Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Founder #LawanButaPolitik Virdian Aurellio berharap aspirasi yang disampaikan publik melalui 17 8 Tuntutan Rakyat dan berbagai aksi lainnya tidak hanya didengarkan namun juga dijalankan oleh DPR. Termasuk reformasi sistem Pemilu dan parpol, yang dirasa hari ini seakan telah terjadi kartelisasi politik.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi XII DPR Fraksi Partai Nasdem, Sugeng Suparwoto mengatakan akan ada sejumlah perbaikan yang telah diputuskan oleh pimpinan DPR dalam sebulan terakhir. Misalnya, ada platform resmi yang menyiarkan aktivitas anggota DPR.

"Masyarakat mengkoreksi kita, kita terima. Bahwa dianggap berlebihan misalnya kemarin secara keuangan, maka kita koreksi. inilah yang akan kita perbaiki bersama. Sehingga apa yang disebut termasuk dengan partisipasi dalam politik itu, betul-betul purely menyangkut tentang peran serta secara substantif," katanya.



Bagaimana menurut Anda?

Selengkapnya saksikan di sini: https://youtu.be/VgPKIgrDWTI?si=AVXhXbE1rUs9_lig



#dpr #mkd #nasdem

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/628606/bagaimana-agar-aspirasi-publik-dijalankan-anggota-dpr-rosi
Transkrip
00:00Saya masih bersama dengan Ketua Dewan Pimpinan Partai Nasdem yang juga anggota DPR RI fraksi Nasdem Sugeng Superwoto dan kreator konten lawan buta politik Firdian Aurelio.
00:09Tadi kan ada banyak ketidakadilan yang keadilan kelembagaan yang dikejar oleh Firdian dan kawan-kawan yang merasa sampai sekarang tidak didapatkan itu.
00:18Apa-apa kalau gitu realnya yang bisa dilakukan?
00:20Iya, jadi sekali lagi bahwa proses-proses yang ada di DPR RI pada dasarnya juga penuh dengan dinamika yang luar biasa.
00:30Hanya saja tidak terpotret secara baik, bahkan yang lebih menonjol seperti tadi kita garisbawai berkali-kali adalah yang muncul adalah sifatnya stigmatik.
00:39Meskipun tadi Firdian menyampaikan, ya habis tuntutan yang sifatnya realisasi tidak bisa dilakukan.
00:45Ingat reformasi kelembagaan apapun tidak bisa berdiri DPR itu selalu bersama pemerintah termasuk dalam membuat undang-undang.
00:53Konstitusi memerintahkan bahwa DPR bersama pemerintah membuat undang-undang itu misalnya begitu.
00:59Banyak sekali contoh bagaimana misalnya nih undang-undang tertentu kami sudah tuntas baik naskah akademiknya dan lain-lain.
01:07Tetapi dari pemerintah tidak juga kunjung hadir gitu loh apa yang sebetulnya dim daftar inventarisasi masalah.
01:15Itu berkali-kali, saya mengalami berkali-kali.
01:19Untuk sesuatu yang strategis yang bahkan itu merupakan komitmen pemerintah misalnya apa, energi transisi misalnya.
01:25Kan perlu namanya undang-undang energi baru, energi terbarukan agar menjadi payung, agar tetapi faktanya apa, lambat bahkan dimentahkan sendiri oleh, mohon maaf ya, oleh pemerintah.
01:36Bayangkan tuh sebagai contoh itu ya, betapa kalau salah satu fungsi legislasi itu juga tidak berdiri sendiri DPR tapi bersama dengan pemerintah.
01:46Hal-hal lain juga menyangkut tentang mengatur tata kelembagaan, hal yang dituntut istilahnya 17-8 itu tidak bisa-bisa berdiri sendiri DPR.
01:57Tapi betul ada otoritas DPR yang mestinya bisa berbuat lebih dari sekedar apa yang terjadi hari ini sehingga memunculkan apa yang disebut keadilan kelembagaan.
02:10Disubstantifkan, itu yang dikatakan.
02:11Nah, kalau tadi bicara soal transparansi salah satunya, kanal apa sebenarnya yang dituntut oleh kawan-kawan secara real agar tuntutan tadi bisa ada salurannya dan bisa didengarkan, gak cuma didengarkan tapi dilakukan?
02:26Ya kalau ngomongin soal tech quiz, kita bahkan sempat ngomongin suku dashboard digital, website real time, seperti negara-negara parlemen yang lain.
02:33Jadi itu sudah disampaikan secara langsung?
02:34Ya, maksudnya kita sudah pernah menyampaikan ke beberapa anggota dewan termasuk ke orang-orang yang menjadi perwakilan gitu.
02:38Tapi kan itu jadi anggota DPR silahkan bereksplorasi ya, kita punya tuntutan strategis setelah transparansi total.
02:45Sekarang gini, ketika tadi bicara soal ya DPR gak sendiri, dia ada presiden.
02:53Betul, makanya kami gak hanya marah ketika melihat DPR tunjangan dan reses atau fasilitasnya besar.
03:00Kami juga marah kok ke pemerintah karena fasilitasnya begitu besar, di tengah efisiensi, tetap bisa rapat di hotel.
03:08Gak dimarahin sendiri yang begitu ya, Merdian.
03:10Iya, jadi jangan paling penting. Ketika kita marah karena DPR misalnya tidak melibatkan kami secara undang-undang, kami juga marah kok ke pemerintah.
03:19Ketika memangkas anggaran pendidikan untuk satu program dan kita yang tidak dilibatkan setuju apa enggak, kita marah kok.
03:26Jadi ini sepaket, tapi kan perbedaannya. Kita tahu pemerintahnya bebal.
03:31Nah DPR kan yang punya kekuatan untuk mengawasi dan memberikan punishment atau sanksi kepada eksekutif.
03:37Inilah yang terjadi ketika DPR jadi, kalau kata Iwan Fals nyanyian lagu setuju.
03:41Karena dalam sistem politik kita, hari ini menjadi koalisi gemuk yang hilanglah kemudian check and balance gitu.
03:49Makanya dalam tujutan 178 yang kita inginkan juga adalah reformasi sistem pemilu dan partai politik.
03:53Karena hari ini kartelisasi partai politik.
03:56Siapa yang menang presiden ikut semua.
03:57Makanya hilang oposisi.
03:59Ujung-ujung oposisinya masyarakat.
04:00Ojek online, pelajar, mahasiswa, kelas menengah, pekerja kantoran.
04:04Yang harusnya kita fokus bekerja nyari uang, mendapatkan fasilitas hasil pajak.
04:08Karena menjalankan fungsi itu.
04:10Kita jadi double job.
04:11Jadi double job bukan cuma wamen sama komisaris, kita juga double job nih.
04:15Bekerja dan juga menjadi seorang aktivis gitu.
04:18Karena ada fungsi dari DPR yang kemudian hilang bagi kami.
04:22Ya, apa yang jadi kritik Ferdian tadi, sekarang juga telah diterima banyak hal.
04:28Misalnya soal tunjangan dan sebagainya.
04:30Jauh sekali sekarang.
04:30Mungkin bisa diumumkan di publik, kita tinggal kurang lebih 500 juta saja untuk sekian waktu ya.
04:36Yang semula dikatakan 700 dan sebagainya, sebagainya.
04:40Itu dipotong habis.
04:41Termasuk kita akan ada platform resmi tentang aktivitas DPR.
04:46Yang dimaksud reses harus betul-betul bisa diunggah, bisa diunduh.
04:50Apa sih yang dilakukan reses?
04:52Apakah sekedar ketemu bertamu lantas dianggap sebagai kunjungan dapil dan sebagainya.
04:57Ini semuanya sudah disiapkan.
04:58Ini keputusan pimpinan DPR dalam sebulan terakhir, setidaknya, bukan sekedar mengakomodasi.
05:06Memang itulah yang namanya kita ya, saling koreksi diantara kita, masyarakat mengkoreksi kita, kita terima.
05:12Bahwa dianggap berlebihan misalnya kemarin secara keuangan, maka kita koreksi.
05:17Meskipun, ya kalau kita lihat seperti tadi, bagaimana merasa kita jadi anggota DPR, banyak kurang, sedikit tidak cukup.
05:26Itulah hari ini terjadi.
05:27Itulah faktanya.
05:28Memang dunia sudah mengalami apa yang sebenarnya zaman ekonomisme.
05:33Semua jalan dengan ekonomi.
05:34Misalnya kita kumpul warga.
05:36Kalau tidak ada uang transfer, ya tidak mungkin.
05:37Padahal kita misalnya mensosialisasi sesuatu, atau ada semacam pemahaman.
05:44Bukan semacam transaksional, ada berapa fee, dan sebagainya.
05:48Itulah fakta hari ini.
05:49Tetapi inilah yang akan kita perbaiki bersama.
05:52Sehingga apa yang dimaksud dengan partisipasi dalam konteks politik itu,
05:57betul-betul purely menyangkut tentang peran serta secara substantif.
06:01Tidak karena aspek yang sifatnya transaksional atau apapun.
06:05Saya kira ini kepedulian kita bersama.
06:08Saya sangat concern dengan kayak begitu setidaknya kami di Nasdem,
06:12bagaimana politik gagasan misalnya, politik tanpa mahar misalnya,
06:16itu adalah bentuk-bentuk bagaimana kita akan membangun,
06:19bagaimana politisi atau yang mewakili politisi yang ada duduk di DPR,
06:23betul-betul dapat menjalankan perannya secara politik dan secara teknokratis sekaligus.
06:29Karena tidak bisa tidak hari ini kita harus mampu juga bicara tentang aspek-aspek
06:34yang sifatnya teknis dan strategis.
06:37Dan ada aspek yang sifatnya politis,
06:39karena politis itu kan menyangkut tentang kebijakan,
06:42yang menyangkut tidak saja ansih sebuah keputusan yang secara matematis,
06:46secara linier, secara teknokratis,
06:49tapi kita bisa baca dalam perspektif yang lebih luas.
06:52Itulah politisi hari ini, dituntut itu kedua-duanya.
06:54Tentu itu tuntutannya.
06:56Dan meaningful participation, apa yang saat ini masih jauh panggang dari api?
07:00Saya sekali lagi pengen bilang, negara harusnya bersyukur.
07:07Kemarin ada yang bilang bubarin DPR,
07:09publik debat akhirnya kita nggak jadi bubarin DPR.
07:11Kita rasa DPR perlu ada, tapi di reformasi.
07:14Negara harus bersyukur.
07:15Kita tidak menepalkan negara ini.
07:17Kita cinta bangsa ini.
07:18Kita mau ada keadilan, bukan kerusuhan.
07:22Tapi ketika ada sense of injustice, itu tidak berlebihan.
07:28Balik lagi, kita minta partisipasi bermakna,
07:32bukan tanpa sebab.
07:34Gimana kita nggak marah ketika melihat,
07:37sekali lagi ada 10 kawan kita meninggal,
07:39900 tersangka, puluhan di penjara,
07:44penabrak afan cuma minta maaf.
07:46Pegangsaan itu tidak terjawab.
07:47Polri semakin naik anggarannya.
07:49Bukan di reformasi, Kapolri masih sama.
07:52TNI masih ngisi pos-pos sipil.
07:54Kabinet masih gemuk.
07:56DPR masih tidak partisipatif dan tidak transparan.
07:59Eksekutifnya juga masih tuduh antek asing.
08:04Anggarannya boros.
08:06Tidak sesuai yang kami inginkan.
08:07Misalnya pendidikan tapi diboros ini di mana.
08:10Gimana kami tidak merasa ada sense of injustice
08:11di tengah pengangguran jutaan.
08:13Kemiskinan 190 juta versi BPS.
08:15Jadi, partisipasi bermakna itu tidak
08:18ingin kita dorong menjadi
08:20instrumental doang, Mbak.
08:23Tapi dia harus jadi gaya hidup.
08:25Dia harus jadi gaya hidup berpolitik kita.
08:27Bahwa ketika ada tuntutan,
08:30dia nggak harus jadi hal yang besar dulu
08:32kayak kemarin, Agus-September,
08:34baru
08:35Ketua Umum DPR-nya ngundang audiensi.
08:40Ada sensitivitas sebelum ada teriakan
08:42dari masyarakat itu yang diinginkan.
08:44Saya pengen bilang,
08:4510 orang meninggal itu mengerikan, Mbak.
08:48Kebanyakan, Mbak.
08:49Satu aja udah banyak banget.
08:50Makanya,
08:52ini jangan sampai terulang lagi.
08:53Kemarahan yang kemudian dirawat,
08:54kemudian meledak.
08:55Itulah kenapa kita masih ada,
08:59kita masih menginginkan penyelangan negara itu tetap ada.
09:02Tapi di-reform, dong.
09:04Ini harus bersyukur nih,
09:05orang-orang muda, Gen Z ini masih bisa
09:07nahan realnya.
09:09Iya, kita masih peduli.
09:10Oke.
09:11Sikasnya terakhir,
09:12apa jawaban untuk gelisahan publik
09:15agar tidak terjadi hal demikian lagi?
09:17Tentu ini semuanya dari bahan koreksi terdalam ya.
09:20Ini bukan berarti lip service ya.
09:22Wah, itu sekedar itu lantas dengan saya.
09:23Enggak.
09:24Bagi kami, DPR,
09:26saya kira sepakat bahwa
09:27ini pelajaran yang sangat pahit bagi kami.
09:30Artinya apa?
09:31Ekspresi kami yang kadang-kadang tidak empati itu
09:34bisa melecut sesuatu
09:36di tengah-tengah ketidakadilan
09:38yang sedang dirasakan oleh masyarakat.
09:41Dan kami sangat,
09:42ini menjadi bahan koreksi kami.
09:44Tentunya ke depan kita,
09:46kami dipastikan harus lebih baik.
09:49Itu harus.
09:50Tidak ada lagi tawar-menawar.
09:51Dalam hal kinerja,
09:53dan ada parameter-parameter tingkat produktivitasnya
09:56bagaimana misalnya undang-undang secara kuantitatif
09:59dan sekaligus kualitatif.
10:01Karena apa?
10:02Ya, percuma juga undang-undang sebanyak-banyaknya
10:05kalau tidak bisa diimplementasikan secara baik
10:07atau justru tidak menjamin
10:09bagaimana tujuan bernegara ini tercapai dengan baik dengan undang-undang.
10:12Itu salah juga DPR
10:13kalau hanya menghasilkan produktivitas undang-undang
10:16tetapi tidak kualitatif.
10:18Hal dalam menjalankan tugas mengawasi jalannya pemerintah,
10:22saya kira masing-masing kami,
10:24karena dibagi masing-masing komisi ya,
10:26kayak kami misalnya,
10:27mengawasi betul bagaimana jalannya proses dunia pertambangan misalnya,
10:31bagaimana hari ini terlalu luar biasa eksplorasi kita
10:36dan eksploitasi kita di sumber daya alam
10:38sehingga kerusakan lingkungan sedemikian
10:41dan seterusnya kita akan jalankan secara baik.
10:44Yang kita harapkan semoga dialog ini bisa mendudukan soal.
10:48Kita harus terus mengoreksi
10:50dan semoga apa yang terjadi bisa jadi koreksi nyata.
10:53Untuk DPR RI kita boleh kesal juga melulapkannya
10:55tapi tidak dengan melulapkan secara berlebihan
10:57harus sesuai dengan koridor hukum itu kita setuju.
11:00Dan tentunya kita harus tetap punya harapan
11:02dan menagih janji anggota DPR RI yang menjadi wakil kita di Senayan.
11:06Terima kasih telah menyaksikan Rosy.
11:08Saya Friska Klarissa, terima kasih Pak Sugeng.
11:09Terima kasih juga Mas Firdian sudah hadir.
11:12Kita jumpa lagi Kamis depan.
11:14Tetaplah di Kompas TV, independen dan terpercaya.
11:16Selamat malam, sampai jumpa.

Dianjurkan