:30Ada yang menarik di stimulus ekonomi ini yang dulu Bapak kasih diskon tarif listrik.
12:36Bisa nggak tahun ini, bukan tahun ini, ya menjelang akhir tahun ini diskon tarif listrik diberikan lagi untuk 2.200 volt ampere itu?
12:44Bisa nggak sih, Pak?
12:46Jadi, untuk iuran listrik tidak kita berikan lagi.
12:53Kenapa?
12:53Tetapi diganti program yang lain.
12:55Apa, Pak?
12:56Nanti dihubungkan oleh Pak Presiden.
12:59Ini menarik lagi saya punya datanya.
13:01Selanjutnya.
13:02Nah, jumlah pinjaman daring, Pak.
13:07Trendnya naik.
13:09Bahwa, apa, gini.
13:11Ini mengonfirmasi bahwa masyarakat kita tidak lagi makan tabungan saja,
13:16melainkan mereka makan utang.
13:19Apakah stimulus ini match bagi mereka?
13:22Yang sudah mulai makan utang.
13:24Pertama, munculnya digital itu memudahkan bagi masyarakat.
13:31Sehingga masyarakat bergeser dari segi transaksi pun bergeser ke digital.
13:38Nah, tentu pergeseran dari perbankan biasa ke digital yang membuat mereka mendapatkan akses pembiayaan lebih mudah,
13:48nah tentu dimanfaatkan oleh masyarakat.
13:50Pak, bisa nggak sih untuk perlindungan kelas menengah ini iuran-iuran seperti BPJS kesehatan tidak usah naik?
13:58Bisa nggak, Pak?
13:59Iya, semua maunya tidak naik itu kondisi ideal.
14:04Tetapi services dan juga itu kan pasti ada penyesuaian.
14:10Ada inflasi.
14:10Tetapi saat sekarang sih belum ada rencana untuk menaikan.
14:14Confirm ya? Belum ada rencana?
14:15Belum ada rencana sampai sekarang.
14:18Hintnya sampai sekarang?
14:19Iya.
14:20Makanya kita memberikan iuran-iuran diskon sampai tahun depan.
14:25Itu kan clear sampai tahun depan, kita berikan diskon 50% untuk mereka yang pekerjaan non-mitra.
14:36Menarik.
14:37Saya ke makroekonomi lagi, Pak.
14:40Anggaran pemerintah yang terserap sampai Agustus kemarin baru 54,1%.
14:46Bisa nggak sih Pak Erlangga meminta anggaran yang ideal itu ditarik aja untuk sektor-sektornya di bawah Pak Erlangga,
14:55misalnya kementerian pariwisata itu dananya udah kecil, di-squish lagi, biar hotel itu bisa lebih lega, lebih bisa bernafas.
15:05Bahkan, gini Pak, karena selama ini sektor pariwisata itu mendeliver ekonomi loh, Pak.
15:11Iya.
15:12Bisa nggak Pak minta duit itu?
15:14Iya, pertama tentu kalau pariwisata kan bisa non-anggaran.
15:19Karena pariwisata itu bisa misalnya kemarin kita minta untuk membuat event.
15:25Contohnya kan Mandalika.
15:26Pak Erlangga, tapi ini kembali tentang APBN.
15:30Kita yang penyerapannya rasanya kok belum maksimal.
15:34Saya punya data menarik, Pak.
15:36Bandung, Jakarta, Medan, penjualan eceran di sana tumbuhnya minus.
15:41Ini daerah yang sudah menunjukkan gejala, bukan gejala lagi, sudah terkonfirmasi tidak baik-baik saja.
15:52Bisa nggak anggaran yang belum terserap dimaksimalkan untuk wilayah-wilayah yang pertumbuhan ecerannya negatif?
16:00Kalau mendorong anggaran kan harus ada potnya.
16:05Potnya itu kepada siapa dan di mana.
16:07Nah tentu kalau untuk turisme yang kita dorong adalah lalu lintas turisme-nya.
16:14Yang kita dorong adalah transportasinya.
16:17Bahkan Bapak Presiden sudah membuka pelabuhan-pelabuhan udara kita untuk dibuka untuk regional flight, internasional.
16:27Misalnya Bandung itu tradisional kan dari Malaysia punya minat yang tinggi.
16:35Bikian pula melalui WUS dan yang lain.
16:36Nah ini yang kita terus dorong agar akses-akses itu lebih mudah.
16:41Karena kalau semua turis harus ke Jakarta dulu atau ke Bali baru mencar, nah ini menjadi satu hambatan.
16:48Kalau kita mengacunya ke Sumitronomics, syaratnya ada tiga.
16:53Pemerataan manfaat pembangunan, stabilitas nasional yang dinamis, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
17:00Ada kata tinggi.
17:02Bagaimana caranya ekonomi kita tumbuh tinggi ketika gas dan rem diinjak bersamaan di jalan yang menanjak?
17:12Gimana Pak?
17:13Ya, pertama tentu ekonomi bisa di-accelerate dengan private sector atau dengan government.
17:23Nah tentu kalau government dari segi anggaran, dari segi fiskal.
17:27Tetapi monetar juga bisa berperan dalam penurunan tingkat suku bunga dan tersedihnya likuiditas diperbankan.
17:38Dan kita dorong agar penyaluran kredit itu double digit, tidak single digit.
17:44Nah tentu ini yang kita dorong supaya tingkat suku bunga kita juga bersaing dengan negara lain.
17:50B.I. menjadi bank sentral paling agresif menurunkan suku bunga, Pak?
17:57Iya, tetapi kan inflasi kita rendah.
18:04Jadi cost of fund kita harusnya rendah.
18:07Karena delta antara inflation dengan tingkat suku bunga dianggap masih punya premium.
18:13Driver pertumbuhan yang ada sekarang.
18:15Full year 5,2 mungkin, Kak?
18:18Ini kita dorong dan kita optimis bisa kita capai.
18:24Pak Erlangga, tadi Bapak bilang bahwa ekonomi kita juga sangat bergantung atas kebijakan fiskal dan monetar.
18:31Iya.
18:31Komunikasi fiskal dan monetar yang ideal seperti apa, Pak?
18:36Menurut Pak Menko?
18:37Iya, dunia itu tidak selalu ideal.
18:41Kalau ideal ada di buku.
18:43Silahkan baca buku yang tidak usah ada terjemahannya.
18:49Tetapi realitas yang ada kerjasama itu selalu diperlukan.
18:54Dan fiskal dan monetar kita tidak steril terhadap global ekonomi.
19:00Jadi tentu global juga sangat berpengaruh terhadap apa langkah yang diambil, baik fiskal maupun monetar.
19:10Apakah pertumbuhan ekonomi kita saat ini, in this economy kalau kata Gen Z, pada akhirnya hanya bertumbuh pada kekuatan atau kemampuan Bank Indonesia, Pak?
19:20Nah, kekuatan fiskal kan sama-sama yang bisa berhutang bukan cuma Bank Indonesia.
19:30Jadi artinya sama-sama lah antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
19:35Dan sekarang kerjasama keduanya sudah baik berpengalaman dalam penanganan COVID.
19:44Burden sharing dan yang lain sudah satu hal yang normal daripada kita katakanlah ke outside market yang belum tentu friendly.
19:56Tetapi pejabat kita ada yang kurang happy lah ketika kita memakai standar-standarnya IMF atau lembaga-lembaga rating di dunia.
20:06Semua kan ada benchmarking, itu kan bagian dari benchmarking.
20:10Dan itu adalah warisan kehatian, standar-standar itu betul?
20:13Itu bukan standar kehatian-hatian, tapi itu juga menjadi general benchmark yang diakui oleh negara-negara.
20:24Konsensus.
20:26Pak Erlangga menarik, utang pemerintah kita tembus di atas 9.000 triliun rupiah, 9.100 something.
20:33Kita kan masih kurang dari 40 persen.
20:37Bayangkan negara-negara...
20:37Sedikit lagi 40 persen loh Pak.
20:39Ya, sedikit.
20:40Nggak ada masalah itu.
20:42Selama selalu bisa disubstitusi reprofiling sama reprofiling itu nggak ada masalah.
20:51Negara lain di atas 100 persen Jepang, Amerika, Serikat.
20:57Nggak ada masalah, tapi 40 persen itu level psikologis nggak sih Pak?
21:00Bahwa ini adalah lampu kuning atau waspada?
21:02Kita tidak khawatir.
21:04Mengacunya pada undang-undang saja 60 persen?
21:06Di antara 20 negara G20, yang 40 cuma Indonesia.
21:11Yang lainnya?
21:11Yang lain, 19 semuanya di atas 60 persen rata-rata.
21:16Dan Bapak yakin?
21:17Dan negara itu baik-baik saja.
21:19Amerika yang 200 persen, Jepang yang seratus-rata baik-baik saja.
21:22Amerika kan yang nerbitin dolar Pak.
21:24Jepang boleh, itunya tinggi.
21:25Kita bisa nerbitin rupiah.
21:26Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran.
21:35Apa evaluasinya dan harapan apa yang bisa masyarakat pegang Pak?
21:39Ya, pertama tentu stabilitas ekonomi terjaga, pertumbuhan terjaga, inflasi terjaga.
21:47Karena inflasi kan kaitannya dengan daya beli masyarakat.
21:51Dan arahan Pak Presiden selalu pangan yang menjadi utama.
21:55Kita lihat di kuartal keempat ini juga beras dan yang lain juga relatif terjaga.
21:59Nah, itulah gunanya dari pemerintah menggelontorkan bantuan sosial.
22:05Sehingga selain untuk masyarakat mengakses terhadap komunitas pangan, tetapi juga ikut menjaga harga.
22:13Karena dari segi supply side-nya kita berikan.
22:17Nah, oleh karena itu ke depan dengan situasi seperti ini, kita berharap kita bisa mengejot yang lebih produktif di tahun depan.
22:28Dan ini menjadi, tahun ini menjadi basis bagi pertumbuhan selanjutnya.
22:33Saya harap satu yang konkret untuk perut rakyat adalah harga beras terjangkau dan stoknya ada, Pak.
22:40Tahun depan, peristiwa tahun ini tidak terulang.
22:43Bisakah Pak Bapak menjamin itu?
22:44Kan stok beras kita relatif tinggi, 4 juta.
22:47Kenapa mahal, Pak?
22:49Sekarang sudah turun.
22:51Karena kita gelontorkan bansos.
22:54Itulah gunanya bansos.
22:56Selain menyalurkan kepada 18 juta keluarga penerima manfaat,
23:04kita juga kirim juga selain beras, minyak goreng.
23:08Sehingga dengan demikian harga akan terjangkau lah.
23:13Dia tidak akan naik karena demand side-nya sebagian besar sudah digelontorin oleh pemerintah.
23:19Baik.
23:19Bapak Erlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, terima kasih banyak.
23:26Terima kasih, Mbak Mingga.
23:27Terima kasih.
23:27Sehat selalu, Pak.
23:29Ya, masih.
Dianjurkan
1:21
|
Selanjutnya
4:42
3:20
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08