Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Sepekan lebih bencana banjir dan longsor melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Para korban harus menghadapi kenyataan pahit karena belum meratanya bantuan yang diterima. Demi bertahan hidup, mau tak mau mereka berjalan kaki selama berjam-jam untuk menjemput bantuan.

Tanpa alas kaki, ratusan warga di Kecamatan Sitahuis, Tapanuli Tengah, menempuh perjalanan berat selama berjam-jam dari Tapanuli Tengah ke Tapanuli Utara.

Bagi para penyintas, setiap langkah dan lelah mereka ada doa dan harapan untuk bisa membawa pulang apa pun demi keluarga bisa bertahan hidup.

Hal serupa juga dilakukan warga dari Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah. Akibat akses jalan yang terputus longsor, demi mencari beras, warga terpaksa jalan kaki sepanjang 4 hingga 8 kilometer.

Medan yang dilalui pun tak mudah karena harus menerobos sejumlah titik longsor, melewati hutan dan bukit yang terjal.

Terkadang selama perjalanan itu mereka memungut sisa-sisa kayu yang ada untuk memasak lantaran krisis gas.

Banyaknya korban bencana banjir dan longsor di Aceh yang belum tersentuh bantuan karena terkendala akses membuat Gubernur Aceh khawatir jika akan banyak korban jiwa pascabencana karena kelaparan.

Ia meminta kepada tim penanganan bencana Aceh segera menerobos dan mengirimkan bantuan kepada korban banjir yang masih terisolasi.

#banjir #aceh #sumatera #bantuan

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/635858/korban-banjir-terpaksa-jalan-tembus-bukit-gubernur-aceh-khawatir-warga-meninggal-kelaparan
Transkrip
00:00Sepekan lebih bencana banjir dan longsor melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
00:05Para korban harus menghadapi kenyataan pahit karena belum ratanya bantuan yang diterima.
00:10Demi bertahan hidup, mau tak mau mereka berjalan kaki selama berjam-jam untuk menjemput bantuan.
00:30Tanpa alas kaki, ratusan warga di kejabatan Sitahuis, Tapanuli Tengah menempuh perjalanan berat selama berjam-jam dari Tapanuli Tengah ke Tapanuli Utara.
00:45Daerah mereka yang masih terisolasi dan minim bantuan, membuat mereka mau tak mau menjemput bantuan.
00:53Licinnya lumpur dan kerasnya batu-batuan ditadah sudah tak terasa lagi.
01:00Bagi para penyintas, setiap langkah dan lelah mereka, ada doa dan harapan untuk bisa membawa pulang apapun demi keluarga mereka bisa bertahan hidup.
01:15Oh selalu menjemput? Kalau nyampe ke desa kita belum ada?
01:19Belum, belum ada.
01:21Yang dari helikopter?
01:21Oh dari helikopter pun pernah.
01:22Pernah.
01:23Yang masih diambil, kalau dari helikopter cuma spermi.
01:27Dapat apa ibu tadi?
01:28Iya beras, sampai kutinggalkan anak bayi, ku kembar.
01:31Oh iya, ibu.
01:32Yang ini siapa ibu namaku?
01:33Marni, Panggadeyan. Aku sekarang butuh kali ini.
01:39Hal serupa juga dilakukan warga dari kecamatan Silih Nara Aceh Tengah.
01:43Akibat akses jalan yang terputus longsor, demi mencari beras, warga terpaksa jalan kaki sepanjang 4 hingga 8 km.
01:55Bedan yang dilalui pun tak mudah karena harus menerobos sejumlah titik longsor melewati hutan dan bukit yang terjal.
02:02Terkadang, selama perjalanan itu mereka memungut sisa-sisa kayu yang ada untuk memasak, lantaran krisis gas.
02:11Banyaknya korban bencana banjir dan longsor.
02:41Longsor di Aceh yang belum tersentuh bantuan karena terkendala akses, membuat gubernur Aceh khawatir jika akan banyak korban jiwa pasca bencana karena kelaparan.
02:54Ia meminta kepada tim penanganan bencana Aceh segera menerobos dan mengirimkan bantuan kepada korban banjir yang masih terisolasi.
03:05Kondisi pengungsi sendiri yang bapak tinjau dalam berapa hari terakhir nih pak?
03:08Saya memibangkan, karena mati bukan mati banjir, mati kelaparan.
03:15Kondisinya begitu memperhatikan?
03:18Seperti itu.
03:19Instruksi bapak langsung kepada jajaran ini?
03:21Saya sejajaran semuanya termasuk krisis, kerja aktif supaya dapat dan seluruh semako kepada mereka yang cukup membutuhkan.
03:29Sudah lebih dari sepekan bencana banjir dan longsor di Sumatera berlalu, hingga saat ini upaya distribusi bantuan terus dilakukan oleh berbagai pihak, meskipun akses masih jadi kendala.
03:45Tim Liputan, Kompas TV
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan