Skip to playerSkip to main content
  • 2 days ago
Lucu ya, kadang orang yang nggak kenal kita justru paling banyak komentar soal hidup kita. Padahal yang ngejalanin capeknya siapa? Ya kita juga. Jadi mulai sekarang, jalanin aja hidup versi terbaik kita, nggak usah sibuk dengerin omongan yang nggak bantu apa-apa.

Audio: Fiersa Besari

Category

😹
Fun
Transcript
00:00Kebanyakan dari kita terlalu memikirkan omongan orang,
00:07sampai kita lupa bahwa omongan orang belum tentu benar.
00:11Bagi saya sendiri, kalau dari dulu saya mengikuti omongan orang,
00:14belum tentu saya bisa jadi saya yang sekarang.
00:17Begini ceritanya, saya tuh sempat kuliah di sekolah tinggi bahasa asing,
00:22STBA Yapari Aba di Ciamplas, Bandung,
00:25memilih sastra Inggris karena dari kecil saya suka bahasa Inggris.
00:28Dan karena kecintaan besar saya terhadap musik,
00:31saya gabung ke UKM yang bernama Big Band.
00:35Percaya atau tidak, waktu jaman kuliah, saya tidak pernah ikut UKM Mapala.
00:41Wow banget ya, telat saya suka alamnya.
00:43Tapi ketika mengikuti UKM Big Band ini, saya banyak mendapatkan pelajaran.
00:49Hal-hal yang saya tidak sadar bahwa itu penting.
00:54Seperti peranan orang-orang di belakang panggung,
00:57seperti kru, teknisi, manajer, dan lain sebagainya.
01:01Jadi, sebuah ekosistem band itu tidak akan ada kalau tidak ada orang-orang di belakang layar.
01:05Dan kita jarang menghargai itu gitu.
01:07Tapi, semasa kuliah pun saya sering ditanya sama kawan-kawan waktu SMA,
01:12mau jadi apa anak sastra?
01:13Emang kesempatan kerjanya jadi apa?
01:15Nah, seberes kuliah, saya cuma betah bertahan kerja di sebuah perusahaan gitu deh.
01:21Cuma sekitar beberapa bulan lah waktu itu akhirnya mengundurkan diri.
01:24Karena saya ngerasa itu bukan dunia saya.
01:26Saya mencoba mengikuti kata orang-orang waktu itu.
01:29Bahwa abis kuliah harus kerja, harus mengamankan diri dan finansial biar masa depannya cerah.
01:38Itu nggak salah sih.
01:39Tapi saya ngerasa itu bukan tempat saya.
01:42Dan saya tetap tergoda untuk kembali ke dunia musik.
01:44Beruntungnya saya memiliki orang tua yang suportif ya.
01:47Dan akhirnya saya memutuskan untuk membuat studio rekaman.
01:51Orang tua mendukung, mereka menjual mobil mereka.
01:54Akhirnya saya membuat studio rekaman di garasi.
01:58Seperti biasanya, omongan orang selalu menahan saya untuk maju.
02:04Ngapain jadi operator studio, ngapain bikin studio rekaman?
02:08Untungnya dari mana? Uangnya kan dikit.
02:11Hal-hal seperti itu sering saya dapatkan.
02:13Tapi saya tetap pada itikat bahwa ini dunia yang saya suka.
02:18Dan di saat yang sama, saya bisa merekam materi saya.
02:20Ketemu dengan band-band lain, musisi-musisi lain yang membuat saya memiliki lingkaran yang lebih besar untuk menyebarkan karya saya.
02:28Orang-orang sering lupa bahwa rejeki itu tidak selalu datang dalam bentuk uang.
02:33Tapi bisa datang dalam bentuk persahabatan, dalam bentuk kolega, relasi, dan sebagainya.
02:38Dan rejeki yang saya dapatkan lebih dari uang ketika punya studio adalah ya itu.
02:42Musisi yang banyak sekali yang bisa membimbing saya.
02:45Habis itu saya makin fokus dengan dunia musik.
02:47Dikanya lagi oleh orang-orang, oleh netizen, oleh keluarga besar.
02:52Ngapain jadi musisi gitu?
02:53Nggak ada uangnya.
02:54Belum tentu kamu berhasil.
02:56Lihat yang sukses jadi musisi itu dikit banget.
02:59Ya, tapi sekali lagi ini yang saya suka.
03:01Jadi saya tetap maju.
03:02Ketika suatu hari saya patah hati, lalu berujung berkelana menyusuri Indonesia pun,
03:09keputusan radikal ini lebih membuat orang-orang menganggap saya tidak waras.
03:15Kamu tuh udah umur yang harusnya memikirkan masa depan, kok malah keliling Indonesia kamu tuh menjadi apa gitu.
03:22Tapi sekali lagi saya menutup telinga, saya mengikuti hati saya,
03:25dan ya ketika berkelana itu nggak ada untungnya sama sekali dari finansial, bahkan merugi.
03:31Ketika pulang berkelana, saya sampai harus minjem uang orang tua karena di tabungan saya cuma ada 600 ribu.
03:37Dan untuk bisa ke tahap ini, butuh perjalanan dan perjuangan yang sangat panjang.
03:41Tapi, hal yang bisa dipelajari adalah, saya tidak boleh terlalu mengikuti omongan orang.
03:48Omongan orang itu nggak berarti jelek, karena saya tahu maksud mereka baik.
03:52Tapi pertanyaannya, baik untuk siapa?
03:55Sementara, manusia itu kan ada 7 miliar nih.
03:58Kita semua diciptakan berbeda-beda.
04:00Bahkan orang yang kembar aja, pasti ada perbedaannya.
04:04Kalau kayak gitu, kenapa kita harus terus memikirkan apa kata orang dan mengikuti apa yang menurut mereka benar?
04:11Contohnya, ngapain jadi musisi nggak ada uangnya?
04:13Tapi kan akhirnya alhamdulillah saya bisa memiliki banyak hal, baik itu uang dan persahabatan, dari musik.
04:19Saya bisa mendapatkan kawan-kawan baru seperti kalian yang menonton video ini, dari musik.
04:23Atau paling simpel deh, ngapain rambutnya kayak gini, kayak jamet?
04:28Ya kalau saya suka kayak gini, gimana?
04:30Nggak semua cowok rambutnya harus seperti cowok idamanmu.
04:33Memberi saran kepada orang lain itu, pasti maksudnya baik.
04:37Tapi baik untuk siapa?
04:38Seolah-olah, kita punya peraturan tidak tertulis bahwa segala sesuatu itu harus menurut padanan masyarakat.
04:44Yang nggak harus kayak gitu sih.
04:46Setiap orang punya rezekinya masing-masing, setiap orang punya jalannya masing-masing.
04:50Jadi untuk kawan-kawan yang sedang berkarya, untuk kawan-kawan yang sedang mengejar mimpi, tetap fokus aja.
04:55Kalau denger omongan orang apalagi yang nyinyir, nggak harus ditanggepin.
04:59Hidupmu yang milikmu, hidup mereka yang milik mereka.
05:02Nggak apa-apa dinasihati.
05:03Nasihat itu baik kok, tapi nggak harus semuanya ditelan mentah-mentah.
05:07Kunyah dulu, kalau emang nggak cocok, muntahkan aja lagi.
05:11Tapi hey, ini cuma pendapat saya.
05:12Bisa benar, bisa salah.
05:14Kalau kalian nggak setuju, silakan komentari video ini.
05:17Tapi yang pasti, ini bukan sudut pandang.
05:20Karena memandang masalah, tidak perlu saling menyudutkan.
05:23Salam.
Be the first to comment
Add your comment

Recommended