Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia merespons terkait SPBU swasta yang batal membeli BBM dari Pertamina.

Bahlil menjelaskan bahwa proses pembelian masih berjalan.

Proses B2B (Business to Business) dilaksanakan pihak swasta dengan swasta.

Namun, Bahlil tak menjelaskan lebih lanjut terkait batalnya beberapa SPBU swasta yang menarik diri untuk membeli BBM Pertamina karena adanya kandungan etanol di dalam BBM base fuel Pertamina.

Selain itu, Bahlil menekankan bahwa kuota BBM Pertamina terbilang cukup dan dirinya juga memastikan pemerintah sudah memberikan kuota impor.

Baca Juga Blak-blakan Shell Indonesia di DPR: Beli BBM dari Pertamina Bukan Hal Haram, Kami Pernah Lakukannya di https://www.kompas.tv/nasional/620827/blak-blakan-shell-indonesia-di-dpr-beli-bbm-dari-pertamina-bukan-hal-haram-kami-pernah-lakukannya

#bbmswasta #bahlil #pertamina

_

Sahabat KompasTV, apa pendapat kalian soal berita ini? Komentar di bawah ya!

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/620863/bahlil-buka-suara-soal-spbu-swasta-tak-jadi-beli-bbm-dari-pertamina-sapa-malam
Transkrip
00:00Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia merespons terkait SPBU swasta yang batal membeli BBM dari Pertamina.
00:08Bahlil menjelaskan bahwa proses pembelian masih berjalan.
00:12Proses B2B atau business to business dilaksanakan pihak swasta dengan swasta.
00:17Namun Bahlil tak menjelaskan lebih lanjut terkait batalnya beberapa SPBU swasta yang menarik diri untuk membeli BBM Pertamina
00:24karena adanya kandungan etanol di dalam BBM Best Fuel Pertamina.
00:29Selain itu Bahlil menekankan bahwa kuota BBM Pertamina terbilang cukup
00:34dan dirinya juga memastikan pemerintah sudah memberikan kuota impor.
00:43Yang jelas begini, stok BBM kita, Moron 92, 95, 98 ataupun Pertalait itu cukup untuk 18-21 hari.
00:55Kewajiban pemerintah memastikan bahwa stok BBM kita cukup.
01:00Oke, B2B-nya silakan.
01:04Kami hanya memberikan guidance.
01:08Selebihnya diatur.
01:10Jadi tidak ada alasan dan tidak ada satu persepsi bahwa BBM kita,
01:17ketersediaan kita menipis.
01:19Sudah penuh, semuanya ada.
01:22Kuota impornya pun kita sudah berikan sesuai dengan apa yang disampaikan sebelumnya.

Dianjurkan