Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 2 hari yang lalu
Video Lengkap

MEMPERSIAPKAN KEMATIAN BERMARTABAT (BAG 2) - Hanyut oleh Kesenangan
https://dai.ly/x9rigrc
Transkrip
00:00Saudara ku sekalian, seharusnya satu-satunya keinginan yang kita miliki adalah melakukan keinginan Allah saja dan ini menjadi gairah hidup kita.
00:20Kita berani punya komitmen itu, Tuhan pasti akan menuntun kita.
00:25Pokoknya modalnya nekat, pokoknya kita mau Tuhan akan menolong kita.
00:36Apa yang menjadi kesenangan-kesenangan kita harus rela kita tanggalkan, itu harus dari diri sendiri.
00:47Kita bisa berkata tidak, seperti makanan-makanan tertentu yang kita pandang ini enak,
00:54Tapi kita tahu ini bisa membahayakan tubuh kita, kita berkata tidak.
01:03Kita ganti yang lain.
01:07Nanti bisa, nanti bisa, nanti bisa.
01:12Nanti bisa.
01:13Waktu kita itu singkat, dunia makin rusak, makin sulit.
01:22Apalagi Bapak Ibu yang sudah usia di atas 50 tahun.
01:27Apalagi dengan adanya wabah COVID.
01:29Bukan ngancam, itu realitas dan realistis kok, saudara.
01:37Ikuti apa yang saya bagikan, saya sungguh-sungguh mau belajar, saya benar-benar mau bertobat, saudara.
01:46Lagu ini kan lagu pertobatan, saudara.
01:49Saya hampir tiap hari nyanyikan lagu ini.
01:52Sebagai updating, atau memperbarui komitmen saya.
01:59Saya ulangi lagi, saya ulangi lagi.
02:01Terus terang, saya takut kalau saya menoleh ke belakang dan punya kesenangan-kesenangan lagi.
02:06Apapun bentuknya.
02:07Ini baru yang namanya berkemas-kemas.
02:15Unsur duniawi lain, atau kekafiran lain.
02:18Pemikiran atau anggapan bahwa kalau seseorang berbuat kesalahan kecil, Allah akan mentolerir.
02:26Nah ini juga, kacau ini.
02:29Yang tadi pertama, merasa berak punya keinginan.
02:32Yang kedua, bahwa kesalahan kecil itu tidak masalah.
02:36Sehingga banyak kesalahan-kesalahan yang kita anggap kecil, menjadi kebiasaan hidup setiap hari.
02:45Ketidaktulusan, kebohongan, membicarakan orang lain, curiga, penuh prasangka.
02:53Sementara itu, merasa bahwa itu bukan sesuatu yang mendukakan hati Allah.
02:59Waduh, mengerikan saudaraku.
03:02Dengan cara hidup seperti ini,
03:04Orang tidak membangun kesucian standar Allah.
03:11Sebab kalau orang sudah ceroboh,
03:13Untuk hal-hal kecil, akhirnya dia juga bisa ceroboh untuk hal-hal besar.
03:22Kalau mau suci, suci sekalian, saudaraku.
03:25Jangan bohong-bohongan.
03:29Jangan kita tidak tulus.
03:32Ya memang kita sudah tulus, orang menganggap kita tidak tulus, ya tidak apa-apa.
03:37Kita sudah belajar jujur, orang menganggap kita bohong, tidak jujur, ya tidak apa-apa.
03:43Sebab ada pengadilan.
03:44Nah apa, asal kita jangan tidak jujur, jangan tidak tulus.
03:51Harus takut Tuhan.
03:55Nah kalau orang sudah membiasakan diri, untuk hal-hal kecil, dia tidak merasa bersalah.
04:03Akhirnya menjadi kebiasaan.
04:04Itu benih pemberontakan.
04:11Merasa tidak punya dosa, karena tidak melakukan pelanggaran secara umum,
04:16Yang dapat terpidana secara hukum manusia.
04:20Padahal Allah mengendaki kesucian dalam segala hal.
04:24Baik itu hal kecil, atau sederhana, atau hal-hal besar.
04:29Benar-benar, saudaraku, alam mengendaki kita hidup tidak bercacat dan tidak bercelah dalam segala hal.
04:41Dan itu sama dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan kita, Yesus Kristus, di Matius 5, ayat 48.
04:48Sempurna seperti Bapak.
04:54Sempurna seperti Bapak.
04:56Jika tidak demikian, berarti tidak bersedia mengikut Yesus.
05:01Atau ikut jejaknya.
05:03Ikut Yesus itu, dalam segala hal benar.
05:08Dalam segala hal lurus.
05:11Nah saya bicara ini, saya akan dituntut.
05:13Apakah Erastus lurus atau tidak ya.
05:16Terserah apalah artinya tuntutan manusia.
05:20Kita hidup di hadapan Allah dengan mata terbuka setiap saat.
05:25Kita takut akan Allah.
05:28Bukan karena mau dinilai manusia.
05:33Saudaraku, keadaan hidup di mana seseorang masih melakukan hal-hal yang mendukakan hati Allah.
05:42Sekalipun itu kelihatannya kecil.
05:45Ia tidak memiliki kesucian standar Allah.
05:50Nah kalau itu anak muda atau secara umur biologis, masih kanak-kanak atau remaja bisa ditolerir.
05:57Tapi kalau sudah usia 20, 25, tahun 30, 40, 50, 60.
06:03Harus bersih benar, saudara.
06:06Sebab ketika Tuhan berkata, kuduslah kamu sebab aku kudus.
06:10Di 1 Petrus 1 ayat yang ke-16.
06:13Tentu saja kekudusan yang dimaksud adalah kekudusan standar Allah.
06:21Bukan standar yang lain.
06:23Kalau Allah berfirman, keluarlah kamu dari antara mereka.
06:30Jangan menyentuh apa yang najis.
06:322 Korintus pasal 6.
06:35Tentu saja kenajisan itu segala sesuatu yang Allah tidak suka.
06:39Apakah itu dosa kecil atau dosa sederhana atau dosa besar.
06:45Pokoknya yang Allah tidak suka.
06:49Jangan lakukan.
06:51Jangan perbuat.
06:56Harus selalu diingat.
06:59Bahwa orang-orang yang mendukakan hati Allah.
07:03Tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan surga.
07:07Kita pertanyakan ya.
07:10Hidup kita sekarang.
07:12Hari-hari kita itu kita mendukakan hati Allah atau menyukakan dia.
07:19Orang yang masih mendukakan hati Allah.
07:24Kalau mati itu kematiannya tidak bermartabat, saudaraku.
07:29Kalau mati itu kematiannya tidak bermartabat.
07:33Mereka adalah orang-orang yang belum termasuk melakukan kehendak Bapak.
07:45Pasti belum mendapat pengakuan dari Allah Bapak.
07:50Sebagai berkenan di hadapannya.
07:53Kenyataan yang dapat dilihat dan dibuktikan bahwa orang yang tidak tergetar terhadap realitas kekekalan adalah orang-orang yang tidak bisa menghargai Allah secara benar.
08:07Mereka orang-orang yang tidak percaya kepada Allah secara benar pula.
08:14Tidak bisa percaya kepada Allah dengan benar.
08:17Saudara buktikan itu dalam kehidupan saudara dan kehidupan orang lain.
08:21Orang yang tidak menghayati bahwa dirinya makhluk kekal, ada realitas kekekalan, tidak tergetar oleh hal ini.
08:29Ia tidak berusaha berkenan kepada Allah.
08:34Seperti hewan yang tidak menyadari kekekalan cenderung menjadikan sesamanya sebagai mangsa.
08:43Demikian pula sebagian besar manusia yang tidak mengenal dirinya makhluk kekal.
08:49Lihat saja mereka bersikap sewenang-wenang terhadap sesamanya.
08:54Tanpa peduli bahwa ada hakim yang akan meminta pertanggung jawaban.
08:59Saudaraku yang kekasih,
09:04Kesadaran terhadap realitas bahwa manusia adalah makhluk kekal,
09:09Harus dihubungkan dengan realitas kematian yang akan dialami manusia.
09:16Sepasti matahari yang terbit di ufuk timur,
09:20Sepasti itu pula kematian yang akan pasti kita jumpai,
09:27Atau kita hadapi, atau kita alami.
09:29Kepastian mengenai kematian ini sering dilupakan orang, saudaraku.
09:38Orang tidak berusaha memikirkannya.
09:41Dalam percakapan-percakapan, lalu ada bicara tentang kematian, ada orang yang tidak suka,
09:50Lalu minta supaya menghentikan percakapan mengenai kematian.
09:54Jangan omong soal kematian lah, bicara yang lain saja, ya tidak sanggup.
10:03Tidak sedikit orang yang tidak suka mendengar khutbah atau lagu-lagu yang menyinggung mengenai kematian.
10:11Dan mereka protes.
10:12Ini apaan sih khutbah mati-mati melulu, lagu kok mati-mati melulu, protes.
10:20Tidak suka, ya terserah.
10:23Suatu hari mereka akan menyesal yang protes-protes itu.
10:26Sebab khutbah-khutbah dan lagu-lagu mengenai kematian,
10:32Mengingatkan kita terhadap realitas kematian yang pasti,
10:38Pasti kita hadapi.
10:40Dan kekekalan yang kemudian kita akan alami.
10:44Loh, diingatkan kok gak mau.
10:46Kecuali Anda tidak akan mati.
10:49Anda bisa mati setiap saat loh.
10:51Apalagi dengan COVID-19.
10:54Terpapar masuk rumah sakit tidak sedikit yang tidak pulang.
10:57Dibungkus plastik.
10:59Dikubur dengan protokol COVID-19.
11:08Saudaraku, ya.
11:11Walaupun tidak semua, tetapi hampir bisa dipastikan.
11:14Orang yang tidak takut mendengar.
11:18Orang yang takut, orang yang takut mendengar mengenai kematian.
11:23Itu orang-orang yang pasti tidak siap menghadapi kematian.
11:30Orang-orang seperti ini sebenarnya orang-orang yang sangat malang.
11:37Ia tidak ingin mendengar persoalan mengenai kematian.
11:40Tetapi suatu saat ia pasti mengalami kematian.
11:43Dia pasti tidak berusaha untuk hidup berkenan di hadapan Allah.
11:48Pasti tidak berusaha.
11:51Masih memuaskan keinginan sendiri.
11:53Nanti kalau ketemu Bapak di surga baru tahu.
11:57Memang itu.
11:58Kau yang membuatku ada saatku dalam dosa selamatkan jiwaku.
12:15Kau hutang kehidupan, ku hutang kebaikan, kepadamu Bapak di surga.
12:28Coba ingat ya, kita itu diciptakan.
12:31Dibuat ada.
12:34Jatuh dalam dosa diselamatkan.
12:37Kita berhutang kehidupan.
12:41Tidak ada mau hitung-hitungan dengan Tuhan.
12:43Oh kita berhutang kehidupan kok.
12:46Ntek udah.
12:47Abis hidup kita.
12:48Ya kan saudara?
12:52Makanya mestinya tak lagi ku ingini apapun juga segenap diriku telah kau miliki.
13:06Ku perhatikan petunjukmu, ku nantikan suaramu, keinginan Bapak, segalanya bagiku.
13:23Betapa takut dan mengerikannya keadaan orang-orang yang ketika masih hidup tidak suka mendengar hal kematian.
13:36Waktu dia di ujung maut, mereka tidak mempersiapkan diri terhadap realitas kekekalan.
13:46Tetapi orang yang akrab dengan tema kematian dan kekekalan siap menghadapi realitas.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan