00:00Ini Kapolri sudah mengungkap sosok terduga pelaku, merupakan salah satu siswa di SMA Negeri 72 Jakarta berusia 17 tahun.
00:06Meski santer motif terduga pelaku melakukan aksinya karena korban buli, polisi bilang masih mendalami motif lainnya.
00:15Kita bahas bersama analis teroris sekaligus guru besar Universitas Bayangkara, Profesor Hermawan Sulisti atau Prof. Kiki dan juga Ketua KPI Ibu Margaret Aliatul Maimunah.
00:24Prof. Kiki dan Ibu Margaret, selamat petang.
00:28Selamat petang.
00:29Selamat petang, Mas.
00:30Baik, saya ingin ke Prof. Kiki dulu, Prof. bahwa Kapolri menyebut sudah meidentifikasi pelaku ini adalah siswa SMA Negeri 72 Jakarta.
00:38Motif sedang didalami, apakah betul pelaku merupakan korban buli ataupun terpapar-papam radikalisme?
00:45Bagaimana Anda memaknai hal ini?
00:49Pertama, ini bisa cepat ya polisi karena ada HP yang begitu ditangani polisi,
00:57olah TKP-nya, HP-nya dibuka, itu dari HP itu ketahuan bahwa dia dibully.
01:04Yang kedua, konteks TKP-nya sangat memungkinkan untuk bekerja cepat.
01:11Bekerja cepat, bekerja cepat, gitu.
01:13Yang ketiga, kategori seperti ini, kalau belum ada bukti bahwa dia di dalam satu jaringan yang lebih luas,
01:24itu bisa dibilang lone wolf.
01:28Kalau lone wolf, anjing yang sendirian, istilah terorismenya itu lone wolf,
01:38itu kasusnya lebih pada psikologi, lingkungan setempat, gitu.
01:45Dan senjata mainan yang dipakai juga tidak membuktikan ada jaringan yang lebih luas.
01:52Di satu senjata itu tertulis Agarta, misalnya,
01:56Agarta belum ada data tentang jaringan teroris,
02:02apalagi internasional meskipun namanya itu nama internasional.
02:07Jadi, lebih fokus kerja polisi.
02:10Oke, tapi kalau dilihat dari ledakannya, daya ledaknya, Prof. Giki,
02:16apakah ini termasuk low explosive atau high explosive?
02:21Kalau pengalaman saya, ya tidak, itu low explosive ya.
02:27Tetapi istilah low explosive ini bisa menyesatkan.
02:32Kenapa low explosive atau high explosive itu bukan dilihat dari daya rusaknya, gitu ya.
02:39Nah, jadi bukan semata-mata dari daya rusaknya.
02:43Antara batas low explosive dan high explosive ini bukan dari bahannya,
02:49tetapi dari batas kerusakan yang ditimbulkan.
02:53Nah, kalau low explosive ya, dia lebih gampang cari bahannya.
02:59Mercon keras pun, itu disebut low explosive.
03:02Oke, apakah ini kemudian akan ada mungkin keterlibatan pihak lain itu kita akan bahas nanti,
03:09tapi saya ingin ke Bu Margaret dulu.
03:11Ibu, apakah KPAI memiliki informasi, apakah betul ada motif bully atau mungkin terpapar radikalisme
03:18sehingga pelaku yang notabene-nya adalah siswa SMA N72 ini melakukan aksinya?
03:22Terima kasih, Mas.
03:27Kalau untuk kaitannya dengan apakah terduga pelaku ini adalah korban bully,
03:32dari hasil komunikasi saya dengan penyidikan di kepolisian,
03:38itu memang belum ada kepastian terkait dengan situasi dan kondisi tersebut.
03:43Meskipun memang ada dugaan ke sana,
03:49tapi dari penyidikan yang ada, belum ada yang kepastian ke sana.
03:55Jadi mungkin belum bisa juga disimpulkan seperti itu.
03:58Tetapi kalau dari sisi, ada pengaruh konten-konten negatif terhadap anak,
04:04terutama konten-konten yang berkaitan dengan kekerasan.
04:07Kan kemarin dari bukti adanya senjata, meskipun senjata mainan,
04:13tetapi kan ada beberapa simbol-simbol yang mengarah pada kasus-kasus
04:19atau peristiwa-peristiwa yang bermuatan kekerasan.
04:23Misalnya dia juga menuliskan ada peristiwa tahun 2019
04:26yang pengeboman juga di masjid di luar negeri, misalkan salah satunya.
04:31Ya ini kami menduga bahwa yang bersangkutan itu memang terpapar
04:38beberapa konten-konten yang bermuatan kekerasan.
04:41Oke, kita akan dalami apakah betul KPI sudah mewawancarai orang tua
04:45ataupun orang terdekat dari terduga pelaku.
04:49Kita akan bahas bersama.
04:50Usai Jeddah, tetaplah bersama kami di Kompas Petang.
04:52Kita lanjutkan dialog di Kompas Petang, Bu Margaret.
05:05Ibu, bahwa sebelumnya sudah menjunggu ya, Bu ya,
05:08terduga pelaku yang saat ini masih dirawat di rumah sakit.
05:12Apakah KPI sudah mewawancarai, Bu?
05:14Orang-orang dekat dari terduga pelaku, mungkin saja orang tua
05:18ataupun mungkin bahkan guru?
05:22Bu Margaret, bahwa sebelumnya KPI sudah menjunggu, Bu ya,
05:39terduga pelaku di rumah sakit yang saat ini masih dirawat.
05:42Apakah KPI sudah mewawancarai mungkin saja orang tua
05:45dari terduga pelaku ataupun guru dari SMA N72 Jakarta?
05:49Iya, Mas. Tadi saya mempersama dengan,
05:53mempersama Eka Polri ya,
05:54untuk melakukan visit ke rumah sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
05:59Kami melakukan visit ke beberapa anak.
06:02Jadi kalau di rumah sakit Islam Cempaka Putih,
06:05hari ini masih ada 14 anak yang dirawat di sana.
06:09dari 14 itu, 12 dilakukan operasi dan sudah selesai.
06:17Yang 2 masih di HCU dan yang 10 bisa di visit.
06:21Kemudian yang 2 luka bakar yang di ruangan steril begitu.
06:26Nah, kami tadi kan masih memastikan bagaimana kondisi fisik anak-anak
06:31pasca operasi.
06:32Jadi kami sempat bertemu dengan beberapa orang tua,
06:35tetapi dari anak terduga pelaku,
06:38tadi tidak bertemu dengan orang tua.
06:40Kemudian sempat melakukan beberapa komunikasi,
06:43tapi hanya sekedar komunikasi untuk menanyakan kondisi fisik anak-anak.
06:48Belum sampai pada pendalaman tentang beberapa informasi yang dibutuhkan.
06:53Oke, saya ingin ke Prof. Kiki bahwa betul yang ditemukan adalah senjata mainan, Prof.
06:57Tapi ada tulisan yang cukup menarik,
06:59ada nama teroris di sana,
07:00termasuk juga ada makna gerakan ekstrim sayap kanan
07:03yang kemudian tertulis di senjata mainan itu.
07:06Apakah bisa diduga pelaku ini mungkin saja ada yang mementori
07:11pada saat melakukan aksinya, Prof. Kiki?
07:14Ya, bisa iya, bisa tidak.
07:16Kenapa?
07:17Biasanya kalau anak-anak muda,
07:19seperti itu, generasi muda seperti itu,
07:23dia baca-baca terinspirasi kisah-kisah yang bagi mereka heroik.
07:29Ada dari tahun 98 sampai hari ini,
07:33minimal ada 14 kasus di dunia ini
07:38yang melibatkan school shootings,
07:42penembakan-penembakan di sekolah.
07:45Dengan yang paling dahsyat ya,
07:47terutama di Amerika, di Columbine High School,
07:50di Colorado, itu kekurahnya 56.
07:55Nah, kisah-kisah seperti itu bisa memberi inspirasi
08:01tentang keberanian, tentang perjuangan,
08:03tentang jihad kalau dia punya nuansa agama.
08:09Nah, kalau tidak, itu hanya inspirasi.
08:12Dan ini banyak terjadi.
08:16Dan jangan salah,
08:18tafsir terhadap situasi seperti itu bisa jadi tidak.
08:23Contoh, nih,
08:25anarko.
08:26Anarko dicapulisi sebagai jaringan teroris,
08:31ini apa, jaringan anarkisme.
08:32Saya tahu persis mulainya itu tidak itu ya anak-anak
08:37seperti main-main terinspirasi,
08:40anak-anak mahasiswa ya,
08:41terinspirasi kisah-kisah keberanian untuk ngebom segala macam,
08:46lalu dinarasikan,
08:52diangkat dalam konteks budaya kekerasan
08:57anak-anak yang keberanian.
08:59Di belakangnya itu ada keberanian kayak begitu, gitu.
09:03Nah, jadi,
09:04kalau seperti itu,
09:06itu sebetulnya tidak sulit untuk menelusuri jejaknya.
09:10Agar ta, itu,
09:12apa,
09:14nama fiktif yang menjadi
09:16ikon di dalam
09:19tindak kekerasan
09:22remaja,
09:24anak-anak.
09:24Kalau di luar negeri,
09:26hampir seluruhnya kasus yang melibatkan
09:28anak-anak ini terkait dengan sekolah,
09:31dengan kasus sekolah.
09:33Oleh karena itu disebut
09:35school shooting,
09:37penembakan di sekolah.
09:39Nah, di Indonesia,
09:40itu bisa umum,
09:42dan setahu saya,
09:45yang agak
09:46dasyat seperti sekarang ini,
09:50yang terjadi ini,
09:51ini masih sangat jarang di Indonesia.
09:53Bukan berarti tidak ada, gitu.
09:55Kalau ancaman bom,
09:59beberapa kali kan pernah terjadian di
10:02sekolah elit di Jakarta,
10:05kayak begitu.
10:06Nah,
10:07anak-anak seperti ini,
10:09kalau terpapar,
10:11bukan hanya ideologinya,
10:13tetapi juga,
10:15apa,
10:17kemampuan untuk merakit,
10:18atau mendapatkan
10:20handak bahan peledak itu,
10:23yang jauh lebih penting bagi saya.
10:25Artinya, menurut Anda,
10:26apa yang kemudian membuat,
10:28terduga pelaku ini,
10:29bisa membuat bahan peledak,
10:30bahkan mengakses
10:31alat-alat yang kemudian
10:33dapat digunakan
10:34untuk meledakan sesuatu?
10:35Heroisme dalam versi mereka,
10:39lalu mereka mencari,
10:41cari-cari di internet,
10:43kalau dia bukan
10:44dari jaringan
10:46yang sudah mapan.
10:48Misalnya,
10:48kalau jaringan
10:49teroris,
10:52gitu,
10:52yang muda-muda,
10:53yang masih sekolah,
10:55masih kuliah,
10:56kayak gitu,
10:57kontak antar mereka itu,
10:59memungkinkan untuk
11:00menguasai
11:01teknik-teknik
11:02membuat bom
11:03seperti itu,
11:04gitu,
11:05kalau
11:05yang agak lebih rumit,
11:08misalnya,
11:09misalnya,
11:12apa,
11:13low explosive
11:14dari black powder,
11:18karena mencari bahannya
11:19sekarang lebih sulit.
11:21Kalau beli bahan
11:22lebih dari 1 kilo,
11:23itu sudah harus dilaporkan
11:25ke polisi
11:25oleh penjual
11:26bahan peledak itu.
11:30Tetapi,
11:31kalau dia tipenya
11:32srepnel,
11:33ngambil dari
11:34mercon saja,
11:35mercon gede,
11:36diambil
11:37itu bubuknya,
11:40dibuat,
11:41itu dikasih,
11:42dikasih paku,
11:43itu bom juga,
11:44mematikan juga,
11:45seperti di
11:46kasus
11:47bom tamrin.
11:49Nah,
11:50Kak,
11:51ini belum ditemukan
11:52paku segala macam
11:53di SMA 72 ini,
11:55jadi ini bukan
11:56tipe srepnel,
11:57ini tipe
11:58tipe yang lain.
12:00Artinya saat ini
12:01apa yang harus dilakukan
12:02oleh polisi, Prof,
12:03untuk kemudian
12:03betul-betul
12:03mendeteksi apa yang
12:04sesungguhnya terjadi
12:05dan dilakukan oleh
12:06terduga pelaku?
12:08Mulai dari
12:09TKP,
12:10itu sudah dilakukan ya,
12:11jadi mulai dari
12:12TKP,
12:13lalu
12:14penyelidikan terhadap
12:16jenis
12:16bahan peledaknya
12:18ini apa.
12:19Oke.
12:19Kalau jenis
12:20bahan peledaknya
12:21itu mercon yang
12:23keras,
12:24yang besar,
12:24yang ini,
12:26dikasih paku enggak?
12:27Rasanya tidak,
12:28karena korban-korban ini
12:29tidak ada yang
12:30kena paku.
12:31Berarti bukan
12:32srepnel.
12:33Kalau bukan srepnel,
12:34itu dari mana?
12:35Lalu ditelusuri
12:36ke situ,
12:37bagian dari
12:38jaringan atau bukan?
12:39Oke.
12:39Kalau bukan,
12:40lone wolf,
12:41gampang,
12:42tinggal psikolog
12:44yang nangani.
12:45Oke, baik.
12:45Artinya TKP
12:46dan jenis
12:46bahan peledak ini
12:47harus dideteksi oleh
12:48polisi.
12:48saya ingin ke Bu Margaret.
12:50Bu Margaret,
12:51apakah ketika nanti
12:52terduga pelaku
12:53kondisinya sudah membaik,
12:55apa yang kemudian
12:55akan dilakukan oleh
12:56KPAI dalam
12:57mendalami peristiwa ini?
13:00Yang pasti kan
13:01kalau sudah dipastikan
13:03kondisi fisik
13:04anak-anak
13:05korban termasuk
13:06anak terduga pelaku
13:07tentukan berikutnya
13:08adalah pendampingan
13:09psikologis yang
13:10tidak boleh ditinggalkan ya.
13:12Karena pasti
13:13anak-anak ini
13:13dalam kondisi trauma.
13:14Dan juga kami
13:15menyampaikan bahwa
13:16yang membutuhkan
13:17pendampingan psikologis
13:18tidak hanya
13:1996 anak
13:20yang sudah
13:21mengakses
13:22pelayanan medis
13:24tapi juga
13:24anak-anak yang ada di sekolah
13:26yang menyaksikan
13:27pada saat
13:28terjadi ledakan itu
13:29juga sangat penting
13:30untuk dilakukan
13:30pendampingan psikologis.
13:32Karena pasti juga
13:33anak-anak yang
13:34meskipun tidak
13:35mengalami luka
13:36tapi mereka juga
13:37pasti mengalami
13:38trauma
13:38sehingga butuh
13:39pendampingan psikologis.
13:41Dan kemudian
13:42mohon izin Prof
13:44tadi pada saat
13:45berkunjung
13:46temukan ada
13:47salah satu
13:48ada
13:48anak yang
13:49kena paku Prof
13:50di kakinya.
13:52Satu paku
13:53satu paku
13:53atau beberapa paku Bu?
13:55Kayaknya satu sih
13:56tadi saya melihat.
13:57Ya meskipun
13:58diambil
13:58saya dilihatin fotonya.
14:00Tapi saya
14:01tidak mengerti
14:01yang lainnya
14:02apakah juga
14:02ada yang mengalami
14:03hal yang sama gitu.
14:05Oke
14:05dan ini
14:05semoga bisa menjadi
14:06temuan baru
14:07dan menjadi
14:08jejak lanjutan
14:09untuk polisi
14:10agar dapat
14:10mengungkap
14:11kasus ini.
14:12Terima kasih Prof Kiki
14:13dan juga Bu Margaret
14:14telah bergabung
14:15di Kompas Petang.