SIDOARJO, KOMPAS.TV - Kepala Basarnas Marsekal Madya Mohammad Syafii mengungkapkan alasan mengapa alat berat belum digunakan dalam proses penyelamatan korban bangunan Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa TImur.
Syafii mengatakan untuk menyelamatkan korban dalam kondisi selamat, penggunaan alat berat belum dimungkinkan lantaran potensi getaran yang dapat mengubah struktur bangunan.
"Saya sampaikan tentunya operasi ini disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi. Saat ini, misalkan alat berat sudah stand by semuanya karena dari pemerintah daerah, dari potensi yang ada semaksimal mungkin menampilkan potensinya. tapi, pada saat kita masih mengejar untuk mampu menyelamatkan dalam kondisi hidup tidak mungkin alat berat itu kita gunakan karena pada saat alat berat ini kita operasikan tentunya pasti akan menimbulkan getaran, tekanan yang memungkinkan mengubah struktur," ujar Syafii ditemui di lokasi kejadian, Rabu (1/10/2025).
Baca Juga Dramatis! Tim Sar Bicara dengan Korban Ambruknya Ponpes di Sidoarjo hingga Update Total Korban di https://www.kompas.tv/regional/620576/dramatis-tim-sar-bicara-dengan-korban-ambruknya-ponpes-di-sidoarjo-hingga-update-total-korban
#bnpb #ponpesambruk #basarnas
Produser: Ikbal Maulana Thumbnail: Rizal
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/620586/alasan-basarnas-belum-pakai-alat-berat-saat-proses-penyelamatan-korban-bangunan-ponpes-ambruk
00:00Dan juga Saudara, saya akan ajak Anda untuk berbincang langsung dengan Kepala Basarnas, Bapak Marsa Kalmadia, Muhammad Syafi'i.
00:06Assalamualaikum Pak, selamat siang.
00:09Hari ini proses pencarian masih terus berlangsung.
00:12Untuk korban, apakah untuk hari ini ada korban baru yang juga kemudian dievakuasi?
00:16Ya, terima kasih bahwa operasi yang dilaksanakan oleh Badan SAR Nasional,
00:23dibantu oleh seluruh potensi SAR, tetap akan dilaksanakan sampai seluruh korban bisa kita evakuasi.
00:33Hari ini memang sudah masuk di hari ketiga, korban yang kita detect memang masih ada beberapa.
00:43Kita detect hari ini ada 15 titik yang memungkinkan di situ ada korban.
00:50Dan dari 15 titik ini kita juga mendetek masih ada tanda-tanda kehidupan dari beberapa titik.
00:56Sehingga upaya penyelamatan ini menjadi sesuatu yang menjadi prioritas.
01:03Mohon doanya dari semuanya.
01:05Tadi disebutkan bahwa ada yang menyebut tanda-tanda kehidupan, ada tanda-tanda kehidupan di situ.
01:10Ada berapa orang sekiranya yang saat ini dalam kondisi yang selamat dan untuk upaya evakuasi seperti apa Pak?
01:16Apakah memungkinkan untuk kemudian dilakukan dari lokasi yang juga kemudian sebelumnya juga sempat disampaikan
01:21kalau kondisinya juga cukup berpotensi untuk nantinya bahaya begitu Pak?
01:26Seperti itu Pak, bagaimana Pak?
01:27Ya tentunya pada saat terjadinya reruntuhan ini, ini sebenarnya kondisi yang sangat membahayakan.
01:34Baik itu untuk kita sebagai rescuer maupun kondisi korban yang akan kita selamatkan.
01:42Pada saat kita mendeteksi adanya kehidupan di situ, tentunya kita harus sangat berhati-hati.
01:49Karena itu dari personil yang kita libatkan untuk pelaksanaan penyelamatan ini,
01:56kita gunakan personil-personil yang memang memiliki kemampuan khusus.
02:01Karena kita tahu bahwa struktur reruntuhan ini masih memungkinkan apabila ada gerakan lagi itu bisa menimbulkan dampak yang tidak kita harapkan terhadap korban-korban yang masih memungkinkan untuk kita selamatkan.
02:19Jadi kita memiliki namanya Bajstarnas Special Group, di mana mereka memiliki sertifikat yang memiliki kemampuan khusus dan itu dari kemampuan itu juga sebenarnya merupakan standar internasional.
02:34Artinya kalau ada di dalam lokasi tersebut, berapa orang yang sekiranya saat ini masih dicari Pak?
02:38Tentunya saat ini kita fokuskan ada enam titik yang kita dengan fasilitas yang kita miliki, mereka dalam kondisi responsif atau dalam kondisi hidup.
02:53Dan ada beberapa titik juga dari enam ini, kita sudah bisa menjangkau, kita sudah bisa berkomunikasi, tinggal ases untuk menuju korban ini.
03:02Dan dengan struktur bangunan yang memang sangat labil, akhirnya kegiatan kita untuk menjangkau dari korban ini, kita gunakan, kita membuat kanal di bawah tanah untuk bisa menjangkau di titik itu.
03:16Karena kita tidak menginginkan itu tadi, dengan alat yang kita gunakan terus menimbulkan getaran sampai akhirnya menimbulkan struktur yang sudah runtuh ini akan menimpah lagi.
03:26Pak, kalau dilihat dari kondisi situasi yang ada di sana, sampai harus ada para tim rescue ini juga masih harus terus melakukan pergantian shift seperti itu.
03:38Sebetulnya kalau dilihat dari lokasi, situasinya seperti apa sih Pak untuk pergantian tim setiap dua jam sekali itu Pak?
03:44Ya, saya sampaikan sebenarnya lokasi kejadian ini sebenarnya tidak terlalu besar.
03:50Tapi yang perlu saya sampaikan bahwa reruntuhan ini ditimbulkan dari bahwa gedung ini ada lantai dasar, lantai satu, lantai dua, lantai tiga.
04:00Dan saat ini, kemarin sebelum adanya kejadian itu, lantai empat sedang dilaksanakan pembangunan.
04:06Sehingga dengan beban yang mungkin di situ sudah tidak seimbang, sehingga terjadilah runtuh ini.
04:13Nah, pada saat runtuh inilah, sebenarnya tipe reruntuhan ini sudah dalam istilah sar itu sudah tipe pancake.
04:21Di mana lantai satu sampai lantai empat ini, ini tertimbun menjadi satu tumpukan.
04:30Nah, dari situlah memungkinkan di mana korban ini pada saat itu waktunya bersamaan dengan sholat asar.
04:37Mereka berkegiatan sholat pada saat runtuh, sangat memungkinkan masih ada celah-celah mereka tertimbun tapi masih ada sepis.
04:45Dan itu sebenarnya.
04:47Kemudian, kita akan melaksanakan operasi penyelamatan ini tidak mengenal waktu istirahat.
04:56Karena itu, kita buat empat sip.
04:59Jadi, dari jumlah personil yang sudah memiliki kemampuan ini, kita buat sip pertama ada di lokasi, di dalam.
05:07Pada saat kita penggalian itu, kanal.
05:09Sip kedua sudah stand back, dalam arti membantu, sehingga mereka tahu apa yang dilakukan di dalam.
05:15Pada saat mereka masuk, mereka sudah tahu melanjutkan kegiatan itu.
05:19Sip ketiga, mereka briefing, evaluasi.
05:23Sip keempat, sebenarnya istirahat.
05:25Jadi, di situ.
05:27Jadi, kita sampaikan pada saat ada tanda-tanda kehidupan, Badan Sar Nasional melaksanakan operasi tidak mengenal istirahat.
05:35Pak, tadi kan disebutkan bahwa ada enam tanda-tanda kehidupan yang ada di lokasi kejadian.
05:39Target untuk penyelamatan dari enam yang saat ini terdeteksi bahwa sedang ada tanda-tanda kehidupan.
05:45Bagaimana, Pak? Berapa lama, Pak?
05:46Saya pernah sampaikan bahwa visi Badan Sar Nasional satu jiwa, satu rasa.
05:53Apa yang dirasakan korban, itulah yang kita rasakan sebagai rescuer.
05:58Tentunya korban pasti berharap ingin segera ditemukan, ingin segera ditolong, dan itulah semangat kita.
06:04Jadi, kita ingin secepat mungkin bisa menjangkau.
06:06Awalnya, andai saja, kanal yang kita buat ini dalam kondisi normal, kita mentargetkan itu sebenarnya aslinya dalam kurun waktu 4 sampai 7 jam itu nyampe.
06:20Tapi ternyata, konstruksi dari tanah yang kita bikin galian ini ternyata juga bekas timbunan material.
06:30Sehingga pada saat kita membuat, memungkinkan ada longseran-longseran.
06:34Dan kita nggak bisa membuat lebih lebar lagi karena takutnya merubah struktur dari bangunan.
06:40Begitu juga pada saat kita ketemu kolom, ketemu konstruksi beton-beton lagi.
06:44Di situ kita harus berhati-hati.
06:46Sehingga untuk menjangkau ke sana kadang-kadang ditentukan oleh tantangan atau hambatan yang ada di perjalanan itu.
06:53Jadi, secepat mungkin kita akan berusaha untuk menyelamatkan.
06:56Pak kemarin kan sempat, kemarin malam ini sempat terjadi gempa, aktivitas kegempaan yang memang pusatnya masih di Jawa Timur seperti itu.
07:04Ini apakah juga kemudian mengubah TKP yang ada di situ dan juga membuat akhirnya tingkat kesulitan bertambah, Pak?
07:10Iya, kita kemarin juga dikejutkan juga dengan adanya gempa, dengan skala lebih dari 6 skala Reiter.
07:19Dan tentunya ini ternyata berdampak.
07:23Walaupun kita tidak terlalu merasakan karena posisi gempa tidak di seputaran sini, ternyata merubah struktur.
07:31Yang tadinya borders itu ada di ketinggian misalkan 50 cm, itu bisa turun di 10 cm.
07:37Dan ini sangat yang kita takutkan berpengaruh kepada himpitan terhadap korban.
07:43Jadi, kita mengukurkan, kita sudah memasang detektor untuk perubahan struktur dari bangunan itu.
07:50Pak, kalau terkait dengan peralatan-peralatan yang juga kemudian nantinya digunakan untuk melakukan proses evakuasi,
07:54apakah juga masih akan dilakukan manual seperti itu?
07:56Atau mungkin juga akan menggunakan teknologi-teknologi lain, Pak, untuk menjangkau korban yang saat ini masih terdeteksi,
08:03berreaksi seperti itu di dalam lokasi atau tempat kejadian berkara?
08:06Iya, saya sampaikan bahwa Badan SAR Nasional dalam seluruh potensi SAR yang ada,
08:12sebenarnya cukup dengan perlengkapan yang ada.
08:14Mulai dari perlengkapan manual sampai kita menggunakan yang berteknologi AI.
08:21Saya sampaikan tentunya operasi ini disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi.
08:26Saat ini, pada saat misalkan alat berat sudah stand by semuanya.
08:31Karena dari pemerintah daerah, dari potensi yang ada, semaksimal mungkin menampilkan potensinya.
08:36Tapi pada saat kita masih mengejar untuk mampu menyelamatkan dalam kondisi hidup,
08:45tidak mungkin alat berat itu kita gunakan.
08:47Karena pada saat alat berat ini kita operasikan,
08:51tentunya pasti akan menimbulkan getaran,
08:55menimbulkan tekanan yang memungkinkan bisa merubah struktur.
08:59Contoh, pada saat kemarin kita begitu ada kabar,
09:03kemudian tim datang ke sini yang dilakukan pertama kali adalah asesmen.
09:08Pada saat asesmen cepat inilah,
09:11sehingga kita bisa menentukan bahwa operasi ini harus dilaksanakan secara khusus,
09:14sehingga Badan SAR Nasional mengirimkan personil-personil dari Basarnas Special Group,
09:21kemudian kita juga menghadirkan potensi yang dari Semarang,
09:24potensi yang dari Jogja untuk membantu pelaksanaan operasi.
09:27Karena apa? Bahwa reruntuhan yang menimbulkan beberapa orang atau banyak orang yang tertimbun ini,
09:37ini disebabkan oleh hal-hal yang khusus.
09:40Yang saya bilang tadi, empat lantai roboh dan tertimbun menjadi satu titik.
09:45Sehingga harus ada peralatan-peralatan khusus,
09:50artinya peralatan ekstritasi yang kita gunakan.
09:53Jadi mulai dari yang ringan sampai nanti yang berat.
09:57Kita melaksanakan hati-hati sekali kalau perlu manual,
10:01itu karena kehatian-hatian kita untuk mampu menyelamatkan.
10:06Saat ini, Alhamdulillah, kita sudah bisa menyentuh kepada korban dari ases kanal yang kita buat.
10:14Namun, pada saat begitu menyentuh di tempat korban,
10:18tidak langsung bisa kita angkat.
10:19Yang bersangkutan ternyata misalkan dari separuh badannya itu masih tercepit.
10:26Dan akhirnya kita juga harus menggunakan peralatan untuk bisa melepaskan dari tekanan yang ada di tubuh itu.
10:34Contohnya sebut,
10:34tapi nanti pada saat operasi penyelamatan ini sudah bisa kita laksanakan,
10:38kemudian dari hasil asesmen dinyatakan kemungkinan untuk kita bisa menyelamatkan hidup itu sudah tidak ada.
10:48Dari situlah kita akan gunakan secepat mungkin untuk bisa mengevakuasi korban-korban yang bisa kita temukan.
10:57Dan saya yakin bisa kita temukan karena lokasinya tidak terlalu luas.
11:02Iya, mungkin ini.
11:03Pak, kemarin kan sempat juga diputarkan di Kompas TV.
11:06Ada video proses penyelamatan yang dilakukan oleh tim SAR
11:08yang kemudian menjangkau dua orang korban namanya Yusuf dan juga Haikal.
11:13Ini apakah dua korban ini sudah berhasil dievakuasi atau bagaimana, Pak?
11:17Iya, tentunya sebenarnya dalam proses operasi SAR,
11:21kita sebenarnya dianjurkan untuk tidak menyebut nama.
11:29Karena ada aturan-aturan dan juga secara etika kita tidak.
11:33Jadi operasi yang kita laksanakan adalah menyelamatkan korban.
11:37Jadi seberapapun korban itu yang menjadi target kita.
11:42Salah satu dari yang disampaikan tadi saat ini sudah bisa kita jangkau.
11:47Mudah-mudahan dalam waktu cepat kita bisa selamatkan.
11:51Bapak tadi sampaikan di dalam keterangan pers bahwa
11:54peristiwa ini jadi perhatian dari Presiden Prabowo Subianto.
11:59Artinya apa mungkin instruksi apa yang juga kemudian diberikan oleh Presiden
12:03terkait dengan peristiwa ini?
12:04Apakah untuk masa evakuasi beliau juga menyampaikan sesuatu terkait dengan masa evakuasi, Pak?
12:09Iya, saya sampaikan bahwa pada saat operasi ini menghadirkan Badan SAR Nasional,
12:15apalagi juga langsung dari BNPB mendeklir bahwa ini masuk kategori bencana nasional.
12:23Tentunya ini semuanya adalah hasil asesmen yang mengharuskan pemerintah harus hadir.
12:33Dan kehadiran Basarnas ini adalah wujud tanggung jawab dari pemerintah untuk hadir di tempat ini untuk melaksanakan operasi.
12:41Kebetulan arahan-aran yang disampaikan beliau tentunya kaitannya dengan kita-kita yang ada di Basarnas adalah
12:50sesegera mungkin dengan kemampuan potensi sumber daya yang ada, sarana-prasarana yang ada
12:56untuk dimaksimalkan untuk bisa menyelamatkan, khususnya korban-korban yang bisa diselamatkan.
13:01Ada pesan, Pak? Ada pesan untuk memberikan semangat bagi tim yang bertugas dari Presiden, Pak?
13:05Ya, tentunya pada saat lokasi kejadian ini masih rentan terhadap
13:12ancaman baik itu untuk rescuer dan juga untuk survivor
13:18tentunya pesan-pesan pasti di seputaran safety.
13:22Jadi kita tidak akan pernah melakukan apapun kalau tidak ada jaminan aman.
13:26Dan itu menjadi skala prioritas.
13:28jangan sampai kita melaksanakan operasi di kemanusiaan ini
13:32malah mengancam dari jiwa para rescuer yang bertugas mungkin itu.
13:38Terima kasih banyak untuk waktunya bersama kami di Kompas TV.
13:41Terima kasih banyak.
13:42Semoga kita tentunya berharap bersama bahwa...
Jadilah yang pertama berkomentar