- 5 menit yang lalu
- #psikolog
- #traumahealling
- #ledakansman72
KOMPAS.TV - Bullying di sekolah tidak hanya melukai fisik, tetapi juga meninggalkan dampak emosional mendalam pada anak.
Baik korban maupun pelaku membutuhkan pendampingan yang tepat agar proses pemulihan berjalan efektif.
Untuk memahami langkah penanganan yang terbaik, kita akan membahasnya bersama Sani Budiantini, Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga.
Sahabat KompasTV, jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube KompasTV, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia. Jangan lewatkan live streaming KompasTV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari KompasTV.
Sahabat KompasTV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: www.kompas.tv
#psikolog #traumahealling #ledakansman72
Baca Juga Siswi SMP Korban Perundungan Lapor Polisi | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/regional/630531/siswi-smp-korban-perundungan-lapor-polisi-kompas-siang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/630537/full-psikolog-ungkap-tanda-tanda-trauma-pada-korban-bullying-secara-emosional-akan-lebih-sensitif
Baik korban maupun pelaku membutuhkan pendampingan yang tepat agar proses pemulihan berjalan efektif.
Untuk memahami langkah penanganan yang terbaik, kita akan membahasnya bersama Sani Budiantini, Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga.
Sahabat KompasTV, jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube KompasTV, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia. Jangan lewatkan live streaming KompasTV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari KompasTV.
Sahabat KompasTV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: www.kompas.tv
#psikolog #traumahealling #ledakansman72
Baca Juga Siswi SMP Korban Perundungan Lapor Polisi | KOMPAS SIANG di https://www.kompas.tv/regional/630531/siswi-smp-korban-perundungan-lapor-polisi-kompas-siang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/630537/full-psikolog-ungkap-tanda-tanda-trauma-pada-korban-bullying-secara-emosional-akan-lebih-sensitif
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Saudara Anda kembali di Kompas Siang 24 korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta hingga kini masih dirawat di rumah sakit.
00:09Proses pemulihan menjadi fokus utama baik secara fisik maupun psikologis.
00:13Sejumlah pihak turut terlibat untuk memastikan korban mendapat dukungan menyeluruh.
00:21Sepekan pasca insiden ledakan di SMA Negeri 72 Kelapagading Jakarta,
00:26kegiatan belajar masih dilakukan secara daring menunggu kesiapan siswa untuk kembali bersekolah.
00:3224 siswa korban ledakan saat ini masih berjuang pulih dari luka bakar dan gangguan pendengaran.
00:38Mereka dirawat di rumah sakit Islam Cempaka Putih dan rumah sakit Yarsi.
00:43Kementerian PPPA turut membantu pemulihan korban dengan melibatkan psikolog bagi siswa, orang tua dan pengajar di SMA Negeri 72.
00:51Karena yang dilakukan pendampingan ini bukan hanya sekarang yang sedang sakit, guru, orang tua dan juga siswa lain yang ada di sekolah itu menurut saya sangat penting dilakukan pendampingan.
01:06Jadi pendampingan psikologis ini yang utama bagi kami dan besok kita akan berkoordinasi lebih lanjut.
01:12Baiknya apa yang kita lakukan untuk anak-anak, untuk keluarga dan juga untuk guru-guru.
01:22Kasus ini menjadi pengingat, pentingnya sekolah menyiapkan ruang aman sebagai rumah kedua bagi anak.
01:29Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Cecep Darwawan, menegaskan pentingnya kepekaan pihak sekolah
01:35dalam melihat perilaku siswa dan mendeteksi dini kesehatan mental.
01:39Berkala atau terjadwal ya dilakukan penyuluhan, khusus dan lain-lain itu.
01:46Yang kedua juga mendeteksi tetap ya yang tetap harus ada pendeteksian dini ya terhadap anak-anak atau remaja yang terindikasi tangga kutip gitu
01:56ada pilaku-pilaku yang menjuligakan ini ada mengenai persoalan kesehatan mentalnya gitu ya.
02:04Nah kalau itu bisa dilakukan saya kira lebih bisa diantisipasi lebih baik ya.
02:10Jadi ada kanal ya, ada kanal-kanal yang bisa disalurkan termasuk juga guru BP.
