00:00Satu kalimat yang keluar dari seorang Jokowi.
00:02Oke, Bang Refli, pernyataan dari Pak Jokowi dianggap normatif dan kayaknya nggak perlu ditakutin, nggak perlu heboh gitu lah.
00:09Yang takut siapa?
00:12Jangan-jangan yang takut Kompas TV ya kan?
00:15Nggak.
00:15Karena kita diundang di sini untuk membahas ya, maka saya menghormati Kompas TV yang melihat ini adalah sebuah bahasan politik yang menarik untuk dibahas, kan itu.
00:26Jadi ada pernyataan dari seorang Jokowi.
00:30Saya hormati dia sebagai mantan presiden, pernyataan dari Buk Mega, dari Jokowi, dari SBY, itu kan pernyataan-pernyataan yang tentu akan jadi highlight, ya kan.
00:41Jadi biasa saja, tetapi begini, kita harus melihatnya dari sisi analisis politiknya.
00:47Nah, analisis politiknya begini, apakah ketika Jokowi menyampaikan ini, dia dalam kondisi yang pede atau dalam kondisi yang tidak yakin sesungguhnya?
00:57Kan itu yang paling penting, psikologi dibalik itu.
01:01Kalau dikembali kepada Andres Pereira, wah ini kelihatannya dia mau menghindari masalah, ya kan, dengan tetap memegang atau memeluk Prabowo Subianto.
01:10Maka kita harus melihat itu, apakah dia cukup pede, sehingga dia ngomong, saya minta, kalau bahasanya begitu kan, Prabowo tetap dengan Gibran,
01:22atau dia mengharap, wah mudah-mudahan Prabowo tetap memakai anak saya dan lain sebagainya, misalnya begitu.
01:27Nah, saya melihat ada dua hal, ya.
01:31Pertama, bahwa yang tidak bisa dimungkiri adalah penguasa yang tidak berkuasa lagi, kekuasanya itu makin lama akan makin surut.
01:40Itu tidak bisa dimungkiri, itu kan sudah hukum alam.
01:43Maka kita lihat resafel, misalnya, walaupun resafel tersebut ada kontroversinya, misalnya, setelah dicopot, eh diangkat lagi jadi komisaris, misalnya.
01:54Hari ini berkunjung ke Solo, misalnya, untuk melapor dan lain sebagainya.
01:58Tapi kita melihat bahwa Prabowo sudah mulai, sedikit demi sedikit, melakukan pergeseran-pergeseran.
02:06Yang paling kentara adalah bagaimana pengelolaan dan penguasaan BUMN di situ.
02:12Karena itulah yang namanya pundi-pundi uang negara.
02:16Jadi, dia tidak ingin lagi ada dualisme, ya kan?
02:21Dualisme pengaruh.
02:22Dia pengen satu, satu pintu, dan itu adalah dana antara BUMN.
02:26Saya bayangkan nanti jangan-jangan kementerian BUMN dibubarkan, jangan-jangan.
02:29Cuma ada dana antara saja.
02:30Nah, di sisi lain, Jokowi tentu melihat ini.
02:36Kalau dia tidak perintahkan relawannya dari awal-awal untuk konsolidatif,
02:42jangan-jangan bubar satu demi satu, kan?
02:44Kan kita juga lucu mengatakan, kok ada relawan Jokowi?
02:49Padahal sudah dua periode tidak lagi bisa mencalonkan diri sebagai presiden,
02:54dan juga wakil presiden, karena dilarang oleh putusan Mahkamah Konstitusi, kan?
02:58Jadi, buat apa lagi ada relawan seperti itu?
03:01Maka, saya mengatakan, dia sedang memegang relawannya,
03:05dan sedang berusaha tetap memegang Prabowo,
03:09agar masa depan politiknya itu masih cerah.
03:12Tetapi persoalannya adalah,
03:15kalau misalnya kasus ijasa terungkap, misalnya,
03:18kemudian termasuk juga kasus ijasa Gibran terungkap,
03:22maka saya mengatakan ya endgame bagi Jokowi dan katakanlah dinasti politiknya.
03:30Dan itu, saya kira, akan mengubah konsolasi politik.
03:35Nah, tambahan yang kedua adalah begini,
03:38politik itu, uncertainty-nya tinggi sekali.
03:42Jadi, walaupun Anda bikin statement yang menurut sebagian orang tidak etis,
03:48Belanda masih jauh, kan begitu,
03:49Tetapi, kan, dia juga pasti menghitung.
03:53Tidak mungkin SBY tidak ingin memajukan AHY.
03:56Tidak mungkin Zulkifli Hasan tidak pernah tertarik dan lain sebagainya.
03:59Tandul di situ, Bang.
04:00Saya ke Bang Nyo dulu.
04:01Banyak problem.
04:02Ada tanda-tanda endgame,
04:04sehingga keluarlah pernyataan seorang Jokowi.
04:08Saya, Mbak.
04:08Iya, dong.
04:08Iya, saya pikir itu hayalan Bung Revli aja, kan.
04:17Jadi, yang harus dicermati begini,
04:21yang tadi saya katakan bahwa
04:22Jokowi batuk aja itu selalu direspon oleh
04:26baik itu pengamat maupun
04:28orang-orang yang akan masuk pada kontes tasu di 2029.
04:33Sehingga setiap langkah geliat statement-statement Jokowi itu
04:37selalu diikuti secara cermat,
04:39bahkan cenderung untuk dimanipulasi.
04:42Supaya, pertama, mendelegitimasi
04:44sosok integritas dan pengaruh Jokowi yang luar biasa itu,
04:50kalau kita lihat semua sampai hari ini,
04:51hampir setiap hari digang sempit rumah Jokowi itu
04:54penuh sesak dengan orang.
04:56Tidak ada seorang mantan presiden
04:59yang sudah turun,
05:00yang orang terus berbondong-bondong.
05:02itu bukan sebuah rekayasa.
05:04Datang dari Papua sampai Medan,
05:06sampai Aceh itu datang ke sana setiap hari.
05:08Dan saya pikir sering disiarkan oleh media-media nasional juga.
05:11Jadi, itu bukan sebuah rekayasa.
05:13Yang berikut yang saya mau katakan adalah,
05:16pertama begini,
05:20setiap kontestasi,
05:22itu kan ujiannya ada pada uji publik ya.
05:25Uji publik itu ada pada eleksion.
05:28Pencoblosan hari H.
05:29Jadi, mungkin kita juga mengingatkan
05:32kepada semua teman-teman ya,
05:34yang punya jagoan 2029,
05:37membangun sebuah opini,
05:39sebuah narasi untuk misalnya
05:40memarketing figur-figur terbaik
05:42anak bangsa ini.
05:44Saya mau katakan gini,
05:45ada dua syarat ya,
05:46ketika kita teori marketing itu.
05:49Tawarkanlah produk-produk
05:51yang punya nilai komparatif,
05:53yang kedua yang punya nilai kompetitif,
05:55maka pasar akan merespon.
05:57Oke, baik.
05:58Saya ke Bang Adian.
05:59Lalu dulu sedih, satu menit.
06:01Apa dulu?
06:02Sekarang aja,
06:03saya punya pertanyaan.
06:04Kalau setiap saat,
06:04kita hanya bicara mengenai kontestasi politik,
06:08baru setahun pemerintahan,
06:09kapan kita membangunnya?
06:10Kapan pesan konstitusi itu
06:12akan terjawantakan,
06:14memajukan kesejahteraan umum,
06:15dan lain sebagainya,
06:16ketika Anda baru bekerja berapa bulan?
06:19Belum setahun.
06:20Tiba-tiba sudah berpikir kontestasi.
06:21Oke, terlalu dini.
06:22Terlalu dini, bro.
06:24Jadi kapan,
06:26ini yang kita lihat bahwa
06:27arahan dari Jokowi,
06:29ini apakah memang untuk menyelamatkan keluarganya
06:32dari isu ijazah,
06:33dan juga kita lihat pemakzulan,
06:36nanti Bang Adian jawab,
06:37boleh lihat.
06:38Sekarang kembali, saudara.