Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 2 hari yang lalu
Di tengah hiruk pikuk pasar tradisional yang menjadi urat nadi ekonomi kerakyatan, ada sosok-sosok perempuan tangguh yang sering luput dari perhatian: para buruh gendong.
Mereka adalah ibu yang menafkahkan keluarga dengan kekuatan punggung dan ketahanan fisik yang luar biasa.

Setiap hari, mereka menggendong beban puluhan kilogram—dari sayur-mayur, sembako, hingga pakaian grosiran—demi sesuap nasi dan biaya sekolah anak.

Menjelang Hari Ibu, liputan ini bertujuan untuk mengangkat tirai dari kehidupan mereka.

Ini adalah kisah tentang cinta tanpa batas yang diwujudkan melalui keringat, pengorbanan sunyi, dan kekuatan seorang ibu yang menjadikan punggungnya sebagai tumpuan harapan bagi masa depan keluarga.
Transkrip
00:00Intro
00:00Assalamualaikum Wr. Wb
00:08Perkenalkan nama saya Isah Punira
00:11Saya bekerja sebagai buruh bendong di Beringarjo
00:15Pekerjaan buruh bendong itu
00:18Untuk membantu para pembeli maupun pengunjung
00:23Yang belanjanya banyak
00:25Terus kami itu membantuin bawain
00:27Kalau saya belum lama mbak
00:29Nama saya masuk jadi buruh bendong itu 2010
00:32Baru 15 tahun
00:34Nama saya Mbah Gia
00:50Umurnya 80
00:52Saya kira-kira 50an tahun
00:56Ya saya senang ya kalau masih di pasar
01:01Kalau di rumah nanti
01:02Cuma gimana ya
01:04Nggak ada kerjaan lainnya
01:06Senang di pasar
01:08Kan nggak dapat uang banyak
01:10Tapi senang sama teman-teman ketemu
01:13Memburgolehkan
01:16Aku itu sudah disuruh sama cucu saya
01:20Tapi saya belum mau
01:25Aku masih senang kerja
01:26Saya itu sekali gendong itu dulunya 3.000 mbak
01:46Itu 50 kilo dari rantai 2 sampai lantai ke atas
01:50Tempat parkiran itu 3.000
01:52Tapi sekarang Alhamdulillah sekarang sudah
01:555.000 mbak 50 kilo
01:57Ya nggak menentu mbak
02:00Kadang kalau ada yang memakai jasa kita
02:02Banyak apa sering itu
02:04Ya kita pulang bawa uang
02:06Kalau nggak ya
02:07Ya sedapetnya mungkin dapet 30
02:11Dapet 40
02:12Dapet 50
02:14Itu nanti PP ongkos pulang pergi saya itu 20.000
02:18Kalau saya sendiri gini mbak
02:23Jadi saya selain mengendong
02:26Saya juga punya kerja
02:29Sambingan misalnya usaha
02:30Misalnya dari rumah itu ada pisang
02:34Ada apa itu dibawa ke sini
02:37Jadi nanti kalau nggak laku gendongnya
02:40Kita bisa jualan di sini
02:42Kadang malam itu buat senek
02:46Itu nanti paginya digelilingkan di sini
02:49Kalau pandangan saya sih
03:05Kalau bubuk kan ya kasihan ya
03:07Kalau yang sudah tua itu
03:08Sama juga paling di sini kan cari uang
03:12Di mana kan susah bisa
03:14Biasanya paling ya
03:15Membantu
03:17Membawa barang
03:20Para customer yang beli-beli gitu
03:22Kalau dari saya sih
03:25Yang sudah tua itu ya agak gimana ya
03:28Kasian tapi ya
03:30Biasanya cari uang buat keseharianya
03:32Buat seharianya buat makan
03:34Itu senate yang di sana
03:39Itu naik
03:40Biasanya bagi itu
03:41Tengah cukup
03:41Jadi
03:43Untuk
03:43Bebuk
03:44Terimakasih
03:44Tengah
03:45Biasanya bagi itu
03:45Biasanya bagi itu
03:45Itu naik
03:47Biasanya bagi itu
03:48Jangan lupa like, share, dan subscribe, dan subscribe channel ini.
04:02Ya kadang kalau capek-capek itu kita itu cuman minum jamu.
04:07Jamu bikin asam sendiri tuh lho mbak, kayak temulawak, kuner asam, jahe gitu.
04:14Mungkin kalau capek banget itu kita ke tukang bijit, ke tukang urut.
04:29Kira-kira cuma 25 kilo mbak.
04:32Kalau dari atas ke bawah itu 25 kilo masih kuat,
04:37tapi kalau dari bawah ke atas ya paling 15 kilo mau kalau sudah berat ya nggak mau.
04:44Dulu satu gental kuat dulu.
04:47Satu karung gula pasir kan dulu karungan, bukan kayak sekarang.
04:51Itu saya satu karung.
04:54Kalau sekarang ya terasa capek-capek, pegel-pegel gitu.
04:59Saya nggak malu.
05:13Saya itu karena saya jadi buruk gendong itu saya malah bangga.
05:18Saya disini ikut Pak Gujuban itu sering di buruk gendong kan ada pendampingnya mbak.
05:26Pendampingnya itu Yasanti.
05:28Nah dari Yasanti itu saya mendapat pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman yang belum pernah saya alami.
05:36Maksudnya saya kan nggak sekolah, sekolahnya cuma SMP.
05:40Jadi saya bisa tahu apa.
05:42Jadi pengalaman dan pengetahuan itu dari Yasanti.
05:46Dan saya juga bangga.
05:48Saya kemarin tahun 2004 saya diutus Yasanti untuk ke luar negeri.
05:55Untuk mewakili buruk gendong di Jogja.
05:59Saya bangga, saya nggak malu.
06:11Saya Sariroh dari Yayasan Anisya Swasti.
06:14Saat ini saya kebetulan diamanai menjadi direktur Yayasan Anisya Swasti atau biasa disebut Yasanti.
06:21Yasanti sudah lahir tahun 1982 jadi sekarang sudah 43 tahun ya.
06:31Sebagai organisasi perempuan pertama di Indonesia.
06:34Tahun 90-an Yasanti mengadakan penelitian tentang buruk gendong di pasar dan juga di daerah asal.
06:41Karena buruk gendong itu mayoritas berasal dari Pulau Progo.
06:45Kita assessment dan lain-lain-lain beberapa tahun kemudian baru kita bikin kelompok.
06:50Kelompok pertama itu apa yang bisa dilakukan di kelompok bu.
06:54Terus kita kan sudah identifikasi tuh.
06:56Oh apa, sulit kalau ada yang kena rentener, banyak utang.
07:01Karena kalau kita bikin prakoperasi semacam simpan pinjam gitu ya.
07:07Dari mereka untuk mereka dan itu kita dampingi sampai sekarang.
07:12Kegiatan simpan pinjam itu.
07:14Di luar itu kita juga memberikan pendidikan bagaimana dia bisa ada pelatihan gender, ada pelatihan kepemimpinan.
07:22Karena sudah bikin organisasi maka dia bagaimana menjadi pemimpin yang baik.
07:26Bagaimana menjadi dia harus tahu fungsi-fungsi kepemimpinan.
07:30Kemudian kita juga mengajari bagaimana dia bisa bernego dengan pemberi kerja.
07:36Kalau tadinya hanya dikasih seribu dua ribu bagaimana kalau biar kalian berani nego gitu.
07:44Kita juga ada latihan public speaking, ada pelatihan advokasi untuk mereka.
07:49Jadi dengan itu akhirnya mereka sekarang sudah mampu bernego dengan pemberi kerja.
07:55Umpamanya bu kalau hanya dua ribu nggak cukup untuk hidup.
07:59Sekarang sudah mereka bahkan ada yang sudah bikin curhat kesepakatan gitu.
08:04Untuk kalau di lantai kayak Mbak Isah itu dia bikin kesepakatan.
08:09Kalau di lantai satu lantai itu set kali gendong sepuluh ribu.
08:14Tapi kalau nanti naik ke atas tiga belas ribu.
08:17Itu sudah itu sudah melalui proses panjang yang berdarah-darah untuk sampai dia berani seperti itu Mbak.
08:24Buru gendong di Meringharjo itu sekitar 200.
08:29Kalau Yasanti kan punya dampingan empat pasar ya Mbak.
08:33Itu dulu juga sumbernya dari Meringharjo.
08:36Cuma menyebar di Bengiwangan, Gampeng dan Kerangan.
08:40Di Meringharjo itu 200.
08:43Di Giwangan itu ada sekitar 135.
08:46Di Gampeng 40.
08:48Di Kerangan 10 karena sudah beberapa sudah meninggal.
08:51Itu ya masing-masing pacar punya organisasi.
08:54Jadi paguyuban sayur rukun buru gendong itu ada di masing-masing pasar.
08:58Dari empat pasar itu mereka ada juga paguyuban yang tingkat DIY.
09:03Ada kita ada pelatihan gender, ada pelatihan keterampilan, penguatan ekonomi.
09:09Kayak kemarin namanya buru gendong kita latih karena mereka itu kan sambatan pasarnya sepi ya Mbak ya.
09:18Sekarang itu kan kayak dibatek dimak itu kan sepi.
09:21Nah kita coba cari cara untuk bagaimana dia juga bisa belajar berusaha.
09:29Maka kita panggilkan arah sumber yang berpengalaman dalam usaha biar memberikan motivasi kepada mereka.
09:36Kemudian ada sekarang yang sudah melakukan usaha itu.
09:40Meskipun dia buru gendong itu masih merasa usaha itu adalah sampingan karena pekerjaan utamanya adalah gendong gitu.
09:46Dia nggak mau pekerjaan utamanya selain gendong gitu.
09:50Jadi kalau dia punya usaha ya itu sampingan.
09:53Tapi kita tetap melakukan kayak ada juga pelatihan digital marketing.
09:56Jadi biar dia kayak Mbak Isa itu kan dia jualan wedang uhuh.
10:01Dia sekarang sudah bisa memasarkan lewat WA bisnis dia, lewat IG, lewat Facebook gitu.
10:09Jadi pembelinya semakin banyak gitu.
10:12Kalau dukungan dari pemerintah secara NC ngasih dana itu belum pernah ya Mbak ya.
10:17Tapi kami itu berjuang terus mendampingi mereka apa yang bisa diperjuangkan.
10:22Seperti mamanya meminta toilet gratis itu sudah 10 tahun lebih meminta kepada dinas juga nggak dijawab.
10:31Sudah audiensi kesana ke DPR, ke Dinas Tenaga Kerja.
10:36Tapi nggak ada nggak ada jawabannya.
10:39Nah kemarin pas Pak Hasto mau nyalek kita ada dialog.
10:43Dia berjanji mau menggulkan yang tuntutan kita.
10:48Nah setelah dia jadi wali kota kita ada acara nageh janji.
10:54Kita tageh janjinya.
10:55Dan Alhamdulillah kok toilet gratis sudah di akhirnya dibikinkan kartu.
11:00Semuanya baru gendung di Pasar Mening Harjo.
11:02Agar kalau ke kamar mandi itu nggak bayar.
11:05Itu ya baru itu bantuan yang bisa diberikan.
11:09Hanya kartu itu yang diberikan.
11:11Bukan uang secara NC itu belum pernah Mbak.
11:14Ya saya bangga, saya senang Mbak saya menjadi seorang ibu.
11:19Saya bisa ya walaupun anak-anak saya itu nggak sekolah setinggi misalnya kuliah itu nggak Mbak.
11:26Tapi saya juga bangga karena anak-anak saya juga bisa sekolah.
11:31Saya juga bisa membantu suami untuk mencari tambahan ekonomi.
11:38Kalau saya ya cuma harapan saya.
11:43Kalau saya masih kuat jalan itu ya masih senang di Pasar.
11:48Kalau di rumah nanti nggak malah.
11:50Cuma luar masuk, luar masuk di rumah nanti nggak malah cetruk.
11:57Kalau di Pasar kan senang ketemu sama teman-teman.
12:00Saya cuma mengucapkan Alhamdulillah.
12:04Terima kasih Ya Allah yang telah memberikan kesehatan, kekuatan kepada saya.
12:10Sehingga saya bisa bertahan sebagai ibu sampai saat ini.
12:15Saya bersyukur Mbak menjadi ibu.
12:18Semoga semua itu sukses, lancar dan apa yang mau dibutuhkan sama ibu-ibu itu itu kecapekan.
12:31Tidak sekedar jadi hari ibu tapi jadi perempuan yang berdaya.
12:35Perempuan yang bisa berjuang untuk memperjuangkan kaumnya.
12:39Kalau pesan-pesan buat hari ibu harus kuat, semangat.
12:48Walaupun anaknya rewel, walaupun anaknya perkintah kemana tapi harus kuat.
12:54Pokoknya kita juga pasti punya ibu.
12:57Ini juga istri saya hamil, mau melahirkan juga.
13:03Berapa? Satu bulan lagi.
13:05Kau kuat, pacar.
13:09Kau kuat, pacar dan apa yang mau dibutuhkan sama ibu.
13:13Selamat datang ibu.
13:15Semoga kita selalu.
13:17Dan semangat semangat semuanya.
13:21Terima kasih telah menonton!
13:27Terima kasih telah menonton!
13:33Terima kasih telah menonton!
13:41Terima kasih telah menonton!
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan