Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utama
ACEH, KOMPAS.TV - Penanganan bencana di Aceh Tamiang, Aceh, terus dilakukan.

Pemerintah, TNI-Polri, tim relawan, hingga warga saling bahu-membahu.

Salah satu pemilik rumah makan di Aceh Tamiang yang biasa disapa Pak Pul, membagikan bantuan kepada sejumlah warga.

Di tempat usahanya yang luluh lantak tersapu banjir, Pak Pul membagikan beras, biskuit, teh, air mineral, dan kebutuhan lainnya.

Warga pun mengaku senang dan sangat terbantu.

Jumat siang, Menteri Sosial Saifullah Yusuf meninjau langsung lokasi terdampak, sekaligus mengirimkan bantuan berupa makanan, obat-obatan, tenda, hingga mendirikan dapur umum.

Menteri Sosial mengatakan pemerintah akan terus berupaya menjangkau lokasi yang masih terisolasi untuk memberikan bantuan dan mengevakuasi warga.

Data dari Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh per 5 Desember 2025 sore, tercatat sebanyak 322.289 kepala keluarga atau sekitar 1,4 juta jiwa di 18 kabupaten/kota di Aceh, 229 kecamatan dan 3.310 gampong terdampak bencana banjir.

Sebanyak 371 orang meninggal dunia dan 174 orang hilang, sementara sekitar 780 ribu orang mengungsi.

Lalu bagaimana distribusi bantuan, penanganan kesehatan, hingga evakuasi warga di Kabupaten Aceh Tamiang?

Kita akan membahasnya bersama Wakil Bupati Aceh Tamiang, Ismail.

Baca Juga Saling Bantu, Warga Agam Dirikan Dapur Umum Sedia Makan Gratis untuk Korban Banjir Sumbar di https://www.kompas.tv/regional/635725/saling-bantu-warga-agam-dirikan-dapur-umum-sedia-makan-gratis-untuk-korban-banjir-sumbar

#acehtamiang #korbanbanjir #banjirsumatera

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/635729/full-wakil-bupati-aceh-tamiang-hampir-95-persen-wilayah-dilanda-banjir-52-orang-meninggal
Transkrip
00:00PENANGANAN BENCANA DI ACEH TAMIANG
00:30Ini bantuan pribadi dari Pak Pul. Pak Pul ini orangnya sangat dermawan, beliau sangat memperhatikan masyarakat-masyarakat setempat yang mana lagi kesusahan dengan kebanjiran ini.
00:43Maka Pak Pul berinisiatif memberi bantuan kepada masyarakat, bukan bantuan dari pemerintah, tapi Pak Pul pribadi.
00:49Jumat siang, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf meninjau langsung ke lokasi terdampak sekaligus mengirimkan bantuan berupa makanan, obat-obatan, tenda, hingga mendirikan dapur umum.
01:03Menteri Sosial bilang, pemerintah akan terus berupaya menjangkau lokasi yang masih terisolasi untuk memberikan bantuan dan mengevakuasi warga.
01:10Kami dari Kementerian Sosial mengirim dukungan logistik dalam bentuk tenda, kasur, obat-obatan, dan juga makanan siap saji, menyelenggarakan dapur umum, dan lain sebagainya.
01:25Tentu ini untuk paling tidak memberikan dukungan-dukungan, kita terus berusaha untuk bisa menjangkau seluruh warga yang memang memerlukan bantuan logistik.
01:40Sementara pemulihan infrastruktur akan terus dilakukan, dan setelah itu nanti akan ada asesmen antara bupati dan seluruh stakeholder
01:50untuk memastikan dukungan-dukungan apa selanjutnya yang dibutuhkan dalam masa-masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
02:00Data dari Poskomando Tanggap Darurat Bencana Hidro Meteorologi Aceh per 5 Desember 2025 sore
02:06Tercatat sebanyak 322.289 kepala keluarga atau sekitar 1,4 juta jiwa di 18 kabupaten kota di Aceh,
02:17229 kecamatan, 3.310 gampong terdampak bencana banjir, 371 orang meninggal dunia, 174 orang hilang, dan sekitar 780 ribu orang mengungsi.
02:30Tim Liputan, Kompas TV
02:33Data hingga Jumat kemarin saudara 371 orang meninggal dunia, dan 174 orang hilang akibat bencana banjir di Provinsi Aceh.
02:51Pemerintah, relawan, dan warga saling bahu-membahu menangani banjir.
02:54Kemudian bagaimana distribusi bantuan, penanganan kesehatan, hingga evakuasi warga, khususnya di Kabupaten Aceh, Tamiang.
03:01Kami akan bergabung bersama Wakil Bupati Aceh, Tamiang, Ismail dari Sabungan Daring.
03:06Selamat pagi, Assalamualaikum Pak Ismail.
03:11Selamat pagi, Bapak.
03:14Pak Ismail, kami ingin update informasi terkait dengan jumlah korban yang ada di sana, Pak.
03:20Untuk korban meninggal dunia maupun yang masih dicari saat ini ada berapa, Pak?
03:24Korban yang meninggal dunia, yang sebenarnya itu 52 orang, Pak.
03:33Itu sudah pasti sampai pagi ini.
03:36Kemudian kami lagi mencari mengapa evakuasi.
03:40Kemudian yang hilang itu belum terdata juga, Pak.
03:45Oke, kemudian untuk jumlah warga yang mengungsi di Kabupaten Aceh, Tamiang, ada berapa, Pak?
03:54Orang yang mengungsi itu, Pak, itu lebih dari 70 persen, Pak, yang mengungsi.
04:02Karena seluruh wilayah Tamiang itu 95 persen itu terkenang panjir pada saat itu.
04:10Nah, pada saat ini, walaupun orang tidak mengungsi lagi, masyarakat tidak mengungsi,
04:15tetapi masyarakat belum bisa pulang dan bertempat tinggal di rumahnya.
04:19Dikarenakan lumpur masih selutut kita, Pak.
04:22Lebih kurang ada 50 sampai 70 cm, Pak, dalam rumah warga.
04:29Masih ada genangan lumpur di sana.
04:31Kemudian, Pak Ismail, untuk daerah yang terisolasi, hingga hari ini masih ada berapa, Pak?
04:37Untuk daerah yang terisolasi, mudah-mudahan sudah hampir tuntas, Pak.
04:47Karena semua pihak telah membantu untuk mengevakuasi daerah yang terisolasi.
04:55Namun pun demikian, kami tetap berupaya untuk terus menjemput atau menjenguk
05:01dan mengevakuasi masyarakat-masyarakat yang masih terisolasi.
05:08Kemudian, bagaimana dengan akses, Pak?
05:10Akses untuk masuk maupun menuju ke wilayah di Aceh Tamiang?
05:14Apakah sudah ada diperbaiki beberapa yang kemudian sempat putus beberapa waktu lalu?
05:23Akses jalan lintas, jalan lintas itu sudah bagus, Pak.
05:28Sudah diperbaiki semuanya.
05:30Nah, namun masih terkendala, masih ada kendaraan yang macet-macet,
05:34dikarenakan masih ada masyarakat kita yang mengungsi di jalan, misalnya, di pinggir-pinggir jalan.
05:40Dikarenakan rumahnya sudah tidak ada lagi.
05:44Kemudian, Pak...
05:44Kemudian, untuk akses ke kecamatan dan ke desa-desa...
05:49Siapa?
05:51Ya, gimana, Pak, untuk akses ke kecamatan dan desa-desa, Pak?
05:54Untuk akses ke kecamatan dan desa-desa masih terkendala, Pak.
06:02Masih ada tumbangan pohon kayu dan sampah-sampah dan lumpur yang terkenang di jalan.
06:08Sehingga, akses ke desa-desa itu belum normal, sebagaimana mestinya.
06:14Kemudian, bagaimana dengan warga yang masih bertahan hingga saat ini mungkin di rumahnya atau di pengungsian?
06:20Bagaimana kebutuhan-kebutuhan mereka, Pak?
06:22Mulai dari makanan, tempat tinggal, hingga mungkin sandang juga?
06:25Kebutuhan untuk makanan, kita telah berupaya sebagai langkah darurat, Pak.
06:38Artinya, kalau untuk ini hari mereka sudah mendapatkan makanan dan juga kami mengucapkan terima kasih atas seluruh masyarakat, elemen yang telah membantu kami, Pak.
06:49Intinya, sudah kita bagikan, walaupun belum memuaskan para pengungsi kita, Pak.
06:58Tapi, paling tidak kebutuhan dasar makanan ini sudah tersalurkan seperti itu.
07:02Lalu, bagaimana dengan kesehatan, Pak?
07:05Bagi pengungsi ataupun warga yang terdampak, bagaimana kondisi mereka saat ini?
07:13Kesehatan sangat memprihatinkan, Pak.
07:15Dikarenakan rumah sakit kami lumpuh total.
07:18Rumah sakit kami, seluruh peralatan medisnya itu habis.
07:22Obat-obatan habis.
07:24Dinas kesehatan juga demikian, Pak.
07:26Puskesmas yang ada di seluruh Tamiang itu, semua habis terendam banjir, Pak.
07:31Sehingga, peralatan medis itu tidak ada yang bisa digunakan lagi.
07:35Begitu juga dengan tenaga medisnya, rata-rata itu semua terkena musibah banjir, Pak.
07:41Dari mulai tenaga medis...
07:43Ya, intinya masalah kesehatan kritis.
07:48Oke.
07:49Dari tenaga medis sampai peralatan medis lumpuh total, Pak.
07:53Baik.
07:54Ini di rumah sakit umum daerah muda sedia ini juga masih belum bisa berfungsi optimal, Pak?
08:00Belum.
08:04Belum bisa, Pak.
08:05Belum bisa.
08:06Belum bisa berfungsi.
08:07Oke.
08:08Kemudian...
08:08Dan bukesmas juga belum bisa berfungsi, Pak.
08:11Sampai ini hari.
08:12Kemudian bagaimana dengan pasokan listrik, Pak?
08:14Baik ke rumah-rumah warga maupun ke fasilitas umum seperti rumah sakit.
08:19Apakah sudah mulai berangsur membaik atau seperti apa, Pak?
08:22Listrik belum, Pak.
08:29Belum hidup.
08:30Bisa dikatakan masih seluruh Tamiang itu listrik padam.
08:36Seluruh Tamiang belum ada bantuan genset ataupun bantuan listrik dari PLN, gitu, Pak?
08:42Belum, Pak.
08:46Belum.
08:47Cuman yang ada untuk PDAM.
08:51Ada dikasih bantuan genset, tetapi belum memadai juga.
08:55Untuk masyarakat masih padam total listriknya, Pak.
08:59Dan kita sangat berharap PLN lebih cepat.
09:03Walaupun sekarang mereka sudah bekerja optimal, Pak.
09:07Baik.
09:08Kalau untuk pasokan air bersih, bagaimana, Pak?
09:10Kemudian warga bisa memenuhi kebutuhan air bersih.
09:12Apakah dengan mengandalkan bantuan air bersih dari sejumlah pihak?
09:22Air bersih juga masih rawan, Bapak.
09:26Sekarang masyarakat kami hanya bisa menikmati air bersih dari bantuan relawan-relawan.
09:33Yang membawa, menggunakan mobil tangki.
09:37Sedangkan PDAM masih mati total, Bapak.
09:40Belum bisa difungsikan.
09:42PDAM, kemudian listrik untuk warga juga masih padam total.
09:46Kemudian, Pak Ismail, ini kan ada yang bilang bahwa dampak bencana ini melebihi tsunami yang mungkin beberapa tahun lalu terjadi.
09:55Seperti apa memang, Pak, kondisinya jika bisa Anda gambarkan dibandingkan dengan kejadian di tahun 2004?
10:02Banjir tahun ini, Pak, memang yang tidak kita sangka.
10:12Kami melihatnya tidak ubah seperti tsunami di Bandar Aceh.
10:16Karena rumah para-para anda, rumah hanyut, motor, mobil, bergentayangan, yang terbalik, yang dibawa arus, dan sebagainya.
10:25Kemudian juga perumahan masyarakat ada yang hilang, Pak.
10:29Satu desa itu hilang total, yang satu desa.
10:33Kemudian rumah-rumah itu ribuan yang hanyut.
10:35Jadi kami beranggapan ataupun seperti tsunami lah, begitulah kira-kira banjir kali ini.
10:46Baik, kemudian untuk beberapa waktu lalu, ini kan ada tiga kabupaten yang kemudian menyatakan tidak sanggup seperti itu.
10:53Ada di Pidijaya, kemudian Aceh Tengah, dan juga Aceh Selatan.
10:55Kalau dari Aceh Tamiang sendiri, untuk pemerintah kabupaten seperti apa, Pak?
10:59Apa masih bisa sanggup untuk menangani banjir di sana?
11:03Kami pada prinsipnya, walaupun pahit, tetap kami berupaya untuk memaksimalkan kembali pemerintahan Tamiang ini.
11:21Ini merupakan tanggung jawab bagi kami sebagai kepala daerah, kita tidak boleh lari dari kenyataan.
11:29Walaupun kita pahami, yang bahwasannya seandainya kita membangun kembali infrastruktur melalui APBD, jauh dari kemungkinan, Bapak.
11:41Dikarenakan seluruh fasilitas kantor pemerintahan hancur, terendam air, semuanya betuk mobilernya, komputer, dan sebagainya.
11:51Begitu juga dengan infrastruktur, ada jembatan dua, jembatan sungai Tamiang itu, yang kira-kira jembatannya itu melebih 200 meter.
12:01Itu hanyut, Pak, dua jembatan.
12:04Kemudian begitu juga infrastruktur jalan, sangat banyak yang hancur.
12:09Jadi pada prinsipnya, walaupun berat, itu merupakan kewajiban bagi kami untuk memikirkan bagaimana Tamiang ini menjadi pulih kembali.
12:19Dan saya sangat berharap kepada seluruh masyarakat Aceh Tamiang untuk bersabar dan sama-sama kita berdoa agar kiranya musibah ini cepat berlalu
12:31dan ke depannya kita mendapat solusi untuk membangun Tamiang yang lebih baik lagi.
12:38Tentunya tidak bisa sendirian Kabupaten Aceh Tamiang.
12:41Kami sangat berharap kerjasama antara pemerintah provinsi dan pusat untuk sama-sama kita membangun Aceh Tamiang ini. Begitu, Pak Pak.
12:49Baik, tapi yang paling dibutuhkan oleh Kabupaten Aceh Tamiang, bantuan dari pihak provinsi maupun pusat, apa saja ya, Pak?
12:57Putus.
12:58Pak Ismail?
13:03Bentar, Pak. Nggak dengar.
13:05Ya, Pak Ismail. Apa saja yang dibutuhkan oleh Kabupaten Aceh Tamiang, terutama dari provinsi maupun dari pusat, apa yang paling dibutuhkan?
13:19Pak Ismail?
13:21Bisa dengar suara saya, Pak, dari studio?
13:23Baik, kami mengalami gangguan komunikasi, Saudara, bersama dengan Wakil Bupati Aceh Tamiang.
13:36Tadi dari beberapa informasi yang disampaikan oleh Pak Ismail, Wakil Bupati Aceh Tamiang, bahwa pasokan listrik maupun juga air bersih masih belum mengalir, Saudara.
13:4970% warga juga masih mengungsi di sana, dan total 52 orang meninggal dunia.
14:01Dari seluruh wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Saudara, ada 95% memang wilayah yang tergenang di sana.
14:10Tidak hanya rumah warga, bahkan satu desa, ini juga disebutkan tadi hilang, tidak tersisa.
14:17Satupun rumah di sana, Saudara, kemudian jembatan, infrastruktur, bahkan kantor pemerintahan lumpuh, mereka tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-harinya, Saudara.
14:32Selain itu juga, Saudara, untuk kesehatan masih belum pulih.
14:42Bahkan rumah sakit yang ada di sana, rumah sakit paling besar di Aceh Tamiang ini belum beroperasi,
14:47karena tidak hanya alat-alat yang rusak, kemudian obat-obatan yang hanyut, terbawa banjir,
14:55namun juga tenaga kesehatan yang memang masih terdampak banjir hingga saat ini, sehingga tidak bisa memberikan layanan kesehatan.
15:03Kami kembali, siapa? Wakil Bupati Aceh Tamiang, Pak Ismail.
15:06Pak Ismail, sudah bisa mendengar suara kami, Pak?
15:08Baik, kami masih terus mencoba untuk memperbaiki komunikasi kami bersama Pak Ismail, Saudara.
15:22Sekali lagi kami sampaikan bahwa di wilayah Aceh Tamiang, ini kondisinya masih jauh dari kata kondusif,
15:31karena lagi-lagi 70 persen warga masih mengungsi, bahkan tidak ada bantuan ataupun tidak ada warga yang kembali ke rumah mereka masing-masing,
15:47karena memang rumah mereka masih tutup lumpur dan juga tidak bisa ditinggali, Saudara.
16:01Dan kami terus mencoba menghubungi Pak Ismail, Saudara, namun sepertinya memang sinyal komunikasi kami di sana terganggu.
16:13Dan kami akan nanti lanjutkan kembali, Saudara, informasi lainnya tetap bersama kami di Sapa Indonesia Pagi.
Jadilah yang pertama berkomentar
Tambahkan komentar Anda

Dianjurkan