Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
Selamat datang di Channel Cerita Cinta.
Channelnya cerita cinta romantis.
Jangan lupa like komen dan subscribe. Terima kasih

#CeritaCinta #CeritaCintaRomantis #suamikudilamarjandakaya #DearMantanIstriku #CeritaJanda #ceritabersambung #novelromantis #fizzonovel #hinovel #goodnovel #wattpad #bakisah #karyakarsa #innovel #novelterbaru #novelaudio #suamikupresdirbadboy #suamikupresdir #rumahtangga #cerbungterpopuler #cerbungromantis
Transkrip
00:00Di sebuah kota metropolitan yang sibuk, namun dengan rumah-rumah yang masih menyimpan kehangatan keluarga,
00:12tersembunyi sebuah kisah yang menggantung antara bisikan hati dan gemuruh badai.
00:18Roy, 61 tahun, adalah seorang pria dengan aura wibawa seorang eksekutif pensiunan,
00:24namun kesepian yang mendalam menyelimuti hatinya sejak kepergian sang istri tercinta tiga tahun silam.
00:32Rumah megah mereka terasa hampa tanpa kehadiran tawa dan kehangatan wanita yang mendampinginya puluhan tahun.
00:39Putranya, Mulyono, 26 tahun, adalah seorang pria ambisius dan pekerja keras.
00:46Ia memegang kendali penul atas perusahaan rintisan teknologi yang sedang melejit, menuntut seluruh fokus dan energinya.
00:54Tiga tahun yang lalu, Mulyono menikahi Amanda, 25 tahun, seorang wanita dengan kecantikan yang memukau,
01:02sering disamakan dengan aktris Raisa, dengan senyumnya yang menawan, dan sorot mata yang penuh misteri.
01:09Pernikahan mereka, yang awalnya dipenuhi janji-janji manis, perlahan berubah menjadi rutinitas hambar.
01:16Mereka belum dikaruniai keturunan, sebuah fakta yang seringkali menjadi bisikan halus di antara keheningan rumah tangga mereka,
01:24menambah tekanan tak terlihat pada Amanda.
01:27Amanda, dalam kesendiriannya, sering merasa kosong dan terabaikan.
01:33Malam-malam yang panjang dihabiskan dengan menatap langit-langit kamar,
01:37merenungi setiap inci tembok yang membatasi dirinya dari dunia luar dan dari suaminya sendiri.
01:42Hasratnya, baik emosional untuk didengarkan, dimengerti, maupun fisik untuk dicintai sependuhnya,
01:50seolah tak tersalurkan.
01:52Mulyano, dengan segala kesibukannya, sering pulang larut malam, lelah dan langsung jatuh terlelap.
01:59Kata-kata, selamat malam sayang, seringkali diucapkan dengan terburu-buru,
02:05tanpa ada jeda untuk menatap mata Amanda, tanpa sentuhan yang menghangatkan jiwa.
02:10Apakah ini yang namanya cinta setelah menikah?
02:14Bisiknya pada diri sendiri, seringkali dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata,
02:19membasahi bantalnya.
02:21Kerinduan yang menggerogoti hati Amanda semakin memuncak setiap hari,
02:25menciptakan jurang antara dirinya dan Mulyano.
02:28Roy, sang ayah mertua, adalah satu-satunya teman bicara Amanda di rumah yang luas itu.
02:35Ia adalah figur yang hadir mengisi kekosongan yang ditinggalkan Mulyano.
02:39Mulyano, mereka sering menghabiskan waktu bersama,
02:42di ruang keluarga yang hangat, di taman belakang yang rindang,
02:46atau di teras yang menghadap matahari terbenam.
02:49Roy, dengan kebijaksanaannya yang matang dan pengalaman hidup yang kaya,
02:54seringkali memberikan nasihat yang menenangkan hati Amanda.
02:58Ia melihat kesedihan yang tersembunyi di balik senyuman nantunya,
03:02merasakan hampa yang serupa di dalam dirinya,
03:05sejak kepergian istrinya.
03:06Kedekatan mereka dimulai dengan hal-hal kecil.
03:10Roy sering memuji masakan Amanda,
03:12mengajaknya berbicara tentang buku-buku yang ia baca,
03:16atau sekedar menemaninya menonton film di ruang keluarga.
03:20Amanda, kau tidak hanya cantik,
03:22tapi juga sangat berbakat.
03:24Puji Roy suatu sore,
03:26setelah Amanda menyelesaikan lukisan bunga.
03:29Wajah Amanda merona,
03:30sebuah pujian tulus yang jarang ia dengar dari Mulyano.
03:34Suatu sore yang sendu,
03:36ketika Mulyano sedang dalam perjalanan bisnis ke luar kota,
03:40Amanda dan Roy duduk di teras belakang.
03:43Senja mulai melukis langit dengan warna-warni jingga yang melankolis.
03:47Sebuah topik tentang kesendirian dan kerinduan muncul dalam percakapan mereka,
03:52mengalir begitu saja dari hati ke hati.
03:54Saya sering merasa sendirian ya,
03:57kata Amanda lirih,
03:59menatap jauh ke Cakrawala.
04:01Mulyano sibuk sekali.
04:03Saya mengerti,
04:03tapi kadang saya merasa,
04:05ia berhenti,
04:07mencari kata-kata yang tepat.
04:09Roy mengangguk perlahan,
04:10tatapannya lembut.
04:12Aku mengerti perasaan Muna.
04:14Kesendirian itu seperti hantu,
04:16mengendap-ngendap dan merenggut kebahagiaan.
04:19Aku juga merasakannya sejak ibumu tiada.
04:21Ada kehandingan sejenak hanya suara angin yang berdesir pelan di antara pepohonan.
04:27Lalu, Roy meraih tangan Amanda yang bertumpu di sandaran kursi.
04:32Sentuhan itu lembut,
04:34namun memancarkan kehangatan yang telah lama dirindukan Amanda.
04:38Kau cantik, Amanda.
04:40Terlalu cantik untuk merasa kesepian.
04:43Bisik Roy, suaranya sedikit serat.
04:45Kata-kata itu,
04:47diucapkan dengan nada yang tulus dan penuh pengertian,
04:50menyentuh hati Amanda yang rapuh dan halus akan perhatian.
04:54Ia menatap mata Roy.
04:56Dan di sana,
04:57ia melihat kerinduan yang sama.
05:00Sebuah kesepian yang tersembunyi dibalik wibawa pria tua itu.
05:04Sebuah sentuhan tangan yang hangat dan penuh pengertian.
05:07Sebuah momen yang menciptakan celah,
05:09membuka pintu menuju sesuatu yang seharusnya tidak pernah ada.
05:13Ikatan emosional yang dalam mulai terbentuk,
05:16pelan tapi pasti.
05:18Sejak hari itu,
05:20kedekatan mereka berubah.
05:22Pandangan mata yang lebih dalam,
05:24sentuhan yang lebih sering dan bisikan yang lebih intim.
05:27Mereka mulai mencari celah,
05:29momen-momen saat Mulyono tidak ada,
05:31untuk menghabiskan waktu berdua.
05:34Bukan lagi sekedar percakapan biasa,
05:36tetapi juga berbagi kehangatan dan keintiman yang mereka berdua rindukan.
05:41Roy, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku.
05:45Bisik Amanda suatu malam setelah mereka menghabiskan waktu berdua di ruang keluarga,
05:50berbagi sebotol anggar merah.
05:52Roy hanya tersenyum,
05:54mengelus rabut Amanda dengan lembut.
05:57Keintiman emosional ini dengan cepat berkembang menjadi keintiman fisik.
06:01Amanda yang merasa diabaikan oleh suaminya,
06:04menemukan pelabuhan emosional dan fisik pada Roy.
06:07Roy, yang telah lama kehilangan sentuhan kasih sayang seorang wanita,
06:12menemukan kembali semangat hidup dan kehangatan dalam diri Amanda.
06:17Cinta terlarang ini,
06:18sepertinya lapi di padang kering,
06:20tumbuh dengan cepat dan membakar sanubari mereka,
06:24menepis segala batasan moral dan etika.
06:27Setiap Mulyono pergi bekerja,
06:28rumah itu seolah menjadi saksi bisu dari pertemuan rahasia mereka.
06:32Tempat di mana rindu yang tak tersalurkan menemukan jalannya,
06:37mendaki ke puncak kenikmatan.
06:39Seringkali saat Mulyono pergi bekerja,
06:42mereka akan menghabiskan waktu berdua,
06:45berbagi kehangatan yang mendalam,
06:47menikmati setiap momen yang mereka curi dari dunia.
06:50Beberapa bulan kemudian,
06:52sebuah kabar mengejutkan datang,
06:54Amanda hamil.
06:55Mulyono sangat bahagia,
06:57mengira itu adalah buah cinta mereka yang telah lama dinanti.
07:01Kita akan punya bayi sayang,
07:02akhirnya seru Mulyono memeluk Amanda erat.
07:06Namun,
07:07bagi Amanda dan Roy,
07:09kabar itu membawa serta badai kegelisahan,
07:12sebuah bom waktu yang siap meledak.
07:14Rasa bersalah menghantui Amanda.
07:17Setiap melihat senyum bahagia Mulyono,
07:20hatinya seperti tercapik,
07:21konflik batin melanda dirinya.
07:23Roy juga dilanda kebingungan yang mendalam.
07:27Ia adalah ayah bertua,
07:28seorang yang seharusnya menjaga kehormatan keluarganya.
07:31Namun,
07:32ia telah terjerumus dalam sebuah hubungan yang tabu.
07:35Malam-malamnya dihabiskan dengan merenung,
07:38memikirkan konsekuensi dari perbuatan mereka.
07:41Bagaimana ini akan berakhir?
07:43Bisiknya dalam hati,
07:45dilanda ketakutan yang mencekam.
07:47Beban di hati Amanda terlalu berat untuk ditanggung sendirian.
07:51Dengan keberanian yang terkumpul,
07:53setelah berminggu-minggu dilanda insomnia dan kegelisahan,
07:57ia memutuskan untuk berbicara kepada Mulyono.
08:00Apapun yang terjadi,
08:02ia akan menerima.
08:04Suatu malam,
08:04Mulyono baru pulang dari kantor.
08:06Tampak lelah,
08:07namun masih bersemangat menceritakan pencapaiannya hari itu.
08:11Amanda menunggunya di luang keluarga.
08:14Mulyono,
08:15ada yang harus aku ceritakan.
08:17Ucap Amanda suaranya bergetar.
08:20Lebih dari sekedar bisikan.
08:22Mulyono yang sedang asik bermain dengan anjing peliharaannya,
08:25menghentikan aktivitasnya dan menatap Amanda.
08:28Ada apa, sayang?
08:30Kau terlihat sangat pucat.
08:32Apa kau sakit?
08:33Amanda menarik nafos dalam-dalam.
08:36Dadanya terasa sesak.
08:38Ini tentang kehamilan ini dan...
08:40Ayah.
08:42Wajah Mulyono langsung berubah.
08:44Dari senyum cerah,
08:45raut kelewahan menjadi kerutan dahi penuh tanya,
08:48lalu kekhawatiran,
08:50dan akhirnya,
08:51kilatan mengarah.
08:53Ia mendekati Amanda menatapnya tajam.
08:55Apa maksudmu, Amanda?
08:57Jangan bermain-main.
08:59Amanda mulai cerita,
09:01satu persatu dengan air mata yang mulai mengalir.
09:04Setiap kata yang keluar dari bibirnya adalah
09:06tusukan pisau bagi Mulyono.
09:09Ia menceritakan kesepiannya,
09:11Mulyono yang sibuk,
09:13kedekatannya dengan Roy
09:14hingga hubungan terlarang yang terjalin.
09:17Saat Amanda selesai,
09:19Mulyono terbang.
09:20Wajahnya membeku.
09:22Kekecewaan,
09:24amarah,
09:24dan pengkhianatan melintas di wajahnya
09:27bagi badai yang dahsyat.
09:29Tidak mungkin!
09:30Bisik Mulyono tercekak.
09:32Lalu ia berteriak.
09:33Apa?
09:35Kau?
09:36Dengan ayahku?
09:37Suaranya memenuhi seluruh ruangan.
09:39Menggetarkan dinding.
09:41Anjing peliharaan mereka pun meringkuk ketakutan.
09:45Roy yang mendengar keributan itu keluar dari kamarnya.
09:48Ia melihat Mulyono yang berdiri di hadapan Amanda.
09:51Matanya memerah karena amarah dan air mata.
09:54Ada apa ini?
09:56Tanya Roy pura-pura tidak tahu.
09:58Ayah!
09:59Raung Mulyono menunjuk Amanda dengan jari gemetar.
10:03Katakan padanya, ayah.
10:05Katakan padanya galau ini semua tidak benar.
10:08Amanda hanya bisa menunduk,
10:09menangis terseduh-seduh.
10:11Roy yang melihat kondisi putranya yang hancur,
10:14akhirnya tidak bisa menyangka lagi.
10:16Ia menundukkan kepala,
10:18mengakui kesalahan dan kehilafan mereka.
10:21Maafkan kami, nak.
10:23Bisik Roy.
10:23Suaranya penuh penyesalan.
10:25Sebuah pertengkaran hebat pun tak terhindarkan.
10:29Mulyono berteriak, marah kepada Amanda,
10:32dan kemudian kepada Roy, ayahnya sendiri.
10:35Drama keluarga yang telah lama terpendam,
10:37kini meledak di permukaan.
10:39Bagaimana mungkin kalian melakukan ini padaku?
10:42Ayah, kau adalah panutanku.
10:46Amanda, kau adalah istriku.
10:48Raung Mulyono.
10:50Air mata membanjiri pipinya,
10:52hatinya hancur berkeping-keping.
10:54Ia mengebrak meja,
10:55memecahkan bunga.
10:57Suasana menjadi sangat dramatis dan menegangkan.
10:59Dalam kemarahannya yang membabi buta,
11:02Mulyono sempat berpikir untuk menceraikan Amanda.
11:05Untuk membuang semua yang telah terjadi.
11:08Ia ingin melarikan diri dari kenyataan pahit ini.
11:12Namun setelah beberapa waktu merenung,
11:14berminggu-minggu mengunci diri di kamar,
11:16menolak berbicara dengan siapapun,
11:19ia perlahan menyadari bahwa kesalahan
11:20tidak sepenuhnya ada pada Amanda.
11:23Ia juga telah abai dalam memberikan nafkah batin kepada istrinya,
11:27terlalu sibuk mengejar ambisi duniawi.
11:30Ia teringat akan senyum Amanda yang dulu ceria,
11:33kini sering terlihat murung.
11:35Ia teringat akan malam-malam ia pulang terlambat,
11:38meninggalkan Amanda sendirian.
11:41Dengan hati yang lapang,
11:43yang perlahan-lahan mulai menerima,
11:45demi keutuhan keluarga dan nama baik yang telah lama ia jaga,
11:49akhirnya Mulyono membuat keputusan yang sulit.
11:52Ia menerima semuanya.
11:54Ia memaafkan ayah dan istrinya.
11:57Ia berjanji akan merawat dan membesarkan anak itu nanti seperti biasa.
12:03Bagaimanapun juga, bayi itu tidak bersalah.
12:07Sebuah keputusan yang luar biasa dewasa,
12:10menunjukkan kedalaman hatinya yang mulia,
12:13meski diiringi rasa sakit yang teramat sangat.
12:16Aku memaafkan kalian,
12:21kata Mulyono suatu malam,
12:23suaranya pelan namun tegelas.
12:26Tapi aku butuh waktu.
12:28Aku butuh ruang.
12:31Aku butuh waktu untuk menenangkan diri,
12:34untuk menyembuhkan luka ini,
12:37kata Mulyono suatu pagi,
12:38saat ia mengapak kopernya.
12:41Aku akan pergi berlibur ke tempat yang jauh,
12:45di mana aku bisa melupakan amarah dan kekejewaan ini.
12:49Ia memutuskan untuk pergi ke luar negeri,
12:52sebuah perjalanan tanpa batas waktu,
12:55mencari ketenangan,
12:56dan mungkin untuk melampiaskan hasrat dan kekecewaan terhadap istri dan ayahnya,
13:02mencari pelarian dari rasa sakit yang begitu mendalam.
13:04Selama Mulyono berlibur,
13:09rumah itu kembali sunyi.
13:11Namun kesunyian itu tidak diisi oleh kehampaan,
13:14melainkan oleh kebersamaan Amanda dan Roy.
13:17Mereka menjalani hari-hari seolah-olah tidak ada yang terjadi.
13:21Ditinggalkan oleh Mulyono,
13:23Amanda kembali mencari kenyamanan pada Roy.
13:26Hubungan terlarang yang sempat membuat mereka dihantui rasa bersalah,
13:30kini kembali terjalin.
13:31Mungkin karena rasa kesepian yang mendalam,
13:33atau karena rasa bersalah yang telah dimaafkan,
13:37atau justru karena perasaan yang memang telah tumbuh di antara mereka.
13:42Rumah itu kembali menjadi saksi bisu hubungan terlarang mereka.
13:46Mereka seolah tidak ada terjadi apa-apa,
13:48menikmati indahnya surga dunia yang mereka ciptakan sendiri,
13:52seolah mereka adalah sepasang suami istri yang sah.
13:56Ketegangan dan rahasia kembali menyelimuti rumah itu,
13:59namun kali ini dengan lapisan kelegaan karena Mulyono telah memaafkan.
14:05Amanda dan Roy sering menghabiskan malam di ruang keluarga,
14:09berpelukan di sofa, berbagi cerita dan tawa.
14:12Mereka menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan mereka,
14:16sebuah kebahagiaan yang paradoks, terlarang namun nyata.
14:20Roy, dengan segala perhatiannya,
14:22membuat Amanda merasa dicintai dan diinginkan,
14:26sesuatu yang telah lama ia rindukan.
14:28Momen romantis yang mereka ciptakan selalu diwarnai dengan bisikan-bisikan mesra
14:32dan tatapan mata penuh hasrat.
14:36Kau adalah duniaku sekarang, Amanda.
14:39Bisik Roy suatu malam, membelai rambut Amanda yang tergerai.
14:44Dan kau adalah surga duniaku, ya.
14:47Balas Amanda, bersandar nyaman di dada Roy.
14:51Hari berganti, bulan berlalu.
14:53Akhirnya, Amanda melahirkan bayi, perempuan yang cantik,
14:57diberi nama Bunga.
14:59Tangisan pertama Bunga mengisi rumah itu dengan melodi baru,
15:02membawa serta harapan dan juga bayang-bayang masa lalu.
15:06Mulyono kembali dari liburannya,
15:08tampak lebih tenang,
15:10namun dengan sorot mata yang masih menyimpan luka.
15:13Mereka semua hidup bersama membesarkan Bunga.
15:15Mulyono berusaha keras untuk menjadi ayah yang baik bagi Bunga,
15:19anak yang ia terima dengan lapang dada.
15:22Ia menghujani Bunga dengan kasih sayang,
15:24mencoba melupakan asal-usul kelahirannya.
15:27Ada kegetiran yang mendalam di hati Mulyono,
15:30mengingat semua apa yang terjadi.
15:33Namun, ia mencoba berdamai dengan kenyataan.
15:36Namun, di balik fasad keluarga yang tampak harmonis,
15:40hubungan telarang antara mertua dan menantu itu masih terjadi.
15:43Sesekali.
15:44Seringkali Amanda yang memulai,
15:47mencari kehangatan pada Roy.
15:49Karena Roy lah yang bisa memberikan kehangatan emosional dan fisik yang ia rindukan,
15:54sementara Mulyono masih sibuk dengan pekerjaannya,
15:56meskipun ia telah berusaha untuk memperbaiki diri.
16:00Hubungan mereka adalah sebuah rahasia yang disimpan rapat-rapat,
16:03sebuah bayangan yang mengikuti kebahagiaan keluarga mereka.
16:07Kisah mereka berlanjut,
16:09sebuah benang kusut antara cinta,
16:11pengorbanan,
16:12pengampunan,
16:13dan godaan yang tidak pernah benar-benar padam.
16:16Sebuah cinta segitiga yang rumit,
16:18di mana batas-batas moral menjadi kabur,
16:21dan hati yang terluka mencari kebahagiaan dalam pelukan terlarang.
16:25Sebuah drama kehidupan yang terus berputar dalam diam.
16:28Terima kasih telah menonton!
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan

9:53
Selanjutnya
1:54:33