02:17Dan juga sebetulnya bukan hanya guru-guru peran guru BP ya.
02:20Wali kelas, guru-guru bidang sudi juga harus bisa melihat gejala-gejala misalnya anak-anak yang tadi ya, yang lain daripada yang lain gitu.
02:30Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadisadikin menyampaikan bahwa penanganan traumatis korban sedang ditangani Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
02:41Kesehatan jiwa juga menjadi bagian dari layanan cek kesehatan gratis bagi siswa mulai dari SD hingga SMA.
02:47Yang penting itu pikirannya harus dijaga, jangan terlalu stres, jangan terlalu memiliki ambisi yang besar yang di luar kemampuan kita,
02:58jangan terlalu banyak dipikirin juga kalau susah, dan yang penting harus rajin berdoa, harus rajin meditasi.
03:05Karena itu nanti akan membantu kita agar kondisi mentalnya baik.
03:10Cek kesehatan gratis memang datang ke sekolah, dilakukan.
03:15Kalau kesehatan mental dilakukan cek kesehatannya di sekolah.
03:18Nah kalau nanti dia ada yang positif, itu baru di-refer ke pusus mas, nanti tenaga pusus mas yang menangan.
03:26Untuk yang SMA, SMA 72, itu masih ditangani oleh didaksa sehatan DKI.
03:32Dinas Sosial DKI Jakarta juga telah mendatangi SMA 72 untuk mendata siswa dan guru yang menjadi korban ledakan.
03:42Berbagi langkah pemulihan menjadi harapan agar korban dapat kembali bangkit,
03:46sementara sekolah terus meningkatkan kewaspadaan demi keselamatan siswa.
03:50Tim Liputan, Kompas TV
03:52Saudara bullying di sekolah tidak hanya melukai fisik, tetapi juga meninggalkan dampak emosional mendalam pada anak.
04:01Baik korban maupun pelaku membutuhkan pendampingan yang tepat agar proses pemulihan berjalan efektif.
04:08Nah Saudara untuk memahami langkah penanganan yang terbaik,
04:11kita akan membahasnya bersama Sani Budiantini, psikologi anak, psikolog anak, remaja dan keluarga.
04:17Sudah bergabung melalui sambungan daring.
04:20Selamat siang Ibu Sani.
04:22Ibu Sani bagaimana ini mengenali tanda-tanda trauma pada anak korban bullying
04:26dan apa pendekatan trauma healing yang menurut Anda paling efektif?
04:31Baik Ibu Sani, bisa mendengar suara saya?
04:39Maaf, ini tidak ada sama sekali terdengar apapun dari studio.
04:46Baik, kita akan memperbaiki sambungan dengan Ibu Sani.
04:54Sani Budiantini, psikolog anak, remaja dan keluarga.
05:01Kita akan membahas mengenai bagaimana
05:04penanganan bullying di sekolah agar tidak menimbulkan
05:14atau meninggalkan dampak emosional yang mendalam pada anak.
05:20Pertama-tama saya ingin berbelah sungkawa terhadap korban yang tidak hanya anak tapi juga ada guru
05:29dan yang pasti akan ada pemulihan secara fisik maupun mental.
05:34Nah, dalam hal ini memang dalam penanganan traumatic healing itu ada hal-hal tertentu yang harus kita kenali.
05:41Ciri-ciri yang utama ada dari aspek misalnya emosi di mana anak atau korban dari ledakan, korban dari satu trauma ini
05:53akan lebih sensitif, lebih mudah kaget, lebih mudah nangis.
05:58Jadi secara emosional biasanya up and down.
06:01Kemudian ada aspek secara perilaku di mana korban biasanya menunjukkan tanda-tanda yang perilaku yang berubah.
06:08Misalnya saja jadi takut ke sekolah, takut melewati tempat ledakan terjadi,
06:15kemudian jadi bermimpi buruk misalnya, dan lebih senang berdekatan dengan orang tua.
06:21Itu perilaku-perilaku seperti itu.
06:23Ada juga bentuk regresi.
06:24Misalnya tiba-tiba mengompol, misalnya.
06:27Tiba-tiba ngeblank, tidak fokus.
06:29Itu bisa saja terjadi.
06:30Dan juga ada yang kita sebut dengan perubahan-perubahan dari mood.
06:36Jadi tidak mau makan biasanya.
06:39Kemudian juga ada hal-hal yang sifatnya fisik.
06:42Mudah pusing, mudah enak, mudah muntah.
06:46Nah ini semua harus dikenali dari orang di sekitarnya yang menjadi support system.
06:51Kenapa?
06:52Karena kalau tidak ini dikenali, maka bisa saja korban ini tidak mendapatkan dukungan.
06:58Bahkan kadang-kadang dikatakan berlebihan atau itu drama gitu ya.
07:03Nah, di mana hal ini bisa justru menimbulkan hambatan atau justru masalah dalam traumatic healing pada korban ledakan tersebut.
07:15Baik Ibu, ini kan korban yang terdampak dari ledakan ini banyak.
07:20Apakah ini bisa mempunyai ciri-ciri yang sama atau gejala yang sama ketika mereka mengalami trauma?
07:25Iya, trauma ledakan atau trauma itu kan sebenarnya apa sih artinya?
07:30Sesuatu pengalaman yang terjadi yang menyakitkan gitu ya, yang melebihi dari kapasitas kita dan menemukan reaksi secara mental maupun fisik gitu ya.
07:39Itu artinya trauma.
07:41Sehingga trauma ledakan, trauma secara umum itu dialami ciri-ciri yang dialami oleh korban itu mirip gitu ya.
07:48Nah, cuma di sini adalah bagaimana sekarang kita membantu korban ini bisa melalui healing ini dengan smooth, dengan lancar.
07:57Salah satunya kita harus memberikan tempat aman.
08:00Apa sih tempat aman?
08:01Tempat di mana korban itu bisa nyaman bercerita, tidak tertekan.
08:07Kalau dia mau berhenti ya boleh saja berhenti.
08:09Kapan dia mau cerita kita oke, kalau tidak juga oke.
08:12Dan kalau memang dia sedang lagi mengalami satu tekanan, mari kita rangkul dia, jangan menjudge.
08:18Kadang-kadang tanpa kita sadari, lingkungan itu karena nggak paham ya.
08:23Jadi lebih ke arah, ah gitu aja kamu pikirin ini udah lewat kok, ini udah selesai seperti itu.
08:27Nah, ini yang membuat korban merasakan justru penderitaan yang jauh lebih dalam.
08:33Karena merasa tidak divalidasi emosi perasaan yang muncul dan reaksi-reaksi yang muncul.
08:38Karena beda orang beda lagi, kita tidak boleh meng-compare penjiwaan seseorang akan permasalahan,
08:45kemudian kekuatan mental seseorang itu juga mempengaruhi kenapa reaksinya jadi berbeda dari individu satu ke individu lain.
08:53Baik, Bu Sani ini kan sejumlah siswa masih menjadi korban atau masih dirawat di rumah sakit.
09:00Apakah ini bisa dilakukan secara bersamaan pemulihan fisik dan pemulihan mental mereka dari trauma atau seperti apa, Ibu?
09:06Iya, tentunya pendekatannya personal, tapi bisa kita lakukan paralel.
09:12Karena kan fisik juga mungkin segitu apa, saya yakin juga segitu pentingnya.
09:17Misalnya apa, dari mungkin operasi dan sebagainya.
09:19Tapi pendekatan secara personal itu penting sekali.
09:22Karena apa?
09:22Karena biasanya korban ini mengalami ketakutan yang sangat.
09:26Jadi dia tidak mau ditinggal sendiri, dia mengalami mimpi buruk.
09:29Nah, pendampingan itu adalah membuat korban merasa nyaman, meyakinkan korban bahwa ini tidak terjadi lagi.
09:35Di rumah sakit ini rumah sakit yang aman, ruang yang aman yang juga sudah dilengkapi dengan perangkat yang membuat korban itu merasa nyaman.
09:42Untuk tidur, untuk makan, untuk bercerita dan sebagainya.
09:46Jadi menurut saya pendampingan profesional sangat penting.
09:49Dan kalau memang dibutuhkan, perlu medikasi juga untuk membuat situasi mental korban itu juga jauh lebih stabil begitu.
10:00Baik, Bu Sani, biasanya berapa lama pendampingan harus diberikan agar mental dari korban, dari siswa yang terdampak ledakan,
10:09dan juga guru yang terdampak ledakan ini bisa pulih dari trauma itu biasanya membutuhkan waktu berapa lama?
10:15Iya, pertama sekali yang kita tahu dari secara teori, 3 bulan adalah masa yang paling berat bagi korban untuk melalui traumanya.
10:26Pasca trauma itu 3 bulan paling berat.
10:28Nah, di 3 bulan ini adalah masa yang paling kritikal.
10:30Di mana kita pendampingan secara profesional, orang tua, teman di sekelilingnya, atau keluarga di sekelilingnya,
10:37itu harus tepat dalam melakukan proses di mana kalau kita tahu, 3 bulan ini biasanya anak sudah enak, nanti muncul tiba-tiba.
10:52Nah, ini yang jangan sampai kita merasa, oh ini kok drama lagi, kok ini misalnya belum sembuh-sembuh, misalnya seperti itu.
10:59Tapi ini adalah hal yang wajar.
11:00Nah, nanti 3 bulan kedua, ada masa yang jauh lebih dia menerima, sudah lebih tenang, lebih bisa melakukan kegiatan rutin.
11:08Walaupun kalau kita lihat, selama 1 tahun itu baru kita katakan mungkin ada ketuntasan dalam 1 tahun itu,
11:15di mana tidak ada lagi muncul-muncul reaksi-reaksi yang sifatnya berasal dari pasca trauma.
11:22Baik Ibu, memang pendampingan perlu dilakukan oleh yang Anda sebut, konseling dilakukan oleh profesional.
11:30Tetapi apa yang bisa dilakukan pihak-pihak untuk mendukung misalnya dari sekolah ataupun orang tua, seperti apa?
11:39Ya, memang dari via sekolah, yang pertama adalah perbenahan sistem.
11:43Kan kita tadi mengumpulkan data, apa sih yang terjadi, kenapa ini terjadi, dan sebagainya.
11:47Jadi sekolah juga harus meyakinkan kepada anak-anak bahwa peristiwa ini tidak terjadi lagi.
11:53Ada juga validasi emosi, ada ruang aman anak untuk bercerita di sekolah,
11:57karena kita tahu sekolah adalah ruang aman buat anak juga second home-nya mereka.
12:01Nah, tentunya juga sekolah harus menyiapkan perangkat ya, ketika anak misalnya tiba-tiba mendadak pusing, mendadak enak ya,
12:09harus memang diistirahatkan begitu.
12:11Atau misalnya tiba-tiba mau bercerita, ya harus ada juga orang yang mau mendengarkan tanpa menjudge begitu.
12:16Itu dari sekolah.
12:18Dari keluarga tadi, tidak boleh mengabaikan perasaan anak yang muncul,
12:22yang sekonyong-konyong karena tiba-tiba muncul gitu.
12:25Lagi diem, tiba-tiba nangis, ada bunyi tutup pintu keras, kemudian mendadak kaget, dan kemudian dia teriak.
12:34Nah, hal itu sebenarnya hal yang wajar yang terjadi ketika anak sedang melalui traumatic healing.
12:38Nah, orang tua harus menerimanya, mendampinginya, dan mengatakan itu wajarna.
12:44Saya ada ketika kamu sedih, saya ada ketika kamu ingin bercerita.
12:48Tapi tidak memaksakan dan tidak mengatakan bahwa korban ini adalah sedang drama.
12:52Nah, ketika anak diabaikan perasaannya, maka itu yang menjadikan penderitaan atau luka pasca traumanya,
12:59luka batinnya itu akan menjadi semakin dalam dan sulit mencapai yang kita sebut dengan trauma healing.
13:05Baik Ibu, di sekolah juga ada peran guru bimbingan konseling atau guru BK.
13:10Ini menurut Anda perannya sepenting apa ini agar ini tidak terjadi peristiwa-peristiwa yang sama?
13:17Ya, memang guru BK ini kan seringkali kita image-nya kan dekat dengan anak ya,
13:21karena mereka adalah satu wadah yang ada memang untuk berjurhat begitu.
13:26Tapi memang sebenarnya tugas dari guru yang ada itu bukan hanya guru BK, guru wali kelas, wakil kepala sekolah,
13:33even kepala sekolah pun mereka harus ready untuk mendengarkan kecurhatan anak sebenarnya begitu.
13:38Namun yang jelas di sini adalah pembekalan mereka dalam mengatasi atau mendampingi anak yang trauma
13:43atau guru yang trauma juga harus dibekali.
13:46Tadi, jangan sampai udahlah gitu aja, ntar juga lewat gitu.
13:50Nah, itu tidak boleh ya.
13:51Kalimat-kalimat yang seperti hal mengabaikan perasaan anak, mengecilkan anak, itu tidak boleh.
13:57Dan yang kedua adalah sebenarnya kerahasiaan.
13:59Ketika anak datang untuk mengutarakan apa yang dirasa, itu perlu adanya kode etik kerahasiaan
14:05yang jangan sampai akhirnya ketika anak itu bercerita, dia tidak merasa aman atau nyaman
14:10karena besoknya beritanya dia sudah tersebar lagi.
14:13Oh, yang ini belum hilang. Oh, yang ini ngerasanya begini gitu.
14:15Jadi, sebenarnya adalah perangkat atribut guru BK, guru yang kemudian akhirnya dicurhati anak
14:22sebagai wadah orang yang dianggap sebagai tempat aman.
14:26Mereka juga harus memenuhi standar atau kualifikasi sebagai konsular yang baik, yang tepat sasar
14:32sehingga anak juga mencapai kenyamanan dan pemulihan psikologis yang tuntas begitu.
14:38Baik, termasuk juga mengidentifikasi batas antara perilaku bullying dan memang becanda biasa begitu.
14:46Ini seperti apa, Ibu? Peran guru harus melihatnya?
14:49Iya, ini yang memang jadi perhatian ya. Kadang-kadang anak itu bully, pelakuan bully dianggapnya becanda
14:57padahal itu sudah menyakitkan. Makanya kita bisa mendeteksi perangai anak itu dari awal.
15:03Mana-mana yang calon, mungkin tadi calon bisa jadi pelaku atau calon jadi korban.
15:07Nah, ini yang menurut saya perlu sekali membuat mapping. Nah, itu semua guru mestinya juga harus melihat,
15:12melihat gitu ya, mengobservasi sehingga bisa dilakukan konsuling sejak dini gitu.
15:18Atau bukan terjadi, malah baru kita kurasi lebih sulit dibanding antisipasi.
15:23Jadi, saya merasa memang adanya pendekatan secara individual ke siswa itu untuk mengantisipasi adanya kejadian bullying.
15:30Sehingga bullying tidak dipaket dengan becanda.
15:33Bullying tersembunyi atau laten, padahal sebenarnya itu adalah verbal bullying misalnya.
15:37Atau saya berbullying.
15:39Dan kemukakan kepada anak-anak bahwa semua yang melaporkan akan aman, saksi akan aman.
15:45Bahkan korban pun yang melaporkan akan diberikan tempat khusus untuk nanti mendapatkan perlakuan khusus
15:52yang akhirnya pada akhirnya mencari cara atau solusi yang tepat, yang win-win solution,
15:56yang menyelamatkan korban dan juga mengedukasi pelaku agar tidak terjadi seperti bullying lagi di sekolahnya.
16:03Baik Ibu, bagaimana melatih psikologis anak agar tetap tangguh di tengah paparan konten-konten di media sosial
16:11yang mungkin dapat berpengaruh buruk kepada mereka. Ini seperti apa Ibu melihatnya?
16:15Iya, ini juga sering kali terjadi ketika anak di usia remaja, dia sedang mencari jati diri.
16:20Dia mencari konten-konten yang akhirnya bisa mengidentifikasi jati diri yang diinginkan.
16:26Misalnya banyak sebenarnya ada K-pop, ada penyanyi idolanya, ada bintang film.
16:31Termasuk juga ada tokoh-tokoh hero begitu.
16:34Nah yang salah di sini ketika anak meng-adore atau mengagumi tokoh-tokoh yang justru sifatnya radikal atau terorisme.
16:41Mungkin anak nggak paham sendiri, nggak paham, terlalu paham akan masalah pakem radikalisme atau terorisme.
16:47Tapi tingkah heroik yang dilakukan itu yang kadang-kadang ditiru,
16:50yang membuat anak menjadikan teridentifikasi, terinternalisasi, hingga terinspirasi melakukan hal tersebut.
16:57Biasanya juga dipaduk pada dengan rasa frustrasi, rasa ketidakmampuan berkomunikasi.
17:02Sehingga tika perilaku heroik yang dilakukan oleh terorisme, heroik dengan tanda petik ya,
17:06karena ini sebenarnya hal yang salah.
17:08Itu bisa dicontoh dan bisa menjadi memenuhi kenyataan anak untuk berbicara secara agresif begitu.
17:15Karena dia tidak perlu harus melakukan proses, tapi tinggal melakukan suatu sifat yang impact-nya besar, viral,
17:23dan akhirnya anak itu menjadi pusat perhatian yang akhirnya kemudian dia tahu apa yang terjadi dengan anak tersebut.
17:28Makanya ketika anak remaja, orang tua juga harus tahu, memberikan pemahaman, termasuk juga sekolah,
17:34bagaimana konten-konten yang baik atau tidak baik.
17:37Konten-konten yang bisa mengakibatkan anak terjerumus misalnya ke dalam sisi-sisi atau pakem-pakem yang memang dilarang oleh negara misalnya.
17:44Dan termasuk di sini adalah kemampuan anak berkomunikasi asertif, mengungkapkan keberatannya tanpa menyakiti orang lain dan dirinya.
17:53Ketika anak sudah bisa berkomunikasi asertif, maka hal-hal yang sifatnya susupan atau terpapar masalah-masalah yang sifatnya radikal,
18:02ini akan tidak ada atau minimize karena anak sudah bisa menyatakan keberatan dan apa yang dialaminya kepada orang yang dia percaya.
18:12Bu Sani, saat ini fokus dari SMA Negeri 72 Jakarta adalah melakukan counseling penyembuhan trauma kepada guru dan siswa korban ledakan
18:23sehingga pembelajaran masih dilakukan jarak jauh atau daring.
18:27Nah menurut Anda, kapan waktu yang tepat untuk bisa memulai lagi kegiatan belajar, mengajar seperti biasa?
18:36Iya, tadi saya katakan bahwa reaksi trauma itu bisa 3 bulan memang melekat pada korban atau juga trauma sekunder ya,
18:46yang tidak dialami oleh langsung korban tapi juga ada di sekitarnya.
18:50Nah memang 3 bulan ini masa yang paling berat, tadi saya bilang.
18:52Cuma kita perlu juga memastikan apakah yang terjadi memang ketika daring apakah juga ini akhirnya efektif untuk pembelajaran secara akademisnya begitu ya.
19:06Oleh karena itu menurut saya perlunya adanya mungkin survei atau observasi atau ada dialog-dialog dengan siswa-siswa bagaimana keadaannya dan sebagainya.
19:15Sehingga menurut saya dengan konseling berjalan ya, kemudian kita juga mempersiapkan perangkat-perangkat untuk memberikan mereka wadah yang aman itu tetap terlaksana.
19:26Juga memastikan apakah memang sebulan ini cukup untuk mendaringkan mereka dan kemungkinan bulan kedua sudah mulai masuk lagi.
19:35Dengan syarat ketika mereka masuk tetap diberikan ruang aman kepada mereka untuk orang-orang yang memang belum pulih secara tuntas begitu.
19:44Sehingga ada fase yang kita sebut dengan fase pancaroba ya atau apa namanya adaptasi.
19:50Sehingga tetap masih diperbolehkan anak yang kuat sudah bisa masuk, mungkin yang belum masih bisa daring.
19:56Dan kita pantau selama tiga bulan apakah pada akhirnya nanti masuk ke fase tiga bulan sudah boleh di fase sekolah offline begitu.
20:06Baik Sani Budiantini, psikolog anak remaja dan keluarga, terima kasih sudah berbagi pandangan di Kompas Siang.
20:14Baik Sani Budiantini, psikolog anak remaja dan keluarga, terima kasih sudah berbagi pandangan di Kompas Siang.
Dianjurkan
1:38
|
Selanjutnya
3:33
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
1:22
0:55
7:12
3:43
1:30