Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Gubernur Sumut, Bobby Nasution, Kamis malam kemarin turun langsung mengevakuasi dan mengantarkan warga ke Posko Gedung Bulog sebagai tempat perlindungan sementara.

Gubernur Sumut Bobby Nasution membawa berbagai bantuan untuk korban banjir. Tak hanya membawa bantuan yang dibutuhkan warga terdampak banjir, Bobby juga turun langsung mengevakuasi warga pada Jumat dini hari hingga pukul 03.45.

Warga dievakuasi karena banjir makin tinggi. Korban banjir juga diantarkan ke Posko Gedung Bulog sebagai lokasi tempat perlindungan sementara.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara menyoroti maraknya penebangan liar sebagai faktor terjadinya banjir yang menyebabkan Sumatera Utara kehilangan banyak area tangkapan air.

Informasi selengkapnya, kita sudah terhubung melalui sambungan Zoom dengan Ketua WALHI Sumatera Utara, Rianda Purba.

#banjirsumut #medan #banjir #walhi

Baca Juga [FULL] Warga Terdampak Banjir di Medan Ungkap Kondisi di Pengungsian | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/regional/634087/full-warga-terdampak-banjir-di-medan-ungkap-kondisi-di-pengungsian-kompas-siang



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/634090/full-walhi-soroti-faktor-yang-menyebabkan-bencana-banjir-longsor-di-sumut
Transkrip
00:00Saudara genangan air di Medan, Sumatera Utara makin tinggi.
00:05Gubernur Sumut Bobi Nasution, kamis malam kemarin,
00:08turun langsung mengevakuasi dan mengantarkan warga ke Posko Gedung Bulog
00:11sebagai tempat perlindungan sementara.
00:17Gubernur Sumut Bobi Nasution membawa berbagai bantuan untuk korban banjir.
00:22Tak hanya membawa bantuan yang dibutuhkan warga terdampak banjir,
00:25Bobi juga turun langsung mengevakuasi warga pada Jumat Dinihari hingga pukul 3 lewat 45 menit.
00:31Warga dievakuasi karena banjir makin tinggi.
00:34Korban banjir juga diantarkan ke Posko Gedung Bulog sebagai lokasi tempat perlindungan sementara.
00:44Saudara wahana lingkungan hidup Indonesia,
00:48Walhi Sumatera Utara menyoroti maraknya penebangan liar
00:52sebagai faktor terjadinya banjir yang menyebabkan Sumatera Utara kehilangan banyak area tangkapan air.
00:58Informasi selengkapnya kita sudah terhubung melalui sambungan Zoom
01:02dengan Ketua Walhi Sumatera Utara, Riyanda Purba.
01:07Selamat siang, Mas Riyanda.
01:10Ya, selamat siang, Bang.
01:11Baik, jadi apa fakta yang ditemukan Walhi mengenai faktor dari bencana yang saat ini terjadi di Sumatera Utara?
01:19Nah, yang kita temukan itu kita sebutkan pertama yang paling parah itu di Batang Toru ya, Bang.
01:27Di Batang Toru, Ketua Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Utara.
01:34Nah, di wilayah ini, Bang, itu ada ekosistem hutan,
01:42rimba terakhir kalau kita sebutkan yaitu harangan Tapanuli,
01:46atau biasa disebut ekosistem Batang Toru.
01:48Nah, ini merupakan hutan yang punya fungsi hidrologis penting bagi lingkungan hidup
01:55dan bagi kesimbangan hidup antara manusia dan alam.
01:59Nah, perlahan kita analisis dalam 9 tahun terakhir, 2000-an hektare,
02:06hutan di sana itu sudah terdegradasi dan rusak, Bang.
02:10Nah, itu akibat pembangunan infrastruktur PLTA, PLTA Batang Toru ya kita sebutkan di sini,
02:18kemudian ada pertambangan emas, kemudian juga pembukaan lahan,
02:24itu alih fungsi lahan hutan menjadi kelapa sawit,
02:29kemudian juga menjadi perkebunan kayu rakyat yang kerjasama dengan antara masyarakat dengan PT Toba Bapak Bestari,
02:38serta penebangan-penebangan yang bukan hanya ini, Bang, bukan hanya ilegal, Bang,
02:44tapi juga yang legal juga itu berkontribusi, Bang.
02:47Nah, makanya penebangan-penebangan ini juga, Bang,
02:53karena gini, Bang, hutan di wilayah kita sebutkan hutan Tapanuli,
02:58harangan Tapanuli.
03:00Nah, hutan di sana itu, itu sebagian besar hutan lindung, Bang.
03:06Namun memang yang disayangkan juga, kita menyayangkan pemerintah di tahun 2014-2015,
03:12itu mengecilkan kawasan hutannya, Bang.
03:17Nah, sementara, banyak itu ya, mengecilkan dalam arti gini, Bang,
03:23secara status hukumnya itu bukan hutan,
03:25tapi secara fakta itu masih hutan alami.
03:29Jadi, disitulah kemudian masuk pembangunan investasi,
03:33dan kemudian alih fungsi, Bang.
03:34Karena dianggap itu sudah bukan hutan.
03:37Baik dari satu kawasan hutan tersebut,
03:40sehingga menyebabkan banjir di seluruh Sumatera Utara saat ini,
03:43atau seperti apa, atau ada deforestasi misalnya di kawasan-kawasan lain juga,
03:47atau seperti apa?
03:48Nah, itu salah satunya, Bang, yang di wilayah harangan Tapanuli.
03:53Karena tiga kabupaten di Tapanuli Utara, Setengah, dan Selatan itu terdampak,
03:58serta kemudian di lebih Selatan lagi Mandailing.
04:01Begitu juga, Bang, hampir sama,
04:03bahwa memang proteksi kawasan hutan itu sangat lemah, Bang.
04:06Karena di beberapa lokasi,
04:08kalau kita lihat di Langkat, Sumatera Utara,
04:11itu di hulunya adalah wilayah Taman Nasional Gunung Leuser yang juga sudah tutupan hutannya hilang, Bang.
04:18Itu jelas kita lihat alih fungsinya menjadi banyak perkebunan kelapa sawit.
04:23Nah, aspek penegakan hukum terhadap pelaku perambah-perambah ini juga belum pernah dilakukan secara serius.
04:31Nah, juga kalau di wilayah Medan, yang wilayah tangkap air, zona hutannya adalah wilayah Taman Hutan Raya,
04:39Sibolangit, kemudian sebagian juga Langkat dan Kabupaten Karo.
04:46Nah, di situ juga penebangan liar dan alih fungsi lahan itu sangat masif, Bang.
04:51Kemudian di wilayah Sedang Bedage hingga kemudian wilayah-wilayah di Tenggara hingga ke selatanya Sumatera Utara.
05:00Pasti Anda, apakah Walhi pernah mengungkap potensi resiko bencana ini sebelumnya kepada pihak-pihak terkait?
05:08Dan apa yang harus dilakukan saat ini menurut Anda?
05:12Nah, kita pernah menyampaikan itu kepada pemerintah-pemerintah di Kabupaten di Sumatera Utara,
05:20juga kepada pemerintah provinsi.
05:22Kenapa pentingnya perlindungan hutan, baik melalui kebijakan, tata ruang,
05:29hingga kemudian secara konkret bersama masyarakat di desa-desa sekitar kawasan hutan.
05:35Nah, langkah konkretnya sebenarnya, Bang, adalah tentu kalau yang pertama adalah kita turut berduga cita ya
05:42terhadap penyintas dari dampak banjir ini.
05:46Nah, langkah konkret ke depan adalah bagaimana melindungi, memproteksi hutan,
05:54merestorasi hutan-hutan yang rusak, Bang, saat ini.
05:57Itu bisa bekerja sama dengan masyarakat desa.
06:00Karena kita bekerja sama dengan masyarakat di desa-desa sekitar kawasan hutan,
06:05kebanyakan masyarakat itu sangat, ini Bang, sangat arif gitu.
06:09Dan bahkan mau.
06:11Terus, khusus memang mereka yang tinggal bersinggungan koeksistensi antara apa ya,
06:17masyarakat, hutan, dan alam, serta satwa-satwa liar.
06:21Itu sadar terhadap dampak-dampaknya di sana gitu.
06:24Nah, memang, namun yang kita sayangkan adalah selama ini pemerintah cenderung masih tutup mata ya.
06:32Justru hutan tersebut dirubah-rubah itu.
06:36Secara fungsi, administratifnya ini non-hutan, yang hutan menjadi non-hutan,
06:42yang non-hutan, desa-desa itu menjadi hutan.
06:44Baik, Mas Rian, ini kan di kawasan Sumatera Utara juga banyak hutan dan juga perbukitan.
06:49Nah, selain tadi yang Anda sebutkan lokasi-lokasi yang sudah terjadi deforestasi dan pembangunan infrastruktur,
06:56apakah ada lokasi-lokasi lain yang berpotensi juga jika ini rusak maka akan berdampak sama di daerah-daerah lain?
07:04Ada, Bang.
07:05Kalau untuk di Sumatera Utara itu salah satunya di hutan,
07:12dan kita sebutkan, termasuk masyarakat bilang itu hutan Dolok Simbolon, Bang,
07:17di wilayah Kabupaten Serdang Bedage, Simalungun, di perbatasan itu.
07:22Nah, hutan itu biasanya hampir setiap tahun itu membanjiri wilayah Serdang Bedage, Bang,
07:26dan ini mulai terdampak.
07:28Dan kebetulan juga wilayah hilirnya adalah kampung saya, kampung halaman saya.
07:32Hampir setiap tahunnya itu terdampak banjir.
07:34Nah, di situ juga masih pembukaan dan alih fungsi hutan menjadi perkebunan-perkebunan, perkebunan sawit.
07:45Nah, makanya paling penting adalah proteksi dan penegakan hukum untuk pelaku-pelaku perlambah liarnya gitu, Bang.
07:52Baik, tapi sebenarnya gini juga, perlu juga memang proteksi hutan itu yang pertama dari kebijakan.
07:58Jangan sembarang mengganti hutan alami menjadi non-hutan.
08:02Dan yang bukan hutan itu ditunjukkan jadi hutan.
08:06Di situ masuk investasi.
08:07Saat kita sampaikan, sampai saat ini pemerintah tutup mata, maka dari itu sekarang bencana ini menunjukkan jalan kebenaran.
08:17Artinya kebohongan selama ini ditutup itu muncul.
08:22Oke.
08:22Dimunculkan oleh alam itu sendiri.
08:24Baik, Mas Riyanda Purbah, Ketua Walhi Sumatera Utara.
08:29Terima kasih telah menyampaikan pandangannya untuk Kompas Yang.
08:32Semoga faktor-faktor yang Anda sebutkan juga bisa didengar sehingga tidak terulang lagi bencana seperti ini.
08:38Terima kasih, Mas Riyanda.
08:38Ya.
08:40Ya.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan