Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Tantangan dunia kerja yang terus berubah membuat generasi muda dituntut memiliki lebih dari satu keterampilan. Founder Indonesia Muda Preneur Putra Aji Sujati menyoroti perubahan pola pikir generasi Z dalam mencari penghasilan.

"Teman-teman Gen Z sekarang itu kita tidak bisa berharap ke satu pendapatan saja. Mayoritas Gen Z pasti sampingannya apa? Begadang malam jadi afiliator. Jualan di TikTok, jualan di aplikasi platform lainnya. Yang artinya, ketika mereka sudah merasakan mendapatkan uang banyak, memilih untuk meninggalkan pekerjaan di sektor formalnya. Tapi ini juga yang selalu kita khawatirkan. Ketika nanti pemerintah sudah mulai berfokus kepada janji-janji yang mereka ingin realisasikan, malah SDM-nya yang tidak siap," ungkap Putra.

Isu ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan industri atau link and match masih menjadi perbincangan panjang. Menteri Tenaga Kerja, Yassierli menyebut, masalah ini tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Saat ini, kurikulum di perguruan tinggi disesuaikan dengan kebutuhan industri. Selain itu, adanya pelatihan vokasi selama 3-6 bulan dan bersertifikat.

"Gen Z itu juga harus memiliki yang sebenarnya growth mindset. Jadi dalam artian, jangan hanya mengandalkan kepada satu kompetensi. Jadi tadi kita memiliki balai-balai, ya tidak hanya satu. Bisa belajar ini, belajar ini, dan itu tidak boleh selesai. Jangan membatasi diri atau jangan menunggu satu. Saya kan lulusannya ini, saya menunggu ini. Padahal sekarang pelatihan itu bisa online, bisa offline, ada balai," ungkap Menaker.



Bagaimana menurut Anda?

Selengkapnya saksikan di sini: https://www.youtube.com/watch?v=zpRUE4OyiKc



#prabowo #menaker #lapangankerja

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/625371/anak-muda-double-job-jadi-affiliator-menaker-dorong-gen-z-punya-growth-mindset-rosi

Dianjurkan