00:00Hai ternyata tidak semua orang diperlakukan sama dalam dikerajaan surga nanti ada yang duduk
00:10bersama Tuhan di bersama dengan Tuhan ya semeja dengan Tuhan tapi ada yang tidak ada yang besar
00:22upahnya ada yang menerima mahkota jadi tentu beda-beda kok bisa lho orang mengajarkan bahwa
00:33keselamatan ditentukan sepihak dari Allah ini salah sekali
00:37setiap orang mendapat upah sesuai dengan cerih lelah yang dilakukannya dan suatu hari banyak
00:49orang akan menyesal karena telah menyanyiakan waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan untuk
00:57mengumpulkan harta di surga coba kita bayangkan kalau kita nanti yang menyesal saudara yang menyesal
01:06itu kita waduh kenapa aku tidak menggunakan kesempatan itu untuk mengabdi kepada Tuhan wah
01:16penyesalan itu tidak bisa dibayangkan saudara sekarang ini kita tidak bisa membayangkan penyesalan
01:23itu penyesalan yang sangat dalam dalam saudara saya membayangkan dan saya takut
01:36jangan sampai begitu makanya kalau doa pagi saya memberi kesempatan masing-masing berdoa dan
01:48kadang-kadang wajah saya saya hilangkan supaya konsentrasi jemaat ke masing-masing ke Tuhan bukan ke wajah
01:56saya tapi suara saya masih muncul kadang-kadang ya maksudnya adalah coba berperkara dengan Tuhan dan
02:04saya selalu setiap pagi berkata Tuhan aku mau mendapat pengakuan dari engkau ya Bapak
02:14bahwa aku berkenan kalau masih ada dosa dan salahku tunjukkan Tuhan aku mau bertobat mau berubah
02:25kita harus sungguh-sungguh mempersiapkan diri menghadapi pengadilan Tuhan sebab ada perhitungan untuk nasib bekal
02:35kita tadi ada perhitungannya nah kalau Tuhan secara sepihak menentukan orang selamat sekaligus mungkin
02:45juga menentukan upah itu benar-benar salah saudara ayat firman Tuhan jelas mengatakan masing-masing harus
02:55mempertanggungjawabkan baik atau jahat itu loh jadi ada yang bisa berbuat baik ada yang bisa berbuat jahat
03:05dan itu diadili bukan kalau baik Allah yang menentukan kalau jahat dia sendiri yang menentukan itu kan tidak fair tidak adil
03:14jadi jangan mendengar ajalan yang salah saudara ikuti truth ID Tuhan beri kita pengajaran yang benar
03:22yang penting ada implikasinya yang jelas
03:25nah kita mempertanggungjawabkan kalau hidup kita benar-benar dari hari ke hari berkenan di hadapan Tuhan
03:35ya kita akan naik terus kelasnya bagaimana kita bisa ya memiliki hati seperti Tuhan Yesus
03:45menjadi anggur yang tercurah roti yang terpecah sampai kita menemukan tempat kita melayani ya
03:54pelayanan yang membuat kita sampai kopos ya grif
04:01aduh kita ingin saudara walaupun itu berat tapi kita ingin tidak lama kok ya tidak lama ayo ya
04:10kita temukan itu saudaraku ya ya Bapak Ibu hamba Tuhan para pendeta temukan itu ya
04:20jangan kita mendapat kasur empuk ya di pelayanan
04:27agar kita mendapatkan salib yang harus kita pikul saudaraku
04:36pelayanan yang benar itu berat saudara berat
04:40dan kita akan menemukan kok pelayanan yang berat itu saudaraku
04:45kita akan menemukan
04:47dan itu indah sekali saudara
04:55ya
04:57dalam berat
05:03kutapake
05:05jalan terjal ini
05:07berat
05:17kutapake
05:18Melayang dunjau disana, dimana kini engkau berada, tidak ada jalan muda mengikut jejakmu,
05:38Menyusuri lorong kejam, via dulu rusak, menggenggami erat-erat, tangan-tangan kecil, yang engkau titipkan padaku,
06:00Sampai rumah Bapak nanti, ku mengadap racakku, ku sampaikan telah usai tugasku,
06:16Ku cium kakimu Tuhan, yang berlubang padaku, ku bisikkan hamba mencintaimu
06:32Sedara, kalau sedara ada di rumah duka, melayat ya, apalagi pada waktu di pemakaman,
06:46Anda kan ada perasaan tertentu ya, perasaan gentar terhadap kematian,
06:51Atau sedara baru melihat satu realitas betapa dasyatnya kematian itu,
06:56Apalagi kalau yang meninggal itu, usia-usia yang relatif muda,
07:03Atau kalaupun sudah tua, tapi anggota keluarganya tidak rela,
07:08Itu cerit tangisnya itu luar biasa,
07:12Waktu peti mau ditutup itu sudah berkali-kali saya saksikan,
07:16Sampai pinsan-pinsan, sampai teriak, sampai melarang peti ditutup,
07:21Sampai mukuli petugas yang mau nutup,
07:26Ya, karena saya sudah berkali-kali melihat suasana itu, ya kita tenang dulu,
07:32Ya, tenang, malah pernah, oke oke, jangan ditutup dulu, sudah lihat,
07:38Ya, oke, sudah dilihat, sudah, sudah ya,
07:43Lalu kadang-kadang saya berkata, jangan menyusahkan yang sudah meninggal,
07:49Dia sudah meninggal, jangan disusahkan ya,
07:52Dia sudah lebih tenang kok, ayo, nah,
07:55Lalu saya sering suruh juga, orang atau keluarga dekat untuk,
08:00Mengendalikan yang, apa, out control itu, saudaraku, ya,
08:08Nah, suasana seperti itu, suasana yang mencekam,
08:12Dan saya sering terinspirasi, ya, waduh, betapa dasyatnya suasana ini,
08:18Yang bisa sangat kondusif, untuk berpikir tentang kekekalan,
08:24Nah, konyolnya manusia itu, aduh, cuman sesaat, setelah itu lupa,
08:33Nah, saya memilih untuk mengingat terus,
08:36Maka lagu-lagu saya lagu-lagu kematian,
08:39Satu hal yang aku harus pahami,
08:47Itu, hari kematianku yang sudah pasti,
08:56Tak tahu kapan itu akan terjadi,
09:01Di perjalanan singkat hidup ini,
09:07Aku harus mempersiapkan diri,
09:17Saat yang indah, hari kematianku,
09:22Di pembaringan terakhirku,
09:31Nanti sahabat sejati,
09:36Pasti menjemputku,
09:41Ruh kudus tolong aku,
09:46Hidup tidak berjelak,
09:47Sampai waktu menutup mata,
09:57Ku rindu seperti Yesus,
10:02Kesukaanmu Bapak,
10:06Hidup ini jadi berharga,
10:13Ya saudara,
10:15Kita bawa suasana kematian itu,
10:21Dalam hidup kita setiap saat,
10:22Dan itu tidak berlebihan,
10:25Karena memang kematian bisa menjumpai kita setiap saat,
10:29Jadi,
10:29Kengerian suasana itu,
10:32Hanya bisa diantisipasi oleh orang yang tiap hari,
10:36Membiasakan diri,
10:37Merenungkan kematian,
10:39Dan mempersiapkan diri,
10:40Hidup tidak bercelah,
10:43Mengabdi melayani Tuhan,
10:44Sampai titik,
10:46Kopos itu,
10:47Nah itu baru,
10:49Bisa mengantisipasi suasana itu,
10:52Nah,
10:53Saya juga sudah berkali-kali ya saudara,
10:55Berkali-kali sudah,
10:57Tidak saya hitung ya,
10:59Sejak muda melihat orang di ujung maut,
11:03Suasana orang sekarat itu juga mengerikan,
11:06Bagi yang hadir,
11:07Yang masih hidup saja,
11:09Itu mengerikan,
11:10Tercekam,
11:11Apalagi yang sedang menjalani,
11:15Memati,
11:18Suasana yang begitu,
11:20Apa itu ya,
11:21Kritis-krisis,
11:23Mengerikan itu,
11:25Hanya bisa diantisipasi,
11:26Kalau seseorang,
11:29Tiap hari membiasakan diri,
11:31Berpikir,
11:33Merenungkan tentang kematian,
11:34Mempersiapkan diri dengan baik,
11:37Hidup tidak berselah,
11:38Dan mengabdi kepada Tuhan,
11:42Ya,
11:43Ayo deh,
11:44Yuk ya,
11:46Yuk saudara,
11:47Makanya kalau saudara,
11:48Pagi-pagi saya ajak berdoa,
11:50Itu tidak ada ruginya,
11:52Ya,
11:52Ya,
11:53Ya,