- 7 bulan yang lalu
- #pemusnahanamunisi
- #tniad
- #wargasipil
KOMPAS.TV - Investigasi mendalam dilakukan pasca jatuhnya korban tewas dalam pemusnahan amunisi di Garut yang terdiri dari 4 prajurit TNI dan 9 warga sipil.
Bagaimana prosedur keamanan pemusnahan amunisi bekas?
Kita bahas bersama Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal Purnawirawan Dudung Abdurachman dan Direktur Eksekutif Amnesty Internasional, Usman Hamid.
Baca Juga 4 Jenazah Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi Sudah Diserahkan ke Keluarga di https://www.kompas.tv/nasional/593110/4-jenazah-warga-sipil-korban-ledakan-amunisi-sudah-diserahkan-ke-keluarga
#pemusnahanamunisi #tniad #wargasipil
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/593118/ledakan-amunisi-garut-dudung-abdurachman-heran-usman-hamid-pertanyakan-keterlibatan-warga
Bagaimana prosedur keamanan pemusnahan amunisi bekas?
Kita bahas bersama Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal Purnawirawan Dudung Abdurachman dan Direktur Eksekutif Amnesty Internasional, Usman Hamid.
Baca Juga 4 Jenazah Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi Sudah Diserahkan ke Keluarga di https://www.kompas.tv/nasional/593110/4-jenazah-warga-sipil-korban-ledakan-amunisi-sudah-diserahkan-ke-keluarga
#pemusnahanamunisi #tniad #wargasipil
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/593118/ledakan-amunisi-garut-dudung-abdurachman-heran-usman-hamid-pertanyakan-keterlibatan-warga
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Investigasi mendalam dilakukan pasca jatuhnya korban tewas dalam pemusnahan amunisi tidak layak atau kadaluarsa di Garut, Jawa Barat.
00:08Ada 4 prajurit TNI dan juga 9 warga sipil yang menjadi korban.
00:13Lalu bagaimana prosedur keamanan pemusnahan amunisi bekas atau yang sudah kadaluarsa?
00:19Kita bahas bersama dengan penasihat khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional,
00:23Jenderal Purnaurawan Dudung Abdurrahman dan juga Direktur Esekutif Amnesty International, Mas Usman Hamid.
00:29Selamat tetang semuanya.
00:31Selamat tetang.
00:33Saya ke Pak Dudung dulu.
00:34Pak Dudung, apa saja informasi yang sudah Anda dapatkan terkait dengan insiden nedakan amunisi ke Deluarsa
00:40yang menyebabkan ada 4 TNI dan juga 9 warga ini?
00:46Terima kasih, Mas.
00:47Kebetulan semalam saya melayat ke rumah duka karena memang korban kolonel CPL Antonius itu
00:57mantan anak buah saya pada saat saya dan Din Mama Beste ini beliau sebagai Gansat Harpal.
01:05Ya kami cukup dekat dan 3 minggu yang lalu kami ketemu, ngobrol-ngobrol.
01:09Kemudian saat itu jenazah masih berada di Garut menuju ke Dustira sehingga saya tidak sempat ketemu dan rencananya dibawa ke Jogja.
01:23Dan saya dapat informasi dari beberapa rekan-rekannya yang satu kop dari peralatan
01:31bahwa pada saat pelaksanaan pemusnahan lubang 1 dan lubang 2 ini berhasil.
01:40Yaitu beberapa amunisi yang sudah afkir.
01:44Kemudian di lubang berikutnya, lubang ketiga itu sebetulnya dalam rangka pemusnahan detonator.
01:52Jadi detonator dimasukkan di dalam drum, ada 2 drum, kemudian lubang itu sudah digali.
02:01Nah dan rencananya itu tadinya biasanya itu akan menggunakan air laut.
02:06Karena itu prosesnya biasanya lebih cepat.
02:08Namun tiba-tiba pada saat dimasukkan ke dalam lubang terjadi ledakan.
02:12Jadi ledakan itu bukan dari munisi justru dari detonator itu yang saya tahu.
02:19Dan informasi ini saya klarifikasi juga dengan Dandim Setempat dan Dandim Garut rupanya emang demikian terjadi adanya.
02:29Berarti ada lubang begitu yang dibuat untuk memusnahkan amunisi tersebut.
02:35Nah terkait dengan lubang tersebut apakah Anda juga sudah melihat dan juga mendapatkan informasi termasuk foto yang juga beredar
02:42terkait dengan ada lubang yang dibuat untuk memusnahkan amunisi ini Pak Dudung?
02:49Kalau lubang yang dibuat untuk memusnahkan amunisi memang dibuat yang foto beredar itu.
02:56Kemudian ada lubang satu lagi yang memang dibuat, yang digali oleh masyarakat juga di situ untuk disiapkan memusnahkan detonator.
03:06Jadi demikian Pak.
03:09Baik, kami coba tampilkan visual lubang yang dibuat untuk pemusnahan amunisi bisa kita katakan sumur.
03:18Pak Dudung bisa melihat visual ini?
03:21Apakah betul lubang yang tadi dimaksudkan oleh Pak Dudung ini adalah lubang ini?
03:25Kan ada tiga lubang, jadi lubang ini lubang satu dan lubang dua.
03:30Ini kan amunisi yang diaktifkan.
03:33Tapi yang khusus detonator itu lain lagi.
03:35Detonator kan sebetulnya peledak yang apabila diaktifkan itu harus melalui proses pengaktifan melalui aki atau baterai.
03:47Nah, saya juga heran kok bisa detonator meledak tanpa alat pemicu.
03:53Ya, tanpa alat pemacunya.
03:55Karena kalau detonator itu diledakan, biasanya menggunakan PNT, diledakan itu harus ada alat pemicunya.
04:03Nah, ini tanpa alat pemicu.
04:04Saya tidak tahu persis apakah faktor panas dan sebagainya.
04:10Tapi kok bisa meledak di drum itu.
04:13Ini saya dengar tim investigasi sudah turun di lapangan.
04:16Dan kepastiannya nanti kita dengar saja.
04:19Baik Pak Dudung, saya konfirmasi lagi.
04:21Berarti visual lubang ini adalah salah satu lubang yang memang digunakan ataupun dibuat untuk pemusnahan.
04:31Kalau di visual ini kan kalau kita lihat, Pak Dudung, ini kan mereka memindahkan amunisi-amunisi.
04:35Ini kan dengan tangan langsung begitu.
04:37Ini memang seperti itu prosedurnya?
04:39Ya, memang kan ini amunisi afkiran ini kan sebetulnya sudah tidak aktif, tidak layak.
04:48Sehingga ini tidak bisa digunakan secara aktif.
04:55Oleh karenanya mereka pun sudah terbiasa melakukan seperti ini.
04:59Dan ini nantinya akan dimusnahkan oleh karenanya hal-hal seperti ini sudah terbiasa bagi mereka lakukan.
05:09Karena saya yakin sumbu peledaknya juga sudah dinonaktifkan oleh mereka.
05:13Namun ini harus dimusnahkan karena digunakan pun sudah tidak mungkin.
05:18Oleh karenanya jalan satu-satunya harus dimusnahkan dengan cara seperti itu.
05:23Baik. Saya ke Mas Usman Hamid.
05:26Mas Usman Hamid, yang jadi sorotan adalah terkait dengan keterlibatan warga sipil begitu.
05:32Apa yang Anda lihat dari keterlibatan warga sipil dalam pemusnahan amunisi yang akhirnya mereka pun jadi korban tewas?
05:41Ya, pertama saya ingin berbelah sungkawa untuk seluruh keluarga korban yang kehilangan anggota keluarga tercintanya
05:50di dalam insiden pelendakan amunisi di dalam kasus Cipolong atau Garut.
06:00Dan saya kira ini harus diusut.
06:03Harus diusut dengan cara yang lebih kredibel melibatkan unsur di luar TNI juga.
06:08Bagaimanapun juga semua keluarga korban dan juga masyarakat ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi.
06:13Yang dijelaskan oleh Pak Dudung tadi, hal yang bermanfaat tetapi akan jauh lebih bermanfaat
06:18seandainya hasil investigasi itu benar-benar mengumpulkan keterangan, mengumpulkan bukti, mengumpulkan petunjuk selengkap-lengkapnya.
06:26Memeriksa pelaksanaan standar operating procedure, memeriksa standar pengamanan lokasi, dan seterusnya.
06:34Itu semuanya akan jadi pembelajaran yang baik ke depan supaya tidak terulang lagi.
06:39Mengenai perlibatan warga sipil, ini juga harus diperiksa mengapa warga sipil atau warga biasa misalnya
06:46juga ikut dilibatkan di dalam katakanlah pemusnahan amunisi, pemusnahan detonator, atau pemusnahan bahan-bahan yang dianggap sudah afkir gitu.
06:59Nah, tadi kita mendengar keterangan dari TNI, misalnya Kapus Pen, kalau tidak salah, menjelaskan bahwa pelibatan warga sipil itu
07:09karena mereka sedang mencari serpihan logam.
07:13Nah, pernyataan seperti ini sebenarnya pernyataan yang terlalu tergesa-gesa, terlalu terburu-buru,
07:18sehingga ada kesan menyalahkan warga biasa yang masuk ke wilayah pemusnahan
07:25untuk mencari, katakanlah serpihan logam yang bisa diperjual belikan.
07:29Nah, di sisi lain, keterangan semacam itu justru memperlihatkan TNI tidak profesional,
07:35memperlihatkan bahwa proses pengamanan area, proses pengamanan peledakan,
07:42maaf, pemusnahan bahan peledak, pemusnahan bahan amunisi, maupun detonator, dan lain-lainnya,
07:50itu tidak dilaksanakan dengan cara-cara yang benar.
07:54Dengan kata lain, tadi Bung Anton Aliyabas di awal sudah menjelaskan, harus ada jarak yang jelas.
07:59Dalam hukum-hukum humanitar itu disebut sebagai jarak humanitar.
08:03Jadi keberadaan pasukan perang saja itu harus punya jarak yang jelas dengan komunitas penduduk warga sipil.
08:10Apalagi dalam kasus ini menyangkut bahan-bahan amunisi atau bahan-bahan peledak yang beresiko tinggi.
08:17Tentu kita mengerti bahwa bahan-bahan itu adalah bahan-bahan amunisi yang sudah kadaluarsa.
08:25Tetapi pengalaman telah menunjukkan, sejarah juga telah menunjukkan dari perang dunia pertama, perang dunia kedua,
08:31bahkan ranjau-ranjau yang dipandang sudah kadaluarsa saja, itu masih membuka kemungkinan adanya ledakan.
08:37Berarti menurut Anda, Mas Usman, adanya keberadaan warga ini menunjukkan ketidakprofesionalan TNI dalam menerapkan prosedur pemusunan amunisi.
08:49Ini yang ingin saya tanyakan kepada Dudung.
08:52Baik, begini Mas. Memang saya dapat informasi pun, inilah kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan.
09:00Dan menurut saya ini perlu kita evaluasi.
09:04Karena memang apapun kalau melibatkan masyarakat, saya mendengar informasinya bahwa pelibatan itu pada saat penggalian.
09:14Penggalian lubang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat.
09:18Namun, menurut saya memang seharusnya ini perlu kita evaluasi bahwa apapun yang dilaksanakan dalam rangka pemusnahan itu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
09:30Artinya, siapa personil yang terlibat, baik sivil, akan ada PNS-nya maupun TNI-nya.
09:38Ya, mereka saja langsung yang melakukan, yang sesuai dengan surat perintahnya.
09:42Nah, ini kalau sudah seperti ini, baru nanti akhirnya jadi muncul hal-hal yang memang perlu kita investigasi.
09:51Memang betul masyarakat-masyarakat di sekitarnya, saya mendapat informasi kalau sudah terjadi ledakan yang amunisi,
09:58itu serpihan-serpihan itu mereka saling rebutan.
10:02Tetapi itu di luar konteks, di dalam prosedur kalau menurut saya.
10:06Sehingga menurut saya TNI harus mengevaluasi bahwa ke depannya yang terlibat di dalam proses pemusnahan itu harus sesuai dengan surat perintah
10:16yang melaksanakan. Masyarakat tidak boleh lagi untuk dilibatkan demikian.
10:22Jika sesuai dengan prosedur memang masyarakat tidak dilibatkan atau tidak berada di lokasi lantas,
10:27mengapa pada saat pemusnahan ini ada masyarakat yang berada di lokasi?
10:31Ini prosedurnya akan seperti apa sebenarnya dalam pelaksanaan ini?
10:34Ini yang ingin saya bahas lagi bersama dengan Pak Dudung dan juga Mas Usman Hamid,
10:38tapi usia jadah berikut ini tetaplah bersama kami di Kompas Petang.
10:41Terima kasih untuk mengumpulkan puing-puing pasca pemusnahan amunisi ini.
10:45Apakah selama ini juga sepengetahuan Anda memang keterlibatan warga ataupun keberadaan warga ini kerap terjadi?
10:51Ya memang saya mendengar dan saya sering juga di daerah latihan itu warga itu pasti memanfaatkan kalau kita latihan nembak.
11:00Itu kan pelongsong-pelongsong itu kan kuningan, itu kan bisa dijual oleh mereka itu.
11:06Dan ini memang ke depan harus kita tertibkan.
11:10Tidak serta-merta memang setelah pada saat latihan, pada saat setelah kita selesai latihan pun mereka tuh
11:15masyarakat berbondong-bondong untuk mencari serpihan-serpihan seperti itu.
11:21Nah memang ke depan harus kita evaluasi bahwa prosedur di dalam pemusnahan itu jangan sampai melibatkan masyarakat lah.
11:31Walaupun masyarakat itu dalam proses penggalian itu diberi upah dan sebagainya,
11:37tetapi ini untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang terjadi seperti kemarin.
11:45Jadi diberikan upah seperti apa izin Pak Dudung?
11:48Ya pasti kan mereka menggali-menggali itu kan pasti adalah dikasih untuk upah masyarakat,
11:54karena menggali sumur dan sebagainya.
11:58Berarti memang keterlibatan dari warga sipil ini juga memang sejak dari awal ya,
12:04termasuk membuat lubang, kemudian mereka juga ikut mencari puing-puing pasca pemusnahan amunisi.
12:10Ya bisa jadi seperti itu, karena memang keterbatasan personil,
12:16kemudian kita penggalian itu kan memerlukan cangkul dan sebagainya,
12:22biasanya selama ini menggunakan masyarakat.
12:25Tetapi pada saat proses pemusnahan itu masyarakat jauh dari mana-mana,
12:30dan sebelumnya juga pada saat akan pemusnahan itu jauh-jauh hari sebelumnya.
12:36Nah itu kan mereka tuh kurang lebih sekitar dua minggu ada di sana itu.
12:39Nah kemudian ada hibuan-hibuan, biasanya pada saat kita latihan, apalagi ini pemusnahan.
12:45Nah saya juga belum monitor,
12:48kok sampai terjadi ada pelibatan masyarakat yang cukup banyak,
12:51dari 13 ada 9 masyarakat yang dilibatkan.
12:56Mas Usman melihatnya seperti apa?
12:58Nampaknya pelibatan ataupun keberadaan warga sipil ini memang sudah kerap terjadi
13:02pada saat pemusnahan amunisi, apakah Anda melihat di sini ada kelalaian
13:06ataupun pembiaran terkait dengan pelaksanaan prosedur pemusnahan amunisi?
13:12Ya yang pasti itu kecerobohan, itu memandang remeh proses pemusnahan amunisi.
13:19Amunisi itu bukan barang biasa, bukan logam biasa.
13:22Ya memerlukan penanganan yang hati-hati dan harus dibekali dengan keahlian.
13:28Tidak mungkin misalnya seseorang yang tidak punya pengetahuan sama sekali
13:34tentang bahan amunisi, lalu menangani proses pemusnahannya.
13:38Itu sangat berbahaya.
13:39Bukan hanya masyarakat sipil atau masyarakat biasa,
13:42tapi juga anggota TNI.
13:44Tidak semua anggota TNI kan dibekali pengetahuan dan keahlian
13:48untuk menangani amunisi.
13:49Karena itu saya kira ini harus diusut sampai tuntas gitu.
13:54Dan unsur investigasi ini harus melibatkan bukan hanya unsur di dalam TNI,
14:00tetapi juga unsur di luar TNI.
14:02Komisi 1, Komisi Bidang Pertahanan juga harus mengambil peran yang optimal
14:06untuk memastikan bahwa seluruh fakta yang terjadi di balik proses jualan ini
14:11bisa diketahui.
14:12Sehingga keluarga korban juga memiliki hak untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
14:19Komnas HAM saya kira ini juga penting untuk dibebatkan.
14:22Karena bagaimanapun juga ada kewajiban negara
14:25untuk memastikan hak hidup dari manusia itu terlindungi.
14:29Baik anggota TNI maupun warga biasa yang dalam hal ini juga menjadi korban.
14:34Bahkan kepolisian sebenarnya wajib untuk ikut terserta
14:38di dalam melakukan proses penyelidikan terhadap perkara ini.
14:41Karena kejadian itu ada di wilayah kepentingan umum,
14:46terutama di wilayah BKSDA.
14:48Tadi Pak Dudung sudah jelaskan itu.
14:50Dan itu artinya bukan di wilayah lingkungan internal militer.
14:53Dan ini ke depan dalam kebijakan pertahanan, kebijakan militer.
14:57Juga harus diperhatikan agar ada tempat-tempat yang memang disediakan oleh negara
15:01untuk perlengkapan dan segala alat utama sistem persenjataan
15:05termasuk proses pemusnahan.
15:07Karena tidak boleh sembarangan digunakan, tidak boleh sembarangan diletakkan,
15:13dan karena itu ada banyak kebutuhan untuk menyusun kebijakan yang komprehensif ke depan.
15:19Kebijakan dalam konteks penggunaan, produksi, distribusi,
15:23sampai dengan pemusnahan alat-alat bahan beledak atau misalnya bahan-bahan amunisi.
15:29Dan investigasi tidak hanya berdiri sendiri ya, tapi ada pelibatan pihak lain begitu ya Pak Usman.
15:34Saya ke Pak Dudung.
15:36Pak Dudung, apakah Anda melihat ada indikasi adanya kesalahan prosedur di situ
15:41sehingga nanti dalam investigasinya ada pihak yang harus bertanggung jawab dalam insiden ini?
15:49Evaluasinya seperti apa?
15:50Nanti akan dijawab Mas pada saat hasil investigasi.
15:57Karena memang saat ini kita belum tahu persis bagaimana kejadiannya.
16:02Namun yang jelas betul tadi kata Mas Usman,
16:05bahwa prosedur itu betul-betul harusnya dilakukan oleh tenaga-tenaga profesional.
16:10Sehingga meletakkan amunisi dan sebagainya, tidak semua tentara pun sanggup.
16:15Itu hanya kecabangan CPL atau KOP.
16:18Dan itu yang terjadi itu justru di luar dugaan itu karena apa nih Mas?
16:26Saya juga heran.
16:28Ini detonator yang kalau misalnya terjadi ledakan itu pasti harus ada alat pemicu.
16:35Itu detonator, itu sistemnya yang terjadi.
16:38Tapi kenyataannya justru detonator itu dimasukin drum, kemudian akan dipindahkan.
16:46Makanya kemungkinan besar menurut saya pihak TNI yang ada di situ juga sudah memperkirakan keterlibatan masyarakat itu.
16:54Hal-hal yang tidak mungkin terjadi.
16:56Karena kalau yang di lubang tadi yang visual tadi, itu kan tidak ada masyarakat.
17:00Itu anggota TNI, betul dan betul-betul.
17:02Sehingga kita tinggal menanti seperti apa investigasi yang dilakukan.
17:05Terkait dengan investigasi ini, terakhir Pak Usman singkat saja, Anda tadi mendorong investigasi menyeluruh.
17:10Ada pihak lain yang terlibat, siapa saja pihak-pihak ini?
17:13Yang pertama adalah Komnas HAM.
17:17Yang kedua adalah kepolisian.
17:19Dan yang ketiga, saya kira Komisi 1 DPR RI juga harus membentuk tim pencari fakta.
17:24Untuk memanggil semuanya dan meminta keterangan semua pihak.
17:28Sehingga diperoleh fakta-fakta yang lengkap.
17:31Baik itu dari kepolisian, dari TNI, dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan juga dari Komisi 1 sendiri.
17:38Sehingga bisa dirumuskan ke depan kebijakan perbaikannya dan tidak lagi terulang kembali di masa-masa yang akan datang.
17:45Baik, terima kasih.
17:47Apa nasihat khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional,
17:49Gen. Purneraan Dudung Abdurrahman dan juga Direktur Sekutif Amnesti Internasional,
17:53Pak Usman Hamid telah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
17:56Salam sehat semuanya.
17:58Terima kasih.
Jadilah yang pertama berkomentar