BANDUNG, KOMPAS.TV - Kenaikan harga kedelai impor terus terjadi dalam dua pekan terakhir.
Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat serta efek kebijakan Presiden Donald Trump disinyalir menjadi penyebab utama.
Sebelumnya, perajin tahu dan tempe membeli kedelai dengan harga Rp8.800 hingga Rp9.000 per kilogram.
Saat ini, harga kedelai impor telah naik menjadi Rp9.800 per kilogram, meski masih berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) pemerintah sebesar Rp12.000 per kilogram. Kenaikan harga yang terjadi secara konstan ini cukup membuat para perajin tahu khawatir.
Jika tren kenaikan terus berlanjut, Paguyuban Tahu Kota Bandung menyatakan siap mengambil langkah lanjutan.
Simak selengkap dampak kenaikan harga kedelai di Bandung pada tayangan berikut.
#kedelai #tahu #bandung
Baca Juga [FULL] Suasana Terkini Rumah Duka Ibunda Bimbim Slank-Duka Mendalam Para Musisi & Tokoh di https://www.kompas.tv/nasional/589633/full-suasana-terkini-rumah-duka-ibunda-bimbim-slank-duka-mendalam-para-musisi-tokoh
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/589641/harga-kedelai-impor-naik-dampak-tarif-trump-perajin-tahu-tempe-bandung-waspada
00:00Terima kasih Anda masih menyaksikan Kompas Siang.
00:03Kenaikan harga kedelai impor terus terjadi dalam dua pekan terakhir.
00:06Lemahnya rupiah terhadap dolar dan efek kebijakan Presiden Donald Trump disinyalir menjadi penyebab.
00:15Kenaikan harga kedelai impor terus terjadi.
00:18Sebelumnya, perajin tahu Tempe membeli kedelai di harga Rp8.800 hingga Rp9.000.
00:25Saat ini harga kedelai impor dibanderol dengan harga Rp9.800 per kilogramnya.
00:32Kenaikan masih di bawah harga ecaran tertinggi pemerintah Rp12.000 per kilogram.
00:37Meski begitu, kenaikan harga yang secara konstan terjadi cukup membuat khawatir para perajin tahu.
00:43Jika kenaikan terus terjadi, Pak Goyuban Tahu Kota Bandung akan mengambil langkah selanjutnya.
00:55Untuk dampaknya sih, khusus untuk ke pengrajinnya sih sekarang itu.
00:59Karena kita nggak bisa menaikan harga.
01:03Kalau kita menaikan harga, kasihan juga ke pedagang-pedagang yang keliling.
01:08Itu merasa keberatan katanya.
01:11Jadi keuntungan sih ada.
01:13Cuma untuk pas kacang kita kedelai naik, ya kita menipis lah gitu.
01:19Kalau kita kecil ukuran, otomatis kita harus bikin cetakan baru.
01:25Kalau kita harus cetakan baru, ya lumayan modalnya.
01:28Satu set itu di kisaran Rp2-3 juta.
01:33Kita ke Bandung, Jawa Barat, Saudara.
01:35Bersama jurnalis Kompas TV, Ninda Destiani dan juru kamera Andri Iskandar
01:39yang akan melaporkan soal dampak kenaikan harga kedelai.
01:42Ninda, selamat siang.
01:43Bagaimana update harga kedelai dan apa dampak yang paling terasa?
01:47Ninda, selamat siang Dipo dan juga Saudara.
01:53Seiring kenaikan harga kedelai impor di kota Bandung, ini telah terjadi kenaikannya sejak 2 minggu yang lalu.
02:01Namun ini juga cukup dikhawatirkan dan membuat resah para pengerajin, para penjual,
02:07maksud kami pengerajin atau penjual tahu dan tempe di pasar tradisional Kosambi, kota Bandung.
02:12Kemudian memang kalau setelah kami pantau langsung dari pasar tradisional Kosambi, kota Bandung ini,
02:19para pedagang tahu, tempe yang notabene ini adalah merupakan kedelai untuk bahan dasarnya.
02:27Tentu mereka juga ikut meresahkan atas kejadian kenaikan harga tersebut.
02:31Namun untuk per hari ini setelah 2 minggu naik dari harga kedelai pun,
02:36untuk tahu dan tempe ini juga justru tidak begitu, maksud kami belum berpengaruh sebegitunya ya.
02:42Kalau kami pantau tadi untuk harga tahu juga terpantau masih normal,
02:46begitu pun juga harga tempe.
02:48Untuk harga tahu ini ada pada harga senilai Rp14.000 per 10 biji untuk ukuran kecil.
02:55Untuk ukuran besar ini ada pada harga Rp20.000 untuk ukuran besar di podan juga saudara.
03:01Sedangkan untuk harga tempe sendiri maksud kami ini masih normal yakni di harga Rp10.000 per papan di podan juga saudara.
03:09Harga tersebut memang masih belum ada terjadi kenaikan atau penurunan ya selama seiring berjalannya kenaikan harga kedelai ini.
03:17Namun pedagang atau pembejual tahu TMP ini juga ikut meresahkan dan ikut khawatir akan ada kenaikan harga tahu dan TMP.
03:26Kalaupun memang nanti naiknya mereka masih memandang hal itu wajar karena memang kedelai impor juga sedang naik.
03:32Yang kemungkinan kalau naiknya masih di harga yang normal mereka masih akan mengikuti begitu.
03:38Namun kalau misalkan harganya masih di atas rata-rata ataupun terlalu tinggi begitu sehingga pedagang ataupun justru paguyuban tahu ataupun tempe mereka juga akan mengambil tindak selanjutnya langkahnya.
03:52Kalaupun memang nantinya ada kenaikan begitu tahu ataupun tempe ini juga akan dijual terpaksa pedagang ini mereka akan menaikkan harga tahu tempe.
03:59Namun kalau memang mereka tidak mau menaikkan harga tahu tempe terpaksa mereka juga harus mengurangi ukuran dari tahu ataupun tempe yang dijualnya oleh mereka di pasar-pasar tradisional Kosambi, Kota Bandung, Dipo dan juga Saudara.
04:16Selain pedagang keresahan ini juga datang dari para pembeli tahu ataupun tempe yang kemudian mereka juga mengakui bahwa memang sudah ada kenaikan dari harga kedelai import.
04:25Sehingga ini ditakutkan akan ada kenaikan di tahu tempe sehingga mereka rasanya tidak ingin kalau misalkan keduanya ini ikut naik.
04:35Dikarenakan kedua bahan pokok tersebut ini adalah lauk yang sering mungkin sering dikonsumsi ataupun dibeli oleh para ibu-ibu rumah tangga di pasaran begitu.
04:45Terlebih juga untuk tahu ataupun tempe saat ini masih di harga normal dan masih terbilang cukup murah sehingga mereka mengkhawatirkan dan meresahkan dan menyayangkan.
04:54Dan jika kemudian harga tahu dan tempe ini harus ikut naik ya Dipo dan juga Saudara.
05:00Namun memang dipredisi kemudian terkait harga tahu dan tempe ini akan mengikuti harga dari kedelai import dan akan dipredisi akan ada kenaikan harga.
05:11Namun pedagang juga masih belum mengetahui kapan kemudian mereka ini harus menaikan dari harga tahu dan tempe ini.
05:19Dipo?
05:19Kenaikan harga kedelai import dalam dua minggu terakhir ini tentu harus menjadi perhatian bagi pemerintah agar masyarakat tidak merasa resah.
05:26Terima kasih atas laporan Anda Jurnalis Kompas TV Ninda Destiani dan juga Juru Kamera Andri Iskandar.