Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 1 hari yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi XI DPR menggelar Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi untuk mendalami dan menelaah rincian serta progres dari Realisasi Kompensasi dan Subsidi yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025.

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa memastikan pemerintah telah melunasi seluruh pembayaran subsidi dan kompensasi energi tahun 2024.

"2024 subsidinya sudah dibayar penuh, termasuk kompensasinya. Yang terakhir bulan Juni untuk Pertamina dan PLN. Jadi harusnya sudah clear," ujar Purbaya.

Baca Juga [FULL] Komisi XI DPR Cecar Menkeu Purbaya soal Subsidi APBN 2025 saat Rapat Kerja di https://www.kompas.tv/ekonomi/620362/full-komisi-xi-dpr-cecar-menkeu-purbaya-soal-subsidi-apbn-2025-saat-rapat-kerja



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/620416/full-di-depan-dpr-menkeu-purbaya-beberkan-harga-asli-pertalite-solar-hingga-lpg
Transkrip
00:00Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
00:02Bapak-Ibu pimpinan anggota Komisi 11 yang saya hormati,
00:05Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua.
00:10Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
00:13atas rahmat dan hidayahnya hari ini kita dapat menghadiri rapat kerja Komisi 11 DPR RI
00:19dalam suasana yang tentram dan damai.
00:24Pada kesempatan yang baik ini, kami akan menyampaikan
00:27tentang perkembangan realisasi subsidi dan kompensasi
00:32dalam APBN tahun anggaran 2025.
00:38Tapi mungkin karena saya waktunya agak terbatas,
00:40saya akan agak singkat sedikit ya Pak.
00:42Cuman saya respon sedikit terhadap tadi,
00:46klaim dari BUMN bahwa beberapa ada yang subsidi-nya belum dibayar di tahun 2024.
00:54Saya sudah confirm sama tim kami di sini,
00:592024 subsidi-nya sudah dibayar penuh,
01:03termasuk kompensasinya.
01:05Yang terakhir belan Juni ya, yang untuk Pertamina dan PLN Juni.
01:09Jadi harusnya sudah clear Pak itu.
01:11Saya enggak tahu kenapa belum masuk ke rekening mereka.
01:13Mungkin kita cek yang kutunya di mana di mereka,
01:16tapi di tempat kami sudah kami kirim.
01:18Saya akan masuk langsung ke perkembangan dan tantangan subsidi.
01:25Tadi Pak Ketua juga bilang subsidi adalah untuk mengatasi ketidaksempurnaan pasar.
01:32Saya setuju Pak, setuju sekali,
01:33karena tidak semua anggota masyarakat bisa menikmati
01:38atau bisa menikmati kue perekonomian secara merata.
01:41Jadi subsidi adalah salah satu alat untuk memastikan mereka juga
01:45bisa menikmati kue ekonomi kita yang sedang berkembang.
01:51Tapi saya tahu juga bahwa kalau kita salah sasaran,
01:54subsidi bahkan bisa memperburuk ketidaksempurnaan pasar.
01:58Itu yang kita monitor terus ke depan.
02:01Jadi nanti BUMN juga harus lebih hati-hati
02:03kalau menjalankan subsidi,
02:05jangan sampai menimbulkan tadi
02:07ketidaksempurnaan di pasar kita sendiri.
02:09Relatif tingginya...
02:14Ketua, Ketua, Ketua, bisa intrusi.
02:18Pak Menteri, sebelum maju lebih ini,
02:23tadi malam kita rapat sama BUMN itu sampai jam,
02:27hampir jam 10 malam.
02:29Dan datanya itu data terakhir,
02:33bahwa mereka masih punya tunggakan.
02:35Nah ini harus dibuat clear dulu.
02:40Jadi mana yang benar ini?
02:43Jadi datanya mereka atau datanya Pak Menteri?
02:47Supaya kita enggak saling salah menyalahkan.
02:53Gitu Pak.
02:54Tolong di clear-in dulu
02:55antara di dalam pemerintah.
02:57Ini kan pemerintah.
03:00Gitu Pak.
03:01Setahu saya sampai saat sekarang ya di 2024
03:03semuanya sudah dibayarkan datanya.
03:05Nanti kalau mereka ada klaim data yang belum dibayar,
03:08suruh menghadap saya secepatnya Pak.
03:10Tapi data yang kita miliki seperti itu.
03:13Memang 2025 masih ada yang belum dibayarkan
03:15tiruan pertama, kedua.
03:18Tapi kita mengikuti prosedur yang sedang berjalan sekarang.
03:22Kalau kita lihat nanti
03:23bulan...
03:25Oktober
03:26yang tiruan pertama, kedua
03:28akan kita bayarkan penuh.
03:30Silakan dilanjut Pak.
03:31Jadi tolong nanti
03:34BUMN-nya menghadap kami, Pak.
03:38Kamu bawa enggak?
03:40Enggak kan?
03:46Relatif tingginya belanja negara
03:48didorong oleh relatif tingginya
03:49relasi subsidi dan kompensasi.
03:52Keduanya memegang peran krusial
03:53dalam meredam gejelak harga
03:55dan meningkatkan akses masyarakat
03:58terhadap layanan publik yang affordable.
04:01Slide berikutnya.
04:03Jika kita mencermati
04:04perkembangan subsidi dan kompensasi
04:05dari 2021 hingga 2025,
04:09terlihat lonjakan tajam
04:10pada tahun 2022
04:12sebagai proses respon
04:14terhadap gejelak global
04:16di mana APBN dioptimalkan
04:19sebagai shock absorber
04:20untuk menjaga stabilitas harga
04:23dan melindungi daya beli masyarakat.
04:27Namun sejak saat itu,
04:29subsidi energi terhadap
04:30tetap cukup besar
04:32subsidi energi tetap cukup besar
04:35seiring volatilitas harga komunitas,
04:38ICP,
04:39dan tekanan terhadap nilai tukar.
04:40Sementara untuk subsidi non-energi
04:44juga menunjukkan peningkatan signifikan,
04:47khususnya pada sektor pupuk,
04:49PSO,
04:50dan kredit program.
04:55Gambar ini mencerminkan
04:56pendekatan holistik pemerintah
04:59dalam menjaga produktivitas
05:01dan akses publik
05:03terhadap layanan dasar.
05:05Slide 9.
05:07Subsidi energi sangat dipengaruhi
05:09oleh tiga faktor utama.
05:10Yaitu harga minyak dunia,
05:13nilai tukar rupiah,
05:14dan volume konsumsi.
05:17Harga jual BBM dan tarif listrik
05:18telah disesuaikan sejak tahun 2022,
05:22namun belum mencapai harga keekonomian.
05:26Pemerintah tetap berkomitmen
05:27untuk meningkatkan ketepatan sasaran
05:30melalui pemanfaatan
05:32data terpadu subsidi energi nasional
05:34yang menjadi fondasi transformasi subsidi
05:37berbasis penerima manfaat.
05:40Selama ini,
05:43pemerintah menanggung selisih
05:45antara harga keekonomian
05:47dan harga yang dibayar masyarakat
05:52melalui pemberian subsidi
05:54dan kompensasi
05:56baik energi dan non-energi.
05:58Misalnya,
06:00untuk perterlight,
06:01masyarakat hanya membayar
06:02Rp10.000 per liter
06:03dari harga keekonomian
06:06Rp11.700 per liter,
06:10sehingga APBN harus menanggung
06:11Rp1.700 per liter atau 15 persen
06:15melalui kompensasi.
06:18Soalan masyarakat,
06:20untuk soalan masyarakat hanya membayar
06:21Rp6.800 per liter
06:24dari harga keekonomian
06:26sebesar Rp11.950 per liter,
06:32sehingga APBN menanggung
06:34Rp5.150 per liter atau sekitar 43 persen.
06:40Untuk LPG 3 kg,
06:44subsidi mencapai 70 persen
06:46dari harga keekonomian.
06:48Pola serupa terjadi pada listrik,
06:50solar, dan minyak tanah.
06:53Ini adalah bentuk keperpihakan fiskal
06:55yang akan terus dievaluasi
06:57agar lebih tepat sasaran
06:59dan berkeadilan.
07:04Namun berdasarkan data susenas
07:06menunjukkan bahwa
07:08masyarakat sangat mampu
07:10yaitu desil 8-10
07:12masih menikmati
07:14porsi signifikan
07:16dari subsidi energi.
07:19Sejalan dengan hal tersebut,
07:20ke depan kita akan terus berusaha
07:22agar subsidi dan kompensasi
07:24lebih tepat sasaran
07:25dan lebih berkeadilan.
07:30Selanjutnya,
07:31kita akan telah
07:32bagaimana subsidi dan kompensasi
07:34berkembang dalam beberapa tahun terakhir,
07:37serta tantangan yang dihadapi.
07:41Hingga 31 Agustus 2025,
07:45realisasi subsidi dan kompensasi
07:47mencapai sekitar
07:48Rp218.000.000,
07:51dipengaruhi oleh
07:52fluktuasi harga minyak mentah Indonesia
07:55atau ICP,
07:56depresiasi nilai tukar,
07:58dan pertumbuhan volume
08:00konsumsi barang bersubsidi.
08:02Data menunjukkan bahwa
08:04ada peningkatan konsumsi
08:06barang bersubsidi,
08:07termasuk bahan bakar minyak
08:09yang naik sekitar 3,5 persen,
08:12LPG 3 kg naik 3,6 persen,
08:16pelanggan listrik bersubsidi
08:17naik 3,8 persen,
08:20dan pupuk mengalami
08:21peningkatan sebesar
08:2312,1 persen.
08:26Ini peningkatan yang terbesar.
08:27Kondisi ini
08:28menindikasikan bahwa
08:29subsidi menjadi
08:31instrumen penting
08:32untuk menjaga
08:33kestabilan harga
08:34serta daya beli masyarakat.
08:37Namun,
08:38peningkatan volume ini
08:39juga memerlukan perhatian
08:41agar penyaluran subsidi
08:42lebih terkendali
08:44dan tepat sasaran.
08:47Dari sisi anggaran,
08:50pagu subsidi dan kompensasi
08:52untuk tahun 2025
08:53sebesar Rp498,8 triliun
08:57dengan realisasi
08:59hingga Agustus
09:00mencapai Rp218 triliun
09:04atau sekitar 43,7 persen
09:08dari pagu tersebut.
09:10Realisasi ini menunjukkan
09:12penyaluran subsidi
09:13yang berjalan
09:14sesuai dengan target anggaran.
09:17Meski pengawasan dan evaluasi
09:18tetap diperlukan
09:20untuk penyempuran efektivitas
09:22ke depan.
09:26Di bagian akhir,
09:28akan kami paparkan
09:29realisasi subsidi
09:30dan kompensasi
09:31hingga Agustus 2025
09:33termasuk rincian
09:35volume barang bersubsidi
09:36dan distribusi manfaat.
09:39Dengan struktur ini,
09:41kita dapat melihat
09:42benang merah
09:43antara kebijakan fiskal,
09:45perlindungan sosial,
09:47dan upaya reformasi subsidi
09:48yang sedang berjalan.
09:49Di tahun 2025,
09:53subsidi tetap
09:54untuk solar,
09:56minyak tanah,
09:57dan LPG 3 kg
10:00tetap dilanjutkan
10:01dengan fokus
10:02pada ketepatan sasaran.
10:04Transformasi subsidi LPG
10:06berbasis teknologi
10:07juga terus digulirkan
10:09agar manfaatnya
10:10benar-benar dirasakan
10:12oleh yang berhak.
10:14Realisasi subsidi
10:15hingga Agustus 2025
10:17mencerminkan pembayaran
10:19tagihan Januari sampai Juli
10:22serta koreksi
10:23tahun sebelumnya,
10:25termasuk sisa
10:25kurang bayar 2023.
10:28Sementara itu,
10:29kompensasi BBM tahun 2024
10:31dibayarkan sesuai
10:33hasil audit BPK
10:35dan volume yang signifikan
10:37untuk solar
10:38dan pertalai.
10:42Subsidi listrik tahun 2025
10:44diarahkan untuk golongan
10:46masyarakat miskin
10:47dan rentan
10:48sebagai wujud
10:49keadilan sosial
10:50dalam akses energi.
10:53Penyesuaian tarif
10:53bagi pelanggan
10:55non-subsidi
10:55dilakukan secara
10:57berhati-hati
10:57mempertimbangkan
10:59daya beli
10:59dan kondisi
11:00ekonomi nasional.
11:03Pemerintah juga
11:03mendorong transisi energi
11:05yang efisien
11:06dan berkelanjutan
11:07dengan memperhatikan
11:09aspek sosial,
11:10fiskal,
11:11dan lingkungan.
11:12Hingga tahun 2025
11:15realisasi subsidi listrik
11:16mencapai
11:1755,9 persen
11:19dari pagu APBN
11:21mencapup tagihan
11:23Januari-Juli
11:24dan sisa kurang bayar
11:272023.
11:29Kompensasi listrik
11:30mencapup beban
11:31tribulan 4 tahun 2024
11:33dengan penyaluran subsidi
11:35dan kompensasi
11:37yang telah melampaui
11:39target
11:40APBN.
11:43Tapi yang saya
11:44tekanan lagi di sini
11:46bahwa seluruh tagihan
11:47tahun 2024
11:49sudah dibayar penuh.
11:51Nanti kalau ada yang kurang
11:52tolong
11:53dana antara
11:54atau BUM yang terlibat
11:56segala menghubungi saya
11:57biar saya selesai
11:58secepatnya.
11:59Demikian
11:59Pak Ketua
12:00persentasi ringkas
12:02dari kami
12:03Wassalamualaikum
12:04Warahmatullahi Wabarakatuh.
12:05Waalaikumsalam
12:06Warahmatullahi Wabarakatuh.
12:07Pak Menteri
12:10Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.

Dianjurkan