Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepolisian hingga kini masih menyelidiki ledakan yang terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jumat (7/11/2025) kemarin.

Meski kondisi terduga pelaku membaik, polisi belum bisa menggali keterangan untuk mendalami motif ledakan.

Selain itu, polisi juga menyelidiki apakah terduga pelaku terpapar paham tertentu.

Menurut seorang penjaga kantin di SMAN 72, terduga pelaku dikenal sebagai sosok yang pendiam dan serius.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia meminta satuan pendidikan memperketat sistem keamanan dan pengawasan. Tak hanya mengawasi perilaku anak di dunia nyata, tetapi juga aktivitas di dunia maya.

Sebanyak 29 orang hingga kini masih mendapat perawatan di rumah sakit. Tak cuma luka fisik, penanganan terhadap psikis korban juga perlu jadi perhatian.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memastikan pendampingan dalam pemulihan psikologis korban.

Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading terjadi Jumat kemarin, saat ibadah salat Jumat berlangsung.

Ledakan terdengar beberapa kali dan menyebabkan lebih dari 90 orang, yang kebanyakan siswa, terluka.

Sekolah seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Lalu bagaimana memastikan agar lingkungan pendidikan tak terjamah teror, termasuk aksi perundungan yang diduga jadi pemicu aksi ledakan di SMAN 72 kemarin?

Kita bahas bersama Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, dan juga psikolog anak, remaja, dan keluarga, Sani Budiantini Hermawan.

Baca Juga Penyelidikan Kasus Ledakan SMAN 72, Polisi Periksa Serbuk Peledak dan Sosmed Terduga Pelaku di https://www.kompas.tv/regional/629110/penyelidikan-kasus-ledakan-sman-72-polisi-periksa-serbuk-peledak-dan-sosmed-terduga-pelaku

#ledakansman72 #sman72jakarta #bullying #ledakan

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/629111/full-dpr-dan-psikolog-anak-bicara-dugaan-motif-pelaku-ledakan-sman-72-bullying-pemicunya
Transkrip
00:00Kepolisian hingga kini masih menyelidiki ledakan yang terjadi di ISMAN 72 Kelapa Gading Jumat kemarin.
00:10Meski kondisi terduga pelaku membaik, polisi belum bisa menggali keterangan untuk mendalami motif ledakan.
00:16Selain itu, polisi juga menyelidiki apakah terduga pelaku terpapar paham tertentu.
00:21Itu juga menjadi bagian yang kita dalami apakah dia ikut paham tertentu, apakah terpapar oleh suatu konten
00:39ataukah mungkin juga hal-hal yang membuat dia tertarik dan juga kaitannya dengan apa yang menjadi alasan untuk melakukan itu,
00:52itu semuanya sedang kita dalami.
00:54Menurut seorang penjaga kantin di ISMAN 72, terduga pelaku dikenalnya sebagai sosok yang pendiam dan serius.
01:02Pendiam, pendiam. Kalau pesan makanan serius banget, bisa enggak anggap banyak.
01:08Banyak itu cuma, Pak pesan mie ayam.
01:11Banyak ini ya, Pak?
01:12Iya, kadang-kadang ya, kadang-kadang berdua. Pak pesan nasi, gitu.
01:18Komisi Perlindungan Anak Indonesia meminta Satuan Pendidikan memperketat sistem keamanan dan pengawasan.
01:25Tak hanya mengawasi perilaku anak di dunia nyata, tetapi juga aktivitas dunia maya.
01:29Karena dari hasil pengawasan, ternyata ada dugaan bahwa ada pengaruh konten di media sosial.
01:42Saya kira ini juga perlu menjadi atensi, terutama kepada Komdiji ya.
01:46Mungkin butuh ada upaya sistem perlindungan yang lebih ketat lagi terkait dengan konten-konten negatif, apapun itu.
01:54Atensi kepada seluruh orang tua, ternyata upaya pengawasan kepada anak juga tidak boleh hanya terkait dengan aktivitas di dunia nyatanya,
02:05tetapi juga aktivitas anak-anak saat berada atau sedang berada di dunia maya atau di dunia cyber.
02:1329 orang hingga kini masih mendapat perawatan di rumah sakit.
02:18Tak cuma luka fisik, penanganan terhadap psikis korban juga perlu jadi perhatian.
02:22Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memastikan pendampingan dalam pemulihan psikologis korban.
02:29Oh iya, iya. Dinas P3ADKI dan kami sudah berkoordinasi, yang paling penting adalah trauma healing.
02:36Kami dipasti membekas sekali untuk anak-anak sehingga perlu ada pendampingan khususnya secara psikologis.
02:46Ledakan di SMA N72 Kelapa Gading terjadi Jumat kemarin saat ibadah sholat Jumat berlangsung.
02:52Ledakan terdengar beberapa kali dan menyebabkan lebih dari 90 orang yang kebanyakan siswa terluka.
02:58Sekolah harusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar dan bersosialisasi terutama.
03:13Lalu bagaimana memastikan agar lingkungan pendidikan ini tidak terjamah teror,
03:18termasuk aksi perundungan yang diduga jadi pemicu aksi ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta kemarin.
03:24Kami akan diskusikan bersama para narasumber, bergabung saat ini Wakil Ketua Komisi 10 DPR RI dari fraksi PKB,
03:30lalu Hadrian Irvani, dan bergabung juga bersama kami psikolog anak remaja dan keluarga Sani Budiantinya.
03:36Assalamualaikum semuanya, selamat malam dengan Tifal di sini.
03:40Waalaikumsalam, selamat malam Mas Tifal.
03:42Terima kasih semua sudah bergabung bersama kami kali ini.
03:45Sampai Kapolri sudah bilang terduga pelaku ini, Pak Lalu adalah siswa di sekolah itu.
03:51Sampai perbuatannya sedemikian, Anda punya analisis sendiri, kenapa bisa sebrutal ini?
04:00Ya pertama tentu kami di Komisi 10 sangat prihatin atas tragedi SMA 72 Jakarta yang terjadi Jumat lalu.
04:09Kami tidak pernah menduga di saat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
04:16mengeluarkan dan meluncurkan berbagai macam program untuk mencegah atau upaya-upaya preventif dilakukan
04:24dalam rangka tidak terjadinya kekerasan di sekolah, baik kekerasan fisik maupun kekerasan perbal.
04:32Informasi yang kami dapat bahwa terduga pelaku, terduga pelaku saya sampaikan karena memang
04:38sampai dengan saat ini polisi masih melakukan penyelidikan.
04:43Ya tentu kami menunggu, kita semua harus menunggu hasil penyelidikan resmi dari pihak aparat kepolisian.
04:51Nah kalaupun itu terjadi maka ini sungguh sangat kami sayangkan.
04:56Nah seperti yang saya sampaikan di awal bahwa hari-hari ini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
05:01sedang meluncurkan berbagai macam program untuk mencegah terjadinya kekerasan di sekolah,
05:09di satuan pendidikan mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA.
05:13Tapi lagi-lagi kita dikejutkan dengan tragedi SMA 72 ini,
05:18ini membuktikan bahwa sosialisasi itu belum masih dilakukan.
05:23Pencegahan ini ternyata di lapangan juga belum memberikan dampak yang positif.
05:30Preventif yang dilakukan juga belum berbuah hasil, sehingga kita masih kecolongan.
05:34Termasuk juga, sorry saya potong Pak, termasuk juga yang mengkhawatirkan setelah ada kejadian ini,
05:39ada yang masih meragukan apakah sekolah betul-betul jadi tempat aman buat anak-anak,
05:45terutama buat para pelajar di situ yang harusnya jadi zona aman?
05:49Jadi saya wajar saja melihat bahwa orang beranggapan seperti itu,
05:55karena memang terjadi, hari ini masih terjadi.
05:57Walaupun ada Permendik Butristek nomor 46 tahun 2023 tentang pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah,
06:05itu aturan sudah ada.
06:07Kemudian ditambah lagi kegiatan-kegiatan atau program-program yang diluncurkan oleh Kemdik Dasmen
06:13tentang pencegahan kekerasan atau kenakalan siswa-siswi yang ada di satuan pendidikan juga sudah ada.
06:19Program yang diluncurkan seperti tujuh jurus BK hebat,
06:22guru-guru kita dibekali jurus, ada tujuh jurus untuk mengantisipasi,
06:27kondisi-kondisi kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah kita.
06:31Namun, kenyataannya sampai dengan hari ini masih saja terus berulang.
06:35Ini artinya ada yang salah.
06:37Nah, oleh sebab itu mari kita semua, para pemangku pendidikan,
06:43turut serta ayo kita rembuk bareng-bareng bagaimana mencari solusi terbaik
06:47agar hal ini tidak terjadi.
06:49Kemdik Dasmen, Komdiji, KPAI, DPR, pemerintah daerah, sekolah, bahkan orang tua.
06:57Sebagai penanggung jawab utama, mari kita sama-sama cari solusi.
07:02Mari kita jaga anak-anak kita agar hal-hal seperti ini tidak terulang kembali.
07:07Tapi pendekatan secara psikologisnya, Mbak Sani, sampai seorang siswa,
07:14profilnya dia adalah kelas tingkat akhir, siswa kelas 12,
07:18melakukan tindakan peledakan di lingkungan sekolah,
07:21apa pemicunya? Walaupun kemudian kita tetap harus menunggu apa penjelasan polisi ya.
07:25Tapi sampai seorang pelajar bertindak sedemikian, bisa pemicunya datang dari mana itu, Mbak?
07:31Ya, pertama-tama saya mau mengatakan bahwa kalau kita berbicara mengenai anak, siswa,
07:39mari kita hati-hati.
07:41Karena terduga pelaku anak juga merupakan korban dari sistem.
07:46Kita tidak bisa menyalahkan anak sebagai pelaku,
07:50tapi adalah korban dari sistem yang mungkin saja belum terwujud dengan baik.
07:55Konteks sistem ini sistem apa, Mbak?
07:58Iya.
07:59Konteks sistem ini adalah termasuk bagaimana anak ini diperlakukan di sekolah.
08:04Bisa dengan teman di lingkungannya, kemudian apa yang terjadi sebenarnya.
08:11Karena sebenarnya anak itu ketika dia bersekolah,
08:15dia akan berbagai macam faktor yang terlibat di dalamnya.
08:19Misalnya saja adalah pemantauan dari guru-guru,
08:22kemudian tempat-tempat aman di sekolah,
08:24sehingga sistem yang mungkin belum berjalan dengan baik,
08:28membuat anak ini menjadi korban perundungan.
08:30Nah, kita tahu ketika anak menjadi korban perundungan,
08:34ini bisa saja terjadi luapan emosi yang terpendam di dalamnya,
08:38yang dia tidak bisa mungkin ungkapkan.
08:40Makanya saya tadi bilang,
08:42sistem sekolah juga harus membuat anak ini tempat aman untuk berdialog.
08:47Apa yang dirasa?
08:48Apa yang terjadi sama dia?
08:50Jangan sampai anak ini membendam sesuatu,
08:52meluapkan amarahnya terhadap justru konten-konten yang tidak benar.
08:57Dan amarah itu menurut Anda datang dari mana?
09:00Ya tadi, karena ketika seorang anak merasa tertekan,
09:05merasa menjadi korban bully oleh teman-temannya,
09:07dia tidak bisa menyalurkan,
09:09maka dia akan mencari cara lain.
09:11Salah satunya adalah melampiaskan misalnya ke dalam konten-konten yang sifatnya agresif,
09:16penyerangan, peledakan tadi.
09:18Kalau kita lihat, di situ dari yang saya dapat informasi,
09:23anak ini juga mungkin saja memiliki role model yang salah.
09:27Misalnya, role model orang yang pernah meledakan masjid,
09:31misalnya waktu itu di Selendia Baru, gitu ya.
09:34Nah, ini kan kita lihat bahwa penyaluran emosi anak ini mungkin ke arah yang keliru, begitu.
09:40Makanya agresifitas muncul itu melalui peledakan.
09:43Mata-mata juga bisa saja karena kejengkelan anak yang tidak tersalurkan,
09:48yang tidak terbendung,
09:49yang kemudian dia tidak tahu caranya bagaimana menyalurkan emosi amarahnya.
09:53Karena tadi, bisa saja karena sistem dirasa tidak bisa melindungi kesejahteraan dirinya.
10:00Oke, tadi Mbak Sani sudah menyinggung ada dugaan bullying di situ.
10:05Lalu, maka muncul pertanyaannya begini.
10:08Masalah bullying yang tadi sempat disinggung Mbak Sani,
10:10ini kan sebetulnya hal yang sudah bukan rahasia lagi lah,
10:14ibaratnya kalau terjadi di lingkungan sekolah.
10:16Tapi sampai tindakannya, kalaupun betul itu terjadi,
10:20akhirnya terjadi seperti yang terjadi di SMA Negeri 72,
10:23berarti ada yang salah dengan lingkungan sekolah kalau begitu?
10:27Ya, saya sepakat dengan yang disampaikan oleh Mbak Sani tadi,
10:30bahwa sekolah ini harus menjadi tempat yang aman,
10:35tempat yang nyaman untuk melakukan proses belajar-mengajar.
10:38Tidak boleh ada kekerasan, tidak boleh ada perundungan,
10:42tidak boleh ada bullying dan lain sebagainya.
10:44Karena korban bullying ini memunculkan trauma yang luar biasa.
10:48Secara psikologis itu tentu tidak baik bagi peserta didik kita atau siswa-siswi kita.
10:54Nah, oleh sebab itu, langkah-langkah yang mungkin bisa dilakukan tentu adalah,
10:58pertama dari sisi pemerintah,
10:59pemerintah harus masif melalui Kementerian Perlindikan Dasar dan Menengah
11:03untuk melaksanakan langkah-langkah preventif.
11:07Pastikan betul bahwa permendikbud itu betul-betul dilaksanakan di sekolah.
11:12Nah, kemudian banyak juga aturan-aturan atau program-program yang hari ini
11:18sudah diluncurkan oleh Kementerian Perlindikan Dasar dan Menengah oleh Pak Prof. Mukti,
11:22pastikan bahwa program-program tersudup betul-betul tepat sasaran,
11:27betul-betul dilaksanakan oleh seluruh keluarga besar sekolah.
11:30Dan yang terpenting adalah pendidikan karakter.
11:32Kita tahu bahwa bangsa kita ini mengedepankan etika, moral, sopan santun, dan sebagainya.
11:39Dengan terpaan arus informasi dan kemajuan teknologi yang begitu pesat hari ini,
11:46nilai-nilai etika, nilai-nilai moral, nilai-nilai adab yang masuk ke dalam pendidikan karakter,
11:50itu harus dikedepankan.
11:52Dan kami hari ini di DPR RI sedang melaksanakan repisi Undang-Undang 20 tahun 2003
11:58tentang sistem pendidikan nasional.
12:01Di dalam repisi tersebut, salah satu yang menjadi concern kami adalah
12:04tindakan kekerasan di sekolah tidak dibenarkan.
12:08Oleh sebab itu pendidikan karakter menjadi keharusan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kita.
12:13Kalaupun betul kemudian ini gara-gara perundungan,
12:18karena ini sudah mencuat lagi dugaan itu, Pak, terlepas bahwa itu masih akan jadi tugas polisi
12:22menyelidiki itu semua sampai kita menunggu terduga pelaku sembuh
12:25karena masih dirawat di rumah sakit.
12:29Muncul pertanyaan lagi begini, karena kan yang soal bullying semacam itu
12:33selalu selesai dengan jalur kekeluargaan dalam tanda kutip beres,
12:37yaudah salaman, yaudah minta maaf, gitu.
12:39Tapi kalau sudah terlihat kasus seperti ini, berarti kalau minta maaf saja sudah tidak cukup,
12:43dong kalau gitu?
12:45Ya, jadi tentu harus ada aturan yang jelas hari ini.
12:51Kemudian sanksi dan sebagainya.
12:53Lagi-lagi saya membenarkan yang disampaikan oleh Mbak Sani,
12:56bahwa ketika berbicara anak, ketika berbicara siswa atau siswi,
13:00ini kita harus betul-betul hati-hati.
13:03Harus jelas langkah-langkah yang kita lakukan termasuk sanksi-sanksi yang akan diberikan.
13:07Memang tidak mudah, karena situasinya lagi-lagi bahwa ini di lingkungan sekolah,
13:13lingkungan yang harusnya merupakan lingkungan yang aman, lingkungan yang nyaman,
13:18dan jauh dari segala bentuk dan tindakan kekerasan.
13:21Tetapi saya berharap dengan kejadian-kejadian yang terus berulang ini,
13:26mari kita semua, aparatur pemerintah, kementerian, pemerintah daerah,
13:31harus bekerjasama.
13:32Lintas kementerian ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
13:37Nah, harus ada lintas kementerian, KPAI, KomDigi, dan sebagainya.
13:41Ini kita harus kerjasama untuk agar tindakan-tindakan yang terjadi saat ini tidak terulang kembali.
13:49Di seluruh satuan pendidikan.
13:50Yang kita lihat juga profilnya sejauh ini dari tim liputan kami, Mbak Sani,
13:56terduga pelaku ini dikenal warga sekitarnya, sosoknya tertutup.
14:00Tidak pernah sosialisasi dengan warga.
14:02Disebutkan dia tinggal bersama ayahnya di salah satu kamar,
14:05di rumah majikan tempat ayahnya bekerja di area komplek itu.
14:09Menurut Anda faktor eksternal atau faktor keluarganya ini juga ikut memberi sumbang si akhirnya?
14:16Terduga pelaku bertindak sedemikian?
14:17Kita jawab, nanti kita akan bahas setelah jadah berikut ini.
14:29Sebelum melanjutkan diskusi, kami ajak Anda untuk mengikuti informasi berikut.
14:32Kapolri Jenderalistio Sigit Prabowo siang tadi menyebut,
14:36penyelidik sudah atau saat ini tengah mengumpulkan bukti pendukung
14:39seperti tulisan, catatan, dan media sosial terduga pelaku yang merupakan salah satu siswa SMA Negeri 72 Kelapa Gading.
14:46Mereka, atau sementara ketika ditanya apakah perundungan menjadi motif terduga pelaku,
14:51Kapolri bilang hal itu masuk sebagai bagian pendalaman pengungkapan motif.
14:55Ditemukan beberapa bukti pendukung yang tentunya ingin serang kita kumpulkan,
15:07ada tulisan, kemudian ada barang bukti serbuk yang diperkirakan bisa menimbulkan potensi terjadinya ledakan,
15:22cadatan-cadatan lain kita kumpulkan, termasuk juga kita melakukan pemeriksaan terdapat media sosial,
15:38lingkungan keluarga untuk mengumpulkan.
15:40Itu juga menjadi bagian yang kita dalami, apakah dia ikut paham tertentu,
15:49apakah terpapar oleh suatu konten,
15:56ataukah mungkin juga hal-hal yang membuat dia tertarik dan juga kaitannya dengan apa yang menjadi alasan untuk melakukan itu,
16:10itu semuanya sedang kita dalami.
16:11Merujuk dari pernyataan Kapolri ini Mbak Sani,
16:15ditambah ada fakta bahwa sang anak dikenal tertutup,
16:20tidak berbaur dengan lingkungan sekitar,
16:22dan ia bersama sang ayah tinggal di rumah majikan tempat ayahnya bekerja.
16:26Ini kan berarti ada pertanyaan baru soal pengawasan dari orang tua di lingkungan terdekat si anak ini,
16:31sebagai terduga pelaku ini.
16:33Apa catatan Anda?
16:33Ya, saya percaya apa yang anak rasakan,
16:38keputusan yang dia buat itu berasal dari dua faktor.
16:41Faktor pertama adalah memang kecenderungan karakter anak.
16:45Tentunya anak yang bersifat lebih introvert tertutup,
16:48itu akan jauh lebih sulit terbuka ketimbang anak yang sifatnya extrovert.
16:53Ditambah mungkin tadi ada support system yang kurang kondusif,
16:57seperti mungkin ayah yang sibuk, ayah yang kurang pemantauan, kurangnya dialog.
17:01Jadi menurut saya, apa yang terjadi ini merupakan dua kombinasi.
17:06Kalau kita lihat, perlakuan peledakan ini,
17:11ini bisa banyak sekali menimbulkan arti.
17:14Bisa saja adalah pesan bahwa saya tidak suka dengan perlakuan.
17:18Bisa saja begitu.
17:19Kedua, membuat sebenarnya orang-orang di sekitarnya menjadi terluka,
17:24karena dia merasa juga terluka misalnya.
17:26Ketiga, bisa juga dia adalah berontak atau komplain dengan sistem sekolah.
17:30Dan termasuk kedugaan mengikuti paham tertentu.
17:36Karena sifatnya kalau korban, itu bisa menimbulkan banyak sekali kondisi.
17:43Sampai misalnya self-harming, bunuh diri,
17:46termasuk sifatnya adalah agresif penyerangan terhadap orang lain
17:49akibat dari ketidakpuasan yang terjadi
17:52atau perundungan yang terjadi pada diri orang tersebut.
17:55Sehingga lingkungan terdekat harus PK apapun keadaan sang anak,
18:02plus pengawasan di media sosial.
18:03Karena kan tidak tertutup kemungkinan ada peran media sosial
18:05sampai akhirnya terduga pelaku melakukan tindakan sedemikian.
18:09Iya, betul sekali.
18:10Makanya sebenarnya media sosial ini kan kita tidak bisa bendung.
18:13Dan orang juga kita tidak bisa mengawasi 24 hours.
18:16Sehingga sebenarnya adalah masuknya pendidikan di sekolah dan di rumah itu penting.
18:23Terutama menurut saya adalah bagaimana sistem kenyamanan anak itu terwujud di sekolah.
18:28Mari kita juga galakkan teman-teman di sekitar yang tahu mungkin ada perundungan.
18:33Mari kita juga bantu untuk melaporkan ke sekolah.
18:36Di sini sering sekali saya menemukan kasus-kasus.
18:38Terjadi perundungan tapi banyak yang acuh, mengabaikan.
18:42Bahkan merasa itu bukan area saya atau bukan urusan saya.
18:46Sehingga tidak tercapai yang namanya guru atau sekolah bisa mengatasi situasi ini
18:52karena disembunyikan atau dengan sengaja teman-teman lain tidak mau melaporkan.
18:58Sehingga menjadi pelik dan fenomena gunung yang terlihat akan sangat sedikit
19:02dibanding di dalam yang terjadi lebih parah lagi.
19:06Saya ingat juga Pak Lalu bahwa sebetulnya pemerintah kan juga punya semangat
19:10mengatur akses media sosial untuk anak-anak ya.
19:13Kalau kemudian terjadi seperti ini dan muncul dugaan akses media sosial dan internet itu
19:20menjadi sumber terduga pelaku mencari inspirasi dalam tanda kutip sampai akhirnya melakukan tindakan seperti itu
19:26berarti ada lemah lagi nih aturannya.
19:28Ya, lagi-lagi saya mengatakan bahwa peran orang tua itu betul-betul harus maksimal.
19:37Bukan berarti bahwa pendidikan itu hanya merupakan peran guru di sekolah.
19:43Nah maka dari kejadian-kejadian yang terjadi ini kita harus betul-betul kerjasama.
19:49Orang tua, guru, dan seluruh pemangku kebijakan yang ada terutama di bidang pendidikan.
19:55Nah seperti tadi misalnya bahwa saya katakan di awal dengan derasnya arus informasi
20:01melalui perkembangan dan kemajuan teknologi
20:04maka siswa-siswi kita, anak-anak kita harus kita bekali dengan ahlak dan moral yang baik.
20:10Kita bekali dengan etika yang baik.
20:12Maka pengembangan pendidikan karakter itu menjadi suatu keharusan.
20:16Anak-anak kita oke berprestasinya hebat, tetapi ahlaknya juga harus hebat.
20:21Etikanya harus baik, sopan santunnya harus tetap terjaga.
20:25Nah oleh sebab itu saya berharap kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
20:29mari bangun komunikasi dengan KomDigi, bangun komunikasi dengan KPHI.
20:34Kami di DPR RI mengawasi program-program yang dilaksanakan
20:38kemudian memberikan masukan saran pendapat kepada kementerian-kementerian ini.
20:43Kementerian Dasmen tidak punya akses untuk membatasi
20:46apa namanya, media sosial-media sosial.
20:50Nah itu adalah wewenang dari KomDigi.
20:52Kementerian ini diperlukan agar nanti hal-hal seperti perundungan, bullying,
20:59kekerasan secara fisik maupun kekerasan secara verbal bisa kita atasi bersama.
21:04Sehingga kalau Anda menangkap konteks dari kasus yang terjadi kemarin itu, Pak Lalu,
21:09menurut Anda secara aturan yang ada sudah cukup
21:13dan tinggal pengawasan dan implementasi aturan saja yang perlu diperketat
21:18atau masih ada aturan lain, regulasi lain yang rasanya perlu diperkuat lagi deh?
21:23Belajar dari kasus ini.
21:25Iya, sebenarnya aturannya ini sudah bertumpuk-tumpuk, sudah banyak.
21:28Bahkan program-program preventif juga sudah sangat banyak sekali.
21:31Tinggal sekarang bagaimana pihak sekolah sangat serius untuk melakukan program-program
21:37dan melaksanakan aturan itu dengan baik.
21:40Siswa-siswi kita yang hari ini tahu terjadi perundungan,
21:43terbuka saja, segera laporkan kepada guru-guru yang ada di sekolah.
21:47Guru-guru juga harus betul-betul menerapkan aturan tersebut secara tegas
21:51agar siswa-siswi kita betul-betul disiplin.
21:55Datang ke sekolah bukan untuk melakukan tindakan kekerasan.
21:59Ke sekolah itu tujuannya adalah untuk memperoleh pendidikan
22:02dalam suasana yang aman, dalam suasana yang nyaman.
22:06Nah, oleh sebab itu, dengan kejadian-kejadian yang terus berulang ini,
22:10banyak kelemahan-kelemahan ternyata.
22:12Ya, salah satu contoh misalnya, aturan tersebut tidak ditegakkan.
22:16Aturan tersebut belum tersosialisasikan secara masif.
22:18Nah, inilah tugas kita bersama.
22:20Bukan hanya tugas Kemrik Dasmen, tugas kami juga di DPR RI
22:24untuk memastikan bahwa aturan-aturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah
22:28betul-betul dijalankan oleh pihak sekolah.
22:31Termasuk orang tua.
22:32Orang tua tidak boleh lepas tangan.
22:34Dan perlu diingat, Mas Tipal,
22:35bahwa perundungan ini tidak hanya dilakukan oleh siswa dan siswa.
22:40Tetapi juga di beberapa tempat kita temukan,
22:42justru perundungan itu dilakukan oleh guru terhadap siswanya.
22:47Dan beban moralnya juga sama efeknya ya, Pak?
22:49Beban moral dan efeknya sama.
22:52Makanya ini harus, ini PR berat kita semua ini.
22:54Bagaimana caranya agar kejadian ini tidak terulang kembali.
22:59Maka kalau menurut Anda, Mbak Sani,
23:01langkah paling konkret, ringan, dan rasanya ampuh
23:05yang harus dilakukan untuk memperbaiki sistem sekolah ini
23:08bisa betul-betul aman buat semua warganya.
23:11Entah itu peserta didik, guru, tenaga kependidikan,
23:14termasuk ada peran orang tua di situ,
23:16semuanya punya peran dan bisa apa nih masing-masing?
23:19Iya, sebenarnya pembekalan itu penting ya.
23:23Alat-alat termasuk pembekalan bagaimana guru
23:26menanggulangi masalah perundungan,
23:29kemudian sistem pemantauan,
23:31termasuk melibatkan teman-teman di sekolah itu juga diperlukan.
23:35Kerjasama dengan orang tua dan guru juga perlu ya,
23:39dengan adanya temu muka begitu,
23:42kemudian diceritakan apa yang terjadi.
23:44Nah, termasuk juga di sini adalah regulasi emosi.
23:46Kita tahu anak remaja itu sedang lagi memiliki hormon yang unstable.
23:52Dia mencari jati diri, dia mencari caranya bagaimana untuk eksis di kelompoknya,
23:58sehingga terkadang memunculkanlah pelaku perundungan begitu.
24:01Dan korbannya siapa?
24:02Dia temannya sendiri.
24:04Maka dari itu baiklah sekolah,
24:07orang tua memberikan wadah untuk menyalurkan aspirasi
24:11anak kita, siswa kita,
24:13supaya penyaluran energinya itu positif begitu,
24:17dan tidak menjadi salah arah.
24:19Nah, regulasi emosi ini juga termasuk salah satu yang dibekali.
24:23Misalnya anak-anak tahu bagaimana cara,
24:25misalnya tarik nafas dalam ketika mau marah,
24:28membuat jurnal,
24:30memiliki hobi dan sebagainya.
24:31Karena ketika regulasi emosi tidak tersalurkan dengan baik,
24:36maka negatiflah yang akan muncul perilakunya di permukaan.
24:40Tapi mungkinkah memperbaiki lingkungan sosial
24:42yang anggaplah kalau ternyata
24:44yang Anda singgung dugaan perundungan itu
24:47terjadi sudah membudaya dalam tanda kutip
24:51dan kayaknya kalau pendekatan secara lisan pun tidak mempan,
24:54gimana cara memperbaiki itu, Mbak?
24:56Iya, betul.
24:57Itu tadi kata Pak Lalu bilang ya,
24:59bahwa memang sekarang perundungan itu bukan hanya di sekolah,
25:01dimanapun, di kantor, guru dan anak, dan sebagainya.
25:05Justru sistem ini adalah tadi kan,
25:06kita biasanya ada pertama CCTV,
25:08kemudian tempat-tempat sepi itu juga diminimisir.
25:15Kemudian ada mungkin tadi guru yang keliling, dan sebagainya.
25:18Tapi termasuk di sini sebenarnya menurut saya pembekalan
25:20teman-teman di sekolahnya yang kita berdayakan juga.
25:23Jangan takut untuk membela korban,
25:25jangan takut untuk melaporkan.
25:27Kadang banyak sekali orang yang tidak mau melaporkan,
25:30walaupun tahu, karena takut juga dia kena sasaran korban.
25:33Jadi akhirnya sekolah itu menjadi premanisme kan,
25:36yang kuat, yang kasar, itulah yang menang.
25:40Termasuk juga orang tua,
25:41di sini juga harus diajarkan bagaimana parenting yang sehat.
25:45Orang tua perlu bertanya kepada anak,
25:48bukan anak hanya yang berinisiatif bicara,
25:51tapi orang tua juga harus ingin tahu
25:53apa yang terjadi, temannya siapa,
25:55apa yang kemudian dia rasakan happy atau nggak happy.
25:59Sehingga orang tua bisa mendeteksi sejak dini,
26:01sebelum terjadinya kasus perundungan seperti ini.
26:05Oke, Pak Lalu, kalau Anda melihat kasus ini,
26:08seberapa yakin Anda bahwa lingkungan itu akan berubah sepenuhnya?
26:12Bahwa sekolah ini bisa betul-betul nyaman buat anak-anak semuanya,
26:16tanpa terkecuali dengan segala dugaan yang beredar sekarang ini,
26:20semuanya bisa ditepis?
26:21Atau jangan-jangan ya butuh waktu lagi untuk memperbaiki ini semua?
26:24Saya memiliki keyakinan,
26:26kalau saja pendidikan karakter itu betul-betul dilaksanakan di sekolah.
26:31Hubungan emosional antara guru dengan siswa,
26:35ini harus betul-betul dibangun.
26:36Guru harus betul-betul menjadi contoh,
26:39menjadi role model bagi siswa-siswi kita yang ada di sekolah.
26:43Jangan sebaliknya.
26:44Nah, kadang-kadang kita masih menemukan bahwa guru menjadi role model
26:48untuk hal-hal di luar pendidikan.
26:51Dalam tanda kutip lah.
26:52Nah, oleh sebab itu, saya berharap kepada kita semua,
26:55para pemangku kebijakan hari ini di bidang pendidikan,
26:58mari kita sama-sama bangun aturan
27:01untuk betul-betul menjaga kondusivitas yang ada di sekolah.
27:06Untuk betul-betul kita jadikan sekolah ini sebagai wadah untuk mencari ilmu.
27:11Menjadikan sekolah ini sebagai tempat yang aman,
27:13tempat yang nyaman.
27:15Menjadikan sekolah sebagai wadah untuk mencetak generasi bangsa yang unggul.
27:20Bagaimana caranya?
27:21Tidak bisa dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Sendiri.
27:25Semua harus terlibat, termasuk orang tua.
27:29Kesadaran orang tua akan sangat membantu caranya pendidikan.
27:32Karena kita semua sebagai manusia adalah makhluk sosial,
27:36jadi semuanya punya peran di sini.
27:38Pak Lalu, Mbak Sani, terima kasih banyak sudah mau berdiskusi bersama kami.
27:41Saya selalu semuanya.
27:42Selamat malam.
27:43Terima kasih.
27:44Selamat malam.

Dianjurkan