Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KUPANG, KOMPAS.TV - Sidang kasus kematian Prada Lucky Namo kembali digelar di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Sidang kali ini menghadirkan delapan saksi untuk 17 terdakwa.

Ada yang menarik sebelum sidang dimulai. Pelda Christian Namo, ayah Prada Lucky sempat meluapkan emosinya di luar ruang sidang.

Ayah Prada Lucky meluapkan kekecewaannya atas kesaksian Anggota Provos, Pratu Petrus Kanisius Wae yang saat kejadian tidak mengambil tindakan untuk menghentikan penganiayaan yang dialami anaknya.

Dari delapan saksi yang dihadirkan, ada nama ibu angkat Prada Lucky.

Di hadapan pimpinan sidang, ibu angkat Prada Lucky mengaku melihat luka-luka di tubuh Prada Lucky.

Saat itu Lucky bilang, ia dipukuli senior. Lucky bahkan berpesan agar keberadaannya tak diberi tahu kepada siapa pun.

Namun tak berapa lama, para senior datang ke rumah Maria menjemput Lucky.

Kepada senior Lucky, ia sempat berpesan agar mereka tak lagi memukuli Lucky yang sudah penuh dengan luka.

Tak hanya itu, ada juga fakta menarik yang terungkap dalam sidang.

Dua dokter RSUD Aeramo, Nagekeo, NTT yakni Kandidat Bibiana Ugha dan Gede Rastu Ade Mahartha dicecar pertanyaan oleh oditur militer.

Dua dokter yang memberikan keterangan secara daring bilang menemukan luka memar akibat trauma benda tumpul pada tubuh Prada Lucky.

Luka terdapat di bagian dada, perut, pinggang kanan kiri dan paha.

Soal penyebab kematian, saksi dokter Gede bilang setelah dua hari dirawat, Prada Lucky dipindah ke ICU karena kondisi memburuk hingga meninggal pada 6 Agustus 2025.

Dalam sidang, oditur militer juga sempat mencecar saksi Letda Roni Setiawan yang merupakan komandan pleton.

Oditur mencecar mengapa sebagai komandan pleton tidak menanyakan apa yang dialami Prada Lucky yang merupakan anak buahnya.

Baca Juga Terungkap! Ini Penyebab Kematian Prada Lucky Menurut Saksi Dokter dalam Sidang | KOMPAS MALAM di https://www.kompas.tv/regional/628294/terungkap-ini-penyebab-kematian-prada-lucky-menurut-saksi-dokter-dalam-sidang-kompas-malam

#pradalucky #sidangpradalucky #tni

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/628299/deretan-sidang-prada-lucky-ayah-emosi-ibu-angkat-buka-suara-dokter-ungkap-luka-di-tubuh-korban
Transkrip
00:00Saya mendengar keterangan saksi, saya cukup sakit hati.
00:05Keterangan saksi itu menyatakan bahwa anak saya sudah meminta ampun berulang-ulang kali,
00:09tetapi pelaku tidak punya hati.
00:12Ini bukan penganiayaan, tapi pembunuhan berencana.
00:16Itu-itu Almarhum mengatakan, Mama Bita dipukul.
00:20Saya tanya, jawab, senior.
00:23Sidang kasus kematian Prada Luki Namo kembali digelar di pengadilan militer 315 Kupang, Nusa Tenggara Timur.
00:32Sidang pada hari Selasa mengadilkan delapan saksi untuk 17 terdakwa.
00:37Ada yang menarik sebelum sidang dimulai.
00:40Pelda Kristian Namo, ayah Prada Luki, sempat mengeluapkan emosinya di luar ruang sidang.
00:45Ayah Prada Luki mengeluapkan kekecewaannya atas kesaksian anggota provos Pratupetrus Karnisiusuai
00:49yang saat kejadian tidak mengambil tindakan untuk menghentikan penganiayaan yang dialami anaknya.
00:53Saya tetap, saya akan ngomong terus.
00:57Silahkan kalian mau bersaksi model apapun,
01:00saksi sebelum bersaksi mereka disumpah.
01:03Lu akan dapat karma, aturan lu menang,
01:06tapi lu akan karma.
01:07Ini yang berbaik, anak saya sudah mati.
01:09Kerjaan provos, kau cuma duduk diam.
01:14Buat saja provos.
01:15Semua minta masyarakat Indonesia termaksud,
01:17orang tua dari Prada Luki menuntut institusi,
01:20kasih sikap tegas.
01:21Kalau tidak pecat, itu perwira dengan itu, antek-anteknya.
01:26Dari delapan saksi yang dihadirkan, ada ibu angkat Prada Luki.
01:30Di hadapan pimpinan sidang, ibu angkat Prada Luki mengaku
01:32melihat luka-luka di tubuh Prada Luki.
01:35Saat itu Luki bilang, ia dipukuli seniornya.
01:38Luki bahkan berpesan agar keberadaannya tidak diberitahu kepada siapapun.
01:42Namun tak berapa lama, para senior datang menjemput Luki.
01:47Kepada senior Luki, ibu Prada Luki sempat berpesan
01:49agar mereka tak lagi memukuli Luki yang sudah penuh dengan luka.
01:52Waktu itu kan almarhum yang bukakan saya pintu,
01:56terus saya langsung tanya.
01:58Ini ibu kaget.
01:59Iya, saya kaget.
02:00Saya bilang, lupa Luki pukuli ke sini.
02:03Terus Luki langsung buka baju, kasih tunjuk.
02:07Waktu itu almarhum mengatakan,
02:09mama beta dipukul.
02:11Saya tanya,
02:13jauh, senior.
02:16Waktu itu saya pesan,
02:18terlepas kesalahan apa yang dia buat,
02:21tolong jangan dipukul lagi anak mama.
02:24Kesian dia, sudah luka-luka semua begini.
02:28Tidak hanya itu,
02:29ada juga fakta menarik yang terungkap dalam sidang.
02:32Dua dokter RSUD Airamo,
02:33Nagi Keo NTT,
02:34yakni kandida Bibiana Uga,
02:36dan gede restu Ade Maharta,
02:37dicicar pertanyaan oleh auditor militer.
02:39Dua dokter bilang,
02:41menemukan luka memar akibat trauma benda tumpul
02:42pada tubuh perada Luki.
02:45Luka terdebat di bagian dada,
02:46perut, pinggang kanan-kiri,
02:47serta paha.
02:49Luka memarnya itu,
02:51sudah pasti karena ada trauma tumpul.
02:55Ada tanda-tanda trauma tajam?
02:59Trauma tajam ada.
03:01Ada?
03:03Trauma tajam sama tumpul ya?
03:05Iya.
03:06Badannya pasien itu,
03:07luka-luka yang saksi lihat tadi itu,
03:10luka lama,
03:11atau luka baru?
03:14Kalau pada saat kamu marik itu,
03:15kita lihat dari warnanya.
03:17Jadi warnanya itu,
03:18pada saat itu merah,
03:19merah keumuan.
03:21Kalau sesuai teori,
03:22itu warnanya,
03:23warna seperti itu bisa di,
03:25bisa terjadi,
03:27di jam,
03:28satu jam sampai dua hari itu bisa.
03:30Warnanya mendatang.
03:31Kami medis untuk penyebab kematian,
03:34tidak bisa kami tentukan hanya dengan,
03:36penyebab pasti kematian,
03:39tidak bisa kami tentukan hanya dengan,
03:40pemeriksaan,
03:42baik dengan masyarakat,
03:43fisik penyebab kematian.
03:45Untuk penyebab pasti kematian,
03:47tidak bisa.
03:47Tapi yang bisa kami tentukan adalah,
03:49bahwa,
03:50maaf mungkin mengalami kondisi,
03:53seperti yang,
03:54seperti yang di laporan kematian tersebut,
03:57bahwa pasien mengalami,
04:01cedera pada organ dalam tubuhnya,
04:03cedera pada darahnya,
04:05dan juga mengalami,
04:06yang namanya,
04:07infeksi yang semakin menulis.
04:09Soal penyebab kematian,
04:27saksi dokter Gede bilang,
04:28setelah dua hari dirawat,
04:29Prada Luki dipindah ke SU,
04:30karena kondisinya memburuk,
04:32hingga akhirnya meninggal,
04:33pada 6 Agustus 2025.
04:35Lihat ada luka-lukanya itu?
04:37Yang saya fokuskan pada waktu itu,
04:41ada luka-luka di daerah dada,
04:43dada,
04:44habis itu ada di perut,
04:46perut depan,
04:48di sisi pinggang sebelah kanan kiri,
04:51ada di lengan juga,
04:53lengan dan lengan kanan kiri,
04:56di paha juga ada,
04:57paha kanan kiri,
04:58tapi lebih banyak,
04:59kalau tidak salah,
05:00yang sebelah kiri.
05:01Dalam sidang,
05:02auditor militer juga sempat mencecat
05:03saksi ledda Roni Setiawan,
05:05yang merupakan komandan peloton.
05:07Auditor mencecar mengapa,
05:08sebagai komandan peloton,
05:09tidak menanyakan apa yang dialami,
05:11pada Prada Luki,
05:12yang merupakan anak buahnya.
05:13Saksi enggak tanya?
05:15Siap tanya.
05:17Apa yang saksi tanyakan?
05:20Kenapa ini?
05:21Kenapa?
05:22Kok sampai kayak gini nih?
05:25Oh hanya tanya begitu?
05:26Kenapa ini gitu?
05:28Saksi hanya menanyakan begitu?
05:30Siap, kami tanya-tanya,
05:31habis itu keduanya cuma diam saja.
05:34Tanya ke siapa?
05:34Ke dua,
05:37Richard sama Almarhum.
05:39Itu enggak tanya sama yang ngantar itu?

Dianjurkan