Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
Selamat datang di Channel Cerita Cinta.
Channelnya cerita cinta romantis.
Jangan lupa like komen dan subscribe. Terima kasih

#CeritaCinta #CeritaCintaRomantis #suamikudilamarjandakaya #DearMantanIstriku #CeritaJanda #ceritabersambung #novelromantis #fizzonovel #hinovel #goodnovel #wattpad #bakisah #karyakarsa #innovel #novelterbaru #novelaudio #suamikupresdirbadboy #suamikupresdir #rumahtangga #cerbungterpopuler #cerbungromantis #lovestory #ceritakehidupan #kisahnyata #ceritadewsa
Transkrip
00:00Rosalia, ibuku, seorang wanita karir yang tak kena lelah, telah berusia hampir 60 tahun saat itu.
00:15Sementara ayahku, Suherman, seorang pensiunan jeneral tertinggi yang gagah, 67 tahun.
00:23Aku, Rahmat, anak semata wayang mereka, tumbuh dalam gelimangan materi.
00:31Semua keinginanku terpenuhi, kecuali satu, kasih sayang seorang ibu.
00:39Rosalia terlalu sibuk dengan kerajaan bisnisnya, sehingga waktu untukku terasa sangat minim.
00:46Aku menghabiskan masa kecil dan remajaku dengan perasaan hampa dibalik kemewahan.
00:53Ayahku, dengan segala kebanggaan militeristiknya, juga tak pandai menunjukkan kehangatan.
01:02Usia 19 tahun, saat aku sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah, sebuah kabar buruk mengguncang duniaku.
01:10Ibuku meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat saat perjalanan bisnis ke luar negeri.
01:17Rasanya duniaku runtuh.
01:20Kehilangan itu begitu menyesakan.
01:23Meskipun aku jarang merasakan kehangatan darinya, dia tetap ibuku.
01:30Tiga tahun berlalu, kesedihan perlahan berganti dengan kekosongan.
01:36Ayahku, yang kini semakin tua dan rapuh, memutuskan untuk menikah lagi.
01:41Bukan karena hasrat, katanya, melainkan demi ada yang merawatnya di masa senja.
01:49Mengurus makanannya, kesehatannya, dan tentu saja mengisi kekosongan yang ditinggalkan ibuku.
01:57Bahkan kekosongan dalam diriku.
02:00Rahmat, ini Tante Maya, kata ayah suatu sore memperkenalkan seorang wanita muda yang begitu memesona.
02:10Maya, usianya sekitar tiga puluhan.
02:15Wajahnya cantik mirip artis Ayu Tingting dengan senyum ramah yang langsung menyejukkan hatiku.
02:21Dia akan menjadi ibumu sekarang.
02:25Aku awalnya canggung, namun kebaikan Maya begitu tulus.
02:30Ia berbeda dengan ibuku.
02:32Maya memiliki kelembutan dan perhatian yang selama ini aku rindukan.
02:38Perlahan, kekosongan di hatiku mulai terisi.
02:41Maya sering menyiapkan makanan kesukaanku, menemaniku belajar, dan mendengarkan keluh kesahku.
02:48Kedekatanku dengannya tumbuh begitu cepat, seperti menemukan kembali sosok ibu yang hilang.
02:56Terkadang aku tak segan memeluknya atau merengek manja seperti anak kecil.
03:01Maya hanya tersenyum dan membalas pelukanku dengan hangat.
03:06Kamu ini sudah besar, Rahmat, ujarnya sambil mengacak rambutku suatu kali, tapi tetap saja manja.
03:13Aku tertawa, kan ibu tiri pengganti ibu kandung, bu, jadi boleh dong manja.
03:21Maya hanya tersenyum tipis, sorot matanya mengandung sesuatu yang sulit kuartikan.
03:28Hari berganti minggu, kedekatan itu semakin dalam, melampaui batas anak dan ibu tiri.
03:35Ada rasa aneh yang mulai tumbuh, rasa yang seharusnya tidak ada.
03:41Suatu malam, hujan turun dengan deras, disusul mati lampu.
03:46Ayah sudah terlelap, pula setelah seharian memancing di laut bersama teman-temannya.
03:52Aku dan Maya duduk berdua di ruang TV.
03:55Hanya ditemani cahaya lilin yang berkelap-kelip dan suara guntur yang menggelegar di luar.
04:01Tiba-tiba sebuah petir menyambar sangat dekat, membuatku terlonjak kaget.
04:07Refleks, tanganku meraih Maya.
04:10Maya juga kaget, atau mungkin memang sengaja, memeluku erat.
04:16Jantung kami berdua berdegup kencang, bergemuruh.
04:20Dalam kegelapan dan keheningan yang mencekam, hanya ada debaran jantung kami yang berbicara.
04:27Aroma tubuh Maya begitu memabukan.
04:29Aku menatap matanya yang memantulkan cahaya lilin.
04:34Ada keraguan, namun juga hasrat yang sama kuatnya.
04:39Perlahan bibirku mendekat ke arahnya.
04:43Tanganku mulai bergerak, menyentuh pinggangnya.
04:47Maya tak bereaksi.
04:49Ia hanya menatapku dengan napas tertahan.
04:52Saat bibir kami hampir bersentuhan, ia berbisik liri.
04:57Hampir tak terdengar.
04:58Jangan nak, nanti ibu hamil.
05:02Kata-kata itu menyentakku.
05:04Aku terdiam, menarik diri.
05:08Ada kekecewaan yang menusuk, namun juga rasa bersalah.
05:13Kami berdua hanya terdiam.
05:15Kecanggungan meliputi kami.
05:18Beberapa hari setelah itu, suasana di rumah terasa dingin.
05:22Kami menjaga jarak, menghindari tatapan mata satu sama lain.
05:28Aku berusaha keras melupakan malam itu.
05:31Namun bayangan Maya, sentuhannya dan bisikannya terus menghantuiku.
05:38Namun takdir seolah ingin mempermainkan kami.
05:41Suatu sore aku pulang kuliah dan langsung kebelet buang air kecil.
05:46Aku segera menuju kamar mandi.
05:48Pintu kamar mandi sedikit terbuka.
05:51Tanpa berpikir panjang, aku mendorongnya.
05:54Maya jerit kaget.
05:56Ia sedang mandi.
05:57Aku terpatu melihatnya.
05:59Hasrat yang selama iniku pendam kembali membunca.
06:02Aku segera memeluknya.
06:04Tak peduli dengan air yang membasahi pakaianku.
06:08Maya terkejut.
06:09Namun tak menolak.
06:11Ia membiarkan pelukanku.
06:13Napasnya tersengal-sengal.
06:15Tunggu nak.
06:16Maya menghentikan pelukanku.
06:19Kamu ke apotek dulu.
06:20Belikan ibu pil KB.
06:22Mendingar itu aku terdiam sejenak.
06:25Namun dalam hati aku tahu maksudnya.
06:28Aku mengangguk, mengiakan.
06:29Ada gejolak aneh di dadaku.
06:32Perpaduan rasa gembira, cemas, dan tak percaya.
06:38Malam itu setelah ayah berangkat memancing di laut,
06:41kebiasaan yang bisa menghabiskan waktu sampai tiga hari, tiga malam,
06:46kami kembali duduk berdua.
06:48Kali ini percakapan kami lebih intens,
06:51lebih jujur, lebih terbuka.
06:54Aku menceritakan betapa kesepiannya aku selama ini.
06:57Betapa aku merindukan perhatian seorang ibu.
07:01Maya mendengarkan dengan seksama.
07:04Matanya berkaca-kaca.
07:06Ibu juga kesepian rahmat.
07:08Bisiknya suara parau.
07:10Ayahmu, dia baik.
07:12Tapi dia tidak pernah menyentuhku sejak kami menikah.
07:16Aku juga merindukan kehangatan.
07:19Kami saling menatap,
07:20memahami kerinduan masing-masing.
07:23Tanpa kata, kami beranjak ke kamar.
07:25Di sanalah, dalam keheningan malam,
07:29kami memadu kasih,
07:31mendaki puncak kenikmatan yang selama ini terlarang.
07:35Maya membalas setiap sentuhanku dengan gairah yang sama,
07:39seolah semua kerinduan dan hasrat yang terpendam selama ini
07:42akhirnya menemukan jalannya.
07:45Hari-hariku setelah malam itu berubah ceria.
07:49Setiap kali ayah tidak ada,
07:51kami akan menghabiskan waktu berdua.
07:53Tenggelam dalam pelukan dan gairah.
07:56Terkadang kami sengaja berlibur berdua ke tempat yang jauh,
08:00dengan alasan aku ingin refreshing dan Maya menemaniku.
08:04Di sanalah kami melepas rindu,
08:06jauh dari mata yang menghakimi.
08:09Aku bahkan sering meminta Maya datang ke kampus
08:12dengan dalih ada undangan acara,
08:14padahal kami akan pergi ke hotel atau villa,
08:17lagi-lagi untuk memadu rindu.
08:19Ibu, nanti siang bisa ikut ke kampus,
08:23tanyaku suatu pagi tersenyum jahil.
08:26Maya membalas senyumku, matanya berbinar.
08:29Acara apa, nak?
08:31Ibu sudah lama tidak datang ke kampusmu.
08:34Acara penting,
08:35tapi setelah itu kita bisa mampir ke tempat yang lebih menyenangkan,
08:40bisiku sambil mengedipkan mata.
08:43Maya tertawa pelan.
08:44Dasar kamu ini?
08:46Baiklah, tapi jangan sangkai ketahuan ayahmu ya.
08:51Di sanalah, dalam kokohnya dinding hotel,
08:54kami memadu kasih,
08:56mendaki puncak kenikmatan yang sudah tak terhitung berapa kali melakukannya.
09:01Maya membalas setiap sentuhanku dengan gairah yang membara.
09:05Seakan kami pasangan yang paling bahagia.
09:08Tak ada lagi canggung kalau sudah berada di ranjang.
09:10Gairah kami membarah hingga semua gaya sudah terbiasa dan makin menikmati.
09:17Delapan tahun berlalu,
09:19hubungan terlarang kami tetap menjadi rahasia.
09:23Ayah sama sekali tidak menaruh kecurigaan.
09:26Mungkin karena cintanya pada Maya begitu besar.
09:29Atau mungkin karena ia terlalu percaya pada kami berdua.
09:33Aku pun tumbuh dewasa,
09:35semakin matang dan mulai memikirkan masa depan.
09:38Rasa bersalah kadang-kadang menyelinap,
09:41menghantuiku.
09:42Aku tahu ini salah,
09:44namun aku tak sanggup menghentikannya.
09:47Aku mencintai Maya,
09:48bukan sebagai ibu tiri,
09:50melainkan sebagai seorang wanita.
09:54Hingga suatu saat,
09:55aku harus meneruskan kuliah ke luar negeri,
09:58di Australia.
09:59Ini adalah kesempatan bagiku
10:01untuk mengakhiri hubungan terlarang ini,
10:03untuk mencari kehidupan baru
10:05dan menemukan wanita yang bisa menjadi pendamping hidupku secara sah.
10:10Berat hati,
10:10aku menyampaikan niapku pada Maya.
10:13Ia tampak sedih,
10:14namun berusaha tegar.
10:16Kamu harus pergi, Rahmat,
10:18katanya suaranya bergetar.
10:20Ini demi masa depanmu.
10:22Ibu akan baik-baik saja di sini.
10:25Di Australia,
10:26aku memulai hidup baru.
10:27Kehidupan di sana yang bebas
10:29membuatku cepat beradaptasi.
10:31Aku bertemu dengan seorang gadis bule Sarah
10:34yang cantik dan ceria.
10:36Kami menjalin hubungan,
10:38sering memadu kasih,
10:39dan berakhir diranjang.
10:41Aku berusaha keras melupakan Maya,
10:43melupakan semua yang pernah terjadi di antara kami.
10:47Namun,
10:48bayangan Maya,
10:49sentuhannya,
10:50dan tatapan matanya
10:51seringkali muncul di benakku,
10:54terutama saat aku bersama Sarah.
10:56Aku sadar hatiku masih terikat padanya.
11:00Dua tahun berlalu,
11:01sebuah kabar buruk lagi kembali datang.
11:04Ayah sakit.
11:06Mungkin karena faktor usia,
11:08kesehatannya menurun drastis.
11:10Aku segera pulang,
11:11meninggalkan kuliahku sementara waktu
11:13dan melanjutkan kuliah jarak jauh.
11:16Maya menyambutku dengan antusias.
11:18Matanya berbinar.
11:20Ada kerinduan yang sangat
11:21dalam terpancar di wajahnya.
11:24Aku segera memeluknya.
11:26Awalnya aku bertekad
11:27untuk menjaga jarak.
11:29untuk mengakhiri hubungan terlarang ini.
11:32Aku sudah dewasa,
11:33sudah punya pacar,
11:35dan aku ingin hidup normal.
11:37Namun,
11:38kebosanan di rumah,
11:40kesepian yang kembali melanda
11:41saat Sarah sibuk dengan kuliahnya,
11:44dan tatapan penuh kerinduan dari Maya
11:46membuat tekadku runtuh.
11:49Setiap hari bertemu dengannya,
11:51menjaga jarak terasa mustahil.
11:53Suatu malam saat ayah terlelap,
11:57kami kembali berdua di ruang tengah.
12:00Maya menatapku dengan sorat mata
12:02yang sama seperti delapan tahun lalu.
12:06Nak,
12:07ibu merindukanmu,
12:09bisiknya.
12:10Aku kesepian semenjak kamu pergi.
12:14Ibu berharap kamu tetap di sini bersama ibu.
12:16Suara itu,
12:19tatapan itu,
12:21kerinduan itu,
12:23membuatku tak berdaya.
12:25Aku memeluknya erat,
12:27mencium keningnya.
12:29Semua janji yang kubuat
12:30untuk diriku sendiri,
12:32hancur berantakan.
12:35Kami kembali dalam pelukan terlarang itu,
12:38seolah waktu tidak pernah berlalu,
12:41seolah tidak ada jarak
12:43yang pernah memisahkan kami.
12:45Kembali kami memadu kasih,
12:49mendaki puncak kenikmatan
12:50untuk pertama kalinya
12:51setelah berpisah selama dua tahun.
12:55Sensasinya berbeda,
12:57makin membara dan bergairah.
13:00Mungkin karena kami sudah lama
13:01tak melakukannya.
13:03Ibu tiriku makin pandai
13:05dan makin lihai.
13:07Ia sangat menikmatinya.
13:09Kerinduan yang selama ini terpendam,
13:12seakan ia tumpahkan habis malam itu.
13:14Sudah tidak terhitung
13:16berapa kali melakukannya.
13:19Maya membalas setiap sentuhanku
13:21dengan gairah yang membarah.
13:23Kami seakan pasangan
13:24yang paling bahagia.
13:27Disanalah aku menyadari.
13:30Cinta ini,
13:32meskipun terlarang,
13:34terlalu kuat untuk diakhiri.
13:35Aku terjebak dalam pusaran
13:38hasrat dan kerinduan.
13:41Bersama Ibu tiriku.
13:43Terima kasih sudah mengikuti
13:44sampai akhir kisah nyata
13:46cerita kehidupan ini.
13:48Nantikan kisah nyata berikutnya.
13:50Jangan lupa like
13:51untuk mensupport channel ini.
13:53Terima kasih.
13:54Sampai jumpa di video selanjutnya.
13:56Sampai jumpa di video selanjutnya.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan

9:53
Selanjutnya
1:54:33