00:00Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
00:02Bapak-Ibu pimpinan anggota Komisi 11 yang saya hormati,
00:05Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua.
00:10Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
00:13atas rahmat dan hidayahnya hari ini kita dapat menghadiri rapat kerja Komisi 11 DPR RI
00:19dalam suasana yang tentram dan damai.
00:24Pada kesempatan yang baik ini, kami akan menyampaikan
00:27tentang perkembangan realisasi subsidi dan kompensasi
00:32dalam APBN tahun anggaran 2025.
00:38Tapi mungkin karena saya waktunya agak terbatas,
00:40saya akan agak singkat sedikit ya Pak.
00:42Cuman saya respon sedikit terhadap tadi,
00:46klaim dari BUMN bahwa beberapa ada yang subsidi-nya belum dibayar di tahun 2024.
00:54Saya sudah confirm sama tim kami di sini,
00:592024 subsidi-nya sudah dibayar penuh,
01:03termasuk kompensasinya.
01:05Yang terakhir belan Juni ya, yang untuk Pertamina dan PLN Juni.
01:09Jadi harusnya sudah clear Pak itu.
01:11Saya enggak tahu kenapa belum masuk ke rekening mereka.
01:13Mungkin kita cek yang kutunya di mana di mereka,
01:16tapi di tempat kami sudah kami kirim.
01:18Saya akan masuk langsung ke perkembangan dan tantangan subsidi.
01:25Tadi Pak Ketua juga bilang subsidi adalah untuk mengatasi ketidaksempurnaan pasar.
01:32Saya setuju Pak, setuju sekali,
01:33karena tidak semua anggota masyarakat bisa menikmati
01:38atau bisa menikmati kue perekonomian secara merata.
01:41Jadi subsidi adalah salah satu alat untuk memastikan mereka juga
01:45bisa menikmati kue ekonomi kita yang sedang berkembang.
01:51Tapi saya tahu juga bahwa kalau kita salah sasaran,
01:54subsidi bahkan bisa memperburuk ketidaksempurnaan pasar.
01:58Itu yang kita monitor terus ke depan.
02:01Jadi nanti BUMN juga harus lebih hati-hati
02:03kalau menjalankan subsidi,
02:05jangan sampai menimbulkan tadi
02:07ketidaksempurnaan di pasar kita sendiri.
02:09Relatif tingginya...
02:14Ketua, Ketua, Ketua, bisa intrusi.
02:18Pak Menteri, sebelum maju lebih ini,
02:23tadi malam kita rapat sama BUMN itu sampai jam,
02:27hampir jam 10 malam.
02:29Dan datanya itu data terakhir,
02:33bahwa mereka masih punya tunggakan.
02:35Nah ini harus dibuat clear dulu.
02:40Jadi mana yang benar ini?
02:43Jadi datanya mereka atau datanya Pak Menteri?
02:47Supaya kita enggak saling salah menyalahkan.
02:53Gitu Pak.
02:54Tolong di clear-in dulu
02:55antara di dalam pemerintah.
02:57Ini kan pemerintah.
03:00Gitu Pak.
03:01Setahu saya sampai saat sekarang ya di 2024
03:03semuanya sudah dibayarkan datanya.
03:05Nanti kalau mereka ada klaim data yang belum dibayar,
03:08suruh menghadap saya secepatnya Pak.
03:10Tapi data yang kita miliki seperti itu.
03:13Memang 2025 masih ada yang belum dibayarkan
03:15tiruan pertama, kedua.
03:18Tapi kita mengikuti prosedur yang sedang berjalan sekarang.
03:22Kalau kita lihat nanti
03:23bulan...
03:25Oktober
03:26yang tiruan pertama, kedua
03:28akan kita bayarkan penuh.
03:30Silakan dilanjut Pak.
03:31Jadi tolong nanti
03:34BUMN-nya menghadap kami, Pak.
03:38Kamu bawa enggak?
03:40Enggak kan?
03:46Relatif tingginya belanja negara
03:48didorong oleh relatif tingginya
03:49relasi subsidi dan kompensasi.
03:52Keduanya memegang peran krusial
03:53dalam meredam gejelak harga
03:55dan meningkatkan akses masyarakat
03:58terhadap layanan publik yang affordable.
04:01Slide berikutnya.
04:03Jika kita mencermati
04:04perkembangan subsidi dan kompensasi
04:05dari 2021 hingga 2025,
04:09terlihat lonjakan tajam
04:10pada tahun 2022
04:12sebagai proses respon
04:14terhadap gejelak global
04:16di mana APBN dioptimalkan
04:19sebagai shock absorber
04:20untuk menjaga stabilitas harga
04:23dan melindungi daya beli masyarakat.
04:27Namun sejak saat itu,
04:29subsidi energi terhadap
04:30tetap cukup besar
04:32subsidi energi tetap cukup besar
04:35seiring volatilitas harga komunitas,
04:38ICP,
04:39dan tekanan terhadap nilai tukar.
04:40Sementara untuk subsidi non-energi
04:44juga menunjukkan peningkatan signifikan,
04:47khususnya pada sektor pupuk,
04:49PSO,
04:50dan kredit program.
04:55Gambar ini mencerminkan
04:56pendekatan holistik pemerintah
04:59dalam menjaga produktivitas
05:01dan akses publik
05:03terhadap layanan dasar.
05:05Slide 9.
05:07Subsidi energi sangat dipengaruhi
05:09oleh tiga faktor utama.
05:10Yaitu harga minyak dunia,
05:13nilai tukar rupiah,
05:14dan volume konsumsi.
05:17Harga jual BBM dan tarif listrik
05:18telah disesuaikan sejak tahun 2022,
05:22namun belum mencapai harga keekonomian.
05:26Pemerintah tetap berkomitmen
05:27untuk meningkatkan ketepatan sasaran
05:30melalui pemanfaatan
05:32data terpadu subsidi energi nasional
05:34yang menjadi fondasi transformasi subsidi
05:37berbasis penerima manfaat.
05:40Selama ini,
05:43pemerintah menanggung selisih
05:45antara harga keekonomian
05:47dan harga yang dibayar masyarakat
05:52melalui pemberian subsidi
05:54dan kompensasi
05:56baik energi dan non-energi.
05:58Misalnya,
06:00untuk perterlight,
06:01masyarakat hanya membayar
06:02Rp10.000 per liter
06:03dari harga keekonomian
06:06Rp11.700 per liter,
06:10sehingga APBN harus menanggung
06:11Rp1.700 per liter atau 15 persen
06:15melalui kompensasi.
06:18Soalan masyarakat,
06:20untuk soalan masyarakat hanya membayar
06:21Rp6.800 per liter
06:24dari harga keekonomian
06:26sebesar Rp11.950 per liter,
06:32sehingga APBN menanggung
06:34Rp5.150 per liter atau sekitar 43 persen.
06:40Untuk LPG 3 kg,
06:44subsidi mencapai 70 persen
06:46dari harga keekonomian.
06:48Pola serupa terjadi pada listrik,
06:50solar, dan minyak tanah.
06:53Ini adalah bentuk keperpihakan fiskal
06:55yang akan terus dievaluasi
06:57agar lebih tepat sasaran
06:59dan berkeadilan.
07:04Namun berdasarkan data susenas
07:06menunjukkan bahwa
07:08masyarakat sangat mampu
07:10yaitu desil 8-10
07:12masih menikmati
07:14porsi signifikan
07:16dari subsidi energi.
07:19Sejalan dengan hal tersebut,
07:20ke depan kita akan terus berusaha
07:22agar subsidi dan kompensasi
07:24lebih tepat sasaran
07:25dan lebih berkeadilan.
07:30Selanjutnya,
07:31kita akan telah
07:32bagaimana subsidi dan kompensasi
07:34berkembang dalam beberapa tahun terakhir,
07:37serta tantangan yang dihadapi.
07:41Hingga 31 Agustus 2025,
07:45realisasi subsidi dan kompensasi
07:47mencapai sekitar
07:48Rp218.000.000,
07:51dipengaruhi oleh
07:52fluktuasi harga minyak mentah Indonesia
07:55atau ICP,
07:56depresiasi nilai tukar,
07:58dan pertumbuhan volume
08:00konsumsi barang bersubsidi.
08:02Data menunjukkan bahwa
08:04ada peningkatan konsumsi
08:06barang bersubsidi,
08:07termasuk bahan bakar minyak
08:09yang naik sekitar 3,5 persen,
08:12LPG 3 kg naik 3,6 persen,
08:16pelanggan listrik bersubsidi
08:17naik 3,8 persen,
08:20dan pupuk mengalami
08:21peningkatan sebesar
08:2312,1 persen.
08:26Ini peningkatan yang terbesar.
08:27Kondisi ini
08:28menindikasikan bahwa
08:29subsidi menjadi
08:31instrumen penting
08:32untuk menjaga
08:33kestabilan harga
08:34serta daya beli masyarakat.
08:37Namun,
08:38peningkatan volume ini
08:39juga memerlukan perhatian
08:41agar penyaluran subsidi
08:42lebih terkendali
08:44dan tepat sasaran.
08:47Dari sisi anggaran,
08:50pagu subsidi dan kompensasi
08:52untuk tahun 2025
08:53sebesar Rp498,8 triliun
08:57dengan realisasi
08:59hingga Agustus
09:00mencapai Rp218 triliun
09:04atau sekitar 43,7 persen
09:08dari pagu tersebut.
09:10Realisasi ini menunjukkan
09:12penyaluran subsidi
09:13yang berjalan
09:14sesuai dengan target anggaran.
09:17Meski pengawasan dan evaluasi
09:18tetap diperlukan
09:20untuk penyempuran efektivitas
09:22ke depan.
09:26Di bagian akhir,
09:28akan kami paparkan
09:29realisasi subsidi
09:30dan kompensasi
09:31hingga Agustus 2025
09:33termasuk rincian
09:35volume barang bersubsidi
09:36dan distribusi manfaat.
09:39Dengan struktur ini,
09:41kita dapat melihat
09:42benang merah
09:43antara kebijakan fiskal,
09:45perlindungan sosial,
09:47dan upaya reformasi subsidi
09:48yang sedang berjalan.
09:49Di tahun 2025,
09:53subsidi tetap
09:54untuk solar,
09:56minyak tanah,
09:57dan LPG 3 kg
10:00tetap dilanjutkan
10:01dengan fokus
10:02pada ketepatan sasaran.
10:04Transformasi subsidi LPG
10:06berbasis teknologi
10:07juga terus digulirkan
10:09agar manfaatnya
10:10benar-benar dirasakan
10:12oleh yang berhak.
10:14Realisasi subsidi
10:15hingga Agustus 2025
10:17mencerminkan pembayaran
10:19tagihan Januari sampai Juli
10:22serta koreksi
10:23tahun sebelumnya,
10:25termasuk sisa
10:25kurang bayar 2023.
10:28Sementara itu,
10:29kompensasi BBM tahun 2024
10:31dibayarkan sesuai
10:33hasil audit BPK
10:35dan volume yang signifikan
10:37untuk solar
10:38dan pertalai.
10:42Subsidi listrik tahun 2025
10:44diarahkan untuk golongan
10:46masyarakat miskin
10:47dan rentan
10:48sebagai wujud
10:49keadilan sosial
10:50dalam akses energi.
10:53Penyesuaian tarif
10:53bagi pelanggan
10:55non-subsidi
10:55dilakukan secara
10:57berhati-hati
10:57mempertimbangkan
10:59daya beli
10:59dan kondisi
11:00ekonomi nasional.
11:03Pemerintah juga
11:03mendorong transisi energi
11:05yang efisien
11:06dan berkelanjutan
11:07dengan memperhatikan
11:09aspek sosial,
11:10fiskal,
11:11dan lingkungan.
11:12Hingga tahun 2025
11:15realisasi subsidi listrik
11:16mencapai
11:1755,9 persen
11:19dari pagu APBN
11:21mencapup tagihan
11:23Januari-Juli
11:24dan sisa kurang bayar
11:272023.
11:29Kompensasi listrik
11:30mencapup beban
11:31tribulan 4 tahun 2024
11:33dengan penyaluran subsidi
11:35dan kompensasi
11:37yang telah melampaui
11:39target
11:40APBN.
11:43Tapi yang saya
11:44tekanan lagi di sini
11:46bahwa seluruh tagihan
11:47tahun 2024
11:49sudah dibayar penuh.
11:51Nanti kalau ada yang kurang
11:52tolong
11:53dana antara
11:54atau BUM yang terlibat
11:56segala menghubungi saya
11:57biar saya selesai
11:58secepatnya.
11:59Demikian
11:59Pak Ketua
12:00persentasi ringkas
12:02dari kami
12:03Wassalamualaikum
12:04Warahmatullahi Wabarakatuh.
12:05Waalaikumsalam
12:06Warahmatullahi Wabarakatuh.
12:07Pak Menteri
12:10Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.