Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
TAPANULI SELATAN, KOMPAS.TV - Banjir bandang di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menghancurkan ratusan rumah warga.

Penyintas banjir di Sumut butuh uluran tangan, demi menghidupkan lagi asa untuk melanjutkan hidup pascabencana.

Berikut laporan jurnalis KompasTV Jonah Hamonangan, dan juru kamera Vebry Jems, serta pilot drone Muhammad Andika, dari Desa Huta Godang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang kami rekam sebelumnya.

Baca Juga Gubernur Sumbar Sebut Alat Pertanian dan Pemulihan Lahan Jadi Kebutuhan Mendesak Pascabencana di https://www.kompas.tv/regional/636257/gubernur-sumbar-sebut-alat-pertanian-dan-pemulihan-lahan-jadi-kebutuhan-mendesak-pascabencana

#bencanasumatera #korbanbanjir #longsor #tapanuliselatan

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/636263/pulihkan-asa-untuk-melanjutkan-hidup-korban-bencana-sumatera-butuh-uluran-tangan-sapa-pagi
Transkrip
00:00Tak hanya di Provinsi Aceh, Saudara, banjir bandang di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara juga menghancurkan ratusan rumah warga.
00:08Penyintas banjir di Sumatera Utara butuh uluran tangan demi menghidupkan lagi asa untuk melanjutkan hidup pasca bencana.
00:17Dan berikut laporan jurnalis Kompas TV, Jonah Hamonangan dan juru kamera Febri James serta pilot drone Muhammad Andika
00:24dari Desa Huta Godang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang kami rekam sebelumnya.
00:31Saudara Sati, saya berada di Desa Huta Godang, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
00:37Daerah ini menjadi salah satu daerah terdampak banjir bandang yang videonya viral,
00:43dikarenakan volume banjirnya begitu besar hingga menghanyutkan banyak rumah warga.
00:48Rumah di belakang saya ini tidak hanyut tapi kerusakannya begitu tinggi.
00:53Bahkan kalau kita lihat saat ini sudah masuki hari ke-13 tapi lumpurnya masih dalam.
01:00Saat ini ketinggian dari pijakan saya ke atas ini kurang lebih sekitar antara 15-20 cm.
01:06Bahkan di dalam rumah ini mencapai 40 cm.
01:10Di samping saya ini sudah ada keluarga atau korban terdampak
01:15dan mereka juga adalah pemilik rumah yang ada di belakang saya yaitu dengan Kak Nirwana dan Kak Nana.
01:24Kak, sebelumnya kami turut berduka ya atas dia dan ini ya.
01:28Ini sudah masih ke hari 13.
01:31Listrik pun bisa dikatakan hanya setengah yang terisi.
01:35sisanya belum.
01:36Dan bantuanmu katanya juga masih belum terdistribusi dengan baik ya.
01:39Nah, mungkin Kak Nirwana boleh menceritakan ya atau mungkin bisa curhat juga kepada pemerintah.
01:46Apa bantuan yang sebenarnya diharapkan?
01:49Jelas rumah saya, Pak, sudah jebol, Pak.
01:54Rumah saya sudah tidak layak pakai, Pak, ke belakang.
01:58Sudah tidak punya dapur, Pak.
02:00Harta, benda, semua jenis-jenis usaha kita juga sudah tidak ada, Pak.
02:05Di depan juga, Pak, ada sawah kita, Pak.
02:09Sawah itu tumpuan harapan, Pak.
02:12Di mana sawah ini yang bisa menyekolahkan saya dan adik-adik saya, Pak.
02:16Sekarang saya harus bagaimana, Pak?
02:18Saya minta kepada Bapak-Bapak pemerintah,
02:24tepatnya Bapak SDM kemarin,
02:26saya Menteri SDM dan Menteri Lingkungan Hidup
02:30yang katanya sudah tinjau langsung ke Desa Garoga.
02:34Tapi saya yang di posko sudah menanti-nanti kehadiran Bapak tersebut,
02:39Menteri tersebut, namun tidak digubris, tidak singgah.
02:43Padahal saya ingin menanyakan,
02:45kami mau ke mana, Pak, selanjutnya?
02:49Kami memiliki harapan yang sangat-sangat besar
02:53kepada pemerintah kami, pemerintah Indonesia,
02:57agar kami benar-benar diperdulikan,
02:59kami benar-benar diperhatikan, Pak.
03:01Hidup kami hancur, sangat-sangat hancur, Pak.
03:07Semua harta benda, barang-barang yang kami punya,
03:10dihempaskan oleh banjir bandang,
03:13kayu-kayu besar melanda rumah kami, Pak.
03:16Terima kasih banyak, Kak Nana dan semuanya, Kak Nirwana.
03:19Karena perhatian dari pemerintah bukan hanya distribusi seperti logistik atau makanan,
03:26tapi juga ada solusi.
03:27Tadi seperti disampaikan, ada curhat bagaimana mereka membangun kembali rumah yang hancur.
03:33Usaha mereka harus dari nol, uang pun tidak ada.
03:37Juna Munangan, Febri James, Muhammad Andika, Kompas TV,
03:43Tapan Nenis Selatan, Sumatera Utara.
03:45Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan