Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
JAKARTA, KOMPAS.TV - Para Wakil Pimpinan DPR RI menggelar pertemuan dengan perwakilan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan dan beberapa organisasi mahasiswa lain pada Rabu (3/9/2025) siang.

Salah satu perwakilan mahasiswa dari BEM Universitas Trisakti mengatakan mahasiswa tidak akan pernah menyuarakan suara rakyat dengan cara anarkis.

''Banyak sekali oknum-oknum provokator yang mencederai nilai-nilai perjuangan kami'', ujarnya.

Baca Juga Mahasiswa Tuntut DPR Segera Cabut soal Tunjangan Fantastis DPR | KOMPAS PETANG di https://www.kompas.tv/nasional/615420/mahasiswa-tuntut-dpr-segera-cabut-soal-tunjangan-fantastis-dpr-kompas-petang

#demo #mahasiswa #dpr

_

Catatan Redaksi:
Setiap warga negara berhak menyuarakan pendapatnya. Namun, kebebasan berpendapat harus dilakukan secara damai, tertib, serta jangan terprovokasi untuk melakukan perusakan dan penjarahan.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/615448/bertemu-dpr-mahasiswa-tegaskan-tak-pernah-lakukan-aksi-anarkis-saat-demo-dan-desak-tuntutan-17-8
Transkrip
00:00Dari B. Mana? Silahkan.
00:08Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:12Selamat sore rekan-rekan semua, rekan-rekan media dan yang saya hormati, Bapak Dewan sekalian.
00:20Terima kasih atas kesempatan dan waktunya.
00:23Sudah mau menyediakan waktu untuk berdialog dengan kami, bersama kita semua, di tengah krisis dan permasalahan yang belakangan ini terjadi.
00:34Hidup mahasiswa.
00:36Hidup rakyat Indonesia.
00:40Taya Jim Collin, perwakilan dari Keluarga Besar Mahasiswa Trisakti.
00:45Rasanya beberapa poin yang ingin saya sampaikan sebelumnya sudah tersampaikan dengan begitu baik oleh rekan saya dari B. Bu. I.
00:51Mungkin beberapa poin tambahan yang ingin saya amanatkan kepada Bapak-Bapak Dewan selaku perwakilan kami sebagai mahasiswa dan rakyat Indonesia tentunya.
01:03Jauh beberapa bulan, mungkin beberapa minggu, sebelum kejadian Avan Kurniawan yang begitu menyayak hati kami.
01:10Terjadi bulan, seorang anak kecil mati, meninggal dunia, di tengah krisis ekonomi yang dialami keluarganya.
01:22Mungkin rekan-rekan semua tahu, rekan-rekan media pun pasti tahu bagaimana proses kematian itu bisa keluar cacing dari, maaf, alat kelaminnya, dari hidungnya, dan ditemukan satu kilogram cacing di dalam tubuhnya.
01:39Bersama beberapa minggu kemudian, beberapa saat kemudian, Indonesia merdeka, kami merayakan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.
01:48Dan apa hadiahnya kita mendapatkan kandangkan bahwasannya, dewan-dewan yang menjadi perwakilan dari kita semua, yang agaknya kita semua kadangkala, mungkin seringkali tidak merasa terwakilkan,
02:08namun mendapatkan kenaikan gaji dan tunjangan yang begitu tinggi.
02:13Di tengah kemawahan yang sudah bapak-bapak dan ibu-ibu semua rasakan, dan di tengah tekanan krisis yang masyarakat kecil di bawah alami.
02:26Pertama-tama menanggapi hal itu, saya menuntut untuk bapak-bapak dewan dan pemerintah sekalian, untuk segera menyesahkan rancangan undang-undang perapasan aset, sekiranya dalam kurun waktu 30 hari.
02:41Melihat bagaimana indeks persentase korupsi Indonesia yang saat ini, terakhir audit, itu berharap mendapatkan skor sebanyak 22.
02:54Yang mana dalam penilaian skor itu, 0 artinya tingkat korupsi itu begitu parah, dan 100 artinya negara itu begitu bersih dari korupsi.
03:04Indonesia mendapatkan skor 22 di tengah standar internasional, yaitu sebesar 43.
03:12Bahkan jika disandingkan dengan negara-negara tetangga, oh yang kita begitu buruk sekali Pak.
03:20Oleh karena itu, saya menuntut bapak-bapak yang terhormat untuk dapat mewakilkan suara-suara kami,
03:27untuk dapat mempercepat rancangan undang-undang perapasan aset.
03:30Indonesia sekiranya kehilangan sebanyak Rp588 triliun akibat korupsi dalam dekade terakhir.
03:40Berdasarkan data dari KPK tahun 2024, aset recovery rate Indonesia hanya 0,2% dibanding standar internasional 3-5%.
03:48Vekuasi impak dan hasil perampasan dapat membayai pembangunan 2.940 km jalan tol atau 588 ribu unit rumah subsidi.
04:02Kemudian berikut itu, untuk bersuara.
04:10Saya berani bersaksi bahwasannya, kami di sini kaum terpelajar, mahasiswa-mahasiswi.
04:19Tidak mungkin Pak, kami menyuarakan pendapat kami, aspirasi kami, keluhan rakyat, jeritan rakyat, dengan tindakan-tindakan anarkis.
04:28Betul tadi kata saudara dari BWI, bahwasannya beberapa hari belakangan ini, mungkin banyak sekali propaganda dari beberapa oknum-oknum provokator
04:41untuk mencederai nilai-nilai perjuangan yang kami perjuangkan ini.
04:46Itu sangat menghambat kami dalam bergerak.
04:47Selanjutnya, tuntutan untuk yang belakangan ini marak di sosial media.
05:04Saya kira bapak-bapak dan ibu-ibu semua tahu, 17.8 tuntutan rakyat yang dilayangkan oleh masyarakat Indonesia
05:12yang sekiranya mungkin sudah tersebar lebih dari ratusan ribu.
05:23Yang pertama, untuk Presiden Republik Indonesia, merevisi kebijakan fiskal pro rakyat.
05:31Yang kedua, audit menyeluruh BUMN yang merugi.
05:33Yang ketiga, moratorium kenaikan tarif listrik air dan BBM.
05:38Lalu untuk Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
05:42pembatalan kenaikan tunjangan dan gaji anggota DPR,
05:46pengesahan RU perampasan aset dan RU pelindungan data pribadi,
05:51dan audit kinerja integritas seluruh anggota DPR.
05:54Berkaitan juga dengan hal yang tadi saya sampaikan sebelumnya.
05:59Jika kita bandingkan remunerasi anggota parlemen
06:02dari negara-negara tetangga dan Indonesia,
06:05Indonesia take home pay yang bapak-bapak sekalian dapatkan
06:11kurang lebih berkisar sebanyak 8.000 USD.
06:15Jika dibandingkan dengan rata-rata upah minimum rakyat,
06:19itu rasionya 40 banding 1.
06:24Dan berdasarkan produktivitas legislasi,
06:27hanya ada 12 undang-undang yang tercipta dalam setahun.
06:30Jika kita komparasi dengan negara-negara tetangga
06:33seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Korea Selatan,
06:37Malaysia rasionya hanya 8 banding 1,
06:40Thailand 6 banding 1,
06:42Singapura 12 banding 1,
06:44Korea Selatan 4 banding 1.
06:46Bagaimana bisa
06:46negara berkembang
06:50yang rakyatnya begitu menderita ini?
06:55CIDPRnya 40 banding 1 rasionya.
06:58Saya rasa itu
06:59benar-benar harus digarisbalahi
07:01dan harus ditinjau ulang, Pak.
07:07Yang ketiga,
07:09eh, yang selanjutnya,
07:11berdasarkan latar belakang saya di sektor
07:13transportasi dan logistik,
07:16saya menuntut untuk modernisasi logistik,
07:18sebanyak 828 terminal logistik modern,
07:24yaitu 1 miliar per unit,
07:26sistem tracking digital untuk 100 ribu truk nasional,
07:29cold storage network di 414 kabupaten atau kota,
07:34dan memberikan subsidi transportasi publik,
07:36subsidi tarif 50%
07:38untuk 166 juta perjalanan per tahun,
07:42mengingat Indonesia
07:43dengan kapasitas penduduk yang begitu besar.
07:46gratis transportasi untuk
07:488,28 juta keluarga miskin per tahun,
07:52dan program Kartu Jakartawan Nasional
07:55untuk 41,4 juta pengguna.
07:58mungkin sekiranya itu tuntutan yang ingin saya ajukan.
08:09Bahkan saya memohon untuk Bapak-Bapak sekalian,
08:12selaku perwakilan saya,
08:14dan teman-teman semua,
08:15untuk dapat memperjuangkan hal tersebut.
08:18karena ini berkaitan juga dengan integritas kita, Pak.
08:21Integritas Bapak-Bapak sekalian,
08:23selaku Dewan Perwakilan Rakyat,
08:25yang kami pilih sendiri dengan tangan kami ini.
08:30Indonesia 2045,
08:31mempunyai cita-cita,
08:33Indonesia emas,
08:34hal itu didasarkan oleh bonus demografi,
08:38yang nantinya kita dapatkan di tahun tersebut.
08:40Saya harap kita semua,
08:44dan Bapak-Bapak semua yang memiliki peran begitu krusial,
08:47untuk membina generasi muda ini,
08:49tidak menyianyakan bonus demografi yang akan datang itu, Pak.
08:53Sekian dari saya, terima kasih.
08:55Terima kasih dari BM Rizakti.
08:57Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan