00:00Tujuan daripada video tersebut itu adalah menciptakan sense of injustice, perasaan tidak adil bagi masyarakat.
00:07Nah jadi ya nih, begitu setelah ada perasaan tidak adil, ada yang kemudian hanya berhenti di perasaan saja,
00:12ada yang kemudian lari ke makanan dan makanannya lebih banyak misalnya,
00:16ada yang lalu kemudian ketika main bola lalu lebih, tapi juga yang kemudian lanjut kepada pelaku atau bertindakan kekerusuan.
00:23Siapa dia, apa kondisinya saya nggak tahu, tapi yang jelas bahwa ada saja di antara kita yang kemudian lalu setelah kita merasakan tidak adil,
00:31lalu tidak berhenti, tapi kemudian melanjutkan kepada tindakan kerusuan.
00:36Tadi kalau kita lihat salah satu ahli yang memberikan keterangan di depan MKD, Adrianus Meliala,
00:42kriminolog Universitas Indonesia, bahwa di hal yang juga harus dipotret adalah ada sense of injustice yang coba diamplifikasi di media sosial,
00:51baik itu ada yang dikatakan hoax di sana atau fitnah, dan juga ingin menggerakkan untuk terciptai kerusuan itu yang sama-sama kita tidak sepakati ya,
01:01karena apapun kekecewaan tidak boleh ada tindakan penjarahan yang dilakukan tentunya itu tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
01:09Nah tapi untuk menjawab tadi, harapan publik kan besar sekali Pak Suga, apa yang harus dilakukan, bagaimana mendudukan perkara ini?
01:16Ya, saya kira tadi sudah digarisbawahi bahwa kita perlu transparannya, termasuk kegiatan-kegiatan DPR yang itu semua masyarakat harus bisa lihat secara langsung
01:26atau dengan metode tertentu, bahwa tidak semua anggota DPR yang sebagaimana tadi dikeluhkan,
01:32katakalah yang istilahnya 3D atau datang, duduk, diam, dan duitkan gitu, yang jadi stigma kan selalu begitu.
01:40Ini tidak semuanya begitu, kami-kami yang melakukan kerja keras dan sebagaimana dalam rangka memenuhi tugas-tugas tadi,
01:48ada fungsi legislasi, ada fungsi budgeting, ada fungsi juga pengawasan, dan juga ada fungsi seperti tadi,
01:54karena kita juga menjadi wakil dari mana DAPIL itu dipilih dengan berbagai problem yang ada di DAPIL.
02:02Maka terkadang juga sebagai fungsi problem solving kita, mendamakan konflik-konflik,
02:09misalnya di kasus di kami ya, di Komisi 12, karena menyangkut tentang pertambangan,
02:12ada pertambangan ilegal, ada pertambangan tumpang tindih, dan sebagainya,
02:18ada bahkan misalnya dalam konsep tertentu, misalnya di Migas, suatu daerah menginginkan hak lebih,
02:25sedangkan aturannya demikian, inilah kami hadir, menyelesaikan persoalan-persoalan ini win-win solution,
02:31bagaimana undang-undang tetap berlaku, tetapi daerah juga mendapat keadilan.
02:35Oke, nah tapi kalau misalnya dalam kasus ini, bicara soal keadilan, kan yang dituntut itu adalah pemecatan.
02:41Mungkin atau tidak secara aturan?
02:42Saya kira secara aturan tidak mudah untuk memecat seseorang.
02:46Ada contohnya kok kasus yang lalu misalnya ya, bagaimana seseorang waktu itu,
02:51wakil ketua DPR bahkan ya, oleh salah satu parti, sebut sajalah dari PKS waktu itu,
02:56yang di ujungnya tidak bisa dipecat.
02:57Kami bukan berarti juga tidak dengan demikian lantas menghalalkan seluruh tindakan anggota DPR yang apalagi melanggar.
03:06Jelas DPR bisa keluar dari sebagai keanggotanya kalau satu, mengundurkan diri, kan begitu.
03:14Atau meninggal dunia, mengundurkan diri, atau dipecat karena.
03:18Nah, karenanya itu kan banyak.
03:20Satu, jelas ada sebuah keputusan hukum yang menyatakan dia adalah melakukan tindakan kriminal,
03:24dan dengan hukum yang inkrah.
03:27Kedua adalah melanggar kode etik yang dalam kategori berat.
03:32Nah, maka kode etik berat tidak berat, siapa yang mengadili itu?
03:36Adalah Mahkamah Kehormatan Dewan.
03:39Itulah, maka kami, Nasdem, dengan senang hati keputusan pimpinan DPR
03:43yang membawa masalah-masalah ini ke MKD.
03:48Karena disitulah etik memang yang berhak.
03:51Dan kita menghormati keputusan MKD,
03:54toh sebelum bersidang MKD,
03:56mendengar pendapat para ahli.
03:59Dan itu dengan terbuka juga semuanya transparan.
04:02Saya kira ini sebuah proses yang sudah dilalui secara baik,
04:06dengan hasil apapun.
04:07bahwa dalam keputusan hukum,
04:09keputusan MKD,
04:11ada yang tidak puas,
04:12ada yang menuntut lebih dari sekedar apa yang dijatuhkan oleh MKD.
04:16Itu sah-sah saja juga dalam kehidupan demokrasi yang seperti hari ini.
04:19Tapi untuk memencatang...
04:20Mungkin ada jalannya yang lain, silahkan saja dicari jalannya.
04:23Karena ini ranahnya etik, tapi itu yang harus diambil.
04:26Tetap dengan ranah sesuai dengan ketentuan hukum sudah barang tentu.
04:29Tidak dengan jalan lain.
04:31Sanksinya lewat jelur MKD,
04:33dan sudah diputuskan di MKD, gimana?
04:34Ketika bicara jalan lain, apa gitu?
04:37Maksudnya, seringkali publik itu dibebanin,
04:39cara jalanlah.
04:40Undang-undang RU TNI nggak puas,
04:42undang-undang TNI nggak puas,
04:43cipta kerja nggak puas, KPK nggak puas,
04:45cara jalanlah.
04:46KMK ditolak, cara jalanlah.
04:47Iya, apa jalannya?
04:48Apa jalannya? Singkat dulu sebelumnya.
04:50Ya memang, kalau soal etik kan di MKD, gitu loh.
04:53Itulah.
04:54Dan yang kita nilai adalah,
04:56MKD apakah menjalankan fungsinya secara baik?
04:58Dalam istilah agama,
05:00apakah menjalankan fungsinya secara kafah?
05:02Prosesnya dilalui secara baik, gitu.
05:05Saya kira salah satu penilaiannya itu kan, gitu.
05:07Itulah kenapa tuntutan 178,
05:09juga tidak hanya membicarakan DPR,
05:11tapi partai politik.
05:13Partai politik juga punya
05:14keundangan untuk mem-PAW-kan anggota
05:17dengan instrumen dan juga dengan alasan yang bisa dipilih, gitu.
05:21Dan anggota Dewan ini kan perwakilan rakyat
05:25yang kemudian dikendarai oleh partai.
05:28Ya partai politik, seluruh partai politik
05:30harusnya punya evaluasi penuh
05:31terhadap Dewan-nya, terutama orang-orang yang ada dalam
05:34sidang etik ini.
05:35Dan tadi ketika misalnya saksi Ali bicara soal
05:37sense of injustice atau ketidakadilan.
05:41Masalahnya, Mbak,
05:43hari ini memang kita ngerasa ada ketidakadilan.
05:44Ada jutaan pengangguran
05:48tertinggi se-Asia Tenggara.
05:51Tapi satu sisi kita melihat ada seorang anak
05:53yang dengan gampang ubah aturan,
05:56jadi pemimpin.
05:57Jadi, kita melihat memang ada ketidakadilan.
06:01Makanya ketika dikatakan bahwa
06:03gagal video ini jadi ngerasa nggak adil,
06:04enggak, emang udah tadinya kita ngerasa nggak adil.
06:07Dipancing dengan itu, dipantik dengan itu.
06:09Plus,
06:09rasa-rasanya agak terlalu
06:13tidak mendasar dan mengakar
06:16ketika yang dibicarakan adalah soal video itu.
06:19Ini bukan soal video joget-jogetnya.
06:22Saya juga sebenarnya video joget-joget itu kayak,
06:23yaudah.
06:24Tapi, ingat video joget
06:26sambil bayangin,
06:27gila tiap tahun gue turun demo,
06:29nolak undang-undang KPK,
06:30cipta kerja,
06:31enak-enak joget,
06:32nambah tunjangan lagi.
06:32Ada situasi di sekitar
06:35yang membuat itu
06:37ngerasa tidak adil.
06:38Negara selalu mudah,
06:39penyelenggara negara selalu mudah
06:41untuk melakukan
06:43atau
06:43point on something we don't know.
06:46Antek asing,
06:48ada yang framing,
06:49siapa.
06:50Maksudnya,
06:51tolong kasih tau publik.
06:52Karena publik betul jadi korban juga dong.
06:54Kayak punya tuntutan.
06:55Terus kami ditunggangi oleh
06:56orang-orang yang membakar gitu ya.
06:59Siapa orangnya?
06:59Kan penyelenggara negara yang punya
07:00instrumen, intelijen lakuin itu.
07:02Kita mah nggak punya.
07:03Tugas kita bersuara dan menagi hak kita.
07:05Jadi negara yang punya tanggung jawab
07:06ngasih hak itu.
07:07Makanya ketika akhirnya
07:09perdebatan di dalam
07:10sidang etik DPR adalah
07:12soal videonya
07:13atau soal
07:14bagian mana
07:15video ini yang pantas tidak pantas.
07:16Bukan itu.
07:17Akar masa adalah
07:18bagaimana parlemen ini
07:19tidak berfungsi,
07:20nggak transparan,
07:22dan dikekang bagi kami
07:23oleh eksekutif.
07:24Seluruh undang-undang
07:25pesanan eksekutif.
07:25Jawaban itu harusnya adalah
07:27menjawab,
07:27menjawab,
07:28ada injustice,
07:30ada ketidakadilan,
07:31salurannya apa?
07:32Bukan semata-mata
07:33soal videonya,
07:34tapi memang ada ketidakadilan
07:35yang dirasam.
07:35Bagaimana itu jawaban?
07:36Ya, jadi
07:37boleh dikata
07:38ekspresi
07:40yang menyatakan
07:41ketidakadilan terhadap kami
07:43itu adalah
07:44merupakan bentuk akumulatif
07:45dari berbagai faktor.
07:48Dan itu
07:48itu adalah sebuah
07:50fakta sosiologis juga
07:52tentang
07:53betul tadi
07:54adanya pengangguran
07:55yang betul tadi
07:55kita adalah
07:56pengangguran kedua
07:57setelah India ini
07:58terbesar di Asia.
08:00Kalau di Asia Tenggara
08:00maksudnya?
08:01Luar biasa.
08:02Betul sekali bahwa
08:03ada
08:04situasi-situasi ekonomi
08:06yang sehari ini
08:06tidak baik-baik.
08:07Itulah akumulatif
08:09dipanceng
08:10atau di-trigger.
08:12Jadi trigger lah maka
08:14statement-statement
08:14siapapun
08:15termasuk
08:16anggota DPRL.
08:17Statement pejabat publik
08:18yang tidak empatik
08:20dengan keadaan.
08:21Itu kan
08:21yang men-trigger semuanya ini
08:23sehingga
08:24meluaplah
08:25apa
08:26kesadaran publik
08:29secara bersama
08:30itu lantas
08:31kesadaran dalam
08:32ya riot ya
08:33menjadi riot
08:34menjadi apa
08:35kalau sudah menjadi crowd
08:36sudah kumpulan
08:37maka menjadi
08:38psikologi kumpulan itu
08:40yang kadang-kadang
08:41maka ada
08:42istilahnya
08:43melanggar hukum
08:44dan sebagainya.
08:45Tapi ada
08:46sebab-musabab
08:47yang jauh lebih dalam.
08:48Nah kalau itu adanya
08:50itu adalah
08:50masalah kita bersama.
08:52Saya sebagai anggota DPR
08:53akan ikut bersama
08:54sama memikul
08:56tanggung jawab itu.
08:57Bagaimana
08:58memecahkan persoalan-persoalan
08:59ketanaga kerjaan.
09:00Bagaimana
09:01masalah pengangguran.
09:03Bagaimana
09:03biaya hidup
09:06yang semakin mahal
09:06meskipun
09:07inflasi kita
09:08dikatakan
09:08di bawah 3%
09:10kan begitu.
09:10Ini adalah fakta-fakta
09:12yang kadang-kadang
09:12tidak jumbo
09:13antara apa yang
09:14menjadi statement
09:16negara tadi
09:17di antara kutip
09:18tetapi dengan
09:19apa yang terjadi
09:20di kenyataan
09:22kehidupan sehari-hari.
09:23Nah dalam keadaan
09:24kayak gini memang
09:26kita harus dialog-dialog
09:27dan terus-terus dialog.
09:28Seluruh pemangku
09:30kepentingan
09:31kampus
09:31LSM
09:33kami yang di DPR
09:34kami juga
09:35jangan menjadi
09:36semacam berada
09:37di
09:37Naragading
09:39seolah-olah
09:40kita anggota DPR
09:41maka menjaga jarak
09:41justru anggota DPR
09:43itu yang berpihak bumi.
09:45Saya bukan apa-apa
09:46saya melakukan itu
09:47saya kalau
09:47kunker bukan di
09:49restoran
09:50atau apa
09:50di desa-desa
09:51saya masuk desa
09:52saya dengan problemnya
09:53problem stunting
09:54problem pengangguran
09:56problem
09:56yaitulah terbesar
09:59disitulah
10:00pengangguran
10:00stunting dan sebagainya
10:02itulah yang harus kita
10:03hadapi
10:03sehingga ini mohon maaf
10:05kayak saya di komisi 12
10:06misalnya
10:07anggota DPR
10:07yang membidang
10:08tengah energi
10:09sumber daya mineral
10:10investasi
10:11dan juga lingkungan hidup
10:12tapi di dapur
10:14kita berpikir
10:14bagaimana ternak belut
10:16untuk mengatasi
10:17stunting
10:18bagi masyarakat
10:19yang ada
10:20untuk penengkitan
10:21gisi balita
10:22dan juga manula
10:23karena faktanya
10:24pasca covid ini
10:25di desa-desa
10:27masih berat
10:28itu misalnya itu
10:29kalau
10:29Pak Sugeng udah dapet nih
10:30poinnya
10:31bahwa ada tuntutan
10:32yang jauh lebih besar
10:33dibandingkan video itu
10:34udah dibuka belum
10:35ruang dialognya
10:36yang selama ini
10:37Firdian rasakan