Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
  • 3 minggu yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun yang ditarik dari Bank Indonesia, telah digelontoran ke lima bank BUMN pada Jumat (12/9/2025).

Purbaya memastikan ke pegawai Kemenkau, dana tersebut berjalan sesuai rencana.

"Jalan kan ya?" tanya Purbaya.

"Jalan Pak," jawab pegawai Kemenkeu.

Sahabat KompasTV, bagaimana pendapat kalian terkait berita ini, tulis di kolom komentar ya!

Baca Juga Deretan Komentar Jokowi soal Menkeu Purbaya, Ijazah Gibran hingga RUU Perampasan Aset di https://www.kompas.tv/video/617439/deretan-komentar-jokowi-soal-menkeu-purbaya-ijazah-gibran-hingga-ruu-perampasan-aset



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/617445/purbaya-ke-pegawai-kemenkeu-soal-rp200-triliun-ke-bank-himbara-jalan-kan-ya
Transkrip
00:00Teman-teman, kan kemarin saya janji apa, akan menambahkan dana 200 triliun perbankan.
00:08Ini sudah diputuskan dan siang ini sudah disalurkan ya.
00:13Oh insya Allah.
00:14Jalan kan ya?
00:16Jalan pasti.
00:17Ini kita kirim ke lima bank, Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI.
00:24Dimana yang bisa disebutnya?
00:25Di Mandiri itu kita taruh Rp55 triliun, BRI Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, BNI Rp55 triliun, BSI Rp10 triliun.
00:38Jadi dananya akan kita kirim.
00:41Sudah saya setuju tadi pagi, bentar lagi dikirim sama dia.
00:44Kamu jangan terapet di atas ya, langsung kembali ke komputer langsung kirim.
00:48Jadi saya pastikan dana yang 200 triliun masuk ke sistem perbankan hari ini.
00:53Dan mungkin banknya abis itu bingung berpikir, nyalurin kemana.
00:59Pasti pelan-pelan akan dikredit sehingga ekonominya bisa bergerak.
01:03Oke, itu dari saya pendek saja. Ada pertanyaan?
01:05Pak, bagiannya kalau untuk BSI Rp10 triliun itu apa, Pak?
01:08Dibandingkan Mandiri dan yang lain kan Rp50 triliun, Pak?
01:12Size banknya dan kenapa BSI ikut?
01:15Karena dia satu-satunya bank yang punya akses ke Aceh.
01:18Supaya dananya bisa juga dimanfaatkan di Aceh sana.
01:21Pak, nanti itu di tarahnya itu pemerintah itu dalam bentuk deposito atau apa sih, Pak?
01:26Apa namanya?
01:27Deposito on call.
01:29Artinya bukan time deposit, tapi semacam dekat-dekat.
01:32Apa ini cukup, kayak cukup, seperti giro cukup liquid.
01:36Ada tenornya nggak sih, Pak?
01:37Nggak ada.
01:38Suka-suka saya.
01:39Apa itu bisa ditarik kembali, Pak?
01:41On call.
01:42Tapi kita bisa hitung kan, seperti apa, likuiditas kita.
01:45Jadi, harusnya diperbankan cukup aman kalau memakai uang itu.
01:52Sore ini udah masuk.
01:56Nggak ada aturan khusus?
01:58Oh.
02:00KMK, untuk internal aja KMK.
02:02Tapi untuk banknya nggak ada aturan.
02:05Pak, memastikan bahwa bank-banknya tidak memakai untuk beli SBNS itu perlu ada aturan juga nggak, Pak?
02:12Kita himbau seperti itu.
02:14Ya, kalau nggak ikut, awas.
02:17Sudah, sudah ada.
02:20Jadi, kan tujuannya supaya mengalir ke real sector utamanya.
02:24Pak, ada pengawasan nggak, Pak?
02:27Realisasi kreditnya nanti dari bank-bank?
02:29Nggak ada.
02:30Begini, kalau dia nggak pakai, dia rugi sendiri.
02:32Kan ada kos.
02:34Sekitar 4 persen, ya, kosnya.
02:37Kalau dia nggak keluar-keling kredit, kan dia harus bayar uang kos itu.
02:40Dia pasti akan berpikir, mereka pasti akan berpikir keras untuk menjalankan dana itu.
02:44Pak, kalau saya lihat di LKPB kan,
02:47misalkan kita di tahun 24, 457 triliun, Pak.
02:50Nah, sebelumnya kan sudah dipakai,
02:51kalau koperasi desa, 13 triliun,
02:53eh, 16 triliun,
02:54dan dipakai untuk defisi tahun ini sebesar 58 triliun, Pak.
02:58Berarti sisanya jika dikurangkan dengan 200 triliun,
03:00sisanya hingga 155 triliun, Pak.
03:02Salah yang tersesai di beli.
03:03Ada lebih dari itu,
03:05karena selain itu kan ada juga anggaran yang belum dipakai tahun ini.
03:07Jadi, angkanya bergerak terus.
03:10Oke, tapi ada besaran nggak, Pak,
03:12sisanya setelah dipakai 200 triliun,
03:13bisa berapa di IB?
03:15Ini yang kita pakai bukan silpa.
03:18Iya, Pak.
03:19Enggak, uang kita aja tapi dipindahin.
03:22Jadi,
03:23betul-betul variasi tergantung itu,
03:26tergantung pendapatan pajak kita.
03:28Tapi saya yakin begini,
03:29begitu ekonomi jalan,
03:31pajak juga akan masuk lebih besar lagi.
03:33Jadi, saya nggak takut terhadap kondisi likuiditas pemerintah, misalnya.
03:37Pak, karena untuk deposit all,
03:38jadi dana ini bisa,
03:41maksudnya kan karena berkurang misalnya,
03:43itu kan dana emergensi,
03:44jadi kalau bisa dana deposit all?
03:46Ini bukan dana emergensi,
03:48dana punya pemerintah yang biasanya dipakai untuk membelanja,
03:52tapi belum dibelanjakan,
03:53sementara itu di bank sentral.
03:55Jadi, perbankan nggak bisa memiliki akses ke dana itu.
03:59Kalau saya tahu di komersial bank kan,
04:01bank bisa memakai itu,
04:02kalau kita belum pakai.
04:04Tujuannya itu,
04:06menciptakan likuiditas di sistem finansial,
04:08sehingga mereka terpaksa memberi kredit,
04:12dan ekonomi akan bergerak.
04:13Pak Pemba, kan sempat dari sebelumnya,
04:16melihat ini akan mungkin bisa naik,
04:18bisa turun lagi,
04:19itu ada diberi waktu nggak?
04:21Bisa naik, bisa naik.
04:24Kalau saya bilang bisa turun lagi,
04:26stimulusnya nggak jelas nanti.
04:28Mereka bank akan bilang,
04:29oh saya nggak akan pakai karena Anda,
04:30nanti lagi narik lagi.
04:31enggak, bisa naik dan bisa naik.
04:33Pak Mestri beri waktu,
04:35nggak bisa review untuk nanti,
04:36kira-kira menambah itu di setelah berapa bulan?
04:39Kita lihat,
04:40ini kan,
04:41saya pikirkan gelombang pertama.
04:45Tapi kalau,
04:46saya dengan itu,
04:47ekonominya bisa ada jalan dengan baik,
04:49sekuritas bertambah,
04:51dan ada bantuan dari bank sentral juga,
04:53mesti-nya sih,
04:54kita nggak bisa tambah lagi.
04:55terima kasih.
04:56Terima kasih.

Dianjurkan