- 2 hari yang lalu
- #birate
- #bankindonesia
- #ekonomi
- #bisnis
KOMPAS.TV - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 September 2025 memutuskan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen.
Tak hanya BI Rate, BI juga memangkas suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 3,75 persen, dan Lending Facility 25 basis poin menjadi 5,5 persen.
Keputusan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,6 persen 1 persen, serta stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
Bagaimana asesmen perekonomian global dan domestik Indonesia? Bagaimana arah kebijakan moneter dalam merespons dinamika perekonomian?
Kompas Bisnis sudah bersama Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Bapak Firman Mochtar.
#birate #bankindonesia #ekonomi #bisnis
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/619441/bi-rate-turun-ke-4-75-dorong-pertumbuhan-ekonomi-pertahankan-stabilitas
Tak hanya BI Rate, BI juga memangkas suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 3,75 persen, dan Lending Facility 25 basis poin menjadi 5,5 persen.
Keputusan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,6 persen 1 persen, serta stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
Bagaimana asesmen perekonomian global dan domestik Indonesia? Bagaimana arah kebijakan moneter dalam merespons dinamika perekonomian?
Kompas Bisnis sudah bersama Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Bapak Firman Mochtar.
#birate #bankindonesia #ekonomi #bisnis
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/619441/bi-rate-turun-ke-4-75-dorong-pertumbuhan-ekonomi-pertahankan-stabilitas
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Kita masuk dalam segmen Kompas Bisnis bersama saya Breman Atenaya, Saudara.
00:03Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16 hingga 17 September 2025 memutuskan
00:09menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis point menjadi 4,75 persen.
00:17Tak hanya BI rate, BI juga memangkas suku bunga deposit facility sebesar 50 basis point menjadi 3,75 persen
00:24dan landing facility 25 basis point menjadi 5,5 persen.
00:28Keputusan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
00:33dengan menjaga tetap rendahnya perakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,6 persen plus minus 1 persen
00:42dan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
00:45Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16 dan 17 September 2025 memutuskan untuk menurunkan BI rate
01:01sebesar 25 basis point menjadi 4,75 persen.
01:07Suku bunga deposit facility turun sebesar 50 basis point menjadi 3,75 persen
01:15dan suku bunga landing facility turun sebesar 25 basis point menjadi 5,50 persen.
01:25Keputusan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
01:34dengan menjaga tetap rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen
01:47dan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentannya.
01:53Kedepan, Bank Indonesia akan terus mencermati prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi
02:00dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI rate
02:04dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah.
02:10Saudara, bagaimana asesmen perekonomian global dan domestik Indonesia?
02:14Bagaimana arah kebijakan moneter dalam respons dinamika perekonomian?
02:19Kompas Bisnis akan menanyakannya kepada Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia,
02:24Bapak Firman Muhtar. Selamat pagi, Pak Firman.
02:27Selamat pagi, Mas Bremana. Salam sehat.
02:30Salam sehat, Pak Firman.
02:31Pak Firman, ini bagaimana asesmen Bank Indonesia terhadap perkembangan ekonomi global
02:35khususnya terkait dampak penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat
02:39dan juga ketidakpastian yang masih tinggi sekarang?
02:42Terima kasih.
02:45Kami dalam rapat Dewan Gubernur minggu lalu, di hari Selasa dan Rabu,
02:49memang melihat kondisi global memang masih belum kuat,
02:53pertumbuhan ekonomi berbagai negara maju khususnya memang masih dalam tren melambat
02:57dibandingkan tahun 2024.
03:00Dampak tarif resiprokal yang diberikan, yang dilakukan administrasi Trump ini
03:04memang berdampak bagaimana impaknya terhadap pergerakan barang dan jasa.
03:10Di Amerika Serikat sendiri, kami melihat memang masih dalam tren perlambatan
03:14juga di berbagai negara lain, seperti di Eropa, di Jepang, dan di Tiongkok, termasuk di Tiongkok.
03:21Satu hal yang agak berbeda memang hanya terlihat dari India,
03:24yang kami lihat memang mulai sedikit membaik dibandingkan perakiran kami,
03:30dipengaruhi oleh bagaimana dampak stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintah India.
03:34Secara keseluruhan perkembangan tarif ini ditambah dengan kondisi geopolitik yang masih terus dinamis,
03:41memang berpengaruh terhadap pergerakan di pasar keuangan global,
03:45mas Bremana, kita melihat aliran modal ini masih bergerak ke Amerika Serikat,
03:51sementara ke negara emerging market, agak sedikit murun dalam beberapa bulan terakhir.
03:55Satu hal, aliran modal mulai bergerak juga, terus meningkatkan harga emas yang kita perhatikan,
04:00meningkat sejalan dengan permintaan global.
04:04Oke, itu pengaruh yang kita rasakan di Indonesia ya, Pak Firman.
04:07Kemudian, bagaimana perkembangan dan juga proyeksi inflasi di negara maju,
04:11khususnya di Amerika Serikat, dan kaitannya dengan ekspektasi penurunan Fed Funds Rate atau FFR ke depannya, Pak?
04:18Secara keseluruhan, memang pertumbuhan ekonomi dunia kami perakirakan
04:21memang masih akan lebih rendah dari tahun 2024,
04:26yang sebesar 24 kami perakirakan 2025 ini akan bergerak pada kisaran 3,0 persen.
04:33Dan impact-nya tentu akan berpengaruh terhadap bagaimana dinamika harga itu sendiri.
04:38Harga yang tercerwin dari inflasi di banyak negara memang mengalami penurunan,
04:42proses disinflasi berlanjut,
04:44kecuali di Jepang yang memang masih mengalami peningkatan.
04:48Nah, penurunan harga juga terjadi di harga komoditas yang masih terus mengalami perlambatan,
04:54termasuk komoditas pangan, komoditas ekspor kita, dan juga dari terkait dengan harga minyak.
05:01Perkembangan ini dipengaruhi tentunya bagaimana pertumbuhan ekonomi dunia yang masih belum kuat tersebut.
05:06Bagaimana impact-nya dampaknya terhadap FFR seperti disampaikan oleh Mas Bremana tadi,
05:12spesifik terhadap Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi yang memang masih belum kuat tersebut
05:17berdampak terhadap bagaimana perkembangan dari pasar tenaga kerjanya.
05:22Tingkat penganggurannya masih meningkat, cukup tinggi,
05:25dan ini yang berpengaruh terhadap bagaimana the Fed,
05:29Bank Sentral Amerika Serikat, merespon kondisi tersebut.
05:33Sementara inflasi Amerika Serikat sendiri memang melambat,
05:37meskipun tertahan, terpengaruh oleh dampak dari tarif resiprokal Amerika Serikat.
05:42Impact-nya kami sebelum RDG sudah perakirakan akan ada penurunan Fed Fund Rate
05:48sebesar dua kali di tahun 2025 dan di tahun 2026 juga dua kali.
05:54Dan malam hari setelah kita RDG,
05:56The Fed memang memutuskan untuk melakukan penurunan Fed Fund Rate-nya 25 basis point,
06:02bahkan dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya pasar memperkirakan
06:05penurunan bisa berkembang menjadi dua kali ke depan.
06:09Kami terus cermati perkembangan Fed Fund Rate ini, Mas Bermana,
06:12yang menjadi penting adalah tentunya bagaimana impact-nya terhadap yield dari USD,
06:17Amerika Serikat sendiri yang terus mengalami penurunan,
06:20meskipun ke depannya untuk yang dua, sepuluh tahun,
06:23kami perkirakan akan kembali naik,
06:25dipengaruhi oleh defisisi fiskal.
06:28Ya, baik.
06:30FFR masih diperkirakan akan diturunkan lagi gitu ya Pak Firman.
06:33Kemudian kalau di dalam negeri sendiri Pak Firman,
06:35bagaimana asesmen BI terhadap perkembangan pertumbuhan ekonomi,
06:39nilai tukar, kemudian juga inflasi,
06:41serta proyeksinya pada semester 2 tahun 2025,
06:44dan juga keseluruhan di tahun 2025 ini?
06:47Terima kasih Mas, Bermana.
06:49Tiga poin variable makro yang menjadi pertimbangan Bank Indonesia juga
06:53dalam merumuskan kebijakan.
06:56Dari sisi pertumbuhan ekonomi,
06:57kami melihat memang perkembangan terkini,
06:59pertumbuhan ekonomi ini memang perlu kita terus dorong.
07:02Berbagai indikator ini,
07:04tidak-tidaknya sampai dengan Agustus dan September lain,
07:08lalu memang memperlihatkan bagaimana konsumsi swasta
07:12memang perlu kita terus dorong.
07:14Berbagai indikator ini memang menunjukkan
07:16belum terlalu kuat peningkatannya.
07:19Dari sisi investasi,
07:21kita melihat memang investasi bangunan
07:23sudah mulai meningkat,
07:24dipengaruhi oleh kebijakan fiskal.
07:26Sementara investasi non-bangunan ini
07:28yang perlu kita terus tingkatkan,
07:30termasuk bagaimana kita mendorong
07:32kawasan ekonomi khusus
07:34dan kawasan investasi lainnya.
07:37Ini menjadi penting.
07:38Yang positif adalah perkembangan dari ekspor kemarin.
07:41Kita lihat masih mengalami peningkatan,
07:44khususnya ekspor non-migas,
07:46dipengaruhi oleh bagaimana permintaan
07:49dari komoditi sektor pertanian,
07:51manufaktur, khususnya termasuk CPO dari India
07:54tadi seperti kami sampaikan.
07:55Secara keseluruhan kami melihat
07:57di semester kedua ini,
07:59harapannya berbagai kebijakan pemerintah,
08:01paket program kebijakan yang ditempuh,
08:04ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi
08:06di semester kedua.
08:08Sehingga seluruhan tahun 2025,
08:10kami kira-kirakan pertumbuhan ekonomi
08:12akan sedikit di atas titik tengah
08:14kisaran 4,65,4.
08:17Itu dari pertumbuhan ekonomi.
08:19Dari nilai tukar,
08:21di tengah ketidakpastian global,
08:23kita komit untuk menjaga nilai tukar,
08:26untuk tetap stabil,
08:28terkendali dengan berbagai kebijakan yang ditempuh,
08:32termasuk faktor positif dari bagaimana
08:34pasokan dari konversi,
08:36devisa hasil ekspor,
08:38sumber daya alam yang semakin meningkat
08:40dan mendorong stabilitas nilai tukar.
08:43Inflasi terakhir di bulan Agustus kemarin,
08:48serkendali rendah,
08:50dan kami kira-kira di 2025-2026
08:53akan bergerak pada kisaran 2,5 plus minus 1,
08:56kisaran target yang kita lakukan,
08:59bahkan bisa di bawah target titik tengah.
09:02Inflasi terakhir 2,31 untuk IHK,
09:05Indeks Harga Konsumen,
09:06dan inflasi inti bahkan juga lebih rendah
09:09menjadi 2,17 persen.
09:11Jadi secara keseluruhan,
09:12demikian Mas Bremana,
09:14PDB perlu kita terus dorong,
09:16nilai tukar tetap terkendali,
09:17dan tekanan inflasi
09:18sepertinya memang masih rendah.
09:21Oke, inflasi diperkirakan
09:22antara 2,5 persen plus minus 1 persen ya Pak,
09:25ya kemudian pertumbuhan kita harapkan
09:26di 4,65.
09:28Kemudian bagaimana arah kebijakan monitor
09:29dalam respons kondisi perekonomian global
09:32dan juga domestik terkini?
09:33Jangan dijawab dulu Pak Firman,
09:35kita akan bahas selesai jadwal berikut,
09:36tetap bersama kami di Kompas Bisnis.
09:39Kembali di Kompas Bisnis,
09:40bersama saya Bremana Atenay,
09:41dan juga masih bersama kami,
09:42Firman Mokhtar,
09:43Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi
09:44dan Moneter Bank Indonesia.
09:47Ya Pak Firman,
09:47kita lanjutkan kembali.
09:48Ini sebenarnya yang bikin penasaran adalah
09:50apa saja sih faktor-faktor
09:51dan juga pertimbangan Bank Indonesia
09:53dalam menurunkan BI rate
09:54untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.
09:57Ini sebesar 25 basis point
09:58menjadi 4,75 persen.
10:00Kemudian suku bunga deposit facility
10:02juga turun di sebesar 50 basis point.
10:03menjadi 3,75 persen
10:06di RDG September 2025.
10:09Bagaimana sebenarnya Bank Indonesia ini
10:10meyakini kebijakan ini
10:11dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah?
10:15Terima kasih, Mas Firman.
10:16Saya kembali ke pertanyaan yang tadi sebelumnya
10:19tentang bagaimana kita melihat
10:21pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, dan inflasi
10:24yang secara keseluruhan memang
10:25pertumbuhan ekonomi perlu kita terus dorong
10:27di tengah upaya kita menjaga stabilitas harga
10:31yang memang semakin terkendali.
10:32Kondisi inilah yang menjadi pertimbangan kami
10:35bagaimana kita secara bersama
10:37menempuh upaya sinergi
10:40untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
10:42dengan tetap menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi.
10:45Dalam kondisi itu memang
10:47pada akhirnya di RDG yang lalu
10:49kami menurunkan suku bunga kebijakan,
10:52BI rate,
10:5225 basis point dari 5,00 menjadi 4,75.
10:58Pertimbangan utamanya tadi seperti disampaikan adalah
11:01pertama, tumbuhan ekonomi yang perlu kita terus dorong,
11:04yang kedua nilai tukar yang tetap terkendali
11:06di tengah ketidakpastian global,
11:08dan yang ketiga adalah bagaimana kita melihat
11:11prospek inflasi yang memang
11:13belum tetap terkendali rendah
11:16sampai dengan tahun 2026.
11:18Itu yang pertama.
11:20Yang kedua, tentunya kita ingin mendorong hal ini
11:23dengan bagaimana secara operasional.
11:26Itulah mengapa kami juga memperlebar
11:29koridor dari standing facilities
11:32seperti tersebutkan
11:33untuk yang di bawah deposit facilitiesnya
11:36dari 75 basis point menjadi 100 basis point
11:39sehingga angkanya menjadi
11:41375 untuk deposit facilities.
11:44Ini adalah cerminan bagaimana kami ingin terus mendorong
11:47likuiditas agar mengalir
11:50dan pada gilirannya akan berdampak
11:51terhadap penurunan suku bunga
11:53dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
11:56pertumbuhan kredit dan seterusnya.
12:00Satu hal yang menjadi perhatian juga
12:02bagaimana kami bagian upaya bersama kita adalah
12:05kebijakan likuiditas tadi
12:07ditambah dengan kebijakan makroprudensial yang longgar
12:11ini juga akan mendorong bagaimana pertumbuhan
12:14terkait dengan penurunan suku bunga
12:17penambahan likuiditas dan pada akhirnya
12:19mendorong pertumbuhan ekonomi.
12:22Dan terakhir adalah terkait dengan
12:24kita tetap dorong juga digitalisasi sistem pembayaran
12:28karena bagian dari upaya mendorong pertumbuhan tersebut.
12:31Secara keseluruhan, Mas Bremana
12:33berbagai upaya kami ini sudah kami lakukan
12:36hitung secara terukur
12:38sehingga dampak yang terjadi dari sisi suku bunga
12:41tetap memberikan imbal hasil yang baik
12:44secara keseluruhan terhadap perekonomian
12:46tetap bisa menarik influence
12:48dan pada sisi lain tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.
12:51Dengan gambaran tersebut
12:52kami upayakan nilai tukar tetap terkendali
12:55dan tentunya satu hal
12:56ini didukung oleh bagaimana
12:58kecukupan cadangan devisa kita
12:59yang masih tetap baik
13:01tadi di bulan September kemarin.
13:03Baik tentunya penurunan bay rate
13:06bukan satu-satunya ya Pak Firman
13:07tapi juga ada kebijakan moneter pro market lain
13:10ada juga soal ekspansi likuiditas moneter
13:13kemudian juga ada insentif LKM
13:16atau likuiditas makro prudensial
13:17kalau Anda melihat Pak Firman
13:20ini asespennya bagaimana?
13:22Terutama untuk suku bunga di pasar uang
13:24dan juga suku bunga perbankan.
13:26Jadi Mas Bremana
13:28sejauh sebelum kami melakukan penurunan bay rate kemarin
13:33dan diperkuat dengan berbagai strategi operasi
13:35pro market moneternya
13:37dapat kami sampaikan kami sudah melakukan
13:40berbagai kebijakan untuk mendorong
13:41pertumbuhan ekonomi secara lebih kuat.
13:44Yang pertama seperti kami sampaikan
13:46sebelum kemarin kita turunkan BI rate
13:48kita sudah menurunkan BI rate 125 basis point
13:51sejak September 2024
13:53sehingga sudah turun sebanyak lima kali
13:56kemarin ditambahkan satu kali lagi
13:58menjadi 150 basis point
14:00itu yang pertama yang kami lakukan
14:02dari sisi bagaimana kita mempengaruhi harga uang.
14:05Dari sisi likuiditas
14:07kami juga lakukan berbagai strategi
14:09pertama
14:10kita turunkan posisi
14:13sertifikat
14:14bank Indonesia
14:18sekuritasi bank SRBI
14:20kita turunkan dari 917 di awal tahun
14:24menjadi sekitar
14:25sekarang sudah 716
14:27ada 200 triliun yang sudah kita turunkan
14:29dari SRBI
14:30ini untuk menambah likuiditas.
14:32Yang kedua adalah
14:33bagaimana kita juga melakukan
14:35pembelian SBN
14:36di pasar skuder
14:38kita sudah lakukan
14:40sampai dengan September kemarin
14:43sekitar 217 triliun
14:45kita tambahkan ke dalam perekonomian.
14:47Dan belum cukup dengan itu
14:48seperti disampaikan tadi
14:50kebijakan likuiditas makroprudensial
14:51kita sudah tambahkan
14:53untuk menarik dari GWM-nya
14:55sebesar 384 triliun
14:58sehingga secara keseluruhan
14:59gambaran likuiditas tadi
15:01juga bagian dari upaya
15:02mendorong pertumbuhan ekonomi
15:04dan likuiditas lebih baik.
15:06Tetap angka-angka tersebut
15:07tetap dalam koridor kami
15:09untuk menjaga stabilitas perekonomian.
15:11Kita turunkan bunga
15:12kita tambah likuiditas
15:14dan itu tetap dalam koridor kita
15:16menjaga stabilitas perekonomian.
15:18Yang menjadi diskusi adalah
15:20disampaikan dampaknya terhadap transmisi.
15:22Suku bunga pasar uang itu sudah turun
15:25kalau sebelumnya 125 basis point
15:27di suku bunga
15:29BI RIT
15:30itu sudah turun 144 basis point
15:32sudah besar.
15:34Suku bunga SRBI
15:35sudah turun sampai
15:36sekitar 210 basis point
15:38untuk berbagai tenor.
15:40Yield SBN
15:41juga sudah turun
15:42sampai dengan bahkan
15:43185 basis point.
15:45Gambaran-gambaran ini
15:46transmisi sudah cukup baik
15:47di pasar uang.
15:48Yang menjadi tantangan kita
15:49dan harus kita siapkan bersama adalah
15:51ternyata transmisi
15:53ke suku bunga perbankan
15:54memang belum cukup kuat.
15:55Suku bunga deposito
15:56baru turun 16 basis point
15:58suku bunga kredit
15:59baru turun 7 basis point.
16:02Jadi ini yang perlu kita
16:03menjadi tantangan kita bersama
16:05untuk mendorong
16:06dan kami melihat
16:07bagaimana disampaikan
16:09dari Pak Dewan Gubernur
16:10pengaruh dari bagaimana
16:12special rate ini berpengaruh
16:13di deposito berpengaruh
16:14terhadap suku bunga
16:15yang memang belum turun.
16:16Dampaknya permintaan kredit
16:18memang harus kita dorong
16:19menjadi yang saat ini
16:21sudah tumbuh lebih baik
16:227,56
16:23tapi perlu kita terus dorong
16:25agar ini mendorong
16:26pertumbuhan ekonomi.
16:28Kami berharap
16:28upaya ini bisa menjadi
16:30upaya bersama
16:31sinergi dari Bank Indonesia
16:33untuk meningkatkan
16:35pertumbuhan ekonomi
16:36melalui dorongan
16:37likuiditas
16:38suku bunga
16:39dan pada akhirnya
16:40kekredit dan
16:41pertumbuhan ekonomi.
16:43Kami berharap
16:44ini akan menjadi sinergi
16:45dengan kebijakan fiskal
16:46yang sudah sangat baik
16:47kemarin akan sudah ada paket
16:49program kebijakan
16:50akan ditempuh
16:51dan juga berbagai
16:53kebijakan lainnya.
16:54Mas, bagaimana?
16:55Oke, nah ini kemudian
16:56pertanyaannya
16:56bagaimana tadi
16:57sinergi kebijakan Bank Indonesia
16:59bersama dengan pemerintah
17:00Pak Firman
17:01untuk menjaga stabilitas
17:02dan juga mendorong
17:02pertumbuhan ekonomi
17:03sejalan dengan program
17:04Astacita Pemerintah?
17:07Ada 3 hal yang sudah
17:08kami lakukan
17:09seperti saya sampaikan
17:10kita sudah all ready
17:11kita sudah all out
17:12berbagai kebijakan
17:14tapi tetap dalam koridor
17:16menjaga stabilitas
17:17itu yang menjadi penting
17:18tetap dalam koridor
17:19kehati-hatian
17:20yang kedua
17:22tentunya
17:22kami berharap
17:24berbagai upaya kami
17:25dari sisi suku bunga
17:26upaya menjaga
17:27stabilitas nilai tukar
17:28dorongan likuiditas ini
17:29akan menjadi sinergi kuat
17:31dengan pemerintah
17:32dalam berbagai
17:33kebijakan fiskalnya
17:34stimulusnya sudah
17:35akan ditingkatkan
17:36semakin kuat
17:37di semester kedua ini
17:38termasuk
17:39di dorongan
17:39berbagai paket
17:40program kebijakannya
17:42bijakan 8
17:434 dan 5
17:45kemudian itu yang pertama
17:47dan kami sanggup baik
17:48berbagai kebijakan
17:49ini yang kedua
17:50untuk menjaga
17:51stabilitas inflasi
17:52kita akan terus
17:53berkuat koordinasi
17:54dengan pemerintah pusat
17:55dan daerah
17:56melalui tim
17:57pengendalian inflasi pusat
17:59dan juga di daerah
18:00dan yang ketiga
18:01kita akan juga
18:02berkoordinasi rat
18:03dengan anggota
18:05Komite Stabilitas Sistem Keuangan
18:07Kementerian Keuangan
18:08LPS dan OJK
18:10untuk menjaga
18:11stabilitas sistem
18:12keuangan
18:12itu kira-kira
18:14beriman
18:14kita tetap harus
18:16bersinergi
18:17oke inilah
18:18sinergi yang kita
18:18nantikan ya pak
18:19kebijakan moneter
18:20dari Bank Indonesia
18:21kebijakan fiskal
18:22dari pemerintah
18:23ini bisa bersatu padu
18:24bisa meningkatkan
18:25pertumbuhan ekonomi
18:26tapi juga
18:26lagi-lagi
18:27kita jaga inflasinya
18:28agar jangan sampai
18:29over gitu
18:30Pak Firman
18:31ya terima kasih
18:31Pak Firman Mukhtar
18:32Kepala Departemen Kebijakan
18:33Ekonomi dan juga
18:34Moneter Bank Indonesia
18:35telah bergabung bersama kami
18:37di Kompas Bisnis
18:38selamat pagi
18:38salam sehat
18:39Pak Firman
18:39terima kasih
18:40selamat pagi
Dianjurkan
2:31
|
Selanjutnya
3:26
2:52
2:26
1:58
11:28
11:08
10:30
14:05
8:50
2:25