Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Politik Fachry Ali mengatakan ada disconnected antara rakyat dengan DPR.

Ketika parlemen tidak parle (bersuara), parpol lebih berusaha menyelamatkan diri, maka pandangan atau harapan kita terhadap munculnya demokrasi pada kekuatan di luar parpol. Pers dan civil society jadi penting. Salah satu yang paling praktis, menurutnya adalah dengan mengungkap siapa pengirim kepala babi ke Tempo.

"Ini indikasi yg menggembirakan kalau misal pnegirim kepala babi terungkap. Para pejabat negara punya empati kepada pers, civil society, dan mahasiswa. Inilah yang akan membangun proses demokrasi yang lebih praktikal," katanya.



Bagaimana menurut Anda?

Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/WrGi2jUn-JA?si=Pp1jzyMR6mtHZ2fJ



#projo #jokowi #prabowo

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/628326/pengamat-minta-pelaku-teror-kepala-babi-diungkap-demi-demokrasi-satu-meja
Transkrip
00:00Masih bersama saya Budi Mantan Rujo di Satu Meja Deporung.
00:07Mas Muni, bagaimana Anda membayangkan stabilitas nasional tetap terjaga tapi demokrasi juga tetap tumbuh sebetulnya?
00:14Begini, demokrasi itu instrumen, demokrasi itu alat.
00:19Ini konsensus sosial politik kita sebagai bangsa sejak pasca reformasi 98.
00:25Demokrasinya harus kita jaga, tapi tujuan berendara kita kan bukan demokrasi ansih.
00:30Bukan demokrasi?
00:31Bukan demokrasi ansih.
00:32Demokrasi itu alat.
00:34Tujuan kita bernegara apa?
00:36Saya ingat sekali apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi, Indonesia punya 500 tahun sekali kesempatan untuk menjadi negara maju.
00:46Indonesia emas 2045 itulah yang kita tuju.
00:50Kenapa?
00:50Pemerintah ini perlu berkelanjutan karena setiap negara cuma punya momentum 500 tahun sekali untuk jadi negara maju.
00:57Jadi saya bilang sama teman-teman, saya bilang ini tanggung jawab sejarah kita sebagai generasi menuju 2045.
01:05Kalau tidak nanti kita dimaki-maki anak cucu kita bahwa orang-orang seperti kita yang diberi kesempatan mengisi sampai 2045 untuk mewujudkan Indonesia emas 2045 ini.
01:17Kita gagal mewujudannya karena kita terlalu sibuk pada hal-hal yang non-subtantif untuk menuju Indonesia emas 2045.
01:24Demokrasi itu instrumennya, alatnya.
01:30Pesatuan nasional itu karena kita ingin kemajuan Indonesia 2045 itu basisnya adalah keadilan sosial.
01:37Jangan sampai negara maju sementara banyak daerah-daerah yang tertinggal, kemiskinan masih meningkat.
01:43Ini bukan juga bukan yang kita harapkan.
01:45Kemajuan Indonesia harus berbasis keadilan sosial.
01:48Oke, baik.
01:49Jadi, di mana posisi rakyat ketika ada stabilitas politik kemudian demokrasi yang katakan-katakan tercermin dalam check-in belasannya di parlemen?
01:57Posisi rakyat di mana sebetulnya?
01:58Iya, suara rakyat itu adalah suara Tuhan.
02:01Suara rakyat adalah suara Tuhan?
02:02Suara rakyat adalah suara Tuhan.
02:04Itulah filosofi terdalam ya dari demokrasi ya.
02:08Fox Populi, Fox Day.
02:09Teori.
02:10Dan wakil-wakil rakyat inilah kawan-kawan kita yang berada di Dewan Perwakilan Rakyat.
02:19Dan jelmaan rakyat itu ada di MPR.
02:22Dan rakyat ini bisa langsung menyampaikan aspirasinya ya.
02:28Baik itu melalui jalur formal maupun jalur non-formal.
02:32Yaitu apa?
02:32Unjuk rasa.
02:33Dan unjuk rasa ini kan sudah dibolehkan, diizinkan, bahkan dilindungi oleh undang-undang.
02:40Bahkan rakyat tidak perlu meminta izin untuk melakukan unjuk rasa, hanya memberikan pemberitahuan supaya terjadi pengamanan.
02:48Oke.
02:49Artinya rakyat tetap memiliki aspirasi dan aspirasi rakyat itulah posisinya tertinggi.
02:56Sekali lagi saya ingin katakan bahwa di iklim demokrasi yang sehat, aspirasi itu bergeraknya dari bawah ke atas.
03:03Dan negara sekarang sedang mewujudkan apa yang sedang dimimpikan oleh rakyat.
03:10Apa yang kita rancang, kita sebut Indonesia Emas, 2045 ini.
03:14Oke, baik. Bang Doli, betulkah ada keterputusan antara DPR dengan rakyat?
03:23Ya, ada yang menyimpulkan kemarin dengan peristiwa Agustus 2025 kemarin.
03:30Kan orang mengatakan, itu baru 10 bulan loh, habis pemilu.
03:37Ketika rakyat sudah memilih orangnya, wakilnya, tetapi dalam 10-an kemudian rakyatnya marah terhadap orang yang dia pilih.
03:45Nah, orang menyimpulkan begitu.
03:47Tapi walaupun sebetulnya ada perspektif politik lagi, ada kejadian politik ya, peristiwa-peristiwa kayak di 2025 itu.
03:54Nah, tentu kita tidak menginginkan itu.
03:57Nah, makanya oleh karena itu, supaya tidak benar asumsi tadi itu, ya, memang DPR harus kemudian bekerja secara maksimal.
04:07Misalnya, saya ambil contoh, ya, itu kan DPR parlemen, parle, parle itu kan bicara.
04:14Ya, memang tugasnya bicara.
04:16Bicara atas nama rakyat, bicara dengan rakyat, menyuarakan aspirasi rakyat, gitu.
04:20Nah, kalau itu tidak dilakukan, ya, memang wajar kemudian nanti bisa ada...
04:24Kenapa tidak dilakukan?
04:26Kalau itu tidak dilakukan, wajar kemudian tidak, nanti bisa terjadi ada diskoneksitas tadi itu.
04:34Nah, oleh karena itu, nah, tapi saya setuju bahwa memang kalaupun tugas DPR itu, tugas kami ini ada bicara,
04:40nggak boleh juga asal bicara, harus substantif.
04:43Nggak boleh asal beda, nggak boleh asal kritik yang tidak punya landasannya.
04:48Nah, itu yang membuat kemudian demokrasi kita ini bisa berkualitas.
04:52Oke, Bang Fahri, betul nggak sih sinyalemen yang mengatakan ada disconnected sebetulnya?
04:57Ya, benar.
04:58Berrakyat dengan wakil rakyat dan partai politik?
05:00Benar, benar itu.
05:01Benar, disconnected itu.
05:03Jadi, apa yang dikatakan Dolly tadi, itu benar, gitu.
05:08Nah, jadi jalannya, ya, pertama, bikinlah parlemen itu parle.
05:13Parley, bicara.
05:14Bicara.
05:14Bicara, tetapi yang kedua, dan ini yang paling langsung, usahakanlah, ya, penangkapan terhadap orang yang mengirim kepala babi.
05:26Nah, ketika kemudian, apa namanya, parlemen tidak parle, gitu, partai-partai politik kemudian lebih berusaha menyelamatkan diri,
05:36maka pandangan atau harapan kita terhadap munculnya dan berkembangnya demokrasi, itu adalah pada kekuatan-kekuatan di luar partai politik.
05:48Nah, di sini pers menjadi sangat penting.
05:51Lalu civil society dan segala macam yang ada, gitu.
05:54Nah, jadi, salah satu yang paling praktis dilakukan itu, ungkaplah siapa yang mengirim kepala babi ke tempo pada waktu itu.
06:04Yang belum terungkap sampai sekarang?
06:06Sampai sekarang tidak ada, gitu.
06:07Oke.
06:08Nah, menurut saya ini adalah salah satu, apa namanya, indikasi yang mengembirakan kalau misalnya pengirim kepala babi itu terungkap, gitu.
06:20Lalu kemudian, ya, para pejabat negara itu punya empati terhadap pers, ya, empati kepada pers, empati kepada kelompok-kelompok civil society, dan empati kepada mahasiswa.
06:36Oke.
06:36Inilah yang kemudian akan membangun sebuah proses demokrasi yang lebih praktikal, yang sehari-hari berlangsung di tengah-tengah masyarakat.
06:45Baik, Mas Muni, Bang Fahri, Bang Doli, dan Dede Prajidin.
06:50Terima kasih.

Dianjurkan