- 13 jam yang lalu
- #mbg
- #bgn
- #keracunanmbg
KOMPAS.TV - Badan Gizi Nasional sudah mengakui ada kelalaian dan pengelolaan yang tak sesuai SOP di balik terjadinya keracunan massal MBG di sejumlah wilayah.
Lalu, bagaimana mengusut biang masalah dari terus berulangnya keracunan MBG? Kita bahas bersama anggota Komisi IX DPR Fraksi PKB, Ning Eem Marhamah Zulfa Hiz, dan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama.
Sahabat KompasTV, jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube KompasTV, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia. Jangan lewatkan live streaming KompasTV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/live.
Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari KompasTV.
Sahabat KompasTV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: www.kompas.tv
#mbg #bgn #keracunanmbg
Baca Juga [FULL] Komisioner Kompolnas & PBHI Tanggapi soal Polisi Sita Buku "Kiri", Apa Tujuannya? di https://www.kompas.tv/nasional/619974/full-komisioner-kompolnas-pbhi-tanggapi-soal-polisi-sita-buku-kiri-apa-tujuannya
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/619975/full-komisi-ix-dpr-pakar-respons-kasus-keracunan-mbg-sppg-harus-diberi-edukasi-oleh-bpom
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Di tengah kasus keracunan masal MBG yang dihadapi Badan Gizi Nasional,
00:04Jumat kemarin Menteri Keuangan Purbaya menemui Ketua BGN Dadan Hindayana di kantor Badan Gizi Nasional.
00:11Purbaya jelaskan ia ingin mempelajari proses saluran anggaran maka yang bergizi gratis
00:16yang saat ini digelontorkan 71 triliun rupiah dan akan ditambah 28 triliun rupiah pada tahun 2025.
00:24Purbaya pastikan Kemenkyo akan membantu BGN agar seluruh anggaran bisa terserap.
00:30Kan tahun depan banyak, besar anggaran ini.
00:32Saya mau lihat seperti apa sih BGN, seperti apa. Saya mau belajar, bukan Pak ini.
00:36Kalau ngambil penyelapan anggaran itu Pak?
00:39Saya mau lihat penyelapan anggaran seperti apa. Kalau dia bisa bantu, bantu. Kalau nggak bisa yaudah.
00:45Kalau mau pas rapannya rentah gitu Pak?
00:47Nggak tahu. Nanti saya mau lihat seperti apa. Tapi beliau sudah punya program yang bagus, jadi kita nggak usah khawatir.
00:52Nanti kalau penyelapannya masih ada, mau digeser-geser lagi, bagaimana Pak?
00:55Nanti kita lihat liat ya Pak ya.
00:57Pemasaran lagi.
00:58Kalau itu nggak ada penambahan dana lagi kan, tahun depan juga mau ikuti ya.
01:03Nggak tahu nih Pak, tahun depan. Kan tahun depan banyak, besar anggaran ini.
01:07Nanti saya nggak perlu ya.
01:10Badan Dizi Nasional sudah mengakui ada kelalaian dan pengelolaan yang tak sesuai SOP.
01:16Di balik terjadinya keracunan masal MBG di sejumlah wilayah.
01:19Lalu bagaimana mengusut biang masalah dari terus berulangnya keracunan MBG?
01:23Kita bahas bersama anggota Komisi 9 DPR fraksi PKB, Ning E.M. Marhamah Zulfahis dan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Chandra Yoga Haditama.
01:34Prof. Chandra, Buning, selamat petang semua.
01:38Ya, selamat sore.
01:40Siap. Saya ingin ke Buning terlebih dahulu bahwa Presiden setelah tiba di tanah air menyebut akan segera memanggil kepala BGN.
01:46Menurut Anda, poin apa yang harus diprioritaskan Presiden untuk segera dibahas?
01:50Pertama, ini kan anggaran MBG ini kan cukup fantastis ya.
01:59Tetapi yang pertama adalah yang terkait keracunan ini.
02:04Pertama, berarti kan harus bagaimana kita memperketat SOP-nya.
02:08Nah, SOP selama ini kan saya, sekarang ini kan terlalu misalkan mengejar bagaimana
02:14agar penerima manfaat itu bisa sesuai ditargetkan oleh Presiden, yaitu berdirinya berapa, 25 ya, 30 ribu SPPG, terus kemudian 8 ribu penerima manfaat.
02:29Nah, sehingga karena kita mengejar target, sehingga melupakan SOP ini.
02:35Nah, menurut saya yang pertama harus di evaluasi adalah yang pertama adalah SOP tersebut.
02:40Pertama, ketika SPPG yang mengalami kejadian luar biasa itu harus segera di stop.
02:50Di stop sampai kemudian jelas, dan di investigasi ini kesalahannya di mana.
02:56Jadi mereka tidak boleh langsung masih beroperasi.
03:00Pertama itu, di stop dulu mungkin di clearan satu atau dua bulan atau berapa lama sampai kemudian.
03:09Terus kemudian, kedua dipastikan bagaimana agar hal ini tidak terjadi lagi.
03:14Jadi terutama kepada SPPG yang baru buka, itu harusnya diberikan dulu kayak semacam pelatihan atau apa.
03:23Terus kemudian juga diedukasi oleh BP POM, ya.
03:27BP POM kan punya itu apa, keahlian ya.
03:30Bagaimana agar makanan ini aman dikonsumsi.
03:34Nah, itu biar BP POM lah kemudian masuk di sana.
03:39Misalkan ketika pengelola dapur bersama kru-nya, yang 50 orang di SOP tersebut sudah dilatih.
03:46Bagaimana cara mengelola makanan, ya.
03:49Bagaimana cara membuat makanan yang aman untuk dikonsumsi, tahapan-tahapannya barulah kemudian mereka diberikan, diizinkan untuk buka seperti itu.
04:02Ini kan permasalahannya.
04:04SPPG-SPPG yang baru itu biasanya buka langsung Rp3.000.
04:08Nah, menurut saya, gak masalah ketika yang SPPG baru itu setah dilatih itu bertahap.
04:14Kalau dia memang Rp3.000, mungkin Rp1.000 dulu, terus kemudian barulah minggu selanjutnya dinaikkan, dinaikkan sampai kemudian sesuai dengan target yang akan dia edarkan makanan tersebut.
04:28Seperti itu.
04:29Oke, saya ingin...
04:29Sekarang itu tidak seperti itu.
04:31Silahkan.
04:32Oke, saya ingin tanyakan peran dari Komisi 9 secara spesifik, Buni.
04:36Karena kita tahu bahwa Komisi 9 adalah mitra dari BGN.
04:39Apakah sampai dengan saat ini Komisi 9 menilai bahwa BGN dalam tanda kutip tidak mampu menyelenggarakan MBG seorang diri, hanya satu instansi?
04:51Menurut saya harus kolaborasi.
04:53Harus kolaborasi ya?
04:54Karena satu.
04:55Iya, harus kolaborasi.
04:56Tidak bisa sendirian.
04:57Saya sepakat gitu.
04:58Karena satu, BGN itu kan institusi baru.
05:03Orang-orang baru.
05:04Saya kira dengan tugas yang sangat luar biasa.
05:06Dan targetnya banyak.
05:09Itu kan cuma berapa orang.
05:13Harusnya kan ini sebenarnya layaknya itu kementerian.
05:16Terus SDM juga harusnya juga ditambah.
05:19Terus kemudian kalau memang tidak seperti itu, maka bekerjasamalah dengan misalkan satu BPPOM.
05:25Itu yang paling utama ya.
05:26Terus kemudian Kementerian Kesehatan dengan BKKBN.
05:30Karena target dari MBG ini kan juga penanganan stunting.
05:34Jadi kalau itu kemudian kolaborasi, saya kira SDM-SDM-nya akan bertambah tuh.
05:39Jadi harus bersama-sama, tidak bisa sendirian.
05:42Karena apa?
05:43Dengan lembaga baru, dengan anggaran yang sangat fantastis, itu juga pasti mereka juga kebingungan.
05:49Dan ini juga yang kemudian menjadi kritikal di Komisi 9, bagaimana anggaran senilai 71 triliun ini baru terserap kemarin itu baru 22 persen.
06:01Bayangkan, waktu tinggal 3 bulan lagi ya, kemarin di bulan Aguslu.
06:06Ini September, Oktober, November.
06:08Oktober, November, Desember.
06:10Waktu tinggal 3 bulan lagi, sedangkan anggaran yang terserap baru 22 persen.
06:16Itu yang kemudian menjadi kritikal kita, sehingga akhirnya mereka kejar target itu bagaimana untuk bisa terserap.
06:24Seperti apalagi mungkin dengan adanya Kementerian Keuangan yang teruntangan.
06:29Kalau misalkan nggak segera terserap, akan diambil.
06:31Atau seperti apa, akan dirubah, dan sebagainya itu.
06:33Itu mungkin yang bisa jadi.
06:36Itu yang membuat kemudian bagian untuk ada yang bisa cepat buka.
06:40Saya sepakat, anggaran 71 triliun harus didorong untuk bisa terserap, tetapi juga tetap harus menjaga keamanan.
06:50Baik, artinya anggaran belum terserap cukup banyak, kemudian juga begitu banyak kasus keracunan masal MBG.
06:56Saya ingin ke Prof. Chandra bahwa Labkesta Jabar, Prof. sudah mengeluarkan hasil uji sampel dari 208 sampel MBG dari 12 kota dan kabupaten di Jabar.
07:05Hasilnya terdapat bakteri Salmonella dan Bacillus cereus.
07:09Kesimpulan dari hasil ini apa, Prof. Chandra?
07:12Ada tiga yang ingin saya sampaikan.
07:14Nomor satu, kalau kita lihat kompastv.com, bulan Mei 2025, 4 bulan yang lalu, itu sudah disampaikan juga oleh BGN bahwa ada Salmonella di Bogor.
07:23Jadi ini bukan barang baru, karena 4 bulan lalu sudah ada.
07:26Sekarang ada lagi.
07:27Itu poin pertama.
07:27Poin kedua, kalau kita lihat statement WHO, memang ada 4 kemungkinan kontaminan yang ada pada makanan.
07:35Tentu saja mereka tidak cerita soal makan bergisi gratis, makanan pada umumnya ya, termasuk makan bergisi gratis tentunya.
07:41Empat kemungkinan kontaminan.
07:42Nomor satu, bakteri.
07:44Nomor dua, virus.
07:45Nomor tiga, parasit.
07:46Dan nomor empat, bahan kimia.
07:48Kalau bakteri yang paling sering adalah tiga, Salmonella, E. coli, persis sama dengan di kita, plus satu lagi namanya Campylobacter.
07:56Itu yang bakteri.
07:58Dan tadi sudah disampaikan oleh pejabat dari lab bahwa kalau Salmonella itu berhubungan dengan daging, telur, ayam.
08:05Jadi di situ masalahnya.
08:07Sementara kalau yang Bacillus serius, itu berhubungan dengan nasi sebenarnya.
08:12Jadi ini sudah cocok dengan apa yang terjadi begitu.
08:15Dan kemudian ditambahkan pula bahwa ada kontaminan nitrit, tadi disebutkan.
08:19Nitrit itu berhubungan dengan bahan pengawet.
08:21Jadi saya kira ini jelas berhubungan satu dengan lainnya.
08:23Itu yang bakteri.
08:25Yang kedua, virus.
08:26Ada juga virus yang bisa menyebubkan kontaminasi.
08:29Kalau ikuti berita di berbagai.
08:31Dan ini agak eksklusif ya.
08:33Karena ini terjadi di Kapal Pesial.
08:35Bulan ini terjadi, dua bulan lalu sudah terjadi.
08:37Di Kapal Pesial itu sudah beberapa kali terjadi infeksi.
08:40Maksudnya keracunan masal akibat norovirus.
08:43Jadi virus juga bisa.
08:44Contoh yang lain yang sering terjadi adalah virus hepatitis A.
08:48Sering terjadi di warung sekolah dan sebagainya.
08:50Jadi virus juga mungkin.
08:51Itu yang kedua.
08:52Yang ketiga adalah parasit.
08:54Kita pernah ribut.
08:55Bukan ribut lah.
08:56Ramai cacing.
08:58Tentu saja kita tidak harapkan ada cacingnya.
09:00Tapi bagaimanapun itu kemungkinan terjadi.
09:02Dan yang keempat, bahan kimia.
09:03Jadi nomor satu, saya tadi sampaikan bahwa ini sudah pernah terjadi.
09:07Yang kedua, memang empat poin inilah yang memang dianjurkan WHO.
09:10Dan saya mengusulkan ini di preksa.
09:12Tentu belum berarti akan ketemu semua.
09:15Tapi kalau mau preksa, preksalah semua ini.
09:16Tentu potensi-potensi.
09:18Jadi yang ketiga, saya ingin ulang seperti saya persatakan di kompas ini.
09:21Prinsip dasar makan.
09:23Bukan hanya makan bergizi gratis.
09:24Prinsip dasar konsumsi makanan, nomor satu harus sehat.
09:27Itu nomor satu.
09:28Tentu dia harus bergizi.
09:30Dan mungkin rasanya musiana.
09:32Tapi kalau tidak sehat, soalan berhenti.
09:35Jangan dikonsumsi lagi.
09:36Jadi menjaga prinsip dasar karena itu sehat, itu prinsip dasar makan-makan kita sehari-hari.
09:41Mau makan di restoran, apalagi makan bergizi gratis yang mencakup sekian puluh juta orang.
09:45Oke, artinya bakteri Salmonella ini kerat kaitannya dengan daging dan telur,
09:51basilus serius dengan nasi.
09:52Apakah bisa dikatakan bahwa persoalan keracunan masal MBG berasal dari bahan baku?
10:00Nah, itu yang saya juga pernah sampaikan di kompas ini.
10:03Bahwa sebenarnya kita harus lihat itu yang disebut sebagai rantai maknik.
10:07Food security keamanan pangkat.
10:08Kita memang sebagian besar mungkin kasus terjadi di SPPG atau di dapur.
10:13Tapi yang dinilai harus dari awal sampai akhir.
10:15Awal itu artinya bahan bakunya.
10:17Apakah sayurnya atau sayurnya itu ada insektis tidak apa tidak.
10:22Apakah hewannya itu hewan sakit yang dipotong ada penyakit atau tidak.
10:25Kalau itu bagus, maka bahan bakunya itu kan ditransportasi ke gudang.
10:29Apakah selama transportasi berjalan baik atau tidak.
10:32Apakah kalau misalnya saja ada ferry yang terhambat atau terjalan rusak,
10:35terhambatnya jadi diam 2-3 hari kan bahan bakunya jadi rusak.
10:40Yang ketiga, gudangnya.
10:41Apakah gudangnya itu baik, kalau mabapan tepat atau tidak, suhu dan sebagainya.
10:46Yang keempat, baru SPPG-nya.
10:48Jadi faktornya bisa macam-macam.
10:50Misalnya dari SPPG-nya baik, kita sudah banyak dibicarakan.
10:53Dari SPPG-nya kan dibawa lagi ke sekolah dan itu bukan waktu sekian jam.
10:56Itu juga mungkin kontaminasi terjadi di situ.
10:59Baru yang terakhir ke sekolah.
10:59Nah, jadi konsep yang from farm to plate atau from farm to dari petanian sampai makan,
11:06itu harus dicek satu-satu yang mana sebenarnya kebocoran yang terjadi.
11:10Oke, bahwa BGN sebelumnya juga sudah menyampaikan,
11:14memberikan waktu satu bulan kepada SPPG untuk kemudian membuat sertifikasi
11:19ataupun meraih sertifikasi.
11:21Apakah kemudian Komisi 9 akan mendesak jika terbukti adanya kelalaian kembali,
11:26kasus ini bisa dibawa ke ranah hukum atau bahkan pidana?
11:33Saya kira kalau terjadi hal seperti itu, itu pasti sesuatu yang tidak diinginkan.
11:39Tetapi menurut saya penyelenggara hari ini, karena ini adalah program andalan,
11:44ya tetap harus bertanggung jawab.
11:47Gak bisa kemudian lepas begitu saja.
11:50Harus ada yang bertanggung jawab.
11:52Dalam bentuk apa, Buning?
11:53Ya, mungkin bisa gitu kan.
12:01Kalau scourcing itu kan udah biasa mungkin ya sampai diinvestigasi,
12:08yang paling bersalah itu siapa gitu kan.
12:13Nah, itu mungkin bisa dipidanakan, tidak masalah.
12:15Tetapi mungkin pidana-pidana yang sifatnya itu ringan mungkin.
12:21Tetapi dilihat nanti, misalkan kalau sampai kehilangan nyawa ya,
12:29misalkan itu kan gitu.
12:32Tetapi kalau misalkan kerugian-kerugian, misalkan kayak cuman dia, apa, keracunan,
12:41tetapi kemudian misalkan negara harus hadir tuh untuk mengobati dan sampai sembuh.
12:45Tetapi kalau sampai kemudian itu menghilangkan nyawa,
12:49nah itu saya kira itu harus tanggung jawab sesuai dengan mungkin aturan yang berlaku.
12:53Oke, saya ingin tanyakan lagi ke Buning bahwa tadi juga Buning sebelumnya sudah menyampaikan
12:58bahwa perlu ada kolaborasi dan juga ada rantai pasok yang begitu panjang
13:01dalam penyiapan MBG ini.
13:03Pihak-pihak mana saja yang paling tepat untuk kemudian dipilih berkolaborasi dengan BGN?
13:11Satu, pertama itu BP POM ya, karena BP POM kan tugas utamanya adalah
13:15Badan Pengawas Obat dan Makanan.
13:17Dan di BP POM juga ada ya, makanan yang olahan, itu ada beberapa.
13:23Itu yang pertama.
13:25Terus kemudian kedua, secara substansi adalah BKKBN.
13:30Ini, karena target utama yang ada penanganan stunting.
13:33Terus kemudian Kementerian Kesehatan.
13:35Itu saya kira tiga stakeholder itu yang kemudian harus diajak kolaborasi.
13:40Seperti itu.
13:41Baik, tentu kita harapkan bahwa...
13:43Kalau dalam hal ada kejadian luar biasa, selain yang itu tadi mungkin juga bisa dilibatkan tidak masalah.
13:50Misalkan apa, porri, seperti itu.
13:52Kalau memang kejadian luar biasa yang sampai apa, murigan, apalagi menghilangkan nyawa, seperti itu.
13:58Tentu itu tidak kita harapkan terjadi, kita berharap bahwa MBG berjalan dengan sebagaimana mestinya.
14:05Baik, terima kasih banyak.
14:07Prof. Chandra dan juga Buning telah bergabung di Kompas Petang.
14:11Sehat-sehat selalu.
Dianjurkan
1:50
|
Selanjutnya
25:25
1:12:18
1:17
2:05
3:26
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
3:02
2:32
3:02
3:03