00:00CEO Danantara, Rosan Ruslani, merespons pernyataan Menteri Keuangan
00:04Purbaya Yudhisa Dewa yang enggan membayar utang proyek
00:07Kereta Cepat Jakarta-Bandung pakai dana APBN.
00:11Rosan bilang hingga kini belum ada komunikasi resmi
00:14antara Danantara dengan Kementerian Keuangan
00:16membahas persoalan utang kereta cepat.
00:19Rosan menyebut, Badan Pengelola Investasi Danantara
00:21tengah menyiapkan dua opsi penyelesaian proyek
00:24utang kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikelola PT KCIC.
00:30Makanya saya juga bingung ya, karena kita kan lagi evaluasi
00:34dan kita juga belum dari Tantara berbicara ke pihak lain
00:40apalagi Kementerian Keuangan mengenai hal ini.
00:43Kita sedang mengevaluasi, kita lagi mencari opsi-opsi kan selalu ada
00:46ada opsi satu, opsi dua gitu.
00:49Dan memang, dan ini kan melibatkan banyak kementerian lain.
00:52Jadi harapnya kita kan biasanya duduk dulu, kita evaluasi
00:56opsi mana yang terbaik, kalau kita kan sisi pekerjaannya seperti itu.
01:02Jadi semuanya itu terstruktur, terukur, kemudian apa hasilnya
01:07baru kita bicara ke publik.
01:11Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa menolak
01:14beban utang proyek kereta cepat Indonesia, China, KCIC,
01:18ditanggung APBN. Purbaya menilai tanggung jawab pembayaran utang
01:22seharusnya dikelola Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia
01:25yang mendaungi proyek kereta cepat KCIC.
01:28Purbaya bilang Danantara sebagai holding BUMN yang sudah memiliki
01:31kemampuan finansial dengan dividen hingga 80 triliun rupiah per tahun
01:36seharusnya bisa mengelola kewajiban keuangan proyek WUSH.
01:40Kalau di Badan Antara kan mereka sudah punya manajemen sendiri,
01:51sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa 80 triliun atau lebih.
01:57Harusnya mereka manage dari situ. Jangan ke kita lagi.