Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Riau Abdul Wahid ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan pemerasan terhadap bawahannya di Dinas PUPR PKPP Riau.

Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Aep Guntur Rahayu mengungkapkan para bawahan Abdul Wahid yang merupakan kepala unit pelaksana teknis (UPT) harus meminjam uang untuk memenuhi setoran ke Abdul Wahid.

"Jadi informasi yang kami terima dari kepala UPT bahwa mereka uangnya itu pinjam. Ada yang pakai uang sendiri, pinjam ke bank, dan lain-lain. Ini keterangan dari kepala UPT, ada yang pinjam, ada yang gadaiin sertifikat ke bank, seperti itu," ujar Guntur dalam konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, rabu (5/11/2025).

Baca Juga Terungkap! Gubernur Riau Diduga Peras Anak Buah, KPK Sebut Ada Arahan Tegak Lurus ke 1 'Matahari' di https://www.kompas.tv/nasional/628283/terungkap-gubernur-riau-diduga-peras-anak-buah-kpk-sebut-ada-arahan-tegak-lurus-ke-1-matahari

#kpk #gubernurriau #abdulwahid

Produser: Ikbal Maulana
Thumbnail: Vila

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/628286/demi-jatah-preman-abdul-wahid-pejabat-riau-rela-pinjam-uang-ke-bank-hingga-gadai-sertifikat
Transkrip
00:00Jelaskan tadi ya, kemudian Mas Rizky, ini terkait dengan uang-uang tersebut berasal dari mana gitu kan, ya kan, ini apakah berasal dari proyek, apakah berasal dari swastanya kan gitu kan, begitu pertanyaannya, nah betul ya, gak takut salah ini nanti, saya udah panjang-panjang jelasin ternyata, Pak pertanyaan bukan itu gitu kan.
00:30Jadi begini Mas Rizky, terima kasih untuk pertanyaannya, karena ini penting, jadi informasi yang kami terima dari para kepala UPT bahwa mereka uangnya itu pinjem, ada yang pakai uang sendiri pinjem ke bank dan lain-lain, jadi ini yang sangat memprihatinkan, kenapa?
00:52Setelah saya suruh-suruh bahwa ada pernyataan dari gubernur di bulan Maret tahun 2025, silahkan dicek ya rekan-rekan, bahwa APBD Riau itu defisit, ya defisit 1,3 triliun, kemudian yang penundaan bayar itu 2,2 triliun kalau tidak salah, silahkan di take atau sekitar itu,
01:16Sehingga defisitnya 3,5 triliun, bayangkan, artinya bahwa APBD-nya itu kan defisit, terkait dengan belanjanya ini kan, anggaran pendapatan dan belanja daerah nih.
01:34Nah pasti ini berpengaruh defisit itu terhadap belanjanya, belanja daerahnya, ada 3 komponen kan, ada belanja pegawai, belanja barang, dan kemudian belanja modal.
01:47Nah biasanya yang didahulukan itu belanja pegawai, pembayaran gaji, dan lain-lain lah ya.
01:53Nah nanti belanja barang dan belanja modal, pembangunan fisik, dan lain-lain, nah itu yang akan terganggu gitu ya.
02:02Dengan 2,5 triliun defisit, artinya sebetulnya semuanya itu berpotensi terganggu, ketiga hal ini.
02:12Belanja-belanja ini akan terganggu, uangnya nggak ada, kalau defisit kan uangnya kurang, nggak ada.
02:18Nah seharusnya dengan tidak adanya uang, orang kan ini lagi susah nih, nggak ada uang.
02:28Jangan dong minta gitu loh, jangan membebani pegawainya gitu, jangan membebani bawahannya.
02:36Tapi ini kan ironi, di saat defisit, anggaran belanjanya, istilahnya terganggu, karena defisit itu.
02:47Sementara malah minta sejumlah uang.
02:51Itu yang membuat kita sebetulnya prihatin.
02:54Sehingga kenapa?
02:56Selanjutnya, selanjutnya ya para kepala UPT itu, karena mungkin ya, mungkin kan ya.
03:02Kita bukan tidak mau mengandai-andai sebetulnya.
03:06Tapi kalau berdasarkan yang pernah kami tangani, mereka itu motongnya biasanya,
03:12tadi benar kata Mas Rizky, ada proyeknya kemudian dipotongan gitu ya.
03:17Proyeknya kemudian proyek-proyek itu dipotonglah, mintalah ke sebastanya.
03:21Ini kan karena anggaranya defisit, proyeknya itu kan belum ada gitu ya, seperti itu.
03:27Tadi kan lebih di, apa namanya, lebih dipokuskan ke belanja pegawainya.
03:32Seperti itu, akhirnya mereka karena belum ada uangnya, ya tadi pinjem.
03:42Ini keterangan dari para kepala UPT ya, sesuai keterangan mereka.
03:47Pinjem, ada yang gadein sertifikat dan lain-lain ke bank.
03:52Seperti itu ya Mas Rizky.
03:53Jangan bilang semastanya, belum ada, akan saya bilang.
04:01Nah, itu kan dia, enggak ada.
04:04Ya?
04:07Kok jadi ke PKB nih? Gimana maksudnya?
04:09Oh, enggak ada. Sejauh ini belum ada aliran ke partai.
04:25Tidak ada?
04:27Masih pemeriksaan apa?
04:28Jadi, tadi yang uang jumlahnya, kalau setengahnya ya, karena yang tanyain sama Mas Padil tadi itu.
04:35Tadi kan tanyanya, dari 4, sekian berapa?
04:40Baris setengahnya, karena 2,5.
04:42Kitar 2 miliaran lebih itu.
04:44Itu di fullnya itu di tenaga ahlinya.
04:47Namanya saudara DAN.
04:49Jadi di sana fullnya.
04:50Jadi tidak ada keterangan yang menyatakan itu digunakan ke partai.
04:56Ini sampai sejauh ini ya.
04:57Meriksaan sejauh ini.
04:58Bisa dipahami?
05:02Yang didalami perkaranya.
05:04Masa kita ngejar ke partainya?
05:07Yang mana?
05:12850.
05:13Ya, yang tadi di ini.
05:16Ya, kita akan ngambilnya dari kepala UPT.
05:21Yang akan menyerahkan.
05:25Nah, itu dugaannya demikian.
05:27Karena sudah ada 2 pemberian sebelumnya nih.
05:302 pemberian sebelumnya.
05:31Nah, itu yang diduga.
05:33Nah, karena tadi kan untuk pemberian awal ada yang digunakan ke London.
05:38Ya, ke Inggris.
05:39Tadi ada juga uang
05:40Pond Sterling.
05:43Seperti itu.
05:43Nah, itu ada apa namanya
05:45kesamaan gitu ya.
05:48Seperti itu.
05:49Sampai jumpa.
06:01Sampai jumpa.
06:01Amin.

Dianjurkan