Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
KOMPAS.TV - Inggris membuat langkah baru sebagai pembuktian pengakuan negara Palestina.

Di situs resmi pemerintahannya, Inggris memperbarui peta dan keterangan istilah untuk merujuk wilayah tersebut.

Dalam situs Foreign Travel Advice untuk Palestina di laman resmi pemerintah Inggris, gov.uk, diberi catatan: "Halaman ini telah diperbaharui dari 'Wilayah Palestina yang Diduduki' menjadi 'Palestina'."

Sebelumnya, pengakuan Inggris atas Palestina telah diumumkan oleh Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, pada 21 September lalu.

Pengakuan Inggris ini mengikuti lebih dari 150 negara yang telah mengakui Palestina.

Dengan begitu, 4 dari 5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto telah mengakui Palestina, yakni Tiongkok, Rusia, Inggris, dan Perancis. Sementara Amerika Serikat tetap menolak pengakuan terhadap Palestina.

Menurut Amerika, pengakuan atas Palestina sama dengan hadiah bagi Hamas.

Lalu bagaimana dengan sikap Indonesia?

Presiden Prabowo dalam pidatonya di KTT PBB menekankan, Indonesia mendukung negara Palestina dan "solusi dua negara" untuk perdamaian di wilayah Palestina dan Israel.

Lalu apa langkah lanjutan dari sikap Indonesia ini? Peran strategis apa yang bisa dilakukan Indonesia dalam konflik Israel-Palestina?

Baca Juga Inggris Memperbarui Peta dan Resmi Akui Negara Palestina | SAPA PAGI di https://www.kompas.tv/internasional/619656/inggris-memperbarui-peta-dan-resmi-akui-negara-palestina-sapa-pagi

#inggris #palestina #freepalestine #pbb

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/619660/full-langkah-inggris-akui-palestina-berefek-pada-hubungan-politik-as-inggris-dan-timur-tengah
Transkrip
00:00Intro
00:00Inggris membuat langkah baru sebagai pembuktian pengakuan negara Palestina.
00:13Di situs resmi pemerintahannya, Inggris memperbarui peta dan keterangan istilah untuk merujuk wilayah tersebut.
00:21Dalam situs foreign travel advice untuk Palestina di situs resmi pemerintah Inggris gov.uk diberi catatan.
00:27Halaman ini telah diperbarui dari wilayah Palestina yang diduduki menjadi Palestina.
00:57Saya mengatakan jelas, sebagai pemerintah dari negara ini, bahwa Ketua United mengenai pemerintah Inggris.
01:11Pengakuan Inggris ini mengikuti lebih dari 150 negara yang telah mengakui Palestina.
01:17Dengan begitu, 4 dari 5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto telah mengakui Palestina,
01:25yakni Tiongkok, Rusia, Inggris, dan Perancis.
01:28Sementara Amerika Serikat tetap menolak pengakuan terhadap Palestina.
01:32Karena menurut Amerika, pengakuan atas Palestina sama dengan hadiah bagi Hamas.
01:38Seperti yang semua tahu, saya juga berdiri tersebut dengan mencari kecuali di Gaza.
01:44Saya harus melakukan itu. Saya harus melakukan itu.
01:48Lepasih, Hamas telah menerima kasih telah menerima kasih telah menerima kasih telah menerima kasih.
01:53Kita tidak mengingat 7, setiap, kan kita?
01:56Sekarang, seperti untuk mengakui konflik yang continuas,
01:59beberapa dari ini telah mencari untuk mengakui Palestina.
02:05Terima kasih telah menonton
02:35Terima kasih telah menonton
03:05Terima kasih telah menonton
03:35Terima kasih telah menonton
04:05Terima kasih telah menonton
04:35Terima kasih telah menonton
04:37Terima kasih telah menonton
04:39Terima kasih telah menonton
04:41Terima kasih telah menonton
04:43Terima kasih telah menonton
04:45Terima kasih telah menonton
04:47Terima kasih telah menonton
04:49Terima kasih telah menonton
04:51Terima kasih telah menonton
04:53Terima kasih telah menonton
04:55Terima kasih
04:57Terima kasih telah menonton
04:59Terima kasih telah menonton
05:01Terima kasih telah menonton
05:03Terima kasih telah menonton
05:05Terima kasih telah menonton
05:07Terima kasih telah menonton
05:09Terima kasih telah menonton
05:11Terima kasih telah menonton
05:13Terima kasih telah menonton
05:15Terima kasih telah menonton
05:17Terima kasih telah menonton
05:19Terima kasih telah menonton
05:21Terima kasih telah menonton
05:23Terima kasih telah menonton
05:25Langkah Inggris itu juga tetap tidak diakui oleh Israelnya yang sebagai negara penduduk yang menduduki.
05:33Jadi masih panjang jalannya.
05:35Tapi saya mau mengingatkan lagi ya teman-teman.
05:38Bahwa apa yang disampaikan Bapak Presiden Prabowo di PBB kemarin bukan hal baru.
05:43Makanya tolong diperhatikan kata-kata beliau.
05:47Indonesia re-e-treated menegaskan kembali.
05:51Jadi posisi dasar Indonesia itu sudah dari kapan-kapan ya mengakui Israel.
05:56Tidak ada yang baru dan kita pegang konsisten.
06:00Two states itu sudah menjadi dasar penyelesaian yang kita pegang.
06:04Jadi tolong kita memahaminya jangan semata-mata seakan-akan kita baru mengakui sekarang atau belum lama.
06:11Jadi kita sudah memegang teguh sikap itu.
06:14Nah kalau ditanya apa yang bisa dilakukan oleh Indonesia di sana.
06:19Nah saya kira terlalu banyak hal yang tidak memungkinkan kita berpartisipasi aktif di lapangan.
06:25Apalagi dalam mempush Israel.
06:28Karena kuncinya ada dua.
06:30Satu Israel, satu Amerika.
06:33Nah selama keputusan politik pengakuan sebuah negara pemegang peto diakui.
06:40Empat negara masih belum ada artinya.
06:43Amerika harus mendukung.
06:45Amerika juga mungkin kalau mengakui Israel mungkin belum tentu.
06:52Artinya di lapangan mereka tetap menuduki dan tetap melakukan perluasan settlement,
06:59pembangunan infrastruktur mereka.
07:02Jadi masih terlalu panjang.
07:04Indonesia buat saya,
07:06kalaupun mau membantu dalam lapangan yang nyata sajalah.
07:09sebatas bantuan kemanusiaan.
07:13Mungkin masih bisa.
07:14Tapi untuk membantu menyelesaikan sampai two state solution berdiri,
07:19terlalu jauh dan akan sia-sia.
07:22Karena sudah terlalu banyak juga negara yang mengambil inisiatif.
07:26Bukan hanya Indonesia yang ingin aktif.
07:29Terima kasih.
07:29Oke, baik Pak Dian.
07:31Tapi kalau saya melihat memang ini kan oke lah sebatas ada di peta gitu ya.
07:36Dari wilayah yang diduduki oleh...
07:40Oke, istilahnya adalah wilayah Palestina yang diduduki.
07:43Tapi sekarang sudah ada Palestina di sana.
07:45Ini kan secara resmi paling tidak Inggris mengakui ada di sana, ada Palestina.
07:50Kemudian walaupun di lapangan belum tentu.
07:52Tapi apakah ini kemudian menjadi salah satu pecutan gitu.
07:56Ataupun salah satu trigger bahwa ini loh negara,
07:59salah satu negara sekutu barat ini juga sudah mengakui,
08:02sudah mulai ada titik terang di sana terkait dengan pengakuan Palestina.
08:06Terima kasih.
08:08Kalau sekedar peta,
08:10ya kalau kita lihat semua peta negara di dunia yang 150-an negara sudah mengakui,
08:15ya pasti negara Palestina sudah ada di sana.
08:18Tapi kembali, lihat peta Amerika, pasti tidak ada.
08:21Lihat peta Israel, pasti tidak ada.
08:24Nah, dua inilah yang menentukan perkembangan politik di lapangan.
08:27Selama dua negara ini, apalagi Amerika sejauh ini masih belum mau mengakui,
08:32apalagi Israel merasa didukung, Amerika masih merasa posisinya kuat,
08:37ya selama itu berarti Palestina belum bisa terwujud.
08:42Oke, baik.
08:43Saya ke Prof. City.
08:44Prof. City, Anda sependapat dengan Pak Dian terkait dengan langkah dari Inggris
08:49yang sekiranya kalau di lapangan susah lagi nih ya.
08:52Kalau misalnya di peta mungkin sudah terlihat gitu ya, Inggris mengakui.
08:56Tapi seperti apa di lapangan, Bu Siti?
08:59Ya, kalau saya, ya sesuai bidang saya ya,
09:03bidang saya geopolitik,
09:05kalau melihat peta ini,
09:07peta West Bank dan Gaza,
09:09itu menjadi wilayah Palestina seperti tidak mungkin.
09:12Karena di West Bank itu Israel sudah membangun pemukiman yang masif ya,
09:20sudah dibangun, sudah sangat modern di kota-kota itu ya,
09:24baik itu Jerusalem Timur maupun,
09:27saya belum pernah ke sana,
09:28tetapi dalam laporan itu,
09:31Israel itu tidak hanya membangun kota seperti ibu kotanya dulu,
09:36Tel Aviv,
09:37tetapi di West Bank itu masif,
09:40sudah masih, sudah terbangun perumahan Yahudi yang terpisah dengan orang Arab Palestina.
09:46Itu yang pertama harus dipikirkan.
09:48Sepertinya tidak mungkin dikembalikan oleh Israel.
09:52Yang kedua, West Bank itu mengalir sungai Jordan, Mas.
09:56Yang di sana, hulunya itu di dataran tinggi Golan,
10:00dan kemudian berakhir di Laut Mati.
10:03Israel itu sangat tergantung pada sungai itu untuk listrik dan pertaniannya,
10:11sehingga tidak mungkin itu dikembalikan kepada Palestina.
10:15Dan menurut berita itu juga 60% listrik Israel itu sangat tergantung pada sungai Jordan itu,
10:25sehingga ini secara kondisi geografis dan kemudian kebijakan politik seperti tidak mungkin.
10:31Kalau Gaza, Gaza sudah porak-poranda sekarang.
10:36Kalau dalam peta itu kan yang akan dikembalikan adalah West Bank dan Gaza.
10:40Gaza itu sudah hancur lepur.
10:46Masa mau dikembalikan ke Palestina?
10:49Ini juga tidak mungkin kan kemudian dikembalikan dalam keadaan seperti itu.
10:54Jadi two-stage solution itu harus diikuti dengan solution yang berikutnya.
10:59Ingat bahwa pengakuan negara-negara itu hanya pengakuan Palestina sebagai negara.
11:08Saya juga di tempat lain mengatakan bukan Palestina sebagai negara yang berdaulat.
11:14Kalau bagian negara kemudian tujuannya,
11:17langkah berikutnya adalah negara yang berdaulat.
11:21Negara yang berdaulat itu harus punya teritori dan penduduk,
11:24serta pemerintahan yang sah.
11:26Jadi Indonesia tetap bisa berperan tanpa mengorbankan banyak hal.
11:34Kalau di PBB itu kita mendorong langkah berikutnya adalah two-stage solution itu
11:39segera diwujudkan wilayah yang jelas, yang clear, yang diakui oleh semua negara.
11:47Jadi pengakuan Palestina sebagai negara itu masih sangat awal,
11:52istilahnya masih mentah.
11:54Kan nanti masih dibicarakan lagi di majelis umum PBB
11:58untuk dimintai persetujuan di Dewan Keamanan PBB.
12:02Nah ini tapi sudah langkah lebih bagus.
12:06Artinya ada kemajuan bahwa di seluruh dunia itu orang mengibarkan bendera Palestina.
12:13Nah itu sudah secara moral itu dukungan yang bagus.
12:17Tetapi berikutnya juga harus kemudian Presiden punya konsep
12:23apa itu two-state solution penyelesaian selanjutnya.
12:28Oke itu.
12:28Ya Prof, tapi kalau misalnya tadi Anda sampaikan bahwa
12:31nggak mungkin di West Bank kemudian diserahkan gitu ya,
12:35kalaupun menyerahkan Gaza juga sudah hancur lebur.
12:37Tapi seperti apa nih Prof seharusnya yang mungkin harusnya dimiliki oleh Palestina?
12:42Karena dari peta tahun 1946 saja itu sudah menyusutnya luar biasa
12:47sampai tersisa di West Bank dan juga Gaza.
12:50Kemudian yang paling masuk akal ketika nanti memang Palestina
12:52sudah menjadi negara,
12:54wilayah yang dimana saja yang bisa diakui sebagai Palestina?
12:59Ya itulah kesulitannya.
13:00Kalau melihat petanya itu,
13:03kalau saya lihat dari kajian-kajian semua itu tidak mungkin.
13:08Tetapi kalau ada gerakan internasional mungkin nasionalisasi ya.
13:15Seperti dulu kan perusahaan-perusahaan Belanda yang di tempat kita sudah mengakar gitu.
13:20Kemudian ada tindakan nasionalisasi yang itu dialihkan kepada pemerintah baru Indonesia.
13:28Jadi ada istilahnya nasionalisasi terutama tempat pemerintah dan PBB
13:34yang telah mengatakan bahwa serangan Israel ke Gaza sejak 2023 itu adalah
13:45tindakan kriminal yang digolongkan dengan kejahatan perang dan genosida.
13:53Itu dulu harus dikejar.
13:55Jadi ini hasil dari Komisi Independen PBB loh.
14:00Jadi dia mengatakan bahwa ada tiga yang bisa kita tuntut untuk penjahat perang itu,
14:09yaitu Isaac Herzog itu Presiden Israel,
14:16kemudian Perdana Menteri Israel Benyamun Netanyahu,
14:20dan Yusuf Gallen itu mantan Menteri Pertahanannya.
14:23Ini hasil ini harus dikejar dulu.
14:26Kalau sudah ini merupakan kejahatan perang,
14:30itu baru nanti penyerahan wilayah itu bisa.
14:34Kalau menanggapi Donald Trump tadi ya dalam pidato tadi mengatakan,
14:40kita tidak mengakui karena ini berarti memberi peluang pada Hamas
14:45dan harus ada tindakan pelepasan tawanan perang oleh Israel begitu ya.
14:52Apa tidak ingat itu Donald Trump?
14:55Sebetulnya kan tawanan perang itu hasil dari gencatan senjata tahun lalu,
15:00itu sudah dilakukan bertahap.
15:02Dan ada 30 orang, sekian ya lebih,
15:05saya exactly saya luar,
15:07tapi 30 orang kan jumlah tawanannya itu kira-kira 200.
15:11Sudah dilepaskan 30.
15:14Dan Hamas bilang akan dilepaskan secara bertahap.
15:17Tapi ketika proses itu,
15:19kemudian Israel kembali menyerang dan mencederai gencatan senjata.
15:24Sehingga pelepasan tawanan perang itu berhenti.
15:28Jadi proses-proses ini dulu yang dilakukan.
15:31Dia kejahatan perang,
15:35kemudian proses gencatan senjata permanen,
15:40yang kemudian pemulangan juga,
15:43saya setuju pemulangan tawanan itu,
15:45tetapi Israel juga harus mentaati
15:48gencatan senjata yang sifatnya harus permanen.
15:52Oke, kalau menurut Pak Dian,
15:54setuju Pak Dian,
15:55kita kalau misalnya ngomongin soal two-sage solution ini terlalu jauh gitu ya,
15:58lebih baik ya, kita ngomongin dulu soal kejahatan perang,
16:01kemudian kejahatan senjata,
16:02dan juga pelepasan sandra seperti itu.
16:04Kalau saya agak dibalik,
16:08apa namanya,
16:10pelepasan sandra segala macam bisa kemudian.
16:13Tapi begini loh,
16:15Gaza itu hancur,
16:17tepi barat itu sebagian hancur,
16:20buat saya itu tidak masalah.
16:22Karena yang penting wilayah itu diakui dulu menjadi Palestina.
16:26Pembangunan kembali itu seperti Perang Dunia Kedua,
16:29atau apapun,
16:29ada bisa-bisa program internasional,
16:32Marshall Plan itu,
16:33pembangun kembali yang runtuh,
16:35tapi negara-negara yang hancur itu tetap utuh negaranya.
16:39Batasnya jelas.
16:41Nah, kalau sekarang kemudian,
16:43ada masalah,
16:44masih ada sisa-sisa masalah,
16:46ada tawanan perang,
16:47ada penjahat perang,
16:48itu biar urusan kemudian.
16:52Kalau saya begini,
16:54Komite PBB,
16:55jangan kan Komite PBB independen,
16:59negara anggota PBB dalam sidang umum sekalipun,
17:04keputusannya tidak mengikat.
17:06Jadi siapa yang akan peduli dengan keputusan Komite PBB independen?
17:10Sama sekali tidak ada.
17:11Karena yang pasti Amerika dan Israel tidak mengakui.
17:15Tapi catatan saya kedua,
17:17tolong diingat,
17:19pengakuan kepada sebuah negara
17:21belum berarti pembukaan hubungan diplomatik.
17:25Pembukaan hubungan diplomatik masih lama,
17:28masih mempunyai proses.
17:29Inggris pun belum tentu akan segera melakukan pembukaan hubungan diplomatik.
17:34Dan kalaupun pembukaan hubungan diplomatik terjadi.
17:36Yang ketiga,
17:37belum tentu akan ada pertukaran diplomat
17:40dalam bentuk pembentukan kedutaan besar.
17:44Jadi buat saya,
17:46nomor satu memang pengakuan bagus.
17:48Artinya wilayah two states itu,
17:51Inggris sebagai pemegang veto,
17:53sudah semakin mendekatkan kita.
17:55Sekarang tinggal upaya dunia.
17:57Bagaimana Amerika diyakinkan,
17:59sehingga dia bisa menekan Israel
18:01menerima keputusan ini.
18:04Masalahnya,
18:05ini politik.
18:07Di masa Barack Obama,
18:10Clinton,
18:11bahkan Biden,
18:12sebenarnya peluang itu sudah ada.
18:14Semua bubar gara-gara Donald Trump.
18:17Makasih.
18:18Oke, saya mau ke Prof. Siti lagi.
18:20Prof. Siti, Anda melihatnya,
18:21benarkah memang ini gara-gara Donald Trump,
18:24kemudian yang tadinya sudah ada progres,
18:26menuju ke yang kita inginkan bersama,
18:28kemudian menjadi runtuh gitu.
18:30Walaupun memang dari beberapa perkataan
18:33dari Donald Trump di sidang PBB gitu ya,
18:36dia juga mendukung perdamaian gitu,
18:39walaupun tidak mau mengakui
18:41sebagai negara Palestina seperti itu.
18:44Ya, kalau gara-gara Donald Trump,
18:47memang semuanya itu kan,
18:48kalau menurut sejak dulu saya berpendapat
18:51bahwa semua itu kuncinya ada pada Amerika ya.
18:55Karena dia memegang hak veto
18:58dan dia selalu tabiatnya itu
19:01selalu memveto hal-hal yang merugikan Israel.
19:04Jadi, bukan hanya Donald Trump sebetulnya,
19:08tetapi Presiden yang sebelumnya pun demikian.
19:12Hanya mungkin grade-nya yang agak kurang ya.
19:18Dia kan dari Partai Republik.
19:20Partai Republik selalu keras
19:22dan selalu sangat mendukung Israelnya itu
19:28tanpa batas, tanpa unconditional ya,
19:31tanpa syarat dan lain sebagainya.
19:33Kalau Partai Demokrat itu masih mending ya.
19:35Kalau saya lihat Partai Demokrat,
19:38apalagi di bawah Barack Obama dulu,
19:41Barack Obama keras terhadap pembangunan pemukiman
19:44karena itu tidak sah dari hukum internasional gitu.
19:48Saya tidak tahu apakah Donald Trump itu juga mengikuti
19:52bagaimana terbentuknya negara Israel
19:57dan bagaimana penderitaan bangsa Palestina ya.
20:01Jangan-jangan dia tahunya itu
20:02cuma dilapori saja bahwa Hamas itu
20:05adalah tokoh teroris yang tidak bisa lagi ditolerir.
20:10Dia tidak menyadari bahwa Hamas itu bisa bergaris keras
20:16karena Israel yang terus menerus keras.
20:20Jadi kan memang ini satu penyelesaian yang tidak gampang ya.
20:25Nanti pemerintahan yang berdaulat itu memang
20:28siapa yang mau berkuasa Hamas ataukah Fatah begitu.
20:32Tapi ini kalau ada rekonsiliasi di antara Hamas dan Fatah
20:37dan kalau Israel itu sudah tidak keras lagi
20:41saya yakin Hamas juga akan berkurang.
20:43Sama dengan Hezbollah di Libanon.
20:46Ketika Israel itu sudah terusir dari Libanon,
20:51Hezbollah itu tidak akan melakukan kekerasan.
20:56Lajar.
20:58Silahkan lanjutkan Bu Siti.
21:00Jadi kalau perilaku Amerika Serikat terhadap konflik
21:10arah Palestina-Israel ini memang seperti tidak memahami sejarah dulu.
21:15Jadi kalau Inggris itu kan sudah sadar ya.
21:19Kalau saya sadar dia salah karena mengeluarkan deklarasi Belfur
21:23tahun 1917 yang mengizinkan orang Yahudi seluruh dunia
21:28datang ke Palestina ketika Palestina pada waktu itu
21:31di bawah mandat Inggris.
21:33Nah ini seperti dia akan menebus dosa lah gitu ya
21:40untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu.
21:44Tapi kalau Amerika itu kan mendatang baru.
21:47Oke.
21:47Tapi Pro Siti kalau kita melihat misalnya Inggris sudah sadar gitu ya.
21:51Dia itu sebut yang terpunyak kepentingan langsung.
21:52Ya gimana?
21:52Inggris sudah sadar.
21:53Kita lihat Inggris sudah sadar.
21:54Dan kemudian negara-negara sekutu lain Kanada, Australia, ini juga Prancis sudah mulai mendukung juga.
22:00Apakah bisa menekan Amerika Serikat juga untuk memberikan sikap yang sama?
22:05Kalau apakah bisa menekan itu saya kira Amerika Serikat itu sudah ditekan.
22:11Dan harusnya dia sudah merasa terisolir ya.
22:14Karena kalau orang wajar, orang yang normal.
22:21Kalau kita ditekan 4 orang dalam 1 komunitas itu 5 orang, harusnya kita menerima yang 4.
22:27Kalau kita, sikap kita demokratis loh.
22:31Sikap yang demokratis itu kan mengikuti yang banyak kan.
22:34Itu kan demokrasi ya.
22:36Kalau dalam 1 komunitas 4 orang sudah mendukung, Anda tetap kencang, ya itu nggak normal nggak?
22:42Itu bukan jiwa demokrat, gitu ya.
22:45Tidak bersiwa demokratis.
22:47Saya di kantor itu tidak harus poting-poting.
22:53Tapi kecenderungan pada umumnya orang mengarah ke A, banyak orang ya itu adalah sikap demokrat.
23:02Sikap yang demokratis itu adalah mengikuti yang harus yang besar.
23:09Kalau saya di kantor kita.
23:15Ya.
23:16Oke.
23:19Baik.
23:20Prof. Siti?
23:21Ya, Prof. Siti, kami tangkap penjelasan Anda tadi terkait dengan bagaimana kemudian di sebuah komunitas
23:27seharusnya sikap yang dominan harusnya juga diikuti oleh seluruh anggota, gitu ya.
23:32Prof. Siti, kita akan lanjutkan lagi setelah jeda.
23:35Dan nanti saudara kami akan tanyakan juga kepada Pak Dian Wiringjuri terkait dengan bagaimana
23:40kemudian Indonesia seharusnya bisa bersikap di mata dunia.
23:43Apa peran-peran yang bisa dilakukan Indonesia untuk mewujudkan solusi dua negara,
23:48palesan dan juga Israel.
23:49Kita akan bahas usai jeda tetap di Sapa Indonesia Pagi.
23:52Kembali di Sapa Indonesia Pagi, saudara masih membahas terkait dengan langkah Inggris
24:06yang kemudian semakin menambah dukungan untuk pengakuan negara Palestina.
24:10Kembali bersama kami juga ada Prof. Siti dan juga Pak Dian.
24:13Saya mau ke Pak Dian.
24:14Pak Dian tadi sempat Anda sampaikan bahwa tidak banyak sebenarnya bisa dilakukan Indonesia.
24:18Tapi kemudian kalau Indonesia dianggap tidak strategis gitu ya,
24:22kemudian kenapa kemarin Trump memanggil para Bowo di pertemuan multilateral Timur Tengah
24:28yang mana di sana isinya negara Timur Tengah semua hanya Indonesia di sana.
24:32Apa yang bisa Anda pandang dari Indonesia kemarin bertemu dengan negara Timur Tengah dan juga Amerika Serikat?
24:39Teman-teman terima kasih Mas Bre.
24:41Begini loh, pertemuan-pertemuan seperti itu apalagi di sela-sela sidang bukan hal yang aneh.
24:46Yang dibicarakan juga belum tentu hanya Palestina.
24:50Ada palat yang lebih luas di Timur Tengah.
24:53Mungkin juga ada kaitan dengan Iran.
24:56Tapi begini loh, upaya diplomatik.
24:58Saya latar belakangnya diplomatik.
25:00Kalau dibilang upaya mendirikan sebuah negara Palestina,
25:04ada yang bilang tidak bisa atau tidak mungkin.
25:08Buat saya sebagai diplomat, saya harus bilang harus bisa.
25:11Karena gini, ketika Sinai diduduki Israel pada Perang 67,
25:18Israel sudah membangun pemukiman, pangkalan militer, pangkalan darat, pangkalan udara.
25:25Semua sudah dibangun.
25:26Apa nama, infrastruktur dibangun.
25:29Tapi ketika dikembalikan kepada Mesir pada perjanjian 79,
25:36semua dikembalikan, ditinggalkan.
25:39Artinya apa?
25:40Negosiasi ternyata bisa menyelesaikan tanpa harus ada peluru.
25:44Nah kembali ke peran Indonesia.
25:47Teman-teman, saya berkali-kali menyampaikan bahwa tidak hanya menekan Amerika yang amat sangat super sulit,
25:55juga Israel.
25:56Tapi kita mawas diri.
25:58Sampaikan ke teman-teman, saudara-saudara kita Palestina, khususnya Hamas.
26:04Untuk mawas diri.
26:06Bahwa kunci penyelesaian ini juga ada pada masyarakat Palestina.
26:10Yang terpecat dan bahkan bermusuhan.
26:13Antara Hamas dan Fatah.
26:15Yang statusnya masih bencatat senjata.
26:17Karena mereka sendiri berperang.
26:20Marilah kita meyakinkan khususnya Hamas.
26:22Untuk mulai meninggalkan doktrinnya.
26:26Satu, doktrin kekerasan.
26:27Dua, doktrin satu negara Palestina dari Sungai Yordan sampai Laut Mediteranian.
26:35Tiga, mendirikan negara Islam di situ.
26:38Kita harus tegaskan dulu sama Hamas.
26:40Tinggalkan doktrin itu, bergabunglah dengan Fatah.
26:43Sehingga perundingan akan lebih mudah.
26:46Lebih realistis, pragmatis, dan lebih sesuai dengan tujuan two-state solution yang dibayangkan semua negara.
26:54Oke, dibandingkan kemudian mengandalkan dukungan ataupun juga pengakuan dari eksternal.
27:01Konsolidasi internal juga perlu dilakukan gitu ya, supaya bisa mencari solusi seperti itu.
27:06Mas Bre, tambah sedikit.
27:09Maaf, kalau mau jujur, Indonesia itu terlalu jauh.
27:15Kalau cuma sekedar dorongan, puluhan negara juga sudah mendorong.
27:19Kalau cuma tekanan, puluhan negara juga tekanan.
27:22Apalagi kalau cuma doa restu, yang ada harus langkah konkret, khususnya dalam hal ini penyelesaian internal Palestina.
27:31Oke, penyelesaian internal ya, yang kemudian jadi pintu masuk yang paling utama gitu Pak Dian.
27:38Tapi Pak Prof. City, Anda setuju kalau peran Indonesia terlalu kecil sebenarnya kalau untuk terkait dengan konflik Israel dan juga Palestina?
27:44Sebetulnya kecil atau besar itu apa yang penting adalah sikap mendukung kita ya.
27:52Jadi itu yang akan dinilai.
27:55Jadi dukungan kita terhadap Palestina Merdeka itu sudah memberi identitas politik luar negeri kita yang pro pada perdamaian, pro pada keadilan, pro pada kemerdekaan yang sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
28:11Itu identitas sepenting. Jadi orang itu melihat Indonesia itu seperti apa sih?
28:17Jadi masalah Palestina ini membuat Indonesia jadi terkenal kan?
28:23Kita sudah tenggelam dengan masalah-masalah Laut Cina Selatan, kelapa sawit kita, kita juga merusak ini semua.
28:35Nah itu kan kalau menurut saya dengan adanya masalah Palestina ini Indonesia sebetulnya jadi dikenal negara yang itu tadi, yang selalu pro pada kemerdekaan begitu.
28:50Jadi kecil atau besar itu sudah, hitungannya apa dulu kecil atau besar itu?
28:56Kalau menurut saya ya itu sudah besar kalau dibandingkan kelakangan Indonesia di tempat lain ya.
29:03Contohnya yang punya masalah seperti Palestina Israel ini kan bukan hanya dia.
29:08Masih ada Rohingya di Myanmar ya.
29:13Kemudian masalah juga kelompok Islam di Sina.
29:17Ya masih banyak tempat lain, belum negara-negara Afrika ya.
29:21Yang mereka juga sedang perang apa di antara mereka.
29:26Itu kan kita konsentrasi ke Palestina.
29:28Kalau menurut saya itu sudah besar gitu.
29:31Dan itu sudah memberi identitas, sekali lagi identitas politik luar negeri Indonesia yang kemudian menjadi terkenal gitu.
29:39Kalau menurut saya.
29:40Oke, tapi kalau menurut Anda Prof Siti dengan Pak Prabowo kemarin bilang bahwa siap mengerakkan 20 ribu tentara.
29:48Bahkan lebih gitu, tidak hanya untuk Palestina tapi juga untuk negara-negara lain yang berkonflik di Timur Tengah.
29:54Menurut Anda seperti apa?
29:56Itu mungkin yang dimasukkan pasukan perdamaian ya masukan tentara ya.
30:03Kalau masukkan perdamaian itu kita sudah lama tergabung.
30:09Mas Bre, salah-salah.
30:10Tahu saya tidak berbiaya.
30:13Jadi itu...
30:16Prof Siti bisa dilanjutkan terlebih dahulu nanti baru ke Pak Hadian.
30:21Saya kira itu ya baik.
30:29Jadi apa pasukan perdamaian itu kita sudah habis sejak dulu.
30:34Memang tidak hanya di Timur Tengah tapi di negara-negara Afrika juga ya.
30:40Jadi penyumbang terbesar dalam pasukan perdamaian.
30:46Yang saya sangat tidak setuju dengan Pak Prabowo adalah janji untuk mengakui kemerdekaan Israel.
30:52Kalau Israel itu mengakui eksisensi Israel.
30:56Kalau Israel juga mengakui apa...
31:01Palestina sebaiknya tidak dikatakan itu karena menegasikan yang telah kita dukung gitu.
31:09Oke, Pak Hadian silakan Pak Hadian.
31:11Tanggapannya Pak Hadian.
31:13Satu, mengenai peacekeeping.
31:15Mas, kayaknya halayak mungkin salah paham ya.
31:1820 ribu itu bukan kesiapan kita mengerahkan 20 ribu.
31:2220 ribu itu total pasukan kita yang sudah dikirim ke dalam rangka partisipasi peacekeeping force.
31:29Di berbagai negara hingga saat ini.
31:32Tolong jangan disalahpahami.
31:33Kedua, kalau masalah besar-kecil itu begini.
31:36Buat saya, kalau dibilang kita jadi menonjol di kancah internasional gara-gara sambutan Prabowo dengan segala hormat kepada Bapak Presiden kita.
31:46Tidak ada yang istimewa.
31:48Semua negara.
31:49Kita hanya heboh di dalam negeri kita.
31:51Seakan-akan, seakan-akan kita memberikan gaung yang luar biasa kepada masyarakat internasional.
31:57Padahal gaung itu sudah dari kapan-kapan kita perjuangkan.
32:01Masalahnya, kita saja dengan era media sosial ini heboh di dalam negeri.
32:06Tidak tahu Pak Presiden Prabowo atau berita Pak Presiden Prabowo,
32:11tidak ada headline di masyarakat internasional.
32:13Hanya dikutuk bahwa Indonesia setelah 10 tahun tampil lagi.
32:18Tapi tidak ada kaitan dengan Indonesia jadi terkenal, Indonesia jadi menonjol.
32:23Tidak ada.
32:23Semua hal berlangsung seperti biasa.
32:25Terima kasih.
32:26Oke Pak Den, yang ingin saya tanya lagi tadi terkait dengan pernyataan Prof. City yang menyoroti
32:32soal pernyataan Pak Prabowo yang bilang soal kemerdekaan Israel.
32:37Jadi Pak Prabowo bilang bahwa Indonesia akan mengakui Israel jika kemudian Israel juga mengakui Palestina.
32:44Apakah ini kemudian menyatakan pergeseran sikap sedikit dari Indonesia terkait dengan sikap ke Palestina?
32:51Maaf, tidak sama sekali.
32:53Itu posisi dasar Indonesia.
32:56Itu posisi dasar Indonesia dari berpuluh tahun yang lalu.
33:01Bahwa kita hanya akan mengakui Israel yang sudah eksis dan menjadi anggota PBB.
33:08artinya sesama anggota PBB kalau Israel mengakui Palestina.
33:13Itu sudah posisi dasar.
33:14Jadi kalau ada pernyataan kayak kemarin posisi Saudi seperti itu, bukan hal yang baru juga.
33:21Itu posisi umum yang berlaku di antara negara-negara anggota PBB.
33:25Bahwa dalam kasus Palestina, negara-negara seperti Indonesia, Malaysia itu masih tegas sikapnya.
33:32Akui dulu Palestina oleh Israel, baru kita mau mengakui.
33:37Tidak ada yang aneh dengan itu.
33:39Itu posisi dasar.
33:40Terima kasih.
33:41Oke, Prof. Siti, menurut Anda seperti itukah juga memang sudah sikap kita dari dulu,
33:45tapi kemudian menjadi pertanyaan ataupun menjadi sebilan?
33:49Kalau dukungan kita itu purely untuk Palestina, ya konsentrasi dulu kepada Palestina.
33:59Diplomasi itu kan soal mengatakan, harus mengatakan yang benar, tapi tidak semua yang benar dikatakan.
34:07Jadi memang ya kita mungkin akan mengakui Israel, tapi nanti tidak perlu dikatakan.
34:12Supaya dukungan kita terhadap Palestina itu bisa utuh.
34:16Dan kita kan juga berhadapan-hadapan dengan negara-negara Arab yang sudah menganggap kita itu pendukung setianya kemerdekaan Palestina.
34:33Kemudian dengan pernyataan itu seperti tidak diplomatis kalau menurut saya.
34:40Itu saja. Dari ilmu saya itu tidak diplomatis.
34:42Tambahan, tambahan.
34:43Silahkan.
34:44Tambahan satu.
34:47Dari 54, maaf kedengaran.
34:51Ya silahkan, silahkan Pak Dian.
34:53Teman-teman, negara Oki itu lebih dari setengahnya sudah mengakui Israel tanpa mengganggu soliditas organisasi Oki sendiri.
35:03Jadi buat saya, bahwa Indonesia, Israel mengakui Palestina, bahwa kemudian Indonesia mengakui,
35:10itu bisa ada waktu yang tidak dengan sendirinya segera, semua pertimbangan sudah ada di meja pemimpin-pemimpin kita di Kemlu maupun Presiden.
35:23Jadi tolong diingat, pengakuan Israel terhadap Palestina sebagai syarat pengakuan kita terhadap Israel, tidak dengan sendirinya harus segera.
35:34Saya diplomat, saya tahu apa yang namanya diplomasi.
35:37Bahkan tadi saya sudah katakan, Inggris sendiri sudah mengakui tapi belum tentu membuka hubungan diplomatik.
35:43Artinya masih panjang prosesnya, proses kita juga mengakui.
35:47Israel pasti masih panjang walaupun Israel sudah mengakui.
35:50Masalahnya satu, butuh kesulitan pada Palestina sendiri supaya punya citra yang baik terhadap negara-negara yang belum mengakui mereka, termasuk kita.
36:03Hamas itu banyak negara mengakui sebagai teroris.
36:07Tapi kalau saya pribadi, apapun sebutannya, buat saya ideologi menggunakan kekerasan itulah yang akhirnya mengorbankan Gaza.
36:18Jadi bukan cuma masalah dunia internasional, tapi internal juga harus mau mengakui bahwa Israel sebuah kenistayaan,
36:29bahwa pengakuan terhadap Palestina memang yang paling utama, bahwa kita kemudian juga akan mengakui tidak juga aneh.
36:39Karena sebagian besar negara tidak Arab atau OKI sudah mengakui tanpa bikin heboh.
36:45Terima kasih.
36:46Baik, baik. Terakhir saya ke Prof. Siti. Singkat saja Prof. Siti, apa yang kemudian bisa Indonesia lakukan sekali lagi?
36:52Tidak hanya mungkin berbicara di sidang PBB, tapi juga apakah kita perlu lagi-lagi hanya bantuan saja yang kita bisa kirimkan ke Palestina untuk kondisi seperti ini?
37:06Ya, melanjutkan yang telah kita rintis, Tomas.
37:09Jadi, bantuan itu kan juga besar ya.
37:13Bagi Indonesia itu sudah besar.
37:14Kita membantu Palestina kapasiti building-nya, kemudian kita juga sudah mencari konjen khusus di Ramallah, gitu ya.
37:23Itu dilanjutkan, diteruskan.
37:25Kemudian, ya dukungan-dukungan itu memang dukungan politik itu dengan cara di PBB memberikan dukungan,
37:31apa, memberi, tetap memberi dukungan secara konsisten, gitu.
37:37Ya, kalau mengikuti negara Timur Tengah lain yang juga sudah mengakui Israel,
37:43mereka itu mempunyai kepentingan khusus dengan Israel itu bagaimanapun kan di wilayah mereka, ya.
37:49Sehingga kadang-kadang seperti Jordan itu kan berbagi perbatasan dengan Israel,
37:55sehingga dia harus mengakui eksistensi Israel.
37:58Itu memang iya.
37:59Jadi apakah politik luar negeri kita juga akan ikut-ikutan begitu, padahal kepentingan kita beda, gitu ya.
38:07Itu silahkan, karena kalau saya kan memang menganalisisnya dari apa yang telah dilakukan oleh pemerintah, ya.
38:16Saya tidak punya otoritas untuk membuat kebijakan itu, tetapi hanya sekedar menilai.
38:22Ya, menilai kebijakan itu yang selama ini peranan pemerintah Indonesia maupun masyarakat Indonesia tidak di bawah naungan pemerintah itu
38:33sudah besar dalam mendukung Palestina baik secara politik maupun secara moral maupun secara bantuan ekonomi
38:41itu sudah menunjukkan solidaritas yang luar biasa.
38:46Itu solidaritas itu penting, sehingga itu saja yang dipertahankan kalau perlu juga ditingkatkan.
38:53Oke, seberapapun dukungan kita, baik kecil maupun besar, paling tidak menunjukkan sikap politik luar negeri kita.
38:59Dan juga kita harapkan juga sedikit banyak, gitu ya, memberikan dukungan juga terhadap dunia internasional
39:05untuk kemerdekaan Palestina.
39:06Walaupun masih jauh untuk sebagian negara berdolat, paling tidak ini menjadi...
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